BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Sebelum kita mengenal lebih jauh bagaimana keberadaan orang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB IV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak Geografis Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN NIKAH TUMBUK DESA DI DESA CENDIREJO KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan sesuai dengan ketentuan agama dan peraturan perundang-undangan yang

BAB I PENDAHULUAN. agama. Sistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BUYUT POTROH SEBELUM PROSESI AKAD NIKAH DI DESA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan. ekonominya berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah.

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. daerah di negara ini memiliki adat istiadat dan tradisi masing-masing yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

tradisi jalukan pada saat pernikahan. Jalukan adalah suatu permintaan dari pihak

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kasus yang terbanyak di Pengadilan tersebut.hal ini berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian yang pesat di indonesia dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB IV. A. Penerapan Perda Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Larangan Menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima 1. Informasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

BAB IV ANALISIS URF TERHADAP PEMBERIAN RUMAH KEPADA ANAK PEREMPUAN YANG AKAN MENIKAH DI DESA AENG PANAS KECAMATAN PRAGAAN KABUPATEN SUMENEP

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mencapai hajat hidup dengan meningkatkan taraf

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

BAB IV USIA PERKAWINAN OLEH BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. orang yang berhasil di Masyarakat. Keluarga terdiri dari ayah ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sandaran nilai ibadah di dalamnya. 1

ANALISIS FIQH SIYASAH TENTANG PERAN BADAN ANGGARAN DPRD KOTA SURABAYA DALAM MEREALISASIKAN FUNGSI BUDGETING

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menciptakan suatu keluarga atau rumah tangga yang rukun, melaksanakannya merupakan ibadah.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN PRIMBON JAWA TENTANG KEHARMONISAN DALAM PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

PENYELESAIAN KASUS KAWIN HAMIL DI LUAR NIKAH DI DESA MANGKUJAYAN MENURUT KHI

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB I PENDAHULUAN. di beberapa negara di dunia beberapa waktu lalu. LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual and

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan dengan potensi hidup berpasang-pasangan, di mana

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai

BAB I PENDAHULUAN. pasal 18B ayat 2 Undang-Undang Dasar tahun 1945 yang berbunyi Negara

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG KEWAJIBAN ISTERI MENAFKAHI SUAMI DI DESA SARI GALUH KEC. TAPUNG KAB. KAMPAR PEKANBARU SKRIPSI

KEPEMIMPINAN PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI. SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat S-1. Oleh: Ivan Fauzi

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

BAB V PEMBAHASAN. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN JILU DI DESA DELING KECAMATAN SEKAR KABUPATEN BOJONEGORO

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. antara orang lain agar mereka saling tolong-menolong dan tukar-menukar

Dunia telah menjadi DESA BESAR, Dunia tanpa Batas (pelaksanaan Haji, Pertandingan Sepak Bola dll, bisa dilihat secara langsung ASRORI, MA.

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Memasuki era globalisasi persaingan semakin ketat sehingga secara tidak

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengikuti perkembangan fashion. Fashion dianggap dapat membawa

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kemampuannya. Pada waktu yang lampau perhatian pemerintah telah

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Sebelum kita mengenal lebih jauh bagaimana keberadaan orang jawa, maka perlu diketahui pula daerah asal orang jawa adalah pulau jawa. Pulau jawa adalah daerah yang subur karena memiliki sejumlah besar gunung berapi, baik yang masih aktif maupun yang tidak aktif. Pada umumnya masyarakat jawa masih berusaha keras untuk terus melestarikan budayanya. 1 Sedangkan kehidupan sosial dan budaya masyarakat jawa dalam membina keluarga dengan tata aturan menurut hukum adat yang berlaku. Dalam perjalanan hidup anak manusia, akan senantiasa berputar dan beralih peran. Pada saatnya seorang yang telah menginjak usia dewsa, antara pria dan wanita akan menikah untuk membina rumah tangga. 2 Dalam realitas sebagian komunitas masyarakat muslim di Indonesia penentuan kriteria calon pasangan tidak hanya ditentukan berdasarkan doktrin agama, tetapi juga di dasarkan atas petuah nenek moyang yaitu petuah nenek moyang yang tidak tertulis tetapi tetap diyakini kebenarannya. 3 Beraneka ragam adat istiadat yang berlaku pada suatu komunitas masyarakat tidak akan begitu saja hilang atau dinafikan mengingat 1 Yana, falsafah dan pandangan hidup orang jawa (yogyakarta bintang cemerlang 2012,hal 11 2 Ibid,,hal 12-13 3 Ibnu ismail,islam tradisi (Kediri tempias tinta emas 2011), hal.99

