Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No.02 Mei 2017 ISSN

PENGARUH PREHEAT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK LAS LOGAM TAK SEJENIS BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK AISI 304 DAN BAJA KARBON A36

Dimas Hardjo Subowo NRP

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

BAB II KERANGKA TEORI

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

PENGARUH HEAT TREATMENT

Pengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal...

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

Available online at Website

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

PENGARUH POLA GERAKAN ELEKTRODE DAN POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKERASAN HASIL LAS PADA BAJA ST60

Gambar 4.1. Hasil pengamatan struktur mikro.

STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

16 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

Pengaruh Arus Listrik Dan Filler Dengan Kampuh X Terhadap Sifat Mekanik Sambungan Las SMAW Pada Baja ST 37

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

PENGARUH ANNEALING TERHADAP LAS MIG DENGAN GAS PELINDUNG CO2 (100%) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO DAN MAKRO PADA BAJA STAM 390 G

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

ANALISIS KEBOCORAN PIPA REFORMER DI SEBUAH PERUSAHAAN PETROKIMIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.1 Tahun 2014: 9-16 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

ANALISIS PENGARUH HASIL PENGELASAN BIMETAL BAJA S45C DAN STAINLESS STEELS 304 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN. tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag yang terbentuk.

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

Volume 13 No.1 Maret 2012 ISSN :

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

KARAKTERISASI SIFAT FISIS DAN MEKANIS SAMBUNGAN LAS SMAW BAJA A-287 SEBELUM DAN SESUDAH PWHT

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh arus pengelasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

Journal of Mechanical Engineering Learning

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

Karakterisasi Material Sprocket

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

Ir. Hari Subiyanto, MSc

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan dan pembuatan

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. semakin dibutuhkan. Semakin luas penggunaan las mempengaruhi. mudah penggunaannya juga dapat menekan biaya sehingga lebih

Gambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.

Peningkatan Kualitas Sambungan Las Baja Karbon Rendah Dengan Metode Taguchi

Transkripsi:

