BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Kebakkramat pada semester genap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. kemampuan penalaran dan pemecahan masalah matematis siswa melalui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian,

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian No. Kegiatan Bulan

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran dengan metode Genius Learning sedangkan kelompok yang lainnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka disusun suatu metode penelitian dan desain penelitian, sehingga apa

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi (2006:160) Metode penelitian adalah cara yang

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN X O

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, maka metode yang digunakan yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

III. METODE PENELITIAN. (variabel yang akan diuji) yaitu dengan metode pembelajaran Smart Solution,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan subyek siswa kelas X program keahlian Agribisnis Perikanan sebanyak satu

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen (experimental research).metode penelitian eksperimen ini digunakan

III. METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen yang

Transkripsi:

46 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Al-Islam 1 Surakarta kelas VII pada semester gasal. Lokasi sekolah berada di Jalan Ponconoko No. 37, Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Surakarta, Jawa Tengah. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian yang dilakukan dengan jadwal sebagai berikut: Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tahap Kegiatan Proposal Persiapan Penelitian Analisis Pembahasan Kesimpulan Waktu Penelitian Juni Juli Agst Sep Okt Nov Des Jan Feb Apr Mei Jan 2016 Feb 2016 B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Al- Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/ 2014. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1998: 104). Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas di SMP Al- Islam 1 Surakarta yaitu kelas eksperimen yang diberikan model pembelajaran pencapaian konsep (Concept Attainment Model) menggunakan media riil kelas VIIB dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa dan kelas eksperimen yang diberikan model pembelajaran pencapaian konsep (Concept Attainment Model) menggunakan media gambar kelas VIID dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa. Data yang digunakan untuk melihat keseimbangan dua kelas eksperimen adalah nilai rata-rata ulangan harian selama satu semester.

47 C. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan dua perlakuan yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh model pembelajaran pencapaian konsep menggunakan media riil, sedangkan kelompok kedua adalah siswa yang mendapatkan model pembelajaran pencapaian konsep menggunakan media gambar ditinjau dari kemampuan berpikir kognitif dan persepsi kreativitas siswa terhadap hasil belajar siswa. Desain penelitian ini menggunakan desain faktorial 2x2x2 dengan teknik analisis variansi (ANAVA) tiga jalan, yaitu rancangan penelitian yang digunakan untuk meneliti perbedaan penggunaan media riil dan media gambar yang dihubungkan dengan kemampuan berpikir kognitif dan persepsi kreativitas siswa terhadap hasil belajar. Tabel 3.2. Rancangan Penelitian Kemampuan Berpikir Abstrak (B 1 ) Kemampuan Berpikir Konkret (B 2 ) Persepsi Kreativitas Rendah (C 1 ) Persepsi Kreativitas Tinggi (C 2 ) Persepsi Kreativitas Rendah (C 1 ) Persepsi Kreativitas Tinggi (C 2 ) Concept Attainment Model (A) Media Riil Media (A 1 ) Gambar (A 2 ) A 1 B 1 C 1 A 2 B 1 C 1 A 1 B 1 C 2 A 2 B 1 C 2 A 1 B 2 C 1 A 2 B 2 C 1 A 1 B 2 C 2 A 2 B 2 C 2 Keterangan : A = Model Pembelajaran B = Kemampuan Berpikir Kognitif C = Persepsi Kreativitas Rancangan penelitian tersebut terbentuk matrik yang terdiri dari 8 sel. Secara umum setiap selnya dapat dijelaskan sebagai berikut: A 1 B 1 C 1 : Kelompok siswa yang mempunyai kemampuan berpikir abstrak dan persepsi kreativitas rendah yang diperlakukan dengan Concept Attainment Model menggunakan media riil. A 1 B 1 C 2 : Kelompok siswa yang mempunyai kemampuan berpikir abstrak

