BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. oleh sebuah perusahaan untuk mengelola strategi-strategi perusahaan. Sistem

DAFTAR ISI. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Waktu dan Lokasi Penelitian Konsep Dasar Balanced Scorecard...

BAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kinerja usahanya yang dapat bertahan dan menghasilkan keuntungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Efektivitas dan efisiensi sistem perbankan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Semakin meningkatnya proses globalisasi, menjadikan manajemen suatu

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasuki lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, manajemen. mampu bersaing dan berkembang dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. akan mampu bertahan di tengah-tengah kompetisi dan turbulensi dunia bisnis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai bisnis, dewasa ini kita dapat merasakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan kebutuhan mereka. Negara kita adalah salah satu dari Negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

ABSTRAK. : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam perusahaan dengan tujuan untuk memotivasi karyawan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. berdampak negatif bagi perusahaan. memilih pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. KERETA API INDONESIA DAOP VII MADIUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT. BHANDA GHARA REKSA KANTOR PUSAT JAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

ABSTRAK. Kata Kunci : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi

PENGGUNAAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALTERNATIF ALAT UKUR KINERJA BKK KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan utama dari organisasi sektor publik adalah bagaimana

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendukung berkembangnya sektor pertanian dan peternakan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK CABANG MAKASSAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk kepentingan jangka panjang. Jika perusahaan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Farah Esa B

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak dan secara psikologis membantu proses penyembuhan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian sesuai dengan selera konsumen pelanggan Hansen

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan hasil yang optimal serta mampu menjaga kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Saat didirikan, pada umumnya perusahaan memiliki tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam menerapkan tujuan organisasi adalah dambaan bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan kinerja keuangan untuk mengukur kinerja aktiva-aktiva tidak berwujud

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

yang ada dalam perusahaan. Perubahan tersebut bersifat global dan hanya perusahaan

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

KESIMPULAN DAN SARAN 1 BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap strategi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditur, karyawan, pemerintah, dan pelanggan. Implikasinya,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembang sedemikian rupa, hingga melewati batas-batas wilayah dan antar negara. Kondisi yang demikian tentunya akan menciptakan suatu lingkungan yang kompetitif bagi kalangan industri. Suasana persaingan yang ketat akan menuntut perusahaan untuk lebih efisien dan efektif dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya guna meraih keunggulan kompetitif. Melihat kecenderungan persaingan yang menuju kepada need consumer yang semakin bervariasi maka diperlukan keahlian memanfaatkan sumber daya perusahaan secara maksimal dimana di lain sisi kebutuhan untuk bertumbuh semakin wajib untuk dilaksanakan. Selain itu, perusahan harus mampu mengelola lima faktor produksi utama yang dibutuhkan untuk yang dibutuhkan oleh suatu organisasi agar dapat beroperasi secara maksimal. Kelima faktor produksi atau biasa dikenal sebagai Model 5 M adalah man (manusia) yang merujuk pada manusia sebagai tenaga kerja, machines (mesin) yang merujuk pada mesin sebagai alat penunjang kegiatan perusahaan baik operasional maupun nonoperasional, money (uang atau modal) yang merujuk pada uang sebagai mdal untuk pembiayaan seluruh kegiatan perusahaan, method (metode atau prosedur) yang merujuk pada metode sebagai panduan pelaksanaan kegiatan perusahaan, dan materials (bahan baku) yang merujuk pada bahan baku sebagai unsure utama untuk diolah sampai menjadi produk akhir untuk Bab I Pendahuluan 1

