RESEPSI KHALAYAK PEREMPUAN YANG SUDAH MENIKAH TERHADAP POLIGAMI DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
POLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun )

POLIGAMI DALAM FILM (ANALISIS RESEPSI AUDIENS TERHADAP ALASAN POLIGAMI DALAM FILM INDONESIA TAHUN )

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dipilih manusia dengan tujuan agar dapat merasakan ketentraman dan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan kehidupan manusia dalam rangka menuju hidup sejahtera.

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan sampai merinding serta menggetarkan bahu ketika mendengarkan kata

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

POLIGAMI DALAM PERPEKTIF HUKUM ISLAM DALAM KAITANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG PERKAWINAN Oleh: Nur Hayati ABSTRAK

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. itu, harus lah berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai azas pertama

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. yang berlainan jenis seks dengan persetujuan masyarakat. Seperti dikatakan Horton

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

BAB IV PENUTUP. penonton Tuli (DAC Jogja) dan komunitas penonton non-tuli (MM Kine

stand up comedy, perlu diketahui terlebih dahulu definisi stand up comedy. Secara definisonal oleh Greg Dean, stand up comedy adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG IZIN POLIGAMI

BAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL

BAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target

BAB IV. A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemberian Izin Poligami Dalam Putusan No. 913/Pdt.P/2003/PA. Mlg

IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Poligami merupakan masalah yang kontroversial dalam Islam. Para ulama ortodoks

BAB IV PENUTUP. diskriminasi Islam dalam film Fitna karya Geert Wilders. Dari konsep penerimaan

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN TENTANG APLIKASI TRANSPORTASI ONLINE DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Poligami berasal dari kata poly atau polus dalam bahasa Yunani, yang

B. Rumusan Masalah C. Kerangka Teori 1. Pengertian Pernikahan

Munakahat ZULKIFLI, MA

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB V PENUTUP. bahwa film ini banyak merepresentasikan nilai-nilai Islami yang diperankan oleh

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk

ra>hmatan lil alami>n (rahmat bagi alam semesta). Dan salah satu benuk rahmat

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan

BAB V. Refleksi Hasil Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

NOVIYANTI NINGSIH F

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan yang bernilai ibadah adalah perkawinan. Shahihah, dari Anas bin Malik RA, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. poligami yang diputus oleh Pengadilan Agama Yogyakarta selama tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. historisnya, dipersoalkan oleh pemeluk agama, serta

PERKAWINAN ADAT. (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Provinsi Jawa Timur) Disusun Oleh :

TINJAUAN TEORITIS ASAS MONOGAMI TIDAK MUTLAK DALAM PERKAWINAN. Dahlan Hasyim *

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

IMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH NASKAH PUBLIKASI. derajat S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan

Oleh: IRSAM DIAN BACHTIAR C

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam poligami diatur dalam Al-Qur an surah An-Nissa ayat 3

BAB I PENDAHULUAN. Tengok saja majalah, koran, radio, acara televisi, sampai media online

MEMAHAMI KETENTUAN POLIGAMI DALAM HUKUM ISLAM Oleh: Marzuki

PENYULUHAN HUKUM POLIGAMI DAN NIKAH SIRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MENGHAYATI PERAN ISTRI

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi, tokoh Muhammadiyah,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita yang dikaruniai sebuah naluri. Naluri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran, perkawinan serta kematian merupakan suatu estafet kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

8. Sebutkan permasalahan apa saja yang biasa muncul dalam kehidupan perkawinan Anda?...

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB IV ANALISIS DATA

DRAF WAWANCARA. Jumlah Anak. 4. Apakah suami anda memperkenalkan istri mudanya kepada keluarga anda?

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

( aql) dan sumber agama (naql) adalah hal yang selalu ia tekankan kepada

2002), hlm Ibid. hlm Komariah, Hukum Perdata (Malang; UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,

DILEMATIKA PERIJINAN POLIGAMI. Oleh: Ahsan Dawi Mansur. Diskursus tentang poligami selalu menjadi kajian aktual.

Menyoal Poligami dan Kendalanya Jumat, 26 Nopember 04

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

BAB VI PENUTUP. 1. Kesimpulan

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

Lingkungan Mahasiswa

BAB V PENUTUP. terjadi tiga macam kekerasan, meliputi kekerasan psikis, fisik, dan. penelantaran rumah tangga namun kekerasan psikis lebih dominan.

