Bahan bakar dan bahan baku kertas Senyawa organik bahan alam pemikat (antractan) Metabolit primer Metabolit sekunder penolak(reppelant) H H pelindung (protectant) Garcinia (Sumaryono,1999) Antimalaria
Malaria P. vivax P. malariae P. ovale P. falciparum Endemik bat baru Cl H N N klorokuin N Artemisinin Resistansi H Antimalaria (1) H (2) (Hartati,Sri,2006)
Garcinia balica MIq Senyawa turunan kumarin?? bat antimalaria Aktif menghambat parasit Mengetahui senyawa kumarin dari spesies Garcinia balica miq yang aktif menghambat Plasmodium falciparum dan berpotensi untuk digunakan sebagai obat antimalaria
Keberhasilan penelitian ini diharapkan dapat memperoleh obat antimalaria baru yang lebih murah, efektif dan aman sehingga dapat dikembangkan dalam bidang kesehatan, serta dapat meningkatkan nilai tambah dari tanaman.
Metode Preparasi sample Persiapan Medium tidak lengkap Pembuatan Medium Lengkap Uji aktivitas antimalaria Alat eppendolf, laminer air flow, lemari pendingin, candle jar, mikroskop, sentrifuge, botol scot, gelas piala steril, labu erlenmeyer steril, penyaring membran milipore 0,22 µm, inkubator, pipet pasteur, mikropipet, pipet volume, cawan petri, termometer,tabung sentrifuse dan plat well 24. Bahan 5-hidroksi 4-fenilkumarin dan 7-hidroksi 4-fenilkumarin dari ekstrak Garcinia balica Miq,simpanan P. falciparum (Strain 3D7), HEPES, RPMI 1640, natrium bikarbonat, hyposantin, gentamicyn,minyak imersi, giemsa, air steril, darah manusia golongan yang diperoleh dari PMI, larutan buffer fosfat, natrium klorida, kalium klorida DMS dan klorokuinon.
HEPES natrium bikarbonat hipoxantin Air steril gentamysin RPMI1640 Larutan filtrat *Inkubator *diinkubasi pada suhu 37 C
Serum Medium tak lengkap Medium lengkap
NaCl Medium tidak lengkap Medium lengkap Eritrosit 50% disentrifuge Disentrifuge 3x Endapan Endapan parasit dipanen okontrol negatif osenyawa 1 dan 2,dengan konsentrasi 0,01;0,1;1;10 dan 100 g/ml odiinkubasi pada suhu 37 C selama 48 jam
Eritrosit yang telah terinfeksi parasit il immersion
Persentase parasetemia % Parasitemia = eritrosit yang terinfeksi 1000 eritrosit X 100% Persentase Penghambatan % Penghambatan= 100% -Xp/Xk X 100% Dimana : Xp = parasitemia uji Xk = parasitemia control negatif Analisa data hasil uji antimalaria seluruhnya dari tiap-tiap perlakuan diolah menggunakan analisa probit program SPSS seri 16,0 untuk menentukan IC 50
Dua senyawa kumarin yang digunakan merupakan fraksi non polar ekstrak etil asetat dari tumbuhan Garcinia balica Miq : H (1) H (2)
Dosis Uji (μg/ml) Kontrol (-) 100 (D1) 10 (D2) 1 (D3) 0,1 (D4) 0,01 (D5) R % Parasetemia % % Hambatan % Pertumbuhan Hambatan rata-rata 0 jam 48 jam 1 1,73 7,59 5,86-2 1,73 7,15 5,42-1 1,73 1 0 100 100 2 1,73 0,69 0 100 1 1,73 4,09 2,36 59,72 54,765 2 1,73 4,45 2,72 49,81 1 1,73 5,37 3,64 37,88 36,65 2 1,73 5,23 3,5 35,42 1 1,73 5,96 4,23 27,81 25,155 2 1,73 5,93 4,2 22,5 1 1,73 6,22 4,49 23,34 16,925 2 1,73 6,58 4,85 10,51 Dari data tersebut diperoleh nilai IC 50 senyawa (1) sebesar (6,161 µg/ml). Nilai IC 50 menunjukkan bahwa pada konsentrasi tersebut senyawa ini dapat menghambat 50% pertumbuhan parasit
Dosis Uji (μg/ml) R % Parasetemia % Pertumbuhan % Hambatan % Hambatan rata-rata 0 jam 48 jam Kontrol (-) 1 1,37 3,7 2,43-2 1,37 3,68 2,41-100 (D1) 1 1,37 1,68 0,31 87,24 93,62 2 1,37 1,27 0 100 10 1 1,37 2,26 0,89 63,37 63,22 (D2) 2 1,37 2,26 0,89 63,07 1 1 1,37 2,83 1,46 39,91 43,635 (D3) 2 1,37 2,64 1,27 47,3 0,1 (D4) 1 1,37 3,24 1,87 23,04 24,795 2 1,37 3,14 1,77 26,55 0,01 (D5) 1 1,37 3,56 2,19 9,87 11,57 2 1,37 3,46 2,09 13,27 Dari data tersebut diperoleh nilai IC 50 senyawa (2) sebesar (1.358µg/ml). Nilai IC 50 menunjukkan bahwa pada konsentrasi tersebut senyawa ini dapat menghambat 50% pertumbuhan parasit