48 dan persepsi kreativitas tinggi yang diperlakukan dengan Concept Attainment Model menggunakan media riil. A 1 B 2 C 1 : Kelompok siswa yang mempunyai kemampuan berpikir konkret dan persepsi kreativitas rendah yang diperlakukan dengan Concept Attainment Model menggunakan media riil. A 1 B 2 C 2 : Kelompok siswa yang mempunyai kemampuan berpikir konkret dan persepsi kreativitas tinggi yang diperlakukan dengan Concept Attainment Model menggunakan media riil. A 2 B 1 C 1 : Kelompok siswa yang mempunyai kemampuan berpikir abstrak dan persepsi kreativitas rendah yang diperlakukan dengan Concept Attainment Model menggunakan media gambar. A 2 B 1 C 2 Kelompok siswa yang mempunyai kemampuan berpikir abstrak dan persepsi kreativitas tinggi yang diperlakukan dengan Concept Attainment Model menggunakan media gambar. A 2 B 2 C 1 Kelompok siswa yang mempunyai kemampuan berpikir konkret dan persepsi kreativitas rendah yang diperlakukan dengan Concept Attainment Model menggunakan media gambar. A 2 B 2 C 2 Kelompok siswa yang mempunyai kemampuan berpikir konkret dan persepsi kreativitas tinggi yang diperlakukan dengan Concept Attainment Model menggunakan media gambar. D. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan pada penelitian ini mencakup tiga variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu: 1. Variabel Bebas Variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini adalah model pembelajaran pencapaian konsep (Concept Attainment Model) menggunakan media riil dan media gambar.

49 a. Definisi Operasional 1) Concept Attainment Model Model pembelajaran merupakan pendekatan alternatif yang dapat dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran, dikembangkan untuk membuat siswa belajar lebih efektif, dan perangkat evaluasi unggul saat guru ingin mengetahui sejauh mana siswa mampu menguasai gagasan-gagasan penting yang mereka ajarkan. Model ini dengan cepat memberikan laporan tentang kedalaman pemahaman siswa sekaligus memperkuat pengetahuan mereka sebelumnya. Model pembelajaran pencapaian konsep didesain oleh Joyce & Weil didasarkan pada hasil riset Jerome Bruner dengan maksud bukan saja didesain untuk mengembangkan kemampuan berpikir, tetapi juga untuk menganalisis dan mengembangkan konsep pada diri siswa. 2) Media Riil Media asli merupakan obyek sebenarnya yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran. Cakupan media asli dalam pembelajaran IPA sangat luas, mulai dari bagian kecil obyek sampai obyek utuh lengkap dengan habitatnya. Berdasarkan ukurannya mulai dari obyek yang besar sampai dengan obyek mikroskopis yang hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Media asli sering juga disebut sebagai obyek nyata (riil), dalam kaitan materi IPA adalah makhluk hidup utuh atau bagian-bagiannya. 3) Media Gambar Menurut Arsyad (2002), media gambar menimbulkan daya tarik siswa, dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk nyata, menyingkat uraian, memperjelas bagian-bagian yang penting, serta mudah disesuaikan dengan materi pelajaran. Media gambar mampu memproyeksi ukuran benda yang sebenarnya sehingga siswa mempunyai gambaran akan konsep yang dijelaskan oleh guru melalui media gambar tersebut (Hamzah, 1987: 27). Penggunaan media gambar dalam pembelajaran juga memiliki beberapa keunggulan. Media gambar merupakan media pembelajaran yang dapat menunjukkan gambaran keadaan tertentu dimasa lalu ataupun dimasa mendatang. Hal-hal yang abstrak yang tidak dapat dihadirkan dalam pembelajaran di kelas dapat terwakili dengan adanya

50 media gambar. Keunggulan lain yaitu media gambar juga dapat mengatasi ruang dan waktu, misalnya kejadian sejarah dimasa lalu. b. Simbol = A 2. Variabel Moderator Variabel moderator yang dipakai dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kognitif dan persepsi kreativitas siswa. a. Definisi Operasional 1) Kemampuan Berpikir Kognitif Edgar Dale membuat jenjang konkret-abstrak dengan dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa sebagai pengamat nyata, dilanjutkan ke siswa sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan simbol. Jenjang konkret-abstrak ini ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman (cone of experiment). Pada tahap operasional konkret, siswa mulai untuk dapat memandang dunia secara obyektif dan berorientasi secara konseptual. Berpikir secara opearsional konkret dapat dipandang sebagai tipe awal berpikir ilmiah. Baik dari hasil penelitian maupun pengalaman praktis menunjukkan bahwa siswa kelas VII SMP (usia 11-15 tahun), sebagian besar siswa mulai bergeser dari sekedar menamai dan mengelompokkan benda-benda menuju ke kemampuan dalam hal memerikan, mengorganisasi, dan menghubungkan sifat-sifat benda. 2) Persepsi Kreativitas Kreativitas merupakan sesuatu yang sangat berharga di dalam setiap usaha manusia, sebab kreativitas dapat ditemukan dan dihasilkan berbagai pemikiran, teori dan pendekatan baru yang sangat berguna bagi kehidupan. Tanpa kreativitas, tidak akan ada kemajuan yang berarti di dalam kehidupan, yang ada hanya merupakan pengulangan-pengulangan terhadap pola-pola yang sama. b. Simbol = B untuk kemampuan berpikir kognitif, C untuk persepsi kreativitas siswa