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan yang lainnya untuk dapat hidup bersama, atau secara logis

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

Interpretasi Pembaca Terhadap Materi Pornografi dalam. Komik Hentai Virgin Na Kankei

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing

Transkripsi:

RESEPSI KHALAYAK PEREMPUAN YANG SUDAH MENIKAH TERHADAP POLIGAMI DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG NASKAH PUBLIKASI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi Disusun oleh : FERNANDO FITUSIA L100090042 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

ABSTRAK Fernando Fitusia, L100090042, Resepsi Khalayak Perempuan Yang Sudah Menikah Terhadap Poligami Dalam Film Kehormatan di Balik Kerudung, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015. Kehormatan di Balik Kerudung merupakan sebuah film yang menceritakan tentang kehidupan poligami. Film ini menceritakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan poligami seperti alasan untuk berpoligami serta keadilan seseorang yang menjalani kehidupan poligami. Sehingga seseorang dapat bersikap ikhlas menjalani kehidupan berpoligami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemaknaan dari penonton perempuan yang sudah menikah terhadap poligami dalam film Kehormatan di Balik Kerudung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis resepsi. Analisis resepsi merupakan sebuah metode yang membandingkan antara isi yang muncul dalam media dengan yang diterima oleh khalayaknya. Dimana makna yang diusung dalam media bersifat terbuka dan dapat ditanggapi berbedabeda oleh khalayaknya sesuai dengan konteks budaya. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada informan, disimpulkan bahwa informan berada dalam posisi pembacaan dominant-hegemonic dan negotiated. Informan laki-laki dan perempuan dengan latar belakang yang masih menikah atau monogami berada pada posisi dominant-hegemonic. Sedangkan informan laki-laki yang sudah menikah kemudian punya istri lagi dan juga perempuan yang sudah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi atau poligami berada pada posisi dominant-hegemonic namun dalam beberapa adegan berada pada posisi negotiated. Kata kunci : Analisis Resepsi, Poligami, Kehormatan di Balik Kerudung.

A. PENDAHULUAN Tema tentang poligami memang menarik untuk dibahas dan diangkat ke dalam sebuah film karena isu poligami ini masih mendapatkan banyak pro dan kontra terkait pelaksanaannya sendiri dikalangan masyarakat. Mereka yang tidak setuju dengan poligami bergabung dan bersatu dalam sebuah organisasi seperti Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI), Badan Musyawarah Wanita Islam Indonesia dan sebuah organisasi yang berada di Bali yang bernama Putri Bali Sadar. Mereka berpendapat bahwa poligami dapat mengancam kedudukan perempuan dalam sebuah keluarga. Perempuan sebagai istri pertama akan merasa sengsara karena suami biasanya akan cenderung ke istri yang kedua. Sebenarnya poligami sendiri telah dilakukan oleh orang-orang zaman dahulu sebelum agama Islam masuk dimuka bumi. Orang-orang zaman dahulu melakukan poligami dengan jumlah istri bahkan hingga sepuluh orang. Pada zaman dahulu seorang laki-laki yang memiliki istri lebih dari satu cenderung dihormati. Maka dari itu Islam datang untuk menertibkan dan mengatur poligami agar tidak disalahgunakan manusia untuk menuruti hawa nafsunya saja. Dimana 1 aturan mengenai poligami ini tertera jelas dalam Al Qur an Surat An-Nisa ayat 3. Selain diatur dalam agama Islam poligami juga diatur dalam undang-undang pasal 3,4, dan 5 ayat 1 dan 2 UU No.1/1974. Aturan ini dibuat agar poligami tidak disalahgunakan oleh kaum pria. Selain itu dalam undangundang tersebut juga dijelaskan mengenai batasan-batasan dan juga aturan-aturan diberlakukannya poligami (Wasman, 2011:316). Berdasarkan isu dan realitas yang berkembang dikalangan masyarakat, maka tema tentang poligamipun diangkat ke dalam sebuah film. Dimana film mampu mampu mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam melihat suatu realitas dunia nyata. Film-film yang mengangkat tentang poligami diantaranya adalah Berbagi Suami (2006), Ayat-Ayat Cinta (2008), Perempuan Berkalung Surban (2009). Berbeda dengan film-film yang sebelumnya mengangkat poligami dimana film-film sebelumnya kontra terhadap poligami itu sendiri. Film Kehormatan di Balik Kerudung (2011) merupakan sebuah film yang pro dengan poligami. Melalui film ini diharapkan masyarakat lebih memahami dan mengerti poligami, agar poligami tidak pandang satu sisi saja. Dalam film ini poligami dapat

