61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

Crane Hoist (Tampak Atas)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SIMULASI SISTEM PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Tujuan Pengukuran 4.2. Peralatan Pengukuran

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT

DISPENSER OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR DAN GAYA PEGAS PADA GELAS BERBASIS ATMEGA8535. Dhony Kurniadi

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PRAKTEK TV & DISPLAY

BAB I PENDAHULUAN. luasnya suatu wilayah (misalnya gedung atau pabrik) yang peralatan-peralatan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu baik secara

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

BAB 4 ANALISIS DAN DATA

Perancangan Sistem Switching 16 Lampu Secara Nirkabel Menggunakan Remote Control

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN ALAT

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI DISPLAY DAN TELEVISI OLEH : MUHAMMAD HUSIN 2005 / PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram Blok Untuk blok diagram dapat dilihat pada gambar 3.1. di bawah ini:

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

BAB IV PENGUJIAN ALAT

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

Optimalisasi Smart Relay Zelio sebagai Kontroler Lampu dan Pendingin Ruangan

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. elektronika dan sensor sebagai alat pendukung untuk membuat sebuah remote control

OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

TRANCEIVER INFRA MERAH TERMODULASI UNTUK PENGENDALIAN ALAT-ALAT LISTRIK

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan komponen yang digunakan untuk pembuatan rangkaian modul. adalah sebagai berikut : 3. Kapasitor 22nF dan 10nF

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

ALAT PENGONTROL LAMPU MENGGUNAKAN REMOTE TV UNIVERSAL

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB II LANDASAN TEORI

USER MANUAL TRAINER SAKLAR SUHU OTOMATIS MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

SISTEM PENGATURAN STARTING DAN PENGEREMAN MOTOR UNTUK PINTU GESER OTOMATIS

BAB IV PENGUJIAN ALAT

PENGISI BAK PENAMPUNGAN AIR OTOMATIS MENGGUNAKAN KERAN SELENOID BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Di Susun Oleh: Putra Agustian

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya.

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

KENDALI MOTOR DC. 3. Mahasiswa memahami pengontrolan arah putar dan kecepatan motor DC menggunakan

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. Microco ntroller ATMeg a 16. Program. Gambar 3.1 Diagram Blok sterilisator UV

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik

BAB IV PROSES PERANCANGAN SISTEM KONTROL MOTOR LISTRIK DENGAN SAKLAR CAHAYA ( LDR )

BAB IV. HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hasil pengamatan dan analisa dari hasil pengukuran rangkaian reliability tes ini yaitu ON/OFF power switch dan ON/OFF remote control berbasis mikrokontroler ATmega8. Alat alat yang dipergunakan pada pengukuran dan pengetesan adalah : multimeter merk shinyoku, LCD TV merk SANYO. 4.1 Cara Kerja Rangkaian Secara Keseluruhan Setelah alat ON/OFF tes ini diberi sumber tegangan listrik 220 volt AC dengan menghubungkan saklar AC maka alat siap untuk dioperasikan. a. Dipastikan saklar SW1 dikondisi pada fungsi yang diinginkan oleh pengguna dalam mengoperasikan alat reliability ON/OFF tes ini. Apakah posisinyain pada pengetesan ON/OFF Power Switch atau ON/OFF Remote Control.. Pada saat setelah melakukan perpinda han posisi saklar SW1 maka diwajibkan untuk menekan tombol reset, yang dimaksudkan untuk me-reset t sistem dari ON/OFF tes ini agar dapat bekerja sesuai dengan sistem yang telah terprogram pada IC mikrokontroler ATmega8. b. Jika ON/OFF Power Switch yang dipilih maka harus juga memperhatikan kondisi saklar DSW1 dimana pada saklar ini terdapat 6 siklus pengetesan. Karena pada ON/OFF Power Switch ini terdapat 6 siklus pengetesan, maka jika semua saklar dihubungkan ke ground maka siklus akan berjalan secara otomatis sampai dengan program pengetesan berakhir, artinya 60