51 3. Variabel Terikat Hasil belajar berperan sebagai variabel terikat. Skala pengukuran hasil belajar yang diambil menggunakan skala interval. Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini hasil belajar afektif, kognitif, dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran IPA dengan materi Klasifikasi Makhluk Hidup. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan tes dan non tes. Tes digunakan untuk mengetahui skor kemampuan berpikir kognitif dan hasil belajar. Teknik non tes menggunakan angket dan observasi. Pada penelitian ini angket digunakan untuk mengetahui tingkat kreativitas siswa. 1. Teknik Observasi Pengamatan (observasi) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati dan mancatat secara sistematik. Menurut Wakitri (2000: 19), pengamatan adalah cara mengevaluasi dengan jalan panca indera dan pencatatan secara sistematis, logis, dan nasional mengenai fenomena yang tampak pada tingkah laku siswa. 2. Teknik Tes Tes adalah serentetan pertanyaan/alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan intelegasi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi, 1998). Metode tes ini digunakan untuk menentukan kemampuan atau hasil belajar siswa pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup. 3. Teknik Angket Angket yang digunakan adalah angket tertutup. Angket tertutup merupakan angket yang menghendaki jawaban pendek atau jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu. Daftar pernyataan atau pertanyaan disusun dengan disertai alternatif jawaban, responden diminta untuk memilih salah satu jawaban dari alternatif yang sudah disediakan. Angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang persepsi kreativitas siswa.

52 F. Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian adalah: 1. Instrumen Pelaksanaan Penelitian a. Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah suatu rencana guru yang mampu menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup rencana pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri dari satu atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih. RPP dalam penelitian ini memuat mata pelajaran pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup. c. Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa (LKS) digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang berisi petunjuk-petunjuk kerja dan pertanyaan-pertanyaan. Penggunaan LKS mendukung perubahan dari pembelajaran yang bersifat guru sentris menjadi siswa sentris, yaitu kegiatan pembelajaran yang bisa dilakukan di dalam kelas maupun di laboratorium, siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing untuk menemukan jawaban sendiri. Peran guru adalah sebagai fasilitator dan membimbing siswa dalam melakukan proses penemuannya, sehingga dengan adanya LKS tersebut siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. 2. Instrumen Pengambilan Data a. Soal Tes Hasil Belajar Instrumen yang digunakan pengambilan data hasil belajar adalah tes. Metode tersebut disusun berdasarkan kurikulum KTSP. Tes yang diujikan berupa

53 tes obyektif sebanyak 30 soal berbentuk pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban. Skor jawaban bernilai 1 apabila menjawab benar pada tiap soal sedangkan bernilai 0 apabila salah menjawab dalam masing-masing soal. b. Pertanyaan Kemampuan Berpikir Kognitif Instrumen yang digunakan sebagai pengambilan data kemampuan berpikir kognitif siswa berupa pertanyaan dengan menjawab soal yang sudah diujicobakan dengan jumlah soal sebanyak 30 pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban. c. Pertanyaan Angket Persepsi Kreativitas Instrumen yang digunakan sebagai pengambilan data persepsi kreativitas siswa adalah angket. Siswa mengisi angket yang sudah diujicobakan dengan jumlah pertanyaan sebanyak 30 dengan 5 alternatif jawaban. d. Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik Instrumen yang digunakan sebagai pengambilan data hasil belajar afektif dan psikomotorik adalah lembar observasi yang diisi langsung pada saat pembelajaran oleh observer. G. Uji Coba Instrumen Pengambilan Data Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian perlu diuji coba terlebih dahulu pada kelas yang tidak digunakan untuk penelitian. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut telah memenuhi persyaratan instrumen yang baik, diantaranya instrumen yang baik dan reliabel, serta untuk mengetahui kualitas instrumen tes dilakukan pula analisis soal yang meliputi tingkat kesukaran dan daya pembeda. Pada penilaian kognitif menggunakan tes obyektif, soal pilihan ganda dengan lima pilihan. Skala penilaian menggunakan skala 100, dengan penilaian jawaban benar dibagi jumlah soal kemudian dikalikan dengan 100. Sebelum diigunkan dalam penelitian, instrumen penilaian kognitif diuji cobakan terlebih dahulu untuk menguji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda soal.

