BAB I LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. Tari adalah ekspresi jiwa manusia, dalam mengekspresikan diri

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman. Persiapan sumber

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Bangsa yang ingin maju haruslah memajukan pendidikannya terlebih. kebutuhan dengan segala keterampilan yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang telah dipelajari mulai dari jenjang sekolah dasar. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masyarakat yang cerdas akan memberikan nuansa kehidupan yang cerdas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem pembelajaran yang efektif bagi siswa. Karena dalam metode ceramah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

I. PENDAHULUAN. Fisika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini telah berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Dalam kegiatan pembelajaran inilah siswa menimba ilmu. menyelesaikan permasalahannya dalam kehidupan.

I. PENDAHULUAN. berupa transformasi nilai-nilai, pengetahuan, teknologi, dan kemampuan.

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, maka berkaitan dengan kinerja guru diperlukan adanya totalitas dan

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu diantara upaya untuk meningkatkan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Sains SMP umumnya belum menggunakan metode/strategi. yang dapat menarik minat belajar siswa. Pembelajaran Sains di SMPN 1

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam terbentuknya suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong. perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan dapat mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Menyelesaikan soal cerita matematika merupakan keterampilan yang. matematika SD, SMP, SMA dan sederajat.

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL ( PTK

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. adalah anak atau siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju ke arah. pendewasaan kepribadian dan penguasaan pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Pokok dari proses pendidikan adalah siswa yang belajar. Adapun

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengetahuan serta membentuk kepribadian individu. Sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan penggunaan teknologi informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan manusia melalui kegiatan pengajaran dan pelatihan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelak dapat mengangkat harkat martabat bangsanya. kepribadian dan keterampilan memberikan hasil yang bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan. diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

SKRIPSI. Oleh : Nama : Yusevi Nim : A

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

Transkripsi:

1 1 BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah Kemajuan yang pesat dibidang sains dan tehnologi pada masa sekarang ini menuntut pemerintah untuk lebih memperhatikan pendidikan di Indonesia, sebab melalui pendidikan manusia memperoleh pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal potensi diri. Pada prinsipnya, pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan suatu bangsa. Menurut UU RI No.2 tahun 1989, Bab I Pasal I pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang (Hamalik, 2009:2). Masyarakat yang cerdas akan memberikan nuansa kehidupan yang cerdas yang membentuk kemandirian dan kreatifitas dalam menghadapi setiap persoalan kehidupan, oleh karena itu untuk menciptakan masyarakat yang cerdas pemerintah selalu berusaha meningkatkan kualitas pendidikan di negara kita yaitu dengan memperbaiki kurikulum pembelajaran yang berlaku di lembaga pendidikan. Salah satu kurikulum tersebut adalah kurikulum pendidikan seni tari. Pembelajaran seni tari pada pendidikan formal di Indonesia sebagaimana diketahui selama ini, memiliki rentangan yang luas meliputi semua jenjang pendidikan dari sejak TK, SD, SMP, dan SMA sehingga dapat kita lihat bahwa pelajaran seni tari terdapat pada setiap tingkatan pendidikan. Pembelajaran tari berfungsi sebagai media untuk menumbuhkan kreatifitas anak dan rasa sensitif 1

2 anak. Dalam hal ini, saat proses pembelajaran, anak diharapkan mempunyai kepekaan terhadap lingkungan. Berdasarkan pernyataan diatas Kurikulum Berbasis Kompetensi digunakan sebagai pedoman untuk membantu guru dan pihak lain yang terkait dalam memahami dan menerapkan kurikulum, seperti tabel berikut: Tabel.1 Kurikulum Bina Budaya Berbasis Kompetensi (Kompetensi Dasar) Kompetensi Dasar Indikator 1. Mengapresiasikan karya seni tari 2. Mengekspresikandiri melalui karya seni tari 3. mengapresiasikan karya seni tari 1.1 Mengidentifikasi jenis karya seni tari tunggal daerah 1.2 Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikakan seni tari tunggal daerah 2.1 Mengeksplorasi pola lantai gerak tari tunggal daerah 2.2 Memeragakan tari tunggal daerah 3.1 Mengidentifikasi jenis karya seni tariberpasangan/kelompok daerah 3.2 Menampilkan sikap apresiatif terhadapkeunikan seni tari berpasangan/kelompok daerah 4. mengekspresikan diri melalui 4.1 Mengeksplorasi pola lantai karya seni tari gerak tari berpasangan/kelompok daerah 4.2 Memeragakan tari tunggal dan berpasangan/kelompok daerah Sumber: Kurikulum Bina Budaya (Tahun 2006) Pembelajaran seni tari pada anak usia remaja yakni tingkat Sekolah Menengah Pertama memiliki karakteristik berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari yang tersedia. Dalam proses