Bab I Pendahuluan 2 diserahkan kepada konsumen. Untuk mengelola kemampuan sumber daya perusahaan tersebut diperlukan sebuah sistem manajemen strategik yang mampu memaksimalkan potensi sumber daya yang ada. Terdapat satu metodologi yang sering digunakan guna memaksimalkan kemampuan sumber daya perusahaan adalah dengan memanfaatkan balanced scorecard. Balanced scorecard adalah suatu alat ukur manajemen yang digunakan untuk mendongkrak kemampuan organisasi dalam melipatgandakan kinerja keuangan (Mulyadi, 2001:1). Balanced scorecard merupakan salah satu metode pengukuran kinerja yang menjabarkan visi dan strategi perusahaan ke dalam tujuan operasional dan seperangkat tolok ukur kinerja untuk 4 perspektif yang berbeda, yaitu perspektif keuangan (financial perspective), perspektif pelanggan (customer perspective), perspektif proses internal bisnis (internal business process perspective) dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective). Metode balanced scorecard menyatakan seluruh proses kerja dalam sebuah perusahaan menjadi bagian dari suatu sistem yang terintegrasi, sehingga dapat menggambarkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Balanced scorecard menyimpan potensi luar biasa dalam mendongkrak kinerja keuangan perusahaan. Balanced scorecard mampu menerjemahkan strategi ke dalam sasaran-sasaran strategik yang komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur. Manajemen perusahaan yang mampu memahami dan memanfaatkan sasaran-sasaran strategik yang komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur itu akan memiliki kemampuan untuk menghasilkan outstanding financial returns dalam jangka panjang. Akan tetapi, hal tersebut menjadi terhambat oleh kelemahankelemahan manajemen, seperti: (1) kurangnya kesadaran tentang tujuan utama perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan; (2) kurangnya kemampuan

Bab I Pendahuluan 3 manajemen dalam menciptakan outstanding financial returns dalam jangka panjang; (3) kurangnya kesadaran manajemen tentang pentingnya sistem manajemen sebagai alat untuk merealisasikan ide-ide cemerlang dalam menjalankan bisnis; (4) kurangnya keberanian manajemen dalam melakukan eksperimen pemanfaatan balanced scorecard sebagai alat untuk membangun perusahaan dalam menghasilkan outstanding financial returns dalam jangka panjang. Masih banyak manajer-manajer perusahaan yang menjalankan usahanya dengan sistem manajemen yang seakan-akan berorientasi pada masa yang lalu dan belum berorientasi pada masa depan (Mulyadi, 2001:xx). Sistem manajemen yang dilaksanakan oleh banyak perusahaan sekarang ini lebih memfokuskan pada kinerja keuangan yang diukur secara periodik dimana indikator-indikator yang terpenting adalah biaya-biaya yang dikeluarkan. Padahal menurut Mulyadi (2001;37), untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif dan turbulen, perusahaan memerlukan tipe perencanaan yang tidak sekadar merespon perubahan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, tetapi tipe perencanaan yang menciptakan masa depan perusahaan melalui perubahan-perubahan yang dilaksanakan sejak sekarang. Oleh karena itu, setiap manajemen perusahaan memerlukan sistem manajemen sebagai suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik kinerja perusahaan dan dapat digunakan untuk membuat peta perjalanan bisnis dalam membangun masa depan perusahaan. Balanced scorecard sebagai salah satu produk dari kemajuan teknologi informasi yang dapat diterapkan pada sistem manajemen strategik perusahaan, mampu menerjemahkan visi, misi, dan strategi perusahaan ke dalam sasaran dan tujuan strategik serta ukuran kinerja operasional. Balanced scorecard memberikan