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan berfungsi dan mengalami siklus pengetesan ON/OFF, dan kesemua siklus tersebut akan memberikan pengaruh ke beban (Televisi) c. Namun jika ON/OFF Remote Control yang dipilih maka saklar SW1 harus dipindah kondisinya, artinya saklar SW1 akan terhubung ke ground. Sehingga akan mengaktifkan fungsi dari siklus ON/OFF O Remote Control ini, dari sini lah sinyal tegangan yang dikeluarkan oleh IC mikrokontroler akan mengaktifkan sensor Infra-Merah. Saat diberi tegangan maka sensor akan aktif dan memancarkan gelombang sinar namun sinar dari sensor infra-merah tidak dapat dilihat secara kasat mata. Gelombang sinar yang dipancarkan oleh infra-merah akan diterima oleh rangkaian receiver televisi, rangkaian receiver ini mempunyai komponen yang dapat menerima pancaran gelombang infra-merah, dimana komponen tersebut adalah IR receiver sebagai detector infra -merah. Tetapi pada rangkaian receiver (Penerima) televisi ini penulis membuat rangkaian uji coba IR receiver remote control.. Ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam melakukan pengetesan terhadap alat ON/OFF remote control ini. 4.2 Analisa Rangkaian 4.2.1 ON/OFF Power Switch Pada ON/OFF Power Switch ini terbagi menjadi 2 kondisi yaitu ON/OFF Power Switch Secara Otomatis dan ON/OFF Power Switch Secara Manual.

62 a. ON/OFF Power Switch Secara Otomatis Seperti yang telah diuraikan didepan bahwa pada untuk siklus ON/OFF Power Switch dapat dilakukan secara otomatis dengan menghubungkan semua saklar DSW1 ke ground dari rangkain. Pada saklar DSW1 ini terdapat 6 saklar yang sama, namun telah terintegrasi dalam satu komponen. Berarti disini akan terjadi 6 macam siklus ON/OFF power switch yang akan berdampak pada beban (Televisi). Jika akan dilakukan ON/OFF tes secara otomatis artinya semua siklus ON/OFF power switch akan berlangsung semua dan secara berurutan dimulai dari siklus yang ke- 1 sampa i dengan siklus ke-6. Dimana aturan ke -6 siklus ON/OFF tes yang terdapat pada saklar DSW1 ini yaitu : 1. Siklus 1 = 30 detik TV ON dan 3 detik OFF 2. Siklus 2 = 30 detik TV ON dan 5 detik OFF 3. Siklus 3 = 30 detik TV ON dan 10 detik OFF 4. Siklus 4 = 30 detik TV ON dan 30 detik OFF 5. Siklus 5 = 30 detik TV ON dan 60 detik OFF 6. Siklus 6 = 30 detik TV ON dan 90 detik OFF Dari siklus diatas dapat diketahui bahwa kondisi ON pada setiap siklus berlangsung konstan yaitu 30 detik, hanya kondisi OFFnya Fn saja yang bervariasi. Dan masing-masing siklus ini pun akan berlangsung selama 200 cycles, dimana 1 cycle adalah lama waktu TV ON + lama waktu TV OFF. Seperti terlihat pada Tabel 4.1 berikut :

63 No Tabel 4.1 Siklus ON/OFF Test Power Switch Secara Otomatis Variasi siklus ON/OFF Cyc les output IC ATmega 8 (Vdc) output Transistor (Vdc) AC ke Relay (Vac) 1. 30s ON / 3s OFF 200 3.17 4.83 220 2 30s ON / 5s OFF 200 3.16 4.82 220 3 30s ON / 10s OFF 200 3.18 4.85 220 4 30s ON / 30s OFF 200 3.16 4.83 220 5 30s ON / 60s OFF 200 3.17 4.84 220 6 30s ON / 90s OFF 200 3.18 4.82 220 Jika diperhatikan tabel diatas, kesemua siklus tersebut telah sesuai dengan standard specs pengetesan reliability yang telah ditentukan. Maka dari tabel diatas dapat dianalisa bahwasanya setiap siklus dapat menentukan tingkat ketahanan (reliability) dari suatu produk televisi, dengan mengalami pengulangan setiap siklus pengetesan sebanyak 200 kali (200 cycles). Jika dianalisa dari dad segi rangkaian maka dapat diketahui tegangan keluaran dari IC mikrokontroler Atmega8 yang terukur rata-rata sebesar 3.17 Vdc, dengan tegangan tersebut tidak dapat membangkitkan kinerja dari relay yang digunakan. Karena relay yang digunakan akan aktif di tegangan + 5 Vdc. Maka dibutuhkan transistor sebagai penguat tegangan untuk menaikan tegangan dari 3.17 Vdc menjadi rata-rata adalah 4.82 Vdc, sehingga dapat mengaktifkan fungsi relay sebagai switching antara tegangan DC dan AC, yang akan memberikan efek untuk mematikan dan menghidupkan beban (Televisi).

