BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Objek. Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat

dokumen-dokumen yang mirip
MUSEUM BECAK DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Museum Transportasi Darat di Bali 1

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

Alat Transportasi Masa Lalu dan Masa Kini

BAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kota-kota besar di Indonesia sebagai pusat pembangunan telah. banyak mengalami perubahan dan kemajuan baik dalam bidang politik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Perancangan. adalah melalui jalur pariwisata.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas manusia sudah dimulai sejak jaman dahulu, kegiatan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1

BAB I PENDAHULUAN. Mobil Penumpang (emp) adalah faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai tipe

REST AREA JALAN TOL SEMARANG - BATANG

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi beroda tiga yang umum ditemukan di Indonesia. Kapasitas normal becak

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

REGISTER TRANSAKSI JUAL BELI TIKET DI WIEN TOUR JL. RAYA GAMBIRAN-DAYU PARK KM 1 SRAGEN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN Kondisi Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dengan dua roda depan sejajar melintang. Penumpang berada di depan dan

BAB 6 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANN MUSEUM BECAK DI YOGYAKARTA. becak yang diaplikasikan pada bagian tubuh bangunan. Bentuk seperti ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

Alfitrah Subuh Pusat Pendidikan Budaya Betawi Page 1

OCEANARIUM DI KAWASAN PANTAI KARTINI JEPARA

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP JENIS MODA ANGKUTAN WISATA DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

MUSEUM NEGERI JAWA BARAT SRI BADUGA DI BANDUNG (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernacular)

BAB I PENDAHULUAN. Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL

MUSEUM BATIK TULIS BAKARAN DI KOTA PATI

BAB 1 PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang menunjang pergerakan baik orang

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup manusia. Jika pada zaman dahulu manusia lebih terbiasa

BAB I PENDAHULUAN. 1 ( balai pustaka Kamus Bahasa Indonesia 1988 ) 2 Ibid 3 Ibid

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK

Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

KOMPLEK PERUM DAMRI TERPADU DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. cukup tinggi mengakibatkan peningkatan jumlah kendaraan yang beroperasi di

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang aktivitas masyarakat setiap harinya. Transportasi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) GALERI SENI RUPA DI SURAKARTA SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI RAMAH LINGKUNGAN

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan.

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah remaja di Indonesia memiliki potensi yang besar dalam. usia produktif sangat mempengaruhi keberhasilan pembangunan daerah,

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BENGKEL MOTOR KLASIK DAN KAFE OLD DOG DI KOTA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

TERMINAL PENUMPANG LOMBOK INTERNATIONAL AIRPORT Penekanan Konsep Desain Renzo Piano

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dikutip dari sumber : Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka RDTRK yogyakarta, tahun ibid

HOTEL RESORT DI HULU SUNGAI PEUSANGAN

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kecelakaan angkutan jalan pertahun ( darat)

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi

BAB I Pengembangan Museum Kereta Api di Ambarawa Penekanan pada fasilitas museum yang Variatif dan atraktif

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

MUSEUM DAN PUSAT INFORMASI KEDIRGANTARAAN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan pada karakteristik desa dapat dilihat dari tipologi desa.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. digulirkan dan kebutuhan akan moda tranportasi massal dan murah.

BAB I PENDAHULUAN I-1

REST AREA KM 22 JALAN TOL SEMARANG-SOLO

KANTOR PELAYANAN TERPADU SAMSAT DAN SATLANTAS POLTABES SEMARANG

GALERI ARSITEKTUR JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi berasal dari bahasa Latin, yaitu transportare, trans berarti

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API JAKARTA KOTA

PUSAT INFORMASI DAN PROMOSI HASIL KERAJINAN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang seperti terwujud dalam pembangunan Nasional pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK 1.1.1 Objek Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara (1 : 1. Transportasi darat - Angkutan jalan adalah kendaraan yang diperbolehkan untuk menggunakan jalan, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi, yaitu meliputi sepeda motor, mobil penumpang, mobil bus,dan mobil barang. - Kereta api - Kendaraan tidak termotor adalah kendaraan yang tidak dilengkapi dengan motor penggerak, tetapi digerakkan dengan tenaga manusia seperti sepeda, becak, atau digerakkan dengan tenaga hewan seperti delman yang dilengkapi dengan 4 roda, sado, cidomo (singkatan dari cikar dokar mobil) 1 http://id.wikipedia.org/wiki/transportasi Bab 1 page.1

