BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kadar air, total mikroba dan kesukaan telur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

III. BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging kelinci, daging

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Penilitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai Juli 2017 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Aktivitas Air, Total Bakteri Dan Drip Loss

METODE. Materi. Rancangan

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penambahan bentonit pada proses Pelleting

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

MATERI DAN METODE. Prosedur

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015

III.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh dipping puting sapi perah yang terindikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

MATERI DAN METODE di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penyimpanan dan jenis bahan pengemas terhadap

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang total koloni bakteri, nilai ph dan kadar air daging sapi di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai

BAB III MATERI DAN METODE. Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Analisis sampel dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III.

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah kubis fermentasi dalam

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari 2017

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016-Januari 2017.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. hingga Agustus 2016 di Laboratorium Teknobio-Pangan, Universitas Atma Jaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

III. METODE PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bahan tambahan. Bahan utama yaitu daging sapi bagian paha belakang (silverside)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

III. METODE PENELITIAN. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Teknologi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Cobb umur 55 minggu yang di ambil bagian dadanya dan dipisahkan dari

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni Agustus 2014 di Laboratorium

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

Transkripsi:

14 BB III MTERI DN METODE Penelitian dengan judul kadar air, total mikroba dan kesukaan telur homogen dengan penambahan kunyit, gula aren, dan garam selama penyimpanan 6 hari dilaksanakan pada tanggal 24-31 Mei 2011 di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak dan Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1. Materi Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 butir telur ayam ras mentah, kunyit, gula aren, garam, air, aquades, alkohol 70%, kapas, kertas dan medium Plate Count gar (PC). lat yang digunakan untuk pembuatan ekstrak kunyit, gula aren, dan garam adalah alat pengaduk, pisau, penyaring, ember. Pembuatan telur homogen menggunakan egg tray, alat suntik, mangkok kecil, bor mesin dengan mata bor ukuran 1mm, kompor gas, panci besar, dan baskom besar. Pengukuran kadar air menggunakan cawan porselen, oven, eksikator, timbangan. Pengujian total mikroba menggunakan colony counter. Pengujian kesukaan menggunakan wadah plastik. 3.2. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan cak Lengkap (RL) (Dwiloka dan Srigandono, 2006) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan.

15 Dalam penelitian dilakukan pengamatan terhadap kadar air, total mikroba dan kesukaan telur homogen dengan penambahan kunyit, gula aren dan garam. T 0 = tidak mengalami penyimpanan T 1 = lama penyimpanan selama 2 hari T 2 = lama penyimpanan selama 4 hari T 3 = lama penyimpanan selama 6 hari Keterangan: Penyimpanan dilakukan pada suhu ruangan. Model matematikanya menurut Dwiloka dan Srigandono (2006) adalah sebagai berikut: Y ij = μ + α i +ε ij...(1) Keterangan : Y ij = angka pengamatan dari penyimpanan ke-i (tanpa penyimpanan, 2 hari, 4 hari dan 6 hari) dan ulangan ke-j (1, 2, 3, 4 dan 5) μ = rata-rata dari seluruh perlakuan lama simpan α i = pengaruh dari perlakuan penyimpanan ke-i (tanpa penyimpanan, 2 hari, 4 hari dan 6 hari) ε ij = pengaruh galat substitusi perlakuan ke-i (tanpa penyimpanan, 2 hari, 4 hari dan 6 hari) dan ulangan ke-j 3.3. Metode Metode penelitian meliputi beberapa tahapan yaitu: persiapan penelitian, pembuatan ekstrak kunyit, pembuatan larutan kombinasi kunyit, gula aren dan garam, pembuatan telur homogen, dan pengujian variabel.