64 b. ON/OFF Power Switch Secara Manual Pada dasarnya ON/OFF tes ini secara sistem sama seperti ON/OFF power switch secara otomatis yang hanya membedakannya adalah terletak pada pengaturan saklar DSW1. Karena pada saklar DSW1 terdapat 6 saklar yang memiliki 6 siklus ON/OFF tes. Jika keenam saklar dihubungkan ke ground maka ON/OFF tesnya aka n berjalan secara otomatis, namun sebaliknya bila hanya beberapa saklar saja yang dihubung ground maka siklus ON/OFF F tes yang akan berlangsung adalah saklar pada DSW1 yang terhubung ke ground saja yang akan aktif. Sesuai dengan saklar nomor berapa yang dihubungkan ke ground atau hanya saklar yang dipilih saja yang akan aktif. Misalkan saklar ke-1,2 dan 3 saja yang dihubungkan ke ground sedangkan saklar ke -4, 5 dan 6 tidak digroundkan, maka siklus saklar ke-1, 2 dan3 saja yang akan berlangsung dengan aturan yaitu 30 detik TV ON dan 3 detik OFF selama 200 cycles (siklus 1), lalu 30 detik TV ON dan 5 detik OFF selama 200 cycles (siklus 2), kemudian akan dilanjutkan ke 30 detik TV ON dan 10 detik OFF selama 200 cycles juga (siklus 3). Jika siklus ON/OFF yang diatur telah usai berlangsung maka sistem akan terhenti secara otomatis dengan adanya pemberitahuan SELESAI pada layar LCD display dialat ON/OFF tes ini. Berikut tabel pengetesannya.

65 No Variasi siklus ON/OFF Tabel 4.2 Siklus ON/OFF Test Power Switch Secara Manual Saklar DSW1 Cycles output IC ATmega 8 (Vdc) output Transistor (Vdc) AC ke Relay (Vac) 1. 30s ON / 3s OFF ON/OFF 200 3.17 4.83 220 2 30s ON / 5s OFF ON/OFF 200 3.16 4.82 220 3 30s ON / 10s OFF ON/OFF 200 3.18 4.85 220 4 Tidak aktif -- -- -- -- -- 5 Tidak aktif -- -- -- -- -- 6 Tidak aktif -- -- -- -- -- Dari penjelasan ON/OFF power switch diatas kesemua sistem setiap siklus dan kondisi pengetesannya, telah diprogram dalam satu kesatuan dan tertanam pada satu IC mikrokontroler yaitu IC ATmega8. IC ini yang mengatur dan mengontrol semua sistem ON/OFF tes, begitu juga dengan ON/OFF F remote control.. Dan untuk ON/OFF tes ini terdapat sebuah relay. Relay adalah suatu rangkaian switching magnetik yang bekerja bila mendapat catu dari rangkaian trigger. Relay memiliki tegangan dan arus nominal yang harus dipenuhi output rangkaian pendrivernya/pengemudinya. Arus yang digunakan pada rangkaian adalah arus DC. Konstruksi dalam suatu relay terdiri dari lilitan kawat (coil) yang dililitkan pada inti besi lunak. Jika lilitan kawat mendapatkan arus, inti besi lunak menghasilkan medan magnet dan menarik switch kontak. Switch kontak mengalami gaya tarik magnet sehingga berpindah posisi ke kutub lain atau terlepas dari kutub