3 mencapai kepribadiannya, anak juga mengalami proses pengalihan kebudayaan sebagai model-model pengetahuan, nila-nilai dan kepercayaan. Selama ini pembelajaran seni tari hanya dilakukan dengan pola-pola baku, sehingga kurang mengundang minat siswa-siswi dalam mengekpresikan diri. Ketidaktepatan guru dalam memilih metode belajar juga menjadi pokok permasalahan dalam kelas karena membuat aktifitas belajar mengajar menjadi jenuh. Masalah lain yang sering terjadi dalam pembelajaran tari di sekolah yakni jenis materi yang tidak sesuai dengan usia siswa. Berdasarkan pengamatan penulis pada sekolah SMP Bina Budaya Kisaran, saat pembelajaran seni tari, siswa merasa bosan dan malas belajar. Hal ini dikarenakan guru cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional yang menyebabkan siswa kurang mandiri dan membatasi daya kreativitas siswa. Pada pengajaran konvensional guru mendominasi seluruh kegiatan pengajaran dan berceramah panjang lebar tentang materi tari Mak Inang, sedangkan siswa hanya sebagai penerima materi yang pasif. Padahal materi ekspresi seni tari Mak Inang tertulis guru memeragakan motif gerak tari Mak Inang, mengkordinasikan gerak kaki dan gerak tangan, dan mengkordinasikan gerak dengan iringan musik tari Mak Inang. Sehubungan dengan tingginya Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditetapkan oleh sekolah yakni 65, maka keadaan ini membuat siswa kesulitan mencapai KKM pada materi yang pasif. Tidak hanya dikarenakan tingginya Kriteria Ketuntasan Minimum pada kelas VII SMP Bina Budaya, hal ini juga disebabkan mayoritas suku di SMP Bina Budaya adalah suku Batak Toba,

4 sehingga resam Batak Toba sangat kental, dan sulit untuk menguasai materi tari Mak Inang. Sementara tari Mak Inang dengan tehnik geraknya yang lemah gemulai. Tari Mak Inang merupakan tari berpasangan yang menggambarkan suatu keadaan dimana telah menjadi kebiasaan bagi masyarakat di daerah Melayu apabila telah selesai menuai padi para remaja saling mencari paduan hati dimana biasanya hal ini kejadian dalam suatu pesta panen. Keadaan seperti tersebut diatas menggambarkan adanya perasaan senang sehingga dibutuhkan penjiwaan saat menarikannya. Sedangkan siswa mengalami kesulitan dalam menjiwai tarian karena belum menghafal ragam gerak tari Mak Inang. Hal ini dapat terlihat melalui hasil ujian formatif 1 di bawah ini: Tabel. 2 Rata-rata Nilai Formatif I Seni Tari Materi Tari Mak Inang Siswa Kelas VII SMP Bina Budaya Kisaran Semester Ganjil T.A 2013/2014 No Nilai Jumlah Siswa 1 50 3 2 55 4 3 60 4 4 65 2 5 70 1 6 75 1 Jumlah Siswa 15 Rata-rata Nilai 59,00 KKM 65 % Ketuntasan 26,67% Berdasarkan tabel. 2 siswa yang mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum sebanyak 4 siswa (26,67%) dan yang tidak mampu mencapai ketuntasan 11 siswa (73,33%). Sehingga penulis dan guru bekerja sama untuk meningkatkan hasil berlajar siswa dengan menggunakan metode belajar yang tepat dan sesuai dengan usia siswa.