yang ditarik dengan tenaga kuda ataupun gerobak yang ditarik oleh kerbau, sapi, kambing ataupun manusia. 2. Transportasi Laut : kapal, feri, sampan 3. Tranportasi udara : pesawat Alat transportasi diatas memiliki sebuah sejarah didalam perkembanganya, mulai dari alat transportasi dengan kendaraan tidak bermotor yang menggunakan tenaga hewan atau manusia, hingga kendaraan bermotor. Transportasi darat yang termasuk dalam kategori kendaraan tidak bermotor, sekarang semakin terdorong kepinggir oleh motorisasi angkutan, sehingga penggunaan kendaraan tidak bermotor mulai ditinggalkan digantikan dengan kendaraan bermotor. Salah satu contoh adalah fenomena yang terlihat didaerah Bekasi, di bekasi terdapat kawasan bebas becak dan kendaraan tidak bermotor, hal tersebut sesuai Peraturan Daerah (Perda) No 52 Tahun 1998 tentang Daerah Bebas Becak dan Kendaraan Tidak Bermotor (2. Penghapusan becak tersebut seharusnya dipikirkan kembali, karena sekarang ini banyak motor, mobil, dan bus yang mengeluarkan banyak asap hitam sehinga menyebabkan polusi udara. Maka, keberadaan kendaraan tidak bermotor akan lebih manusiawi dibandingkan dengan kendaraaan kendaraan tersebut. Sebagai alat transportasi darat, becak dan kendaraan tidak bermotor merupakan mata pencaharian kehidupan masyarakat. Selain itu keberadaan sebuah becak dan kendaraan tidak bermotor adalah sebagai wujud perkembangan 2 http://bekasikota.go.id/read/5127/satpol-pp-gelar-penertiban-becak Bab 1 page.2

transportasi Indonesia. Kendaraan tidak bermotor seperti becak memiliki manfaat didalam keberadaanya, seperti yang yang telah disampaikan Ir. Bambang Suwarmintarta - Ka. Bid. Pengembangan Kepariwisataan Baparda DIY : Keterkaitan hubungan antara becak dengan perkembangan peradaban masyarakat metropolitan dapat dilihat dari berbagai dimensi, yaitu becak sebagai alat transportasi, pengemudi becak sebagai makhluk sosial baik sebagai komunitas maupun individu dan kegiatan becak sebagai penggerak kegiatan perekonomian. (3. Karena laju becak yang lambat sehingga masyarakat Indonesia masih belum bisa menghargai keberadaan becak, bahkan malah jarang menggunakanya, karena tersingkirkan oleh modernisasi kendaraan, sehingga menjadi kurang begitu penting keberadaanya. Padahal becak merupakan alat tradisional kebudayaan serta daya tarik wisatawan yang patut diperjuangkan keberadaanya. Selain itu masyarakat Indonesia sendiri juga perlu mengerti dan mengenal seberapa penting, serta manfaat becak untuk terus diperjuangkan keberadaannya sebagai alat transportasi yang masih layak untuk digunakan. Becak sebagai alat transportasi darat yang ramah lingkungan tersebut merupakan bagian dari kepariwisataan dan budaya Indonesia, yang memiliki sebuah nilai sejarah dan perkembangan waktu didalam keberadaanya. Bentuk serta kata becak (betjak) tersebut berasal dari Tiongkok, bee yang berarti kuda dan tja yang berarti gerobak, sehingga betjak memiliki arti kuda gerobak. Becak masuk ke Indonesia pertama kali pada awal abad ke-20 untuk keperluan pedagang Tionghoa 3 Ir. Bambang Suwarmintarta - Ka. Bid. Pengembangan Kepariwisataan Baparda DIY Becak Pariwisata Yogyakarta dan Kesahajaan Promosi Pariwisata Artikel untuk Buletin Tata Ruang Edisi September Oktober 2008 Bab 1 page.3

