BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola penyakit yang ada di Indonesia saat ini telah mengalami pergeseran atau sedang dalam masa transisi epidemiologis, dimana prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) semakin meningkat sedangkan prevalensi penyakit menular mengalami penurunan meski masih tetap tinggi (Wolfgang et al, 2008). Hal ini ditimbulkan oleh kebiasaan-kebiasaan baru yang mengakibatkan pola hidup yang tidak sehat dan pada akhirnya meningkatkan prevalensi PTM disamping eradikasi penyakit menular yang masih belum optimal (Maryani dan Rizki, 2010). Data PTM dalam Riskesdas tahun 2013 (Kemenkes, 2013) meliputi : (1) asma; (2) penyakit paru obstruksi kronis (PPOK); (3) kanker; (4) hipertiroid; 5) Diabetes Melitus (DM); (6) hipertensi; (7) jantung koroner; (8) gagal jantung; (9) stroke; (10) gagal ginjal kronis; (11) batu ginjal; (12) penyakit sendi/rematik, dimana PTM tertinggi masih diduduki oleh hipertensi. Menurut WH0 (2015) terdapat 4 tipe utama PTM, yakni penyakit jantung (serangan jantung dan stroke), kanker, penyaki kronis respiratori (Penyakit Paru Obstruktif Kronis dan asma) dan diabetes mellitus. Gaya hidup yang tidak sehat yang menjadi faktor resiko terbesar peningkatan prevalensi penyakit tidak menular 1
(Rahajeng, 2009). Gaya hidup yang tidak sehat tersebut, yakni seperti asupan tinggi lemak dan rendah serat, kurang aktivitas fisik, merokok, konsumsi alkohol serta kurang tidur dan stres (WHO, 2010). Amelia (2009) menyatakan bahwa usia juga memiliki pengaruh, dimana kelompok usia dewasa rentan terhadap pergeseran perilaku dan gaya hidup yang tidak sehat, sehingga menyebabkan resiko terkena penyakit tidak menular menjadi lebih tinggi. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sendiri, menurut Dinas Kesehatan DIY (2013), penyakit-penyakit degeneratif telah mendominasi semua golongan umur, terutama penyakit yang disebabkan oleh kecelakaan, neoplasma, kardiovaskular, hipertensi dan Diabetes Melitus (DM). Laporan dari Survailans Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas di DIY pada tahun 2012 penyakit hipertensi ada 29.546 kasus dan DM ada 7.434, menyebabkan keduanya masuk dalam urutan ketiga dan kelima dari distribusi 10 besar penyakit berbasis STP Puskesmas (Dinkes DIY, 2013). Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai salah satu universitas terkemuka di Indonesia mempunyai jumlah pegawai yang besar dengan usia para pegawai sebagian besar merupakan usia dewasa yang produktif. Sebagai upaya menunjang kesehatan para pegawainya, pihak universitas membentuk unit pelayanan kesehatan Gadjah Mada Medical Health Center (GMC-Health Center). Adanya pelayanan kesehatan tersebut memudahkan 2
pegawai untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kesehatan ke GMC Health Center untuk menjaga kesehatannya. Peneliti belum banyak mendapatkan data mengenai kunjungan pegawai UGM khususnya pegawai dengan penyakit tidak menular. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai kunjungan pegawai UGM dengan penyakit tidak menular ke GMC Health Center. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pola kunjungan berdasarkan diagnosis penyakit tidak menular pegawai Universitas Gadjah Mada yang memeriksakan diri di GMC Health Center pada tahun 2014? 2. Bagaimana pola kunjungan berdasarkan diagnosis penyakit tidak menular pegawai Universitas Gadjah Mada yang memeriksakan diri ke GMC Health Center pada tahun 2014 berdasarkan status pegawai? 3. Bagaimana frekuensi kunjungan berdasarkan diagnosis penyakit tidak menular pegawai Universitas Gadjah Mada yang memeriksakan diri ke GMC Health Center pada tahun 2014 berdasarkan waktu? 3