54 1. Kemampuan Berpikir Kognitif a. Uji Validitas Uji validitas pada soal kemampuan berpikir kognitif, dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini: Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Kemampuan Berpikir Kognitif Variabel Kriteria Nomor Soal Total 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, Valid 15, 16, 17, 18, 19, 20, 23, 25, 26, 27, 32 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 38, 40 Soal Kemampuan Berpikir Kognitif Tidak Valid 1, 11, 21, 22, 24, 33, 35, 37, 39 8 Jumlah 40 Uji validitas tes kemampuan berpikir kognitif terdapat hasil 32 soal dinyatakan valid dipakai penelitian dan 8 soal dinyatakan tidak valid. Soal yang dinyatakan valid digunakan untuk penelitian diambil sebanyak 30 soal, 8 soal tidak valid, dan 2 soal yang valid sisanya tidak terpakai. b. Uji Reliabilitas Hasil Uji Reliabilitas Kemampuan Berpikir Kognitif dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini: Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Kemampuan Berpikir Kognitif Variabel Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria Kemampuan Berpikir Kognitif 40 0,84 Tinggi Perhitungan reliabilitas menunjukkan angka 0,84 berarti berada pada rentang nilai 0,71 0,90 yang artinya instrumen kemampuan berpikir kognitif memiliki reliabel tinggi. 2. Persepsi Kreativitas a. Uji Validitas Uji validitas pada angket persepsi kreativitas, dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini:

55 Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Angket Persepsi Kreativitas Variabel Kriteria Nomor Soal Total Valid 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 25, 26, Persepsi 27, 28, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 33 Kreativitas 38, 39, 40 Tidak Valid 6, 9, 14, 20, 24, 29, 30 7 Jumlah 40 Hasil validitas angket persepsi kreativitas menunjukan ada 33 soal valid dan 4 soal tidak valid. Keputusannya adalah dipakai 30 soal valid untuk penelitian, untuk 3 soal valid lainnya tidak dipakai. b. Uji Reliabilitas berikut ini: Hasil uji reliabilitas angket persepsi kreativitas dapat dilihat pada tabel 3.6 Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Angket Persepsi Kreativitas Variabel Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria Persepsi Kreativitas 30 0,75 Tinggi Perhitungan reliabilitas menunjukkan angka 0,75 berarti berada pada rentang nilai 0,71 0,90 yang artinya instrumen angket persepsi kreativitas memiliki reliabel tinggi. 3. Tes Hasil Belajar a. Uji Validitas Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur atau dengan kata lain sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang

56 terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Agar memiliki validitas isi, instrumen tes hasil belajar menurut Budiyono (2005: 58) harus memperhatikan: 1) bahan uji (tes) harus merupakan sampel yang representatif untuk mengukur sampai seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai ditinjau dari materi yang diajarkan maupun dari sudut proses belajar, 2) titik berat materi yang diujikan harus seimbang dengan titik berat materi yang telah diajarkan, 3) tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak atau belum diajarkan untuk menjawab soal-soal ujian dengan benar. Untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi atau tidak, biasanya dilakukan dengan cara penilaian yang dilakukan oleh para pakar dan semua kriteria penelaahan instrumen tes harus disetujui oleh validator. r xy = Keterangan: r xy x y N = koefisien korelasi suatu item = skor nilai tertentu = skor total = jumlah subjek (Arikunto, 2006: 72) Hasil yang diperoleh dari perhitungan, dikonsultasikan dengan tabel harga kritik r product moment, sehingga dapat diketahui kriteria item. Kriteria item dinyatakan valid apabila: r xy r tabel, item pertanyaan disebut valid. r xy r tabel, item pernyataan disebut tidak valid. Validitas soal (r xy ) dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 3.7 Klasifikasi Validitas Soal Nilai r xy Kualifikasi 0,91 1,00 Sangat tinggi 0,71 0,90 Tinggi 0,41 0,70 Cukup 0,21 0,40 Rendah Negatif 0,20 Sangat rendah