Bab I Pendahuluan 4 rerangka yang jelas dan masuk akal bagi seluruh personel perusahaan untuk menghasilkan kinerja keuangan melalui perwujudan berbagai kinerja nonkeuangan, dan melalui teknologi informasi, balanced scorecard dikomunikasikan ke seluruh personel, serta koordinasi dalam mewujudkan berbagai sasaran strategik yang telah ditetapkan dapat dilakukan (Mulyadi, 2001:10). Balanced scorecard memberikan suatu cara untuk mengkomunikasikan strategi perusahaan, dengan tidak hanya memperhatikan pengukuran keuangan saja, melainkan pengukuran nonkeuangan untuk mencapai keberhasilan jangka panjang perusahaan. Konsep ini menguraikan suatu sistem pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan satu kesatuan perspektif-perspektif yang tidak dapat dipisahkan, seperti: perspektif finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan, yang merupakan penjabaran dari apa yang menjadi visi, misi, dan strategi perusahaan jangka panjang, serta merupakan indikator pengukuran keberhasilan kinerja yang saling melengkapi dan saling memiliki hubungan sebab akibat. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang sudah ada dengan judul Manfaat Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan, oleh Rusdaya Rosa Naibaho tahun 2005 bahwa efektivitas kinerja perusahaan sesudah penerapan balanced scorecard adalah cukup efektif. Dengan pendekatan balanced scorecard, manajemen akan memperoleh informasi efektivitas kinerja yang lebih komprehensif, dengan pendekatan balanced scorecard manajemen dapat melakukan suatu simulasi dari keempat perspektif (keuangan, konsumen, proses bisnis internal dan pertumbuhan pembelajaran) yang dapat digunakan sebagai landasan bagi pengambilan keputusan untuk melakukan tindakan-tindakan perbaikan dalam perumusan. Sedangkan menurut skripsi oleh Dewi Indra Lestari tahun 2000

Bab I Pendahuluan 5 dengan judul Analisis Efektivitas Kinerja Sebelum Dan Sesudah Penerapan Balanced Scorecard bahwa efektivitas kinerja sebelum penerapan balanced scorecard lebih rendah dan belum efektif karena pengukuran kinerja dengan pendekatan konvensional sebelum penerapan balanced scorecard hanya berdasarkan rasio-rasio yang dihasilkan dari analisis laporan keuangan, tidak menggambarkan kinerja non keuangan sehingga tidak komprehensif. Selain itu pengukuran kinerja dengan menggunakan rasio keuangan didasarkan atas data historis, hanya menggambarkan kinerja jangka pendek sehingga sulit untuk melakukan prediksi kondisi keuangan jangka panjang. Efektivitas kinerja setelah penerapan balanced scorecard lebih tinggi karena, dengan pendekatan balance scorecard, manajemen akan memperoleh informasi efektivitas kinerja yang lebih komprehensif dan lebih tinggi. Selain itu dengan pendekatan balanced scorecard manajemen dapat melakukan suatu simulasi dari keempat perspektif yang dapat digunakan sebagai landasan bagi pengambilan keputusan untuk melakukan tindakan-tindakan perbaikan dalam perusahaan. Sedangkan menurut skripsi Wahyuni Kustiningrum tahun 2005 dengan judul Pengukuran Kinerja Perusahaan Distributor Kabel Menggunakan Metode Balanced Scorecard, bahwa strategi perusahaan yang sudah ada belum dapat dilaksanakan secara maksimal karena terjadinya penurunan kinerja selama dua periode pada perspektif keuangan dan pelanggan. Setelah menggunakan metode balanced scorecard, terdapat peningkatan signifikan terhadap keempat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran. Untuk perspektif keuangan hal yang diperbaiki adalah strategi promosi. Untuk perspektif pelanggan hal yang diperbaiki adalah menambah volume pasar. Sedangkan untuk aspek non keuangan yaitu pada perspektif proses bisnis internal dan pembelajaran hal

Bab I Pendahuluan 6 yang diperbaiki adalah waktu dalam pengiriman barang pada pelanggan, lama pemesanan barang, tingkat kedatangan barang dengan tepat waktu, faktor inventory serta kinerja dari karyawannya. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu tentang balanced scorecard seperti yang dijelaskan di atas, penulis ingin mencoba merancang balanced scorecard pada perusahaan yang belum menerapkannya. Seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIII yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak pada bidang usaha agroindustri dengan komoditas utamanya adalah kelapa sawit dan karet. Dalam upaya mewujudkan visinya, sejak Mei 2001 hingga sekarang PTPN XIII melakukan Program Transformasi Bisnis (PTB) untuk meningkatkan pola kerja konvensional menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan standar kelas dunia. Sampai saat ini, kebijakan dan regulasi sistem PTPN XIII sepenuhnya diatur oleh pemerintah. Kebijakan yang digunakan PTPN XIII dalam mengelola sistem manajemen strategiknya adalah dengan metode baldrige. Konsep baldrige ini menjadi penting karena menjadi langkah awal untuk melakukan lompatan bisnis dalam keseluruhan operasional perusahaan. Berkaitan dengan hal di atas, penulis mencoba menghubungkan visi, misi, PTB, dan pertumbuhan kinerja dari PTPN XIII dengan konsep balanced scorecard. Walaupun sudah menerapkan metode baldridge dalam pengelolaan sistem manajemen strategiknya, menurut staf Bagian Perencanaan dan Pengembangan PTPN XIII, tidak menutup kemungkinan untuk menerima penawaran penerapan sistem-sistem manajemen lain, karena bila penawaran tersebut dirasakan mampu untuk diterapkan, bisa saja diterapkan dua sistem sekaligus. Oleh karena itu, penulis