dilakukan untuk menghindari zina. Berdasarkan film yang menampilkan realitas poligami peneliti tertarik untuk meneliti pemaknaan khalayak perempuan yang sudah menikah terhadap poligami yang ditampilkan dalam film Kehormatan di Balik Kerudung. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pemaknaan khalayak perempuan yang sudah menikah terhadap poligami dalam film Kehormatan di Balik Kerudung. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pemaknaan khalayak perempuan yang sudah menikah terhadap poligami dalam film Kehormatan di Balik Kerudung. B. TINJAUAN PUSTAKA Film termasuk ke dalam sebuah media massa yang mampu menjangkau khalayaknya hingga ke pelosok-pelosok belahan dunia. Film merupakan pemadupadanan beberapa unsure yang terdiri dari kecanggihan teknologi, pandangan hidup, norma, serta tingkah laku manusia yang dihasilkan oleh pembuat film (Trianton, 2013:1) Film dapat berguna sebagai media hiburan, media pendidikan, dan juga media penyuluhan. Film layaknya sebuah pabrik mimpi yang dapat membuat seorang 2 mencari-cari apakah ada kesesuaian, antara pengalaman pribadi dengan cerita yang ditampilkan dalam film. Dalam sebuah film biasanya terdapat tema atau pesan khusus yang ingin disampaikan. Penggunaan tema dalam film digunakan untuk menyampaikan maksud si pembuat film yang ingin disampaikan kepada khalayaknya. Seperti pesan tentang poligami misalnya. Poligami sendiri merupakan suatu permasalahan yang telah dikenal manusia sejak zaman dahulu kala. Sejak sebelum agama Islam masuk ke belahan dunia. Poligami sendiri berarti sebuah bentuk pernikahan dimana laki-laki memiliki lebih dari seorang wanita dalam waktu yang bersamaan. (Soemiyati, 1986:74). Sebelum agama Islam masuk ke belahan dunia, bangsa-bangsa di dunia telah mengenal poligami dan tidak ada yang melarang seseorang melakukan poligami. Kedudukan kaum wanita sebelum agama Islam masuk ke belahan dunia selalu dianggap rendah dan selalu dianggap di bawah kaum laki-laki. Kaum wanita selalu diperlakukan dengan semena-mena sehingga kaum wanita tidak pernah dihargai dan dihormati. Maka dari itu Islam datang untuk menyamakan hak dan menjunjung tinggi derajat kaum wanita agar tidak dipandang

rendah kaum laki-laki. Dalam Islam poligami dibatasi dengan sebanyakbanyaknya empat orang istri yang boleh dimiliki dan hanya boleh dilakukan dalam keadaan darurat dengan syarat yang berat yaitu mampu berbuat adil terhadap istriistrinya. Dimana hal ini tertera di Al-Qur an surat An-Nisa ayat 3. Berdasarkan pada ayat dan kenyataan yang ada pada poligami, Islam sebenarnya tidak memulai poligami. Kebanyakan masyarakat tidak begitu paham mengenai poligami dan beranggapan bahwa Islam yang mengenalkan dan memperbolehkan poligami sehingga menjadi pertentangan disana sini. Pihak yang anti poligami mengatakan bahwa poligami merupakan suatu sistem masyarakat yang primitive yang tidak dapat berlaku lagi pada zaman modern seperti sekarang. Sedangkan pihak yang mendukung poligami mengatakan bahwa poligami merupakan suatu usaha meningkatkan kehidupan seorang wanita yang mulanya diliputi kegelisahan menjadi wanita yang merasakan kemuliaan dan kebahagiaan. Seperti halnya yang ingin disampaikan dalam film Kehormatan di Balik Kerudung, melalui film ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lain mengenai poligami yang ditujukan kepada khalayak perempuan yang menentang poligami. Diharapkan masyarakat lebih memahami poligami agar tidak dipandang satu sisi saja. Menurut model komunikasi Hall, sebuah proses komunikasi tidak lagi berjalan linier, dimana sebuah pesan dikirimkan dan kemudian diterima dengan efek tertentu. Tetapi sebuah pesan dikodekan oleh produser program dan kemudian diterjemahkan oleh penerima. Dalam model komunikasi Hall, sirkulasi makna dapat terjadi karena melewati tiga momen yang berbeda. Pada tahap yang pertama, pada tahap momen produksi media, disini sebuah produksi dibingkai oleh berbagai makna, ide, praktik pengetahuan yang berkaitan dengan rutinitas produksi atau disebut momen encoding. Dengan demikian sebelum pesan dapat digunakan, para professional media mengenkodekan sebuah pesan pada wacana yang bermakna. Pada tahap yang kedua setelah pesan pada wacana yang bermakna, maka kumpulan makna inilah yang dapat memiliki efek mempengaruhi, mengajari, dan menghibur dimana makna ini bersifat terbuka dan bebas dikendalikan. Pada tahap yang ketiga adalah momen decoding atau momen penerimaan dan pengonsumsian pesan. Dimana momen penerimaan ini tidak 3