66 asalnya. Keadaan ini akan bertahan selama arus mengalir pada kumparan relay. Dan relay akan kembali ke posisi semula yaitu normally-off, bila tidak ada lagi arus yang mengalir padanya. Pin relay pun akan terhubung ke tegangan PLN (tegangan AC) sebagai pensuplay tegangan tinggi ke televisi yaitu 220 Vac, namun pada actualnya relay ini sanggup untuk menerima variasi tegangan sebesar 110 Vac, 220 Vac dan 240 Vac. Dan tegangan ini pun termasuk pada item variasi pengetesan ON/OFF tes ini. Artinya televisi akan diberi variasi suplay tegangan PLN sebesar 110, 220. 240 Vac yang dimaksudkan untuk mengetahui ketahanannya (reliability). Karena pada saat televisi telah sampai di tangan konsumen diharapkan televisi ini sanggup untuk menerima tegangan AC yang bervariasi, ini bertujuan jika terjadi perlakuan extrim dari konsumen dengan cara mematikan dan menghidup televisi secara konstan dengan tegangan tersebut dapat menjamin untuk ketahanannya televisi saat di konsumen. Selama percobaan televisi dalam keadaan baik, tidak mengalami kerusakan. Se perti terlihat pada tabel 4.3 juga gambar 4.1 dan 4.2 Tabel 4.3 Siklus ON/OFF Test Power Switch Dengan Variasi AC No Variasi siklus ON/OFF Cycles AC ke Relay (110 Vac) AC ke Relay (220 Vac) AC ke Relay (240 Vac) 1. 30s ON / 3s OFF 200 110 220 240 2 30s ON / 5s OFF 200 110 220 240 3 30s ON / 10s OFF 200 110 220 240 4 30s ON / 30s OFF 200 110 220 240 5 30s ON / 60s OFF 200 110 220 240 6 30s ON / 90s OFF 200 110 220 240

67 Gambar 4.1 Alat ON/OFF Power Switch Gambar 4.2 A lat ON/OFF Tes Keseluruhan

68 4.2.2 ON/OFF Remote Control Pada ON/OFF remote control ini berlangsung selama 1000 cycles. Setiap 1 cycle berlangsung selama 10 s ON and 5 s OFF. Didalam IC Atmega8 telah diprogram untuk ON/OFF tes ini, pada pengetesan ini dilakukan dengan cara mengubah kondisi saklar SW1 berlawanan arah dengan ON/OFF power switch, sehingga akan mengaktifkan ON/OFF remote control ini, didalam pembuatan alat ON/OFFOFF remote control ini penulis menggunakan rangkaian IR remote control receiver untuk mengetahui apakah alat ini berfungsi dengan semestinya. Namun seharusnya menggunakan televisi (TV) Pada ON/OFF ini pemancarnya menggunakan sensor in fra-merah sedangkan penerimanya menggunakan IR receiver sama seperti komponen receiver er yang digunakan oleh televisi. Pada pemancar infra merah akan mendapatkan tegangan sebesar 3.28 Vdc dari rangkaian mikrokontroler Atmega8. Dengan tegangan sebesar 3.28 Vdc cukup up untuk mengaktifkan infra merah sehingga akan memancarkan gelombang cahaya a sebesar 30kHz sampai dengan n 60kHz pada umumnya. Namun pada produk elektronik terkini biasa menggunakan frekuensi 37,9kHz sebagai frekuensi modulasinya. Sedangkan pada penerima, geg gelombang sinar infra merah diterima oleh IR receiver. Umumnya IR receiver dapat menerima frekuensi gelombang antara 30kHz hingga 60kHz. Lebih lazim lagi adalah 37,9kHz. Disaat IR receiver belum menerima cahaya gelombang infra merah maka nilai tegangan keluaran (output) pada IR receiver cukup tinggi yaitu + 5 Vdc ini akan menyebabkan tegangan pada rangkaian menjadi sangat kecil sehingga rangkaian penerima tidak aktif. Dan

69 sebaliknya jika IR receiver menerima cahaya dari infra merah maka tegangan pada IR receiver bernilai + 0 Vdc menyebabkan rangkaian menjadi aktif dan beban pun akan aktif (indikator menyala). Terlihat pada tabel 4. 4 dan gambar 4.3 ON/OFF remote control. Tabel 4.4 Siklus ON/OFF Test Remote Control. No Variasi siklus Cycles output IC rangkaian IR rangkaian IR ON/OFF Atmega 8 receiver saat receiver saat (Vdc) OFF ON 1. 30s ON / 3s OFF 1000 3.28 5.18 0.98 Gambar 4.3 Simulasi A lat ON/OFF Remote Control