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui kunjungan pegawai Universitas Gadjah Mada dengan penyakit tidak menular ke GMC Health Center periode tahun 2014. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pola kunjungan berdasarkan diagnosis penyakit tidak menular pegawai Universitas Gadjah Mada yang memeriksakan diri di GMC Health Center pada tahun 2014. b. Mendeskripsikan pola kunjungan berdasarkan diagnosis penyakit tidak menular pegawai Universitas Gadjah Mada yang memeriksakan diri ke GMC Health Center pada tahun 2014 berdasarkan status pegawai. c. Menganalisis frekuensi kunjungan berdasarkan diagnosis penyakit tidak menular pegawai Universitas Gadjah Mada yang memeriksakan diri ke GMC Health Center pada tahun 2014 berdasarkan waktu. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Dapat menambah kajian tentang pola penyakit tidak menular pada pegawai Universitas Gadjah Mada pada tahun 2014. 4
2. Manfaat Praktis a. Bagi GMC Health Center Memberikan informasi mengenai kunjungan pegawai Universitas Gadjah Mada dengan penyakit tidak menular ke GMC Health Center sehingga dapat memberikan gambaran mengenai kesehatan Pegawai. b. Bagi peneliti Meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai kunjungan pegawai Universitas Gadjah Mada dengan penyakit tidak menular. E. Keaslian Penelitian Penelitian dengan judul Kunjungan Pegawai Universitas Gadjah Mada Dengan Penyakit Tidak Menular Ke GMC Health Center Periode Tahun 2014 berdasarkan pengetahuan peneliti belum pernah dilakukan. Penelitian yang hampir sama, antara lain (tabel 1): 5
Tabel 1. Keaslian Penelitian JUDUL PENELITIAN NO (peneliti, tahun) 1 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pegawai negeri Universitas Gadjah Mada yang melakukan medical check-up di GMC Health Center (Naningsih, 2014) 2 Hubungan Pola Konsumsi Dan Asupan Gorengan Dengan Kejadian dislipidemia Pada Peserta GMC Health Center (Sari, 2014) 3 Pola Penyakit dan Kunjungan Anak ke Pelayanan Kesehatan Sebelum dan Setelah Erupsi Merapi di Metode Penelitian a. Observasional dengan rancangan cross sectional b. Kriteria sampel pegawai negeri UGM yang melakukan medical check-up c. Waktu penelitian Februari 2014 Apri 2014 d. Jumlah sampel finit (200 sampel) e. Lokasi di GMC Health Center a. Analitik observasional dengan rancangan cross sectional b. Kriteria sampel pegawai negeri UGM yang melakukan medica check-up c. Waktu penelitian Februari 2014 Apri 2014 d. Jumlah sampel finit (149 sampel) e. Lokasi di GMC Health Center a. Deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, rancangan cross sectional dan menggunakan data laporan puskesmas Hasil Penelitian Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi dengan status obesitas (p = 0,018). Ada hubungan yang bermakna antara keturunan dengan status obesitas (p = 0,001). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan status obesitas (p = 0,824). Keturunan merupakan faktor yang paling dominan berhubungan kejadian obesitas. Diperoleh prevalensi dislipidemia sebesar 87,3% pada peserta GMC Health Center Yogyakarta. Tidak ada hubungan yang signifikan antara frekuensi konsumsi gorengan dengan kejadian dislipidemia pada peserta GMC-Health Center Yogyakarta. Ada terdapat perbedaan signifikan antara asupan lemak gorengan responden dengan kadar LDL normal dan tidak normal. Kunjungan anak ke pelayanan kesehatan sebelum dan setelah erupsi merapi di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Yogyakarta tahun 2009-2011 mengalami peningkatan. Terdapat perbedaan yang signifikan pada penyakit 6
Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Yogyakarta Tahun 2009-2011 (Fianita, 2013) b. Waktu penelitian Oktober sistem pernafasan, sistem pencernaan, 2009 Oktober 2011 simptomatologi dan tanda pada sistem c. Sampel yang digunakan sirkulasi dan respiratorius serta adalah total sampling simptomatologi dan tanda pada sistem d. Lokasi penelitian di pencernaan abdomen, sedangkan penyakit lain Puskesmas Cangkringan tidak terdapat perbedaan signifikan. Kabupaten Sleman Yogyakarta Tabel 1. Keaslian Penelitian 7