16 Pembuatan ekstrak kunyit persiapan penelitian METODE PENELITIN pembuatan larutan kombinasi kunyit, gula aren dan garam TELUR HOMOGEN Pembuatan telur homogen I N F O R M S I W L L M S I M P N Kadar air Total mikroba PENGUJIN VRIBEL PENYIMPNN 0,2,4,6 HRI Kesukaan Telur homogen yang disukai dan masa simpan lama Ilustrasi 1. Diagram Tulang Ikan Penelitian Telur Homogen (Utomo, 2009 dengan Modifikasi) Proses penelitian telur homogen dengan penambahan kunyit, gula aren dan garam disajikan dalam Diagram Tulang Ikan atau Fishbone Diagram pada Ilustrasi 1. Menurut Utomo (2009) Fishbone Diagram atau disebut diagram Ishikawa adalah pertanyaan yang menghubungkan suatu tujuan umum pekerjaan yang dilakukan menuju arah yang sama, diagram ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis akar permasalahan atau penyebab dari sebuah masalah. Ilustrasi 1. menunjukkan proses pembuatan telur homogen yang terdiri metode penelitian untuk mengetahui informasi awal penentuan masa simpan telur hingga proses pengujian variabel kadar air, total mikroba, dan kesukaan telur

17 homogen. Pengujian variabel tersebut diharapkan telur homogen mempunyai masa simpan lama dan disukai oleh konsumen. 3.3.1. Persiapan penelitian Persiapan penelitian dimulai dari pengecekan dan pembersihan semua alat serta menyiapkan bahan yang akan digunakan kemudian menimbang semua bahan sesuai dengan komposisi. Ruangan dan meja untuk proses pembuatan telur homogen disemprot dengan alkohol 70% kemudian dilap hingga kering. Sterilisasi alat menggunakan oven dengan suhu 170ºC selama 1 jam untuk alatalat yang tahan terhadap suhu tinggi dan sterilisasi basah dengan menggunakan autoclave untuk alat-alat yang tidak tahan terhadap suhu tinggi atau berisi cairan. 3.3.2. Tahap pembuatan ekstrak kunyit jenuh Proses pembuatan ekstrak kunyit diadopsi menurut SNI 01-7084-2005 simplisia jahe yaitu pembersihan kulit, pengecilan ukuran kunyit, perebusan dan penyaringan. dapun rincian langkah prosesnya yaitu rimpang kunyit dicuci untuk membersihkan kotoran dan benda-benda asing yang menempel pada rimpang kunyit kemudian dilanjutkan dengan pengupasan kulit kunyit. Rimpang kunyit diiris menjadi ukuran lebih kecil, bentuk panjang potongan sekitar 3-4 cm dengan ketebalan 1-6,5 mm. Rimpang kunyit disiapkan sebanyak 750 gram dan 1000 gram air. Kunyit direbus sebanyak 750 gram dengan menambahkan air sebanyak 1000 gram, selama perebusan mengunakan api kecil dan lama perebusan

18 30 menit, setelah air mendidih menyaring hasil rebusan dan hasil penyaringan ini selanjutnya digunakan sebagai bahan dasar penelitian. 3.3.3. Tahap pembuatan larutan kombinasi kunyit, gula aren dan garam Penelitian ini dilakukan setelah penelitian pendahuluan, yaitu T0 adalah penambahan larutan garam, tanpa penambahan ekstrak kunyit dan gula aren; T1, T2, dan T3 yaitu penambahan ekstrak kunyit, gula aren, dan garam dengan perbandingan 1:1:1, 2:1:1, dan 3:1:1. Berdasarkan uji organoleptik diperoleh perbandingan 3:1:1 yang paling disukai, sehingga perbandingan ini yang digunakan untuk penelitian. Proses pembuatan larutan kombinasi ekstrak kunyit, gula aren, garam dengan perbandingan 3:1:1 yaitu pertama-tama membuat ekstrak kunyit, setelah selesai membuat ekstrak kunyit tambahkan larutan gula aren jenuh dan garam jenuh. Proses pembuatan gula aren jenuh dan garam jenuh diawali dengan menyiapkan masing-masing bahan yang akan dilarutkan yaitu gula aren dan garam dengan media pengencer yaitu air. Proses pembuatan diawali dengan melarutkan masing-masing bahan kedalam air hingga tidak dapat larut, selanjutnya dilakukan penyaringan. Campuran ekstrak kunyit dan larutan gula aren dan garam jenuh diaduk hingga homogen. Setelah homogen, kemudian larutan kombinasi ekstrak kunyit, gula aren dan garam tersebut disaring agar yang tidak larut bisa dipisahkan. 3.3.4. Tahap pembuatan telur homogen Proses Pembuatan telur homogen dengan penambahan ekstrak kunyit, gula aren dan garam ini diadopsi menurut Wardana (2011) yaitu proses pembuatan