selalu identik dengan momen produksi tetapi keduanya merupakan sebuah momen yang berhubungan dan momen yang tersendiri dalam sebuah proses komunikasi secara keseluruhan (Hall, 2011:215). Momen penerimaan atau pembacaan khalayak terhadap pesan media sendiri dapat dibagi menjadi tiga posisi kemungkinan yaitu dominant-hegemonic, pada posisi ini khalayak mengambil makna sepenuhnya dari sebuah program yang dibuat oleh sumber atau media massa. Negosiasi, pada posisi ini khalayak memahami nilai-nilai dominan yang dibuat oleh pembuat program tapi pada situasi tertentu membuat aturan dasarnya sendiri. Posisi opposisional, pada posisi ini khalayak menolak dengan apa yang disampaikan oleh media. Kemudian membuat pemaknaan alternative terkait apa yang disampaikan oleh media massa (Hall, 2011:227-229). Analisis resepsi merupakan salah satu standar yang digunakan dalam tradisi khalayak untuk mengukur khalayak media. Analisis ini hendaknya ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi pada individu sebagai pengonsumsi teks media. Bagaimana individu atau khalayak memandang dan memahami sebuah teks media ketika mereka berhubungan dengan media (Hadi, 2008:2). 4 Konsep yang terpenting dalam analisis resepsi disini adalah makna bukanlah hanya melekat pada teks media, tetapi makna diciptakan karena khalayak membaca dan memproses teks media. Media tidak lagi mempunyai kekuatan yang besar dalam mempengaruhi khalayaknya. Tetapi justru khalayak yang mempunyai kekuatan dalam menciptakan makna sesuai dengan makna yang mereka ciptakan dari sebuah teks media. Jadi analisis resepsi disini menekankan hubungan antara isi media dengan khalayaknya (Hadi, 2008:2). C. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian analisis resepsi. Penelitian kualitatif merupakan suatu jenis penelitian yang digunakan untuk dapat memahami sebuah fenomena sesuai dengan apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya persepsi, perilaku motivasi, dan lain sebagainya. Berbeda halnya dengan penelitian kuantitatif yang pada intinya untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat sebagai jawaban sementara dari sebuah penelitian yang akan diuji kebenarannya (Herdiansyah, 2012:9).

Sedangkan metode penelitian analisis resepsi adalah sebuah metode yang mencoba memahami bagaimana khalayak membaca dan menginterpretasikan makna dari sebuah teks media sesuai dengan pengalaman dan apa yang dilihat dalam kehidupan sehariharinya (Hadi, 2008:3). Subjek dari penelitian analisis resepsi disini adalah khalayak perempuan yang sudah menikah. Dimana teknik yang digunakan dalam pemilihan subjek penelitian disini adalah dengan menggunakan teknik purposeful sampling. Teknik purposeful sampling merupakan teknik yang digunakan untuk memilih subjek penelitian berdasarkan ciri yang dimiliki subjek penelitian dimana ciri subjek tersebut sesuai dengan tujuan penelitian (Herdiansyah, 2012:106). Pemilihan informan disini dipilih berdasarkan latar belakang pernikahan yang berbeda-beda yaitu perempuan yang masih menikah atau monogamy, perempuan yang telah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi atau poligami, laki-laki yang masih menikah, dan laki-laki yang telah menikah kemudian mempunyai istri lagi atau poligami. Alasan pemilihan informan disini dianggap cukup mewakili perempuan yang sudah menikah dengan latar belakang pernikahan yang berbeda-beda. Seperti perempuan yang masih menikah, yang dianggap dapat mengambil keputusan terkait kehidupan rumah tangganya apabila terjadi seperti yang ditampilkan dalam film. Perempuan yang telah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi seperti yang diceritakan dalam film. Laki-laki yang masih menikah, yang dianggap memiliki pemaknaan atau keputusan yang berbeda dari seorang perempuan apabila menghadapi permasalahan seperti yang ditampilkan dalam film. Laki-laki yang telah menikah kemudian mempunyai istri lagi seperti salah satu tokoh dalam film. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama menyeleksi informan yang akan diwawancarai sesuai dengan tujuan penelitian berdasarkan kriteria yang sudah dibuat dari awal penelitian. Setelah terpilih informan berdasarkan kriteria kemudian dilakukan wawancara terkait encoding dalam film. Setelah wawancara dilakukan, peneliti menetapkan penerimaan informan yang terbagi menjadi tiga yaitu pada posisi dominan, negosiasi, atau pada posisi 5