Bab I Pendahuluan 7 terdorong untuk mencoba merancang sekaligus menawarkan sistem balanced scorecard sebagai sistem manajemen strategik PTPN XIII.. Balanced scorecard juga dianggap baik oleh penulis untuk diterapkan di PTPN XIII karena PTPN XIII merupakan perusahaan padat karya dimana tenaga kerja adalah pemangku kerja dan biaya terbesar sehingga diperlukan alat yang lebih baik untuk menilai produktivitas masing-masing individu guna melaksanakan sistem penilaian karya, dan kompetisi antar karyawan dengan sendirinya akan meningkatkan daya saing perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Penerapan Sistem Manajemen Strategik Balanced Scorecard Dalam Pencapaian Sasaran Jangka Panjang (Studi Kasus Pada PTPN XIII (Persero) Pontianak). 1.2 Identifikasi Masalah Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus tentang penerapan balanced scorecard oleh PTPN XIII yang belum menerapkan balanced scorecard sebagai suatu konsep manajemen strategik. Untuk itu, penulis mencoba mengkaji dan membahas beberapa masalah berikut : 1. Apakah visi, misi, dan strategi dari PTPN XIII dan bagaimana visi, misi, dan strategi tersebut dapat diterapkan dengan konsep balanced scorecard sehingga tujuan strategik jangka panjang perusahaan dapat tercapai?

Bab I Pendahuluan 8 2. Apakah indikator yang akan digunakan sebagai pengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategik jangka panjang PTPN XIII? 3. Bagaimana perancangan peta strategi yang sesuai untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategik jangka panjang PTPN XIII? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memperkenalkan balanced scorecard sebagai suatu alat ukur untuk menerjemahkan visi, misi, dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan strategis jangka panjang perusahaan. Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. mendeskripsikan visi, misi, dan strategi PTPN XIII. 2. mendeskripsikan bagaimana visi, misi, dan strategi tersebut diterapkan dengan konsep balanced scorecard. 3. menentukan indikator yang akan digunakan sebagai pengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategik PTPN XIII. 4. merancang peta strategi untuk menerjemahkan hubungan antara visi, misi, dan strategi PTPN XIII dengan sasaran strategik dari masing-masing perspektif balanced scorecard, kemudian menentukan indikator keberhasilan dan inisiatifnya. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, antara lain :

Bab I Pendahuluan 9 1. Bagi ilmu pengetahuan, diharapkan dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran dalam bidang pengukuran kinerja khususnua balanced scorecard yang mungkin dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. 2. Bagi perusahaan, diharapkan dapat memberikan infornasi dan sumbangan pemikiran tentang balanced scorecard sebagai suatu konsep manajemen strategik perusahaan dan dapat menyajikan peta strategi guna meningkatkan kinerja perusahaan untuk mencapai tujuannya. 3. Bagi pihak-pihak lain, diharapkan dapat menjadi referensi bagi pembaca yang ingin menerapkan balanced scorecard, dan menambah wawasan tentang balanced scorecard bagi pihak-pihak yang memerlukannya 4. Bagi Penulis, hasil penelitian di diharapkan dapat menambah wawasan dalam bidang yang diteliti serta untuk memenuhi syarat dalam menepuh ujian Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.