19 telur ini dimulai dari penyiapan telur ayam ras mentah. Sebelum dilakukan pencampuran isi telur, telur dibersihkan terlebih dahulu dengan dicuci pada air mengalir untuk membersihkan kotoran yang menempel, kemudian dikeringkan dan dilap. Selanjutnya dilakukan proses pelubangan pada bagian telur yang lancip dengan menggunakan bor mesin dangan mata bor ukuran 1mm, setelah telur berlubang dilanjutkan dengan menyuntikan 6 ml larutan kunyit, gula aren dan garam, sehingga akan terjadi sirkulasi antara larutan yang disuntik dan putih telur. Pada saat disuntikkan larutan kunyit, gula aren dan garam akan masuk kedalam telur, sedangkan putih telur yang berada dekat dengan lubang akan keluar, akan tetapi yang harus diperhatikan ketika proses penyuntikan telur sebaiknya dilakukan dengan pelan, karena cangkang telur mudah pecah akibat tekanan ketika proses penyuntikan. Telur yang sudah disuntik larutan kunyit dan gula aren kemudian diaduk dengan menggunakan mesin pengaduk ukuran 1 mm ke dalam telur melalui lubang yang sudah di bor sebelumnya sekitar 10 detik hingga kondisi isi telur menjadi homogen. Dilanjutkan dengan proses pengukusan telur homogen. Proses pengukusan telur homogen dilakukan selama 1 jam. Menurut Sulistiarini (2006), bahwa tujuan pengukusan hanya untuk menonaktifkan enzim, bukan untuk membunuh mikroba. Dalam kondisi enzim tidak aktif, perubahan warna, cita rasa, atau nilai gizi yang dikehendaki selama proses penyimpanan dapat dicegah. Setelah pengukusan selesai, proses penyimpanan telur homogen. Perlakuan penyimpanan dilakukan sebanyak 4 perlakuan yaitu tanpa penyimpanan, 2 hari penyimpanan, 4 hari penyimpanan dan 6 hari penyimpanan. Tiap perlakuan mendapatkan 5 kali ulangan pada saat

20 analisis kadar air dan total mikroba, sedangkan kesukaan 25 ulangan. Diagram alir proses pembuatan telur homogen Ilustrasi 2. Telur ayam ras mentah Kunyit Pencucian Sortir Pencucian Pengupasan kulit Penimbangan Pengirisan kecil-kecil Gula aren Garam Pengeboran telur Penimbangan Pencampuran Penyuntikan adonan Perebusan Penyaringan Penutupan lubang Pengukusan telur Penyimpanan T0 = tanpa simpan, T1 = 2hari, T2 = 4 hari, T3= 6 hari. Telur homogen Pengujian variabel kadar air, total mikroba, dan kesukaan