57 Hasil uji validitas instrumen tes hasil belajar yang telah dilakukan terangkum dalam tabel 3.8 berikut ini: Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Tes Hasil Belajar Variabel Kriteria Nomor Soal Total 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 32 Soal Materi Valid 16, 17, 18, 19, 20, 23, 25, 26, 27, 28, Klasifikasi 29, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 38, 40 Makhluk Tidak Valid 1, 11, 21, 22, 24, 33, 35, 37, 39 8 Hidup Jumlah 40 Uji validitas tes hasil belajar dengan menggunakan rumus di atas, terdapat hasil 32 soal dinyatakan valid dipakai penelitian dan 8 soal dinyatakan tidak valid. Soal yang dinyatakan valid digunakan untuk penelitian diambil sebanyak 30 soal, 8 soal tidak valid dan 2 soal yang valid sisanya tidak terpakai. b. Uji Realiabilitas Soal dinyatakan reliabel apabila memberikan hasil yang relatif sama saat dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang berbeda pada waktu berlainan. Uji reliabilitas pada instrumen tes kemampuan berpikir kognitif dan hasil belajar. r n = Keterangan: r n = koefisien reliabilitas n = jumlah butir soal S1 2 = varian total p = proporsi siswa yang menjawab soal dengan benar q = proporsi siswa yang menjawab soal dengan salah pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q Uji reliabilitas pada instrumen angket menggunakan rumus Cronbach Alpha r p = Keterangan: b = banyaknya soal 2 DB j = variansi skor seluruh soal menurut skor siswa perorangan

58 DB i 2 = variansi skor soal tertentu DB j 2 = variansi skor seluruh soal menurut skor soal tertentu Hasil yang diperoleh dari perhitungan, dikonsultasikan dengan tabel harga kritik r 11 product moment dengan taraf signifikansi 5%, maka diperoleh dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika harga r 11 r tabel, maka keputusannya butir soal dikatakan reliabel 2. Jika harga r 11 r tabel, maka keputusannya butir soal dikatakan tidak reliabel Hasil perhitungan nilai reliabilitas dengan persamaan alpha dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 3.9 Klasifikasi Validitas Soal Nilai r xy Kualifikasi 0,91 1,00 Sangat tinggi 0,71 0,90 Tinggi 0,41 0,70 Cukup 0,21 0,40 Rendah Negatif 0,20 Sangat rendah Hasil uji reliabilitas instrumen tes hasil belajar yang telah dilakukan terangkum dalam tabel 3.10 berikut ini: Tabel 3.10 Reliabilitas Hasil Belajar Variabel Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria Soal Klasifikasi Makhluk Hidup 40 0,84 Tinggi Perhitungan reliabilitas menunjukkan angka 0,84 berarti terdapat pada rentang nilai 0,71 0,90 yang artinya instrumen ini memiliki reliabilitas tinggi. c. Uji Taraf Kesukaran Butir Soal Soal yang baik untuk digunakan sebagai alat ukur adalah soal yang mempunyai derajat kesukaran yang memadai, dalam arti soal tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Derajat kesukaran soal dapat ditunjukkan dengan indeks kesukaran, yaitu bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Indeks kesukaran soal dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

