BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar memiliki beberapa bagian serta tahapan-tahapan dalam pengaplikasiannya. Bagian-bagian tersebut perlu diaplikasikan sesuai jenjang tingkatan kelas agar nantinya proses pelaksanaannya lebih terkonsep. Begitupun dengan tahapan-tahapan aktivitas menulis, agar lebih memaksimalkan hasil pembelajaran menulis itu sendiri, maka guru harus mampu membagi tahapan yang satu dan tahapan yang lain agar sesuai dengan kapasitas kemampuan siswa.aktivitas menulis, dibutuhkan keterampilan dan kemampuan guru dalam menyampaikan materi, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran tercapai. Pada kenyataannya, cakupan materi yang luas, namun waktu pembelajaran yang cukup, mengingat Bahasa Indonesia hanya diberikan 2x35 menit. Keterbatasan waktu ini tentu menyulitkan bagi guru maupun siswa untuk lebih memahami kandungan materi secara menyeluruh dan kontekstual. Kondisi ini memungkinkan menyebabkan pembelajaran menulis bersifat monoton dan terpusat pada penyelesaian materi. Padahal ciri pembelajaran yang baik adalah ketika sebuah proses pembelajaran dapat melibatkan siswa secara aktif dan interaktif. Pembelajaran yang menyenangkan dipercaya dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam mempelajari materi, sehingga siswa lebih bersemangat dan memiliki keyakinan bahwa materi pelajaran 1
2 tersebut penting untuk mereka ketahui, ketika siswa telah memiliki sifat positif terhadap pelajaran maka dapat diasumsikan kemampuan menulis siswa meningkat. Dengan kemampuan menulis, siswa dapat mengungkapkan pendapatnya ke dalam bentuk tulisan. Pembelajaran menulis memiliki berbagai macam bentuk. Salah satunya adalah kemampuan menulis karangan. Dalam pembelajaran menulis karangan, diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk menguraikan imajinasi ataupun ide nya ke dalam bentuk kalimat yang padu. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran menulis karangan juga dialami oleh guru dan siswa kelas V SD Negeri Karang Talun 03. Berdasarkan hasil observasi kelas dan wawancara guru, bahwa kegagalan dalam pembelajaran menulis karangan antara lain guru hanya menggunakan metode ceramah dan setiap kali siswa diberi tugas menulis atau mengarang, banyak yang mengalami kesulitan, sehingga siswa mendapat nilai di bawah KKM. Faktor penyebab kesulitan siswa dalam menulis karangan diantaranya berasal dari siswa sendiri, yaitu siswa jarang menulis dalam bentuk karangan, sehingga siswa masih kurang dalam penggunaan kata. Permasalahan menulis karangan yang dihadapi di kelas V ditunjukkan saat siswa diberi ulangan menulis atau mengarang banyak yang mengalami kesulitan, seperti terbatasnya perbendaharaan kata yang mereka miliki, kurangnya pemahaman penulisan EYD yang tepat dan benar, disamping permasalahan yang terkait dengan menulis karangan, permasalahan prestasi belajar juga dialami kelas ini, dibuktikan dengan nilai ulangan harian pada
3 kompetensi dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pemilihan kata dan penggunaan ejaan tahun pelajaran 2012/2013 pada semester ganjil 45. Hal ini berarti bahwa rata-rata kelas yang dicapai siswa masih rendah karena kurang dari 75 yang merupakan batas tuntas belajar individu (perseorangan). (Sumber Daftar Nilai tahun pelajaran 2012/2013 SDN Karang Talun 03). Dengan mempertimbangkan masalah dalam pencapaian kemampuan menulis siswa yang masih rendah menjadi pertimbangan bagi peneliti dan guru untuk melakukan sebuah upaya peningkatan dengan melalui sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran, setelah melalui diskusi maka dapt disepakati penggunaan sebuah media pembelajaran yang dianggap mudah diterapkan dikelas dan mampu memancing siswa meningkatkan kemampuan menulis untuk menguraikan imajinasi ataupun ide nya ke dalam bentuk kalimat yang padu yaitu dengan menggunakan MediaAudio Visual. Menulis karangan dengan menggunakan media audio visual melalui metode ceramah dan tanya jawab yang merupakan teknik pengajaran menulis yang memancing siswa untuk mengembangkan suatu kalimat gambar yang bergerak dan bersuara. Menulis melalui media audio visual ini berarti melatih dan mempertajam daya imaginasi siswa. Video yang ditampilkan didalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap suatu masalah. Misalnya, disetiap pertemuan ditampilkannya video, karena sarana media terbatas maka dalam satu kelas dibagi beberapa kelompok untuk mempermudah, kemudian
4 siswa membuat kerangka karangan yang memuat isi rangkuman video yang ditayangkan, dari hasil kerangka karangan itu, siswa mengembangkan setiap kerangka karangan menjadi sebuah kalimat yang padu dan hasil menulis tidak lepas dari isi video tersebut, sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasikan siswa untuk mengembangkan suatu kalimat. Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi, kemampuan kerjasama, komunikatif, dan menginterprestasikan suatu kejadian. Dengan demikian, PTK ini dilaksanakan dengan media audio visual untuk memancing siswa aktif dan kreatif dalam menulis karangan, sehingga proses pembelajaran akan lebih menyenangkan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka permasalahan umum yang dicari jawabannya melalui penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi setelah mengikuti pembelajaran menulis cerita menggunakan media Audio Visual di kelas V SDN Karang Talun 03? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media Audio Visual di kelas V SDN Karang Talun 03 Kabupaten Cilacap setelah mengikuti pembelajaran melalui media audio visual.
5 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik, manfaat teoritis maupun manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat besar untuk memberikan sumbangan berupa pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kemampuan bahasa menulis karangan deskripsi dengan media audio visual. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa, maupun peneliti sendiri : a. Bagi Guru Penelitian ini dapat dijadikan alternatif pemilihan strategi pembelajaran menulis karangan deskripsi dan dapat mengembangkan kreativitas guru, khususnya dengan strategi melalui media audio visual yang dapat disajikan semenarik mungkin. b. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media audio visual dengan baik dan benar. Penelitian ini juga dapat dijadikan bekal untuk hidup bermasyarakat dalam berkomunikasi secara tidak langsung melalui media audio visual