21 Ilustrasi 2. Diagram lir Pembuatan Telur Homogen Penambahan Kunyit, Gula ren, dan Garam (Wardana, 2011 dengan Modifikasi) 3.3.5. Tahap pengujian variabel Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah kadar air dan total mikroba dan uji kesukaan. 3.3.5.1. nalisis kadar air. Menurut Sudarmadji et al., (1997) pengujian kadar air dapat digunakan dengan metode oven. Dalam analisis kadar air metode oven pertama-tama mencuci cawan porselin kemudian mengovennya selama 1 jam pada suhu 110ºC, kemudian dimasukkan kedalam eksikator selama 15 menit dan kemudian ditimbang dan berat yang didapatkan dimisalkan kedalam X gram. Lalu timbang sampel misal berat Y gram kemudian dimasukkan kedalam cawan porselin dan di oven selama 6 jam pada suhu 110ºC, lalu di dinginkan dalam eksikator selama 15 menit, kemudian di timbang misalkan Z gram. Pengovenan di ulang sampai 6 x 1 jam sampai berat sampel konstan. Kadar air di hitung dengan rumus kadar air. Rumus kadar air = X + Y Z x 100%...(2) Y 3.3.5.2. nalisis total mikroba. Menurut Fardiaz (1993) prosedur perhitungan total mikroba dapat dilakukan dengan metode Total Plate Count (TPC) untuk mengetahui total mikroba. Metode yang digunakan antara lain : sampel di ambil dari telur homogen sebanyak 5 gram kemudian diencerkan dengan aquades sebanyak 45 ml kemudian dilanjutkan dengan mengenceran yang lebih tinggi sampai 10-2 atau sampai 10-6. Metode yang digunakan dalam hitungan cawan

22 adalah metode tuang (Pour Plate) yaitu dengan menggunakan sebanyak 1 ml sampel ke dalam cawan petri kemudian menuangkan medium Plate Count gar (PC) cair yang bersuhu 50ºC di atas sampel lalu di inkubasi dalam inkubator dengan posisi terbalik setelah medium Plate Count gar (PC) menjadi padat. Setelah masa inkubasi selesai koloni dihitung dengan menggunakan Colony Counter. Jumlah koloni dihitung menggunakan rumus : Jumlah koloni per gram = jumlah koloni x 1/faktor pengenceran...(3) Pada penelitian ini perhitungan total mikroba dilakukan setelah 6 hari telur disimpan pada suhu kamar. Setiap perlakuan diberi jarak 2 hari, bertujuan untuk memberi waktu pertumbuhan mikroba sehingga pengaruh perlakuan bisa lebih terlihat. sampel padat dilakukan pengenceran 1 : 10 (5 g sampel dalam 45 ml aquades) 9 ml 9 ml 9 ml dst sampai aquades aquades aquades 10-6 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml 10-1 10-2 10-3 10-4 Ilustarsi 3. Pengenceran Sampel 3.3.5.3. Uji kesukaan. Pengujian terhadap tingkat kesukaan dilakukan dengan panelis agak terlatih sebanyak 25 orang dengan kisaran usia 19-25 tahun, pria atau

23 wanita berstatus mahasiswa. Penilaian kesukaan dilakukan dengan menyajikan telur homogen dalam wadah plastik dilengkapi dengan sendok. Kisaran skor yang diberikan 1 sampai 4, yaitu skor 1 untuk kategori tidak suka, skor 2 untuk kategori agak suka, skor 3 untuk kategori suka, dan skor 4 untuk kategori yang sangat suka (Ginting dan Pasaribu, 2005). 3.4. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah adanya dugaan pengaruh perlakuan penambahan kunyit, gula aren dan garam terhadap kesukaan, kadar air dan total mikroba. H 0 = Tidak ada pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar air, total mikroba dan kesukaan. H 1 = da pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar air total mikroba dan kesukaan. Jika F hitung < F tabel, maka H 0 diterima dengan H 1 ditolak Jika F hitung F tabel, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima 3.5. nalisis Data Data yang diperoleh dari uji penerimaan yaitu kadar air, total mikroba, dan kesukaan dianalisa dengan analisis ragam (NOV). pabila melalui prosedur analisis ragam untuk variabel kadar air dan total mikroba apabila ada pengaruh nyata maka dilanjutkan Uji Wilayah Ganda Duncan sehingga mengetahui perbedaan antar perlakuan dan untuk uji kesukaan menggunakan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) (Dwiloka dan Srigandono, 2006).