5 Penggunaan metode pembelajaran yang tepat merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan guru dalam penyampaian materi pembelajaran seni tari dengan harapan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Jika metode pembelajaran tidak tepat, maka akan berdampak negatif terhadap hasil belajarnya dan dari sekian banyak metode pembelajaran yang bernilai efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah salah satu metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu dengan jalan mendemonstrasikan terlebih dahulu kepada siswa. Metode ini dapat meghilangkan verbalisme sehingga siswa akan semakin memahami materi pelajaran. Keberhasilan metode demonstrasi dengan pelajaran yang diberikan tergantung dari kreatifitas guru dan pemahaman guru untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk percobaan sederhana. Untuk itu guru dituntut untuk lebih banyak belajar dan mencoba mengembangkan ide-ide baru yang dapat meransang minat siswa untuk belajar. Berangkat dari latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian, selanjutnya menuangkan dalam bentuk karya ilmiah dengan judul Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tari Melayu Materi Tari Mak Inang.

6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah penelitian yang berhubungan dengan pembelajaran seni tari dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah merangkum sejumlah pertanyaan yang muncul, yakni sebagai berikut : 1. Hasil belajar siswa formatif 1 yang kurang mencapai nilai yang ditetapkan sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum pada kelas VII Sekolah Menengah Pertama pada mata pelajaran seni tari sebelum diterapkan metode demonstrasi di sekolah Bina Budaya Kisaran Kabupaten Asahan 2. Pembelajaran seni tari belum menerapkan metode demonstrasi di kelas VII SMP Bina Budaya Kisaran Kabupaten Asahan 3. Pengaruh penerapan metode yang tidak sesuai dengan materi ajar terhadap peningkatan hasil belajar siswa 4. Pengaruh ketidak seriusan siswa dalam proses belajar mengajar terhadap peningkatan hasil belajar C. Pembatasan Masalah Dari pertanyaan yang timbul pada identifikasi masalah maka perlu adanya pembatasan masalah untuk mempermudah atau meyederhanakan masalah yang akan diteliti agar lebih terfokus. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

7 1. Hasil belajar siswa formatif 1 pada kelas VII Sekolah Menengah Pertama pada mata pelajaran seni tari sebelum diterapkan metode demonstrasi. 2. Pembelajaran seni tari di kelas VII Sekolah Menengah Pertama Bina Budaya sebelum diterapkan metode demonstrasi. D. Rumusan Masalah Menurut pendapat Sumadi (2005:17) Setelah masalah diidentifikasi dan dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Sejalan dengan pendapat tersebut maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Bina Budaya pada materi tari Mak Inang sebelum diterapkan metode demonstrasi? 2. Bagaimana hasil belajar seni tari di kelas VII Sekolah Menengah Pertama Bina Budaya setelah menggunakan metode demonstrasi? E. Tujuan Penelitian Seluruh kegiatan yang dilakukan dalam penelitian berorientasi kepada tujuan. Kegiatan dalam merumuskan tujuan penelitian sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian yang akan dilaksanakan, dengan mengetahui tujuan, maka arah kegiatan yang akan dilakukan menjadi jelas dan terarah sesuai maksud si penulis. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah :

8 1. Mendeskripsikan penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar seni tari Mak Inang siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Bina Budaya F. Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini dirampungkan, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep seni tari Melayu materi tari Mak Inang dengan metode demonstrasi. 2. Bagi guru dapat memberikan tambahan pengayaan cara mengajar dengan bantuan metode demonstrasi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. 3. Bagi lembaga dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi tentang salah satu alternatif cara pembelajaran seni tari pada siswa dengan pemanfaat metode pengajaran dalam mencapai tujuan instruksional. 4. Bagi peneliti sebagai bahan latihan sekaligus untuk menambah pengetahuan dalam penggunaan metode demonstrasi. G. Defenisi Operasional a. SMP Bina Budaya terletak di desa Rawang Pasar VI, kecamatan Rawang Panca Ruda, Kabupaten Asahan. b. Pada proses belajar mengajar siswa merasa bosan dan males belajar.

9 c. Model pembelajaran yang dipakai guru masih menggunakan model konvensional. d. Siswa yang mampu menari tari Mak Inang masih rendah. e. Penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasi belajar tari Mak Inang.