kehidupan sekelompok orang dalam masyarakat terhadap budaya adalah ibarat dua sisi mata uang yang tidak mungkin untuk dipisahkan. Seperti halnya dalam larangan perkawinan adat geyeng yang terjadi pada masyarakat Ngadi adalah kategori larangan yang muncul akibat adanya budaya masyarakat yang sangat erat hubungannya dengan tingkah laku orang dalam ikatan masyarakat yang menggumpal menjadi sebuah hokum adat. alasan yang diyakini sampai sekarang bahwa ketaatan yang sangat kuat terhadap falsafah hidup itu merupakan peninggalan leluhur yang harus ditaati dan kalau bisa tidak dilanggar. Sistem budaya Jawa itu merupakan sistem budaya jawa yang dikembangkan oleh dua pusat kekuasaan di masa lampau, yaiu Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta. Dalam pandangan budaya Jawa, makna hidup bagi seseorang terletak kepada kemampuannya mentaati etika moral yang berlaku. Derajat moralitas seseorang akan terlihat dari cara orang tersebut berhubungan dengan Tuhan, sesama manusia dan alam, atau cara orang itu bergerak dalam ruan dan waktu. Dalam sistem budaya ini, pedoman mengenai moralitas dibakukan dalam ungkapanungkapan standar yang tetap. 4 Adat mempunyai kecenderungan umum untuk merujuk kepada tradisi para leluhur, yang disimpan dalam berbagai bentuk cerita-cerita dan petuah-petuah, sebagai sumber hukumnya. Praktek para leluhur yang disampaikan lewat informasi dari mulut ke mulut dan dari tindakan turun-temurun tersebut merupakan sumber utama dari ajaran adat hal.357 4 Jamal Ma mur Asmani, Fiqh Sosial Kiai Sahal Mahfudh.( Surabaya: Khalista,2004),

masyarakat indonesia. Petuah-petuah dan tradisi masyarakat adat mengandung prinsip-prinsip dasar kehidupan masyarakat tersebut ditranfer dari generasi ke generasi. 5 Larangan perkawinan adat Geyeng yang berarti singkatan dari Wage dan Pahing. Dalam arti bahasa jawa yang lain, geyeng berarti goyang atau tidak pas. Sehingga makna ini diperluas menjadi tiadanya keselarasan dalam hal hubungan perjodohan. 6 Bagi yang mempercayai ramalan jodoh Jawa ini, keputusan akan pasangan geyeng ini sudah mutlak. Dalam arti tidak bisa ditebus dengan ritual apapun, sebagaimana jika terjadi pada pasangan lain. Untuk masyarakat Ngadi itu sendiri mengartikan Adat Geyeng dari segi goyang atau tidak pas, bahwasanya Adat Geyeng adalah suatu kebiasaan di masyarakat ketika ingin mengawinkan anak perempuan untuk pertama kali,maka orang tua dari calon mempelai laki-laki harus utuh atau tidak boleh salah satu sudah meninggal. Karena dikhawatirkan jika perkawinan tersebut tetap berlangsung maka menurut masyarakat yang menyakini adat tersebut orang tua dari mempelai perempuan bisa ikut meninggal dunia dan bagi pelaku yang melanggar adat itu kehidupannya tidak akan tentram, sulit untuk mendapatkan rizki dan akan banyak musibah yang akan dialami. 7 Pada dasarnya tradisi yang ada di daerah ngadi itu memang di pengaruhi oleh ajaran hindu budha pada zaman dahulu, karena ajaran itu 5 Ratno Lukiti, Tradisi Hukum Indonesia. ( Yogyakarta: Teras,2008), hal.24 6 http// Anneahera.com/ramalan-jodoh-jawa.htm diakses tangggal 16 desember 2015 jam 20.00 wib 7 Hasil Wawancara dengan warga B.riska desa ngadi tgl 23 maret 2015