B.8 PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK PENGELASAN LOGAM TAK SEJENIS BAJA (AISI 1045) DENGAN BAJA TAHAN KARAT (AISI 316L) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO Petrus Heru Sudargo *, Bambang Teguh Baroto Jurusan Teknik Mesin, Akademi Teknologi Warga Surakarta Jl Raya Solo-Baki KM 2, Kwarasan, Baki, Sukoharjo. * Email: petrusatw@gmail.com Abstrak Pertumbuhan dan Perkembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju dan pesat, tidak dapat dipisahkan dari proses penyambungan logam yang sejenis atau penyambungan logam tak sejenis.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengelasan logam berbeda dengan variasi arus dan filler pada sambungan las (dissimilar metal welding) antara baja AISI 1045 dengan baja tahan karat AISI 316L. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yaitu baja AISI 1045 disambung dengan baja AISI 316L menggunakan mesin las GMAW dengan filer metal ER308 L dan ER70S, arus 60 A dan 90 A. Jenis sambungan yang digunakan adalah sambungan tumpul dengan kampuh I tunggal dengan ukuran specimen sesuai standar JIS Z2202. Selanjutnya dilakukan pengujian meliputi pengujian tarik, kekerasan dan struktur mikro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus las berpengaruh terhadap kekuatan tarik pengelasan GMAW. Kekuatan tarik tertinggi pada pengelasan GMAW sebesar 350 MPa dengan arus 90 A, dan kekuatan tarik terendah 280 MPa pada arus 60 A.. Kekerasan pengelasan GMAW tertinggi pada arus 90 A dan kekerasan terendah pada arus 60 A.Struktur mikro yang terjadi pada arus 60 A didominasi oleh struktur ferit, sementara pada arus 90 A struktur yang terbentuk adalah perlit yang berwarna gelap. Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro 1. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang konstruksi, pengelasan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pertumbuhan dan peningkatan industri, karena mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa dan reparasi produksi logam. Hampir pada setiap pembangunan suatu konstruksi dengan logam melibatkan unsur pengelasan (Parekke dan Simon,2014). Pengelasan tak sejenis adalah suatu proses pengelasan logam yang mempunyai perbedaan sifat fisik, mekanik, termal, dan metalurgi sehingga karakteristik sambungan las antara keduanya perlu diteliti. Salah satu kasus adalah pengelasan antara AISI 316L dan baja karbon rendah akan menghasilkan perbedaan struktur mikro dan sifat mekanik pada daerah sambungannya. Pengontrolan struktur mikro daerah lasan (Weld Zone) khususnya saat root pass sangat penting karena bisa terbentuk fasa campuran austenit, ferit, dan martensit (Lippold, 2005). Salah satu jenis pengelasan yang banyak dipakai untuk mengelas baja karbon dan AISI 316L adalah Gas Metal Arc Welding (GMAW). GMAW merupakan las busur gas yang menggunakan kawat las sekaligus sebagai elektroda. Elektroda tersebut berupa gulungan kawat (rol) yang gerakannya diatur oleh motor listrik. Las ini menggunakan gas mulia dan gas CO 2 sebagai pelindung busur dan logam yang mencair dari pengaruh atmosfir. Besarnya arus listrik pengelasan dan penggunaan kawat las (filler) adalah contoh dari parameter pengelasan yang dapat mempengaruhi hasil pengelasan baja karbon dan AISI 316L. Makin tinggi arus listrik yang digunakan dalam pengelasan, makin tinggi pulapenembusan (penetrasi) serta kecepatan pencairan. Arus listrik yang besar juga dapat memperkecil percikan butiran dan meningkatkan penguatan manik. Tetapi dengan tingginya arus listrik maka akan memperlebar daerah HAZ (Nasrul, 2016). Pada pengelasan selalu akan terjadi proses thermal yang dapat ditunjukkan dengan terjadinya perubahan struktur mikro pada daerah HAZ (Heat Affected Zone), daerah panas ini dipengaruhi oleh jenis material, input panas, dan kecepatan pendinginan. Kecepatan pendinginan seluruh permukaan terjadi tidak seragam, hal ini disebabkan karena pemberian panas terjadi hanya pada salah satu sisi saja, sehingga terjadi tegangan sisa pada daerah las. Prosiding SNST ke-8 Tahun 2017 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 41

Pengaruh Filler dan Arus Listrik Pengelasan Logam... (Sudargo dan Baroto) Pengembangan yang terjadi akibat pemanasan setempat pada baja karbon dan AISI 316L dengan ukuran yang relatif besar akan terhalang, hal ini disebabkan oleh panas yang terserap oleh material sehingga jangkauan panas semakin pendek. Besarnya tegangan yang terjadi pada proses pengelasan tergantung pada jenis pengelasan, jenis material, proses pengelasan, dan proses pendinginan (Nurhidayat, 2012). Proses pengelasan adalah proses penyambungan dua buah atau lebih material logam menjadi satu kesatuan dengan adanya energi panas (Wiryosumarto,2004). Energi panas yangdigunakan untuk mencairkan logam pada proses pengelasan dapat berasal dari pembakaran gas, sinar elektron, gesekan, gelombang ultrasonik, tahanan listrik, atau busur listrik. Baja karbon rendah dapat dilas dengan semua cara pengelasan. Sifat mampu las dari baja berbeda-beda tergantung dari kualitas komposisi kimia dan sifat-sifat mekanik lainnya. Sifat mampu las ini sangat penting untuk diketahui karena akan menentukan sifat-sifat mekanik dan konstruksi yang akan dibuat. Dalam las GMAW, kawat las pengisi yang juga berfungsi sebagai elektroda diumpankan secara terus-menerus. Busur listrik terjadi antara kawat pengisi dan logam induk (Parekke dan Simon,2014). Baja Karbon Rendah (Low Carbon Steel) bersifat lunak, kekuatan relatif rendah, tetapi keuletannya tinggi atau sering disebut baja lunak (Mild Steel) dengan kandungan karbon kurang dari 0,3%. Baja karbon rendah sangat luas penggunaannya sebagai baja konstruksi, rangka kendaraan, mur, baut, pipa, tangki minyak, dan lain-lain karena memiliki sifat pengerjaan yang