mengangkut barang. Pada tahun 1937, yang tertulis dalam Star Weekly, becak dikenal dengan nama roda tiga dan kata betjak/betja/beetja baru digunakan pada 1940 ketika becak mulai digunakan sebagai kendaraan umum 4. Keberadaan becak terdapat diberbagai daerah diluar negeri ataupun di dalam negeri dengan bentuk dan ukuran yang berbeda - beda, contoh becak yang ada didalam negeri terdapat di Jakarta, Bandung, Solo, Makasar, Bondowoso, Semarang, Yogyakarta, Palembang, Medan, dan Siantar, sedangkan contoh becak yang berada diluar negeri terdapat di Jepang, Cina, Malaka, Penang, Singapore, Taiwan, Makau, India, Filipina, Jerman, dan New York. Keaneragaman bentuk dari keunikan becak ini yang harus dijaga, dan menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan, terlebih lagi di Indonesia memiliki keanekaragaman bentuk becak di setiap daerahnya. Selain itu, becak telah cukup lama menjadi bagian penting dari pariwisata kota sejak kemunculannya pertama kali di jalan-jalan kota. Sampai sekarang, hampir semua buku-buku panduan wisata mengenai Indonesia memuat ilustrasi becak dan petunjuk-petunjuk penggunaannya 5. Kesederhanaan, dan kerja keras yang dicerminkan dari sebuah becak dan keunikan becak yang dimiliki dari berbagai daerah di Indonesia inilah yang menjadi daya tarik pariwisata Indonesia yang seharusnya perlu dihargai dan dilestarikan. 4 http://gudang-sejarah.blogspot.com/2008/12/sejarah-becak.html 5 Yoshifumi Azuma, Abang Becak: Sekejam-kejamnya Ibu Tiri masih Kejam Ibukota, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2001 Bab 1 page.4

Maka dari pada itu untuk menjaga salah satu warisan budaya yang dimiliki Indonesia diperlukan sebuah museum becak, agar keberadaan becak semakin dihargai oleh masyarakat Indonesia serta sebagai daya tarik wisatawan luar negeri ataupun masyarakat Indonesia. Sehingga dengan adanya museum becak ini, keberadaan becak sebagai alat transportasi daerah tetap selalu ada dan dipergunakan. Selain itu museum becak ini dapat menjadi objek belajar terhadap pengenalan kendaraan tradisional becak beserta sejarahnya. 1.1.2 Lokasi Yogyakarta merupakan sebuah daerah yang tetap menggunakan kendaraan tradisional Indonesia secara fungsional, khususnya di daerah pedesaan hingga perkotaan, dengan becak yang merupakan salah satu kendaraanya. Keberadaan becak sebagai alat tradisional angkutan rakyat mempunyai peranan besar dalam masyarakat Yogyakarta dan daerah lainya di Indonesia karena alat transportasi ini termasuk alat transportasi yang cukup murah. Becak juga merupakan salah satu alat transportasi di Yogyakarta yang juga menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat Yogyakarta terutama bagi masyarakat menengah kebawah. Selain sebagai transportasi masyarakat keberadaan becak di Yogyakarta juga sebagai salah satu daya tarik wisatawan di Yogyakarta, Pertumbuhan pengunjung di Yogyakarta umumnya dipengaruhi oleh julukannya sebagai kota budaya, dimana dan becak merupakan ciri khas utama. Mereka tidak hanya sebagai alat transpoprtasi tapi juga sebagai simbol budaya dari Kota Yogyakarta (6. 6 Ir. Bambang Suwarmintarta - Ka. Bid. Pengembangan Kepariwisataan Baparda DIY, ibid Bab 1 page.5

Pemilihan lokasi museum becak berada di Yogyakarta yang merupakan sebuah kota yang masih memiliki alat transportasi becak yang juga sebagai kota budaya yang wajib melestarikan kebudayaan. Keberadaan becak di Yogyakarta juga sangat membantu dalam perkembangan pariwisatanya. Hubungan becak sebagai alat transportasi yang dikaitkan dengan perkembangan tata ruang perkotaan Yogyakarta adalah masih eksisnya alat transportasi tradisional dalam melayani masyarakat khususnya wisatawan walaupun kota Yogyakarta yang mempunyai luas 30,5 Km2 60% nya merupakan kawasan heritage (Kraton, Kotagede, Pakualaman, Kota baru dan Njeron Beteng ) merupakan obyek wisata budaya unggulan, dimana keberadaan becak sebagai alat transportasi tradisional mampu melayani secara optimal bagi pengguna (masyarakat dan wisatawan) dengan jangkauan 2 4 Km, serta Sultan Hamengkubuwono IX menyatakan bahwa becak dapat dijadikan ciri penanda budaya Jawa, sehingga harus dijaga kelangsungan hidupnya (7. Oleh karena itu pemilihan lokasi museum di Yogyakarta, sebagai salah satu kota budaya di Indonesia yang memiliki kewajiban untuk melestarikanya 1.2 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Museum becak merupakan sebuah tempat atau wadah yang harus dapat menginformasikan kepada pengunjung bahwa becak adalah sebuah kendaraan tradisional Indonesia yang memiliki sifat ramah lingkungan dan berjalan lambat, sehingga didalam museum becak pengunjung diajak merasakan bagaimana suasana pada saat menaiki becak. Sehingga museum dapat meningkatkan apresiasi pengunjung terhadap becak. 7 Ir. Bambang Suwarmintarta - Ka. Bid. Pengembangan Kepariwisataan Baparda DIY, ibid Bab 1 page.6