oposisional. Kemudian pada tahapan selanjutnya peneliti menganalisa data wawancara sesuai dengan penerimaan informan terhadap film Kehormatan di Balik Kerudung. D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Encoding Melalui sebuah film yang menceritakan tentang poligami diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lain bagi masyarakat mengenai poligami. Seperti halnya film Kehormatan di Balik Kerudung. Dimana ingin menyampaikan pesan tentang hal-hal yang berkaitan dengan poligami dimana selama ini menjadi pro kontra di kalangan masyarakat. Sehingga seseorang dapat bersikap ikhlas menjalani kehidupan poligami. Encoding media film tersebut adalah poligami untuk menghindari zina, keadilan seorang suami dalam hal biologis, keikhlasan seorang istri dalam hal biologis, ketidakadilan suami dalam sholat berjamaah, keikhlasan seorang perempuan yang tidak mempunyai keturunan merawat anak dari perempuan lain, keadilan seorang suami dalam hal materi. 2. Pembahasan Memaknai poligami untuk menghindari zina, tiga orang informan berada pada posisi dominant-hegemonic dan satu orang informan berada pada posisi negotiated. Dua orang informan perempuan dengan latar belakang yang masih menikah dan telah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi memaknai setujui sesuai dengan yang ditampilkan media film. Dimana pemaknaan informan disini dipengaruhi oleh keyakinan mereka terhadap ajaran agama Islam. Mereka memaknai bahwa dalam agama Islam poligami itu diperbolehkan. Sedangkan untuk berzina itu sendiri melanggar agama, jelas-jelas dosanya. Informan laki-laki yang masih menikah juga memaknai setuju sesuai dengan yang ditampilkan dalam film. Dimana pemaknaan informan disini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan informan, yang turut mempengaruhi cara informan memaknai sesuai dengan tingkat pemahamannya dengan poligami. Setuju saja kalau Sofie menganjurkan Ifan untuk menikahi Syahdu lagi. Lagipula yang namanya poligami dalam agama sendiri diperbolehkan, dalam hukum Negara juga diperbolehkan. Jadi hukum tetap hukum dibolehkan. a. Poligami untuk menghindari zina 6

Sedangkan informan laki-laki dengan latar belakang yang telah menikah kemudian mempunyai istri lagi berada pada posisi pemaknaan negotiated. Dimana informan sejalan dengan apa yang disampaikan dalam media namun pada situasi tertentu membuat aturan dasarnya sendiri sehingga mencerminkan posisi dan minat pribadinya. Pemaknaan dari informan disini dipengaruhi oleh lingkungan dan keluarga dimana informan tumbuh dan dibesarkan dengan pemahaman ajaran Islam yang baik. Informan memaknai bahwa boleh saja seperti itu artinya dia menopang suaminya, mensuport suaminya daripada melakukan hal yang tidak benar. Tapi bukan itu yang diharuskan dalam syariat. Dalam syariat kalau menghindari zina dalam syariat kalau sudah punya istri sudah. Kecuali kalau dalam hal ini memang istrinya tidak sanggup gitu dia pada yang lainnya. b. Keadilan seorang suami dalam hal biologis. Memaknai hal tersebut informan lakilaki dan perempuan yang memiliki latar belakang yang masih menikah berada pada posisi pemaknaan dominant-hegemonic. Sedangkan informan laki-laki yang telah menikah kemudian mempunyai istri lagi berada pada posisi pemaknaan negotiated. Informan perempuan dengan latar belakang yang telah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi juga berada pada posisi negotiated. Informan laki-laki yang memiliki latar belakang masih menikah memaknai setuju sesuai dengan yang ditampilkan dalam film. Boleh saja, karena mungkin dia punya alasan-alasan sendiri untuk menghindari sesuatu yang mungkin saat itu sedang berselisih pendapat kemudian agar bisa damai dengan istri-istrinya begitu. Informan perempuan yang masih menikah juga memaknai setuju sesuai dengan yang ditampilkan dalam film. Dimana pemaknaan informan disini dipengaruhi oleh persepsi informan sendiri terhadap film tersebut. Informan melihat bahwa pada waktu itu Ifan pengen tidur sendiri karena Ifan pengen merenung, ingin memikirkan apakah Ifan sudah adil apa belum diantara kasih sayang Sofie dan Syahdu. Lagipula kalau Ifan pengen sendiri seperti itu, dua-duanya harus memahami mestinya. Sedangkan informan laki-laki yang memiliki latar belakang yang sudah menikah kemudian mempunyai istri lagi berada pada 7