Hubungan struktur dengan aktivitas suatu senyawa dapat ditinjau melalui tiga aspek diantaranya : Sifat elektronik (Derajat ionisasi) Hidrofobik (Lipofilisitas) Ukuran Molekul (efek sterik) CH 3 H 3 C CH 3 CH 3 Senyawa yang memiliki lipofilisitas tinggi memiliki aktivitas antimalaria yang tinggi (Kohler et al., 2001) Senyawa (1) dan (2) mengikuti keteraturan yang telah dilaporkan oleh Kohler et al., 2001
H (1) Adanya gugus fenil menyebabkan molekul bersifat hidrofobik hal ini akan menyebabkan senyawa cenderung larut dalam lemak H (2)
H (1) 6,161 µg/ml senyawa (2) memiliki aktifitas penghambatan terhadap pertumbuhan P.falciparum yang lebih baik dibandingkan dengan senyawa (1). N H (2) N H N 1,358 µg/ml Cl 0,035 µg/ml Kedua senyawa memiliki keaktifan yang moderat
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap dua senyawa kumarin dari spesies Garcinia balica Miq memiliki keaktifan moderat dengan IC 50 6,161 µg/ml untuk senyawa (1) dan 1,358 µg/ml untuk senyawa (2). Dari nilai IC 50 tersebut dapat diketahui senyawa (2) memiliki aktifitas penghambatan terhadap pertumbuhan P.falciparum yang lebih baik dibandingkan dengan senyawa (1). Kedua senyawa tidak dapat dijadikan obat antimalaria. Saran Agar dapat digunakan sebagai obat antimalaria, maka perlu dilakukan modifikasi struktur untuk meningkatkan aktifitasnya. Selain itu penelitian ini perlu dilanjutkan karena belum dilakukan uji toksisitas terhadap senyawa uji dan perlu kajian lebih lanjut mengenai hubungan struktur dan aktivitas senyawa sehingga dapat memberikan kontribusi di bidang kesehatan.
Hartati, Sri, Taslim Ersam. 2006. Dua Senyawa 4-Fenilkumarin pada Fraksi Non Polar dari Ekstrak Etil Asetat Batang Garcinia Balica Mic (Mundu Alas). Seminar Nasional Kimia VIII, Jurusan Kimia, FMIPA ITS, Surabaya. Kohler,I.,et al. 2001. In vitro Antiplasmodial Activity of 4-Phenylcoumarins from Exostema mexicanum. Planta medica,67: 89-91. Kumar et al. 2007. Minireview : Antimalarial drugs inhibiting hemozoin (β-hematin) formation: A mechanistic update. Life Science 80 : 813-828. Sumaryono, W. 1999. Produksi Metabolit Sekunder Tanaman Secara Bioteknologi Prosiding Seminar Nasional Kimia Bahan Alam 99, Penerbit UI, Jakarta.
Bapak Prof. Dr. Taslim Ersam selaku dosen pembimbing atas segala diskusi, bimbingan, arahan dan semua ilmu yang bermanfaat. Ayah dan Ibu saya atas segala doa, dorongan dan dukungannya secara materiil dan spiritualnya. Teman-teman seperjuangan PAKTI-ITS dan angkatan 2007 Kimia-ITS atas do a dan dukungannya Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Dengan mengikuti keteraturan dari penelitian yang telah dilaporkan sebelumnya senyawa dengan lipofilisitas tinggi memiliki aktivitas antimalaria yang tinggi (Kohler, et al.,2001). Maka aktivitas dari senyawa (1) dan (2) dipengaruhi oleh lipofilisitas. Pada umumnya kemampuan lipofilisitas senyawa dipengaruhi oleh adanya substituen berupa fenil, gugus orto hidroksi dan gugus metoksi. Sifat lipofilisitas senyawa (1) dan (2) cenderung dipengaruhi oleh adanya substituen fenil pada C-4 maka senyawa (1) dan (2) bersifat hidrofobik (non polar) molekul yang sifatnya non polar ini cenderung larut dalam lemak sehingga memiliki sifat lipofilisitas. Apabila molekul semakin larut dalam lemak maka kemampuan molekul tersebut untuk memasuki membran menjadi lebih mudah. Selain itu, sifat lipofilisitas senyawa kumarin juga disebabkan karena sifatnya sebgai asam lemah organik. Dari uraian diatas dapat ditelusuri bahwa keaktifan kedua senyawa uji dipengaruhi oleh aspek lipofilisitas. Dengan memperhatikan nilai IC 50 dari kedua senyawa ini maka Kedua senyawa ini memiliki aktivitas moderat apabila dibandingkan dengan kloroquin yang memiliki nilai IC 50 = 0,035 μg/ml. Dimana senyawa (2) cenderung lebih aktif dibandingkan dengan senyawa (1). Perbedaan keaktifan kedua senyawa ini dapat disebabkan oleh perbedaan mekanisme penghambatan untuk kedua senyawa. Mekanisme penghambatan dari kedua senyawa ini belum diketahui secara pasti. Namun, Secara umum mekanisme kerja obat antimalaria kususnya senyawa-senyawa fenolat mengikuti pola penghambatan yang dilaporkan oleh Kumar, et al.(2007)