sangat mempengaruhi keadaan masyarakat secara moral maupun sosial. ajaran hindu budha datang sebelum islam masuk pada daerah ngadi,tidak bisa di pungkiri bahwa adat geyeng tersebut tetap dipercayai oleh masyarakat ngadi. 8 Adakalanya terjadi perbedaan antara syari at islam dengan system adat yang berlaku pada suatu daerah, baik tradisi yang sudah menggumpal menjadi sebuah hokum adat maupun yang sifatnya hanya sebatas kebiasaan saja. pelanggaran terhadapnya akan menemui suatu sanksi sesuai peraturan yang berlaku dan di patuhi dalam masyarakat tersebut. hal ini seperti adat yang ada pada masyarakat ngadi yang mempengaruhi larangan perkawinan adat Geyeng. masyarakat ngadi semua beragama islam, akan tetapi dalam hal larangan perkawinan, selain mengenal larangan seperti yang di atur dalam syari at islam, tetapi mereka juga mempunyai adat larangan perkawinan tersendiri yaitu larangan perkawinan adat Geyeng. Berbicara masalah larangan perkawinan yang terjadi pada masyarakat Ngadi adalah kategori larangan yang muncul akibat adanya budaya masyarakat yang sangat erat hubungannya dengan tingkah laku orang dalam ikatan masyarakat yang menggumpal menjadi sebuah hokum adat. alasan yang diyakini sampai sekarang bahwa ketaatan yang sangat kuat terhadap falsafah hidup itu merupakan peninggalan leluhur yang harus ditaati dan kalau bisa tidak dilanggar. 8 Hasil Wawancara dengan sesepuh mbah bayan di desa ngadi tgl 23 maret 2015

Sedangkan dalam islam tidak terdapat larangan perkawinan adat Geyeng akan tetapi di dalam hukum pernikahan islam di kenal sebuah asas yang disebut dengan asas selektifitas. Maksud dari asas ini adalah seseorang yang hendak menikah harus terlebih dahulu menyeleksi dengan siapa ia boleh menikah dan dengan siapa ia terlarang untuk menikah. 9 Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki kepercayaan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi ssorang dan konteks sosialnya. Ketka seseorang mengambil suatu keputusan ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang-orang yang lebih ia percayai. Menurut Ba dan Pavlou mendevinisikan kepercayaan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian. Kepercayaan terjadi ketika seseorang yakin dengan reliabilitas dan integritas dari orang yang dipercaya. Sehingga kita dapat mengetahui bahwa kepercayaann kejawen itu merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situas seseorang dan konteks sosialnya di jawa, dimana seseorang mempercayai segala yang berhubungan dengan adat dan kepercayaan jawa ( kejawen ). 10 9 Amir Nuruddin,hukum perdata islam di indonesia (jakarta : kencana,cet ke 3 2006, hal 144 10 Rohiman Notowidagdo, ilmu budaya dasar berdasarkan al quran dan hadist ( jakarta: persada, cet pertama 2000, hal 146

Kepercayaan merupakan salah satu dari komponen sikap. Komponen sikap lainnya diantaranya : a. Kognitif ( kepercayaan / keyakinan ) b. Afektif ( kehidupan emosional ) c. Konatif ( kecenderungan orang untuk bertindak ) Kepercayaan seringkali dihubungkan dengan agama, kepercayaan agama, sesuatu yang berhubungan dengan yang ghaib, atau makhluk halus, dan selainnya. Misalnya saja agama islam, agama hindhu, agama budha, islam kejawen, semuanya menjadi bahasan yang sering ketika memasuki pembahasan masalah kepercayaan. 11 Islam sebagai agama yang syariatnya telah sempurna berfungsi untuk mengatur segenap makhluk hidup yang ada dibumi dan salah satunya manusia. Ibnul Qayyim rahimahullah pernah berkata: Seluruh syari at yang pernah diturunkan oleh Allah, senantiasa membawa hal-hal yang manfaatnya murni atau lebih banyak (dibandingkan kerugiannya), memerintahkan dan mengajarkannya. Setiap aturan-aturan, anjuran, perintah tentu saja akan memberi dampak positif dan setiap larangan yang diindahkan membawa keberuntungan bagi hidup manusia. Salah satu larangan yang akan membawa maslahat bagi manusia adalah menjauhkan diri dari kebiasaankebiasaan nenek moyang terdahulu yang bertentangan dengan ajaran Islam. Hal tersebut sebagaimana yang Allah firmankan dalam AlQur an : 11 http//www.psikologiny.com-hubungan-antara-kepercayaan kejawen-dan agama islamdalam-ritual-gunung kawi-oeh-pengunjung-muslim diakses tanggal 12 februari jam 18.30 wib