posisi negotiated. Informan memaknai bahwa hal tersebut seperti yang dijelaskan dalam Al Qur an di akhir-akhir surat An nissa kamu jangan menjadikan dia seperti barang yang tergantung jadi itu dalam batas-batas kemampuan harus diusahakan keadilan tapi trus tidak boleh seenaknya sendiri. Boleh saja seperti itu tidak apa-apa tapi sebaiknya seorang suami saat sedang sakitpun juga harus tetap bergilir. Karena Rasulullah saat sedang sakit juga beliau minta ijin istri-istrinya yang laen untuk merelakan agar selama sakit itu tinggal di rumah Aisyah. Informan perempuan dengan latar belakang yang sudah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi juga berada pada posisi pemaknaan negotiated. Dimana informan sejalan dengan apa yang disampaikan oleh media, namun pada situasi tertentu membuat aturan dasarnya sendiri. Informan melihat bahwa boleh saja seperti itu karena itu sesuai dengan kondisi. Kalau dia lagi sakitkan dia tidak ingin membebani siapapun. Tapi nanti kalau dia sudah dalam keadaan sembuh dia harus memutuskan dia harus membagi waktunya, dia harus berbagi begitu. c. Keikhlasan istri dalam hal biologis. Memaknai hal tersebut keseluruhan informan berada pada posisi dominanthegemonic. Informan laki-laki dan perempuan dengan latar belakang yang masih menikah memaknai setuju sesuai dengan yang ditampilkan dalam film. Dimana pemaknaan informan disini dipengaruhi oleh budaya yang berkembang di lingkungannya yaitu budaya patriarki. Budaya patriarki merupakan sebuah budaya yang pada dasarnya menempatkan perempuan pada posisi yang lebih rendah dan selalu berada di bawah laki-laki. Seorang laki-laki yang memiliki kuasa penuh terhadap seorang perempuan. Seperti halnya pemaknaan informan laki-laki yang masih menikah. Informan melihat bahwa Syahdu merupakan seorang yang baik, karena dia mengetahui keinginan daripada suaminya. Sehingga Syahdu kemudian menganjurkan Sofie untuk menemani Ifan. Tidak hanya berpengaruh kepada informan laki-laki saja budaya patriarki juga berpengaruh kepada informan perempuan untuk melihat suatu permasalahan terutama dalam hal poligami. Informan perempuan yang masih menikah memaknai bahwa sikap 8

Syahdu seperti itu merupakan sikap yang bagus. Melihat suaminya Ifan ditemani oleh istri pertamanya yaitu Sofie. Lagipula Syahdu merupakan istri kedua paling tidak dia dapat mengalah. Sedangkan informan laki-laki yang sudah menikah kemudian mempunyai istri lagi memaknai sesuai dengan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari yang hidup berpoligami. Informan memaknai setuju terhadap hal tersebut. Informan melihat bahwa kalau seperti itu tinggal sekarang waktunya siapa. Kalau itu waktunya sekarang dianggap sebagai giliran istri pertama ya tetap digauli atau tidak ya lebih pantaskan disitu itu. Informan perempuan yang sudah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi juga setuju sesuai dengan yang ditampilkan dalam film. Informan melihat bahwa hal tersebut sesuai dengan yang dialami oleh Nabi Muhammad. Nabi Muhammad ketika itu berkeinginan cepat bertemu dengan Aisyah, padahal saat itu Nabi Muhammad dalam keadaan sakit. Sedangkan saat itu juga belum giliran ke tempat Aisyah. Karena istrinya khawatir akhirnya berunding dan meyetujui Nabi Muhammad untuk dipindahkan di rumah Aisyah. 9 d. Ketidakadilan suami dalam sholat berjamaah Memaknai hal tersebut keseluruhan informan berada dalam posisi oppositional atau menolak apa yang disampaikan dalam film dan menggantinya dengan pemaknaan alternatif. Informan laki-laki dan perempuan yang memiliki latar belakang yang masih menikah memaknai hal tersebut sesuai dengan persepsi mereka terhadap film tersebut terkait masalah keadilan dalam beribadah. Informan memberikan pemaknaan alternatif bahwa seharusnya Ifan sebagai seorang imam dalam keluarga harus mampu memimpin beribadah keluarganya. Seharusnya yang namanya sholat berjamaah itu harus diajak bersama-sama. Kalau belum bangun ya dibangunkan sampai bangun. Kalau membangunkannya tidak sungguhsungguh lalu malah sholat dengan yang satunya itu namanya tidak adil dalam memimpin beribadah keluarganya. Informan laki-laki dengan latar belakang yang sudah menikah kemudian mempunyai istri lagi memaknai hal tersebut dengan sudut pandang yang berbeda. Informan yang tumbuh besar di lingkungan dan keluarga dengan pemahaman ajaran