59 Persamaan (3.5) merupakan persamaan untuk menentukan tingkat kesukaran suatu soal yang dinyatakan dengan nilai IK. Indeks kesukaran soal (IK) merupakan nilai perbandingan antara jumlah siswa yang menjawab benar (B N ) dengan jumlah keseluruhan siswa (N). Dengan demikian, indeks kesukaran soal dipengaruhi oleh jumlah siswa yang menjawab benar dan jumlah keseluruhan siswa. Semakin banyak jumlah siswa yang menjawab benar suatu soal maka semakin besar pula nilai IK pada soal tersebut, begitu juga sebaliknya. Menurut ketentuan indeks kesukaran dibuat klasifikasi seperti ditunjukan Tabel 3.11 berikut ini: Tabel 3.11 Klasifikasi Indeks Kesukaran Nilai r xy Kualifikasi 0,91 1,00 Mudah Sekali 0,71 0,90 Mudah 0,41 0,70 Sedang 0,21 0,40 Sukar Negatif 0,20 Sukar Sekali Uji taraf kesukaran hanya diujikan pada instrumen yang berbentuk tes karena instrumen tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Perlu adanya gambaran dari hasil uji taraf kesukaran ini untuk mengetahui distribusi tingkat kesukaran soal. Instrumen tes dikatakan memiliki distribusi tingkat kesukaran soal yang baik jika soal dengan kategori sedang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan soal kategori sulit dan mudah. Sebagai gambaran, distribusi tingkat kesukaran instrumen tes yang baik harus mengikuti bentuk kurva normal. Karena soal dengan kategori mudah jumlahnya lebih banyak, maka langkah yang harus ditempuh adalah memilih beberapa soal kategori mudah untuk kemudian dinaikkan tingkat kesukarannya menjadi soal dengan kategori sedang atau sulit. Tujuannya agar distribusi soal dengan tingkat kesukaran mudah, sedang, dan sulit dapat mengikuti kaidah bentuk kurva normal.

60 Hasil uji taraf kesukaran soal instrumen penilaian hasil belajar dari 40 butir soal dengan menggunakan software program Microsoft Exel mempunyai klasifikasi sebagai berikut : Tabel 3.12 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Hasil Belajar Tingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah Soal Jumlah Soal Dipakai Mudah 1, 3, 4, 5, 10, 12, 13, 17, 20, 21, 28, 31, 38 13 11 Sedang 8, 9, 15, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40 19 12 Sukar 2, 6, 7, 11, 14, 16, 26, 27 8 7 Jumlah 40 30 Hasil uji taraf kesukaran yang digunakan untuk tes hasil belajar pada penelitian, jumlah soal yang dipakai diperoleh 11 soal mudah, 12 soal sedang, dan 7 soal sukar. d. Uji Daya Pembeda Butir Soal Daya pembeda (D) soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi (pandai) dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah (kurang pandai). Untuk menghitung daya beda soal pada penelitian ini digunakan persamaan berikut: Keterangan: BA BB JA JB D = B A B B J A - J B = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar = banyaknya peserta kelompok atas (27% dari jumlah sampel) = banyaknya peserta kelompok bawah (27% dari jumlah sampel) Daya pembeda (D) diklasifikasikan ke dalam kriteria: minus (-) sampai 0,00 = tidak punya DP (sangat jelek) 0,0001 0,19 = jelek

61 0,2 0,4 = baik 0,4 = sangat baik Hasil uji daya beda instrumen penelitian hasil belajar terangkum dalam tabel 3.13 Penghitungan daya pembeda atau indeks diskriminan dengan menggunakan software program Microsoft Exel diperoleh data sebagai berikut: Tabel 3.13 Hasil Uji Coba Indeks Daya Beda Instrumen Tes Jumlah Daya Pembeda Soal Soal Sangat Baik Baik Jelek Sangat Jelek 40 6 27 7 0 H. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis Dalam penelitian ini untuk menganalisa data digunakan analisis varian (anava) tiga jalan. Namun sebelum dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Teknik analisis data menggunakan Analisis Varians (Anava) tiga jalan 2x2x2 dengan variabel bebas, kemampuan berpikir kognitif, dan persepsi kreativitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data hasil belajar, kemampuan berpikir kognitif, dan persepsi kreativitas berdistribusi normal atau tidak. Adapun prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis Hipotesis nol (H 0 ) adalah sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal, dan hipotesis alternatif (H 1 ) adalah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2) Menetapkan uji statistik Uji normalitas terhadap prestasi belajar aspek kognitif dengan menggunakan uji Ryan Joiner (RJ), yang perhitungannya dilakukan dengan program SPSS 16.