Agar museum dapat meningkatkan apresiasi pengunjung, museum didesain terhadap perancangan ruangnya. Dari perancangan ruang pada museum seperti, material lantai, dinding, dan elemen pembentuk ruang lainnya yang teradapat dalam museum, maka hal tersebut dapat membawa pengunjung untuk menerima pesan dari sebuah museum becak. Becak memiliki berbagai karakter yang dapat dirasakan ketika melihat dan menaiki sebuah becak. Karakter tersebut yang dipergunakan museum agar pengunjung dapat merasakan suasana pada saat menaiki becak. Karena karakter yang dimiliki becak tersebut, merupakan sebuah hal pokok yang dimiliki becak dan dapat diterapkan pada museum becak. 1.3 RUMUSAN MASALAH Bagaimana wujud rancangan Museum Becak di Yogyakarta yang mampu meningkatkan apresiasi pengunjung, melalui perancangan ruang dengan pendekatan karakter becak. 1.4 TUJUAN DAN SASARAN Tujuan Menghasilkan suatu wujud wadah rancangan fisik yang dapat memecahkan permasalahan, sehingga wadah fisik tersebut dapat selalu terlihat aktif, hidup dan menarik. Sasaran Menghasilkan wujud dan tata ruang museum yang dapat meningkatkan apresiasi pengunjung yang diaplikasikan pada perancangan tata ruangnya. Bab 1 page.7

1.5 LINGKUP PEMBAHASAN Pembahasan ditekankan pada bangunan museum yang dapat meningkatkan apresiasi pengunjung yang diaplikasikan pada perancangan tata ruangnya dengan lingkup museum regional Kota Yogyakarta. Pembatasan dibatasi pada masalah masalah disiplin arsitektur sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai, disertai ilmu lain sejauh dapat menunjang dan mendukung pembahasan, apabila ada hal hal diluar disiplin ilmu arsitektur yang dianggap mendasar dan menentukan, maka akan dilakukan pembahasan dengan logika. 1.6 METODE PENGUMPULAN DATA DAN PEMBAHASAN Pengumpulan data : Wawancara, observasi, dan studi literatur Analisa : Pemecahan masalah dimulai dengan analisis dan sintesis. Semua hal yang menunjang tujuan selalu dikaitkan dengan fungsi dan persyaratan yang ada. 1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN Bab 1 Pendahuluan Membahas latar belakang pengadaan proyek, latar belakang permasalahan, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metoda pembahasan serta sistematika pembahasan. Bab 1 page.8

Bab 2 Tinjauan Umum Museum dan Becak Tinjauan secara umum tentang dasar dasar mengenai bangunan museum, yang berhubungan dengan kebutuhan penyimpanan benda benda koleksi dan meninjau secara umum tentang perkembangan becak, dan macam becak. Bab 3 Tinjauan Museum Becak di Yogyakarta Tinjauan secara umum Kota Yogyakarta yang meliputi kondisi umum Kota Yogyakarta dan aspek aspek yang mempengaruhi perkembangan Kota Yogyakarta, dan perkembangan becak di Yogyakarta. Bab 4 Landasan Teori Tinjauan khusus perencanaan dan perancangan museum becak sebagai wadah pelestarian, pembelajaran, serta pameran dengan teori mengenai apresiasi dan karakter becak. Bab 5 Analisis Perencanaan dan Perancangan Museum Becak di Yogyakarta Analisis perencanaan dan perancangan museum becak sebagai wadah pelestarian, pembelajaran, serta pameran. Analisa permasalahan, perencanaan dan perancangan museum becak yang dapat meningkatkan apresiasi pengunjung yang diaplikasikan pada perancangan tata ruangnya dengan pendekatan terhadap karakter becak. Bab 6 Konsep Perencanaan dan Perancangan Museum Becak di Yogyakarta Konsep perencanaan dan perancangan museum becak yang meliputi konsep perencanaan topik, serta konsep perencanaan ruang, sistem struktur dan utilitas. Bab 1 page.9