Islam yang baik ini melihat bahwa kesalahan sebenarnya terdapat pada sutradaranya. Sutradaranya tidak mengerti bagaimana sebenarnya adab masalah ajaran Islam. Kalau sholat jamaah seharusnya ke masjid. Istri-istrinya juga seharusnya diajak sholat berjamaah. Informan perempuan dengan latar belakang yang sudah menikah kemudian mempunyai istri lagi juga mempunyai pemaknaan alternatif terkait hal tersebut. Dimana pemaknaan informan disini sesuai dengan pengalaman dalam kehidupan sehariharinya yang menjalani kehidupan berpoligami. Informan melihat bahwa kalau dalam satu rumah ya harus diajak bersama sholat berjamaah istri-istrinya. Kecuali kalau dia tidak dalam satu rumah boleh seperti itu. e. Keikhlasan seorang perempuan yang tidak dapat mempunyai keturunan merawat anak dari perempuan lain. Memaknai hal tersebut keseluruhan informan berada pada posisi dominanthegemonic. Informan laki-laki yang masih menikah memaknai hal tersebut sesuai dengan persepsi informan terhadap film tersebut. Informan melhat bahwa Sofie merupakan sosok figure yang bagus, rela, 10 ikhlas merawat anak dari Syahdu. Boleh dikatakan mungkin seharusnya bersikap seperti itu karena dia sendiri juga tidak mempunyai keturunan dari Ifan. Sedangkan informan laki-laki dengan latar belakang yang sudah menikah lalu mempunyai istri lagi memaknai sesuai dengan pemahamannya dalam ajaran agama Islam. Informan setuju terhadap hal tersebut. Informan mengatakan bahwa diantara kewajiban istri menurut syariat Islam itu adalah mengurusi anak-anak dari suaminya. Jadi anak-anak suaminya dan hartanya. Artinya anak suaminya bukan hanya anak dia. Jadi itu memang kewajiban seorang perempuan dalam Islam. Informan perempuan yang memiliki latar belakang yang sudah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi memaknai hal tersebut sesuai dengan pengalaman yang dialami sehari-harinya yang menjalani kehidupan berpoligami. Informan melihat kalau anak itu merupakan anak dari Syahdu dan Syahdu merupakan istri dari Ifan. Maka itu akan menjadi anaknya juga, akan menjadi mahromnya dengan si Sofie. Jadi dia harus ikut tanggung jawab membesarkan anak dari suaminya. Meskipun dia dalam kondisi tidak punya keturunan ataupun punya keturunan, dia

harus berbuat baik terhadap anak dari istri suaminya itu. Informan perempuan dengan latar belakang yang masih menikah memaknai setuju sesuai dengan yang ditampilkan dalam film. Karena hal tersebut sesuai dengan keyakinannya dalam ajaran agama Islam. Sofie merupakan istri yang sholehah sekali karena dia dahulunya merasa dimadu ga enak kemudian dia mau merawat anak dari Syahdu. Kemudian juga dia tidak diberi keturunan, sesuai dengan syariat itu. f. Keadilan suami dalam hal materi Memaknai hal tersebut keseluruhan informan berada pada posisi dominanthegemonic. Informan laki-laki dengan latar belakang yang masih menikah memaknai hal tersebut itu merupakan kewajiban seorang Ifan dimana mempunyai seorang istri yang meninggalkannya dalam keadaan hamil kemudian sampai mempunyai anak. Jadi itu merupakan kewajiban Ifan untuk merawat anak itu. Informan laki-laki yang memiliki latar belakang yang sudah menikah kemudian mempunyai istri lagi memaknai setuju dengan hal tersebut. Dimana memaknai sesuai dengan pemahamannya dalam ajaran agama Islam. Informan memaknai bahwa 11 sebagai orang Islam harus tolong menolong. Lagipula kalau itu memang anaknya ya itu merupakan kewajiban dia untuk merawat anak itu. Informan perempuan yang masih menikah memaknai setuju sesuai dengan yang ditampilkan dalam film. Informan memaknai bahwa hal tersebut benar karena kewajiban Ifan. Sofie sebelumnya juga meminta Ifan untuk menikahi Syahdu jadi Ifan juga sudah tau landasan-landasannya. Sedangkan informan perempuan dengan latar belakang yang sudah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi memaknai setuju sesuai dengan yang disampaikan dalam film. Informan memaknai bahwa seorang ayah itu bagaimanapun kondisi dia dengan istrinya dia harus tetap bertanggung jawab kepada anaknya dalam segala hal. Dalam segi materi, dalam segi psikis, maupun dalam segi agama. Dia harus bertanggung jawab dunia akhirat istilahnya. E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, peneliti melihat bahwa terdapat dua posisi

pemaknaan yang berbeda dari khalayak terhadap pesan poligami dalam film Kehormatan di Balik Kerudung. Hal ini terjadi dikarenakan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi cara khalayak membaca atau memaknai pesan media seperti latar belakang sosial, faktor tingkat pendidikan, faktor sosial budaya, kepercayaan agama, identitas khalayak, jenis kelamin serta persepsi penonton terhadap film itu sendiri. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dua informan dengan latar belakang yang masih menikah berada pada posisi dominant- hegemonic. Kemudian dua informan lagi dengan latar belakang yang sudah menikah kemudian suami menikah lagi secara keseluruhan juga dapat disimpulkan berada pada posisi dominanthegemonic namun pada beberapa adegan dalam posisi negotiated.. a. Dominant-Hegemonic Dari hasil pengamatan terhadap keempat informan. Informan dengan latar belakang yang masih menikah secara keseluruhan berada pada posisi dominanthegemonic. Hal ini ditunjukkan dari pemaknaan informan terhadap adegan dalam film seperti poligami untuk menghindari zina. Informan menganggap bahwa seorang perempuan yang bukan saudara bukan siapasiapa kemudian hidup berlama-lama di satu atap itu akan menimbulkan fitnah. Setuju saja kalau Sofie menganjurkan untuk menikahi Syahdu. Lagipula yang namanya poligami itu dalam agama sendiri dibolehkan, dalam hukum negara juga boleh. Informan dengan latar belakang yang sudah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi atau poligami juga berada dalam posisi pemaknaan dominant-hegemonic. Hal ini ditunjukkan dari pemaknaan informan terhadap adegan yang menunjukkan keikhlasan istri dalam hal biologis. Informan memaknai bahwa hal tersebut seperti yang dialami oleh Nabi Muhammad. Nabi Muhammad ketika itu berkeinginan cepat bertemu Aisyah, saat itu sedang dalam kondisi sakit. Sedangkan pada saat itu belum giliran ke tempat Aisyah, akhirnya istrinya berembuk dan menyetujui Nabi Muhammad untuk dipindahkan ke rumahnya Aisyah. b. Negotiated Informan laki-laki dengan latar belakang yang sudah menikah kemudian mempunyai istri lagi atau poligami dalam beberapa adegan berada pada posisi negotiated seperti adegan poligami untuk menghindari zina. Informan memaknai 12

bahwa boleh saja seperti itu, artinya dia menopang suaminya, mensuport suaminya daripada melakukan hal yang tidak benar. Tapi seharusnya kalau menurut syariat, kalau menghindari zina kalau sudah punya istri sudah. Kecuali kalau dia dalam hal ini memang istrinya tidak sebanding, tidak sanggup, ya dia pada yang lainnya. Informan perempuan dengan latar belakang yang sudah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi atau poligami dalam beberapa adegan juga berada dalam posisi negotiated. Seperti dalam adegan keadilan suami dalam hal biologis, informan memaknai bahwa boleh saja seperti itu karena itu sesuai dengan kondisi. Karena sesuai dengan kondisi Ifan yang sedang sakit, kalau dia lagi sakitkan dia tidak pengen membebani siapapun, tidak pengen menimbulkan kecemburuan diantara istriistrinya. Tapi nanti kalau dia sudah sembuh, dia harus membagi waktunya dnegan istriistrinya, dia harus berbagi. oleh media bersifat terbuka dan dapat ditanggapi berbeda-beda oleh khalayaknya. 2. Saran Secara akademis penelitian ini dapat digunakan sebagai contoh penelitian yang melihat bagaimana khalayak secara aktif dalam mengkonsumsi dan memaknai pesan media. Diharapkan ada riset lanjutan tentang khalayak dalam mengkonsumsi pesan media yang berbeda, tidak hanya media film. Berdasarkan pemaknaan yang beragam dari masing-masing informan, hendaknya ingin menempatkan khalayak sebagai khalayak yang aktif dalam memaknai sebuah pesan media sesuai dengan pengalaman sehari-harinya. Dimana makna yang diusung 13

DAFTAR PUSTAKA BUKU Hall, Stuart dkk. 2011. Budaya Media Bahasa. Yogyakarta: Jalasutra. Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. JURNAL Hadi, Ido Prijana. 2008. Penelitian Khalayak dalam Perspektif Reception Analysis. Jurnal Ilmiah SCRIPTURA, vol. 2 Labib. 1986. Pembelaan Umat Muhammad. Gresik: CV Bintang Pelajar. Soemiyati. 1986. Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Trianton, Teguh. 2013. Film Sebagai Media Belajar. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wasman. 2011. Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia: Perbandingan Fiqih dan Hukum Positif. Yogyakarta: Teras. 14