62 3) Menentukan taraf signifikansi α Taraf signifikansi merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar peluang terjadinya kesalahan analisis. Pada uji normalitas ini taraf signifikansi (α) ditetapkan = 0,05. 4) Menetapkan keputusan uji Keputusan uji normalitas ditentukan dengan kriteria uji: tolak hipotesis nol, jika signifikansi (α) > 0,05. b. Uji Homogenitas Untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak digunakan uji homogenitas. Pengujian yang dilakukan antara lain homogenitas hasil belajar dengan kemampuan berpikir kognitif, homogenitas hasil belajar dengan persepsi kreativitas dan homogenitas hasil belajar dengan media riil dan gambar yang dihitung dengan menggunakan software SPSS versi 16. 1. Menentukan hipotesis Hipotesis nol (H 0 ) adalah sampel berasal dari populasi yang tidak homogen, dan hipotesis alternatif (H 1 ): sampel berasal dari populasi yang homogen. 2. Menentukan keputusan uji Keputusan uji homogenitas ditentukan dengan kriteria uji tolak hipotesis nol jika signifikansi > 0,05. 2. Uji Hipotesis Data penelitian yang dilakukan pada pengujian hipotesis ini menggunakan Uji Kruskal-Wallis Test dari software SPSS versi 16. Uji ini dilakukan karena pada penelitian terdapat data yang tidak normal dan data tidak homogen. 1) Menentukan Hipotesis a) Hipotesis nol (H 0 ) H 0 1 : Tidak terdapat pengaruh perbedaan pembelajaran IPA menggunakan Concept Attainment Model dengan media riil dan media gambar

63 terhadap hasil belajar siswa pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup. H 0 2 : Tidak terdapat pengaruh perbedaan kemampuan berpikir kognitif terhadap hasil belajar siswa pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup. H 0 3 : Tidak terdapat pengaruh tingkat persepsi kreativitas siswa antara siswa yang memiliki persepsi kreativitas tinggi dan rendah pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup. H 0 4 : Tidak terdapat pengaruh interaksi antara pembelajaran IPA penggunaan Concept Attainment Model dengan media riil dan media gambar dengan kemampuan berpikir kognitif siswa terhadap hasil belajar pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup. H 0 5 : Tidak terdapat pengaruh interaksi antara pembelajaran IPA penggunaan Concept Attainment Model dengan media riil dan media gambar dengan persepsi kreativitas siswa terhadap hasil belajar pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup. H 0 6 : Tidak terdapat pengaruh interaksi antara kemampuan berpikir kognitif dengan persepsi kreativitas siswa terhadap hasil belajar pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup. H 0 7 : Tidak terdapat pengaruh interaksi antara pembelajaran IPA penggunaan Concept Attainment Model dengan media riil dan media gambar dengan kemampuan berpikir kognitif dan persepsi kreativitas siswa terhadap hasil belajar pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup. b) Hipotesis alternatif (H 1 ) H 1 1 : Terdapat pengaruh perbedaan pembelajaran IPA menggunakan Concept Attainment Model dengan media riil dan media gambar terhadap hasil belajar siswa pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup.

64 H 1 2 : Terdapat pengaruh perbedaan kemampuan berpikir kognitif terhadap hasil belajar siswa pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup. H 1 3 : Terdapat pengaruh tingkat persepsi kreativitas siswa antara siswa yang memiliki persepsi kreativitas tinggi dan rendah pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup. H 1 4 : Terdapat pengaruh interaksi antara pembelajaran IPA menggunakan Concept Attainment Model dengan media riil dan media gambar dengan kemampuan berpikir kognitif siswa terhadap hasil belajar pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup. H 1 5 : Terdapat pengaruh interaksi antara pembelajaran IPA penggunaan Concept Attainment Model dengan media riil dan media gambar dengan persepsi kreativitas siswa terhadap hasil belajar pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup. H 1 6 : Terdapat pengaruh interaksi antara kemampuan berpikir kognitif dengan persepsi kreativitas siswa terhadap hasil belajar IPA pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup. H 1 7 : Terdapat pengaruh interaksi antara pembelajaran IPA penggunaan Concept Attainment Model dengan media riil dan media gambar dengan kemampuan berpikir kognitif dan persepsi kreativitas siswa terhadap hasil belajar pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup. 2) Menetapkan Uji Statistik Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Variansi (Anava) tiga jalan dengan General Linear Model (GLM) yang perhitungannya dilakukan dengan program SPSS 16.

65 3) Menentukan Taraf Signifikansi α Taraf signifikansi merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar peluang terjadinya kesalahan analisis. Pada uji hipotesis ini, taraf signifikansi (α) yang digunakan adalah 0,05 atau 5%. 4) Menetapkan Keputusan Uji Keputusan uji hipotesis ditentukan dengan kriteria: jika Sig.> 0,05 maka hipotesis nol (H 0 ) ditolak. b. Uji Lanjut Uji lanjut hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan Post Hoc Test. Uji lanjut ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diteliti.