و إ ذ ا ق يل ل ه م ا ت ب ع ىا م ب أ نز ل ال ل ه ق بل ىا ب ل ن ت ب ع م ب أ ل ف ي ن ب ع ل ي ه آب بء ن ب أ و ل ى ك بن آب بؤ ه م ل ب ي ع ق ل ىن ش ي ئ ب و ل ب ي ه ت د ون ]٠٧١:٢ ] Dan apabila dikatakan kepada mereka, Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah, mereka menjawab, (Tidak!) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya). Padahal,nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun dan tidak mendapat petunjuk. (QS Al-Baqarah:170) و إ ذ ا ق يل ل ه م ت ع بل ى ا إ ل ى م ب أ نز ل ال ل ه و إ ل ى ال ر س ىل ق بل ىا ح س ب ن ب م ب و ج د ن ب ع ل ي ه آب بء ن ب [٤٧١٢٥] أ و ل ى ك بن آب بؤ ه م ل ب ي ع ل م ىن ش ي ئ ب و ل ب ي ه ت د ون Dan apabila dikatakan kepada mereka, Marilah (mengikuti) apa yang diturunkan Allah dan (mengikuti) Rasul. Mereka menjawab, Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati nenek moyang kami (mengerjakannya). Apakah (mereka akan mengikuti) juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk? (QS Al-Maidah:104) Kedua ayat tersebut menjelaskan kepada kita semua tentang orang-orang yang lebih patuh pada ajaran dan perintah nenek moyangnya daripada Syariat yang diwahyukan oleh Allah didalam Al-Qur an. Seperti adanya kepercayaan-kepercayaan tertentu pada ritual-ritual yang

menjanjikan keselamatan, ketenangan hidup, penolak balak yang menjadi salah satu tradisi masyarakat Indonesia di berbagai daerah. 12 Fenomena fenomena yang diuraikan di atas menarik penyusun untuk meneliti gejala-gejala social dan factor-factor terjadinya larangan perkawinan adat geyeng di desa Ngadi kecamatan Mojo kabupaten Kediri jawa timur sebagai tempat penelitian yang kemudian akan di tulis ke dalam bentuk skripsi. B. Fokus Masalah Setiap penelitian pasti berfokus terhadap suatu hal. Berdasarkan konteks penelitian diatas, agar dalam penelitian ini tidak terjadi kerancuan, maka peneliti memfokuskan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah esensi larangan perkawinan adat geyeng? 2. Faktor - factor apa saja yang mempengaruhi ditaatinya larangan perkawinan adat Geyeng di Desa Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri? 3. Bagaimana pandangan masyarakat tentang implikasi dari pelanggaran larangan perkawinan adat Geyeng di Desa Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri? 4. Bagaimanakah tinjauan menurut hokum islam tentang larangan perkawinan adat Geyeng di Desa Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri? C. Tujuan 12 http//www.wahdah.or.id menyikapi tradisi-adat istiadat-perspektif hukum islam, diakses tanggal 12 februari 2016 jam 19.30 wib

Berdsarkan fokus masalah yang ada di atas maka dapat diketahui tujuan dari penulisan penelitiian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana esensi dari larangan perkawinan adat geyeng. 2. Untuk mengetahui factor factor yang mempengaruhi adanya larangan perkawinan adat Geyeng di Desa Ngadi. 3. Untuk mendeskripsikan implikasi terhadap pelanggaran larangan perkawinan adat Geyeng. 4. Untuk menjelaskan tinjauan hokum islam terhadap adat Geyeng dalam masyarakat. D. Kegunaan penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam hal : 1. Manfaat Secara Teoritis Dengan adanya penelitian ini, dapat menambah wawasan yang berupa sumbangan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa pada umumnya dan mahasiswa Hukum Keluarga IAIN Tulunggagung pada khususnya, tentang bagaimana hubungan perkawinan dengan keyakinan masyarakat mengenai larangan perkawinan adat Geyeng di Desa Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri. 2. Manfaat Secara Praktis Meningkatkan pengetahuan penulis khususnya dan masyarakat pada umumnya tentang masalah-masalah yang terkait dengan penelitian ini yaitu bagaimana larangan perkawinan adat Geyeng menurut hukum

islam dan diharapkan akan berguna bagi pihak yang berminat terhadap masalah yang serupa. 3. Kegunaan Bagi Almamater Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan refrensi penelitian bagi pergruan tinggi dalam rangka penelitian yang lebih mendalam dan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya terutama dalam masalah Larangan Perkawinan Adat Geyeng. E. Penegasan Judul Di dalam penegasan judul ini digunakan untuk menghindari perbedaan cara pandang dalam judul yang akan diajukan sebagai skripsi ini maka penulis mempertegas istilah - istilah dalam judul Larangan Perkawinan Adat Geyeng Perspektif Hukum Islam. 1. Penegasan Konseptual a. Larangan : Aturan yang melarang suatu perbuatan. 13 b. Perkawinan : Ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga ( rumah tangga )yangg bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 14 c. Adat Geyeng : Adat Geyeng yang berarti singkatan dari Wage dan Pahing. Dalam arti bahasa jawa yang lain, geyeng berarti goyang atau tidak pas. Sehingga makna ini diperluas menjadi 13 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,hal 517 14 Undang-Undang republik Indonesia no 1 tahun 1974 tentang perkawinan dan kompilasi hukum islam, bandung,citra umbara : 2007, hal 2

tiadanya keselarasan dalam hal hubungan perjodohan. 15 Untuk masyarakat Ngadi itu sendiri mengartikan Adat Geyeng dari segi goyang atau tidak pas,yaitu kebiasaan atau adat di masyarakat ngadi ketika ingin mengawinkan anak perempuan untuk pertama kali,maka orang tua dari calon mempelai laki-laki harus utuh atau tidak boleh salah satu sudah meninggal. d. Pespektif hokum islam : seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Alloh dan sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semua ummat yang beragama islam. 16 e. Hukum islam : kata hukum islam merupakan terjemahan dari term islamic law yaitu hukum islam sebagai koleksi daya upaya fuqaha dalam menerapkan syariat islam sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 17 2. Penegasan Operasional Penegasan operasional merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian guna memberi batasan pada suatu penelitian. adapun penegasan operasional berjudul Larangan perkawinan adat Geyeng di desa ngadi kecamatan mojo kabupaten Kediri. Mengenai tema tersebut mengkaji lebih dalam tinjauan hukum islam mengenai larangan perkawinan adat Geyeng yang masih melekat dan bisa jadi 15 http// Anneahera.com/ramalan-jodoh-jawa.htm diakses tangggal 16 desember 2015 jam 20.00 wib 16 Mustofa & Abdul Wahid, Hukum Islam Kontemporer, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal.2 17 Ngainun naim, sejarah pemikiran hukum islam, ( yogyakarta: teras, 2009), hal 15

melenceng dari syari at islam yang terjadi pada masyarakat tersebut dan bagaimana esensinya dalam kehidupan masyarakat ngadi. F. Kajian Terdahulu Pada bagian ini peneliti mengemukakan tentang perbedaan dan persamaan bidang kajian yang diteliti antara peneliti dengan peneliti-peneliti sebelumnya. Bidang kajian yang diteliti adalah Larangan Perkawinan Adat Geyeng Perspektif Hukum Islam ( Studi Kasus Desa Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri ). Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya pengulangan terhadap kajian mengenai hal-hal yang sama pada penelitian ini, adapun penelitian terdahulunya adalah : Aliq Mahbubah, Skripsi, 2007, Pandangan Hukum Islam Terhadap Larangan Adat Balik Winih pada masyarakat Desa Pakel Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung, Jurusan Syariah Program Studi Al Ahwal Syahsiyah STAIN Tulungagung. Sebuah fenomena terhadap Larangan Perkawinan adat Jawa dengan istilah Balik Winih. Hal tersebut sudah diyakini secara turun temurun dari nenek moyangnya. Mereka meyakini bahwa apabila larangan tersebut dilanggar maka akan berakibat buruk pada keluarganya. Hasil penelitiannya adalah 1. Larangan Perkawinan Blik Winih yang selama ini masih dipegangi dan dipercayai masyarakat Desa Pakel jelas sekali tidak sesuai dengan islam, karena tidak dijelaskan di dalam Al- Quran maupun Sunah, 2. Berdasarkan hukum islam segala sesuatu yang terjadi dan menimpa, baik itu berupa kebaikan maupun berupa mala petaka itu semuanya adalah kehendak Alloh semata, 3. Sebagai orang islam sudah

seharusnya bertawakkal, berusaha, dan berdo a hanya kepada Alloh, dan tidak dibenarkan memohon kepada selain Alloh. 18 Dalam persamaannya dengan yang akan peneliti bahas, sama-sama membahas Adat perkawinan yang harus ditaati. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu, bahwa pada penelitian terdahulu membahas tentang Pandangan Hukum Islam terhadap Larangan Perkawinan Balik Winih, sedangkan pada penelitian peneliti yang berjudul Larangan Perkawinan Adat Geyeng Perspektif Hukum Islam studi kasus Desa Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri yaitu berfokus pada esensi dan bagaimana Perspektif Hukum Islam memandang terkait Larangan Adat tersebut. G. Sistematika Pembahasan Dalam mengarahkan penulisan skripsi ini untuk lebih sistematis dan sesuai dengan pokok permasalahan, sehingga memudahkan pembaca untuk memahami kandungan dari karya ilmiah ini, Pada penelitian skripsi ini peneliti membagi menjadi tiga bagian: 1. Bagian awal Pada bagian awal usulan penelitian ini meliputi: sampul/cover, halaman pengajuan, halaman persetujuan, halaman pengesahan, daftar isi, daftar gambar dan table, daftar lampiran, abstrak penelitian. 2. Bagian isi 18 Aliq Mahbubah, Pandangan Hukum Isalam Terhadap Larangan Perkawinan Balik Winih ( studi kasus Desa Pakel Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung ), ( Tulungagung, STAIN Tulungagug, Skripsi tidak diterbitkan, 2007 )

Dalam penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab, dan masingmasing bab dibagi atas sub-sub bab. Adapun secara global penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, Dengan sub bab: (a) konteks penelitian (b) fokus masalah, (c) tujuan masalah, (d) kegunaan penelitian, (e) penegasan judul, (f) penelitian terdahulu,, (g) sistematika pembahasan BAB II Landasan Teori Dengan sub bab: (a) pengertian larangan perkawinan dalam islam (b) prinsip-prinsip perkawinan dalam islam (c) asas-asas hukum perkawinan (d) pengertian adat geyeng (e) sejarah adat geyeng (f) tujuan adat geyeng (g) Attiyaroh/Tatthoyur ( kesialan ) dengan sub sub bab; pengertian At Thiaroh, contoh-contoh At-Thiyaroh. BAB III Metode Penelitian,Dengan sub bab: (a) jenis penelitian, (b) lokasi penelitian, (c) kehadiran peneliti, (d) sumber data, (e) teknik pengumpulan data, (f) teknik analisa data, (g) pengecekan keabsahan temuan, (h) tahap-tahap penelitian. BAB IV Temuan Penelitian Dan Pembahasan yang berisi (a) deskripsi singkat obyek penelitian (b) esensi larangan perkawinan Adat Geyeng, (c) factor-faktor yang mempengaruhi larangan perkawinan adat geyeng

dan (d) implikasi larangan perkawinan adat geyeng terhadap kehidupan rumah tangga. Kemudian analisis hukum islam mengenai larangan perkawinan adat geyeng pada masyarakat ngadi, kecamatan mojo, kabupaten kediri. BAB VI Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran, setelah selesainya penulisan skripsi penyusun memberikan kesimpulan sehingga hasil dari tulisan ini dapat dipahami dengan cepat dan benar. peneliti memaparkan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang nantinya dapat memberikan wawasan dan pengetahuan terhadap masyarakat maupun mahasiswa serta beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat dan pengarahan terhadap peneliti khususnya. 3. Bagian akhir Bagian akhir ini terdiri atas daftar rujukan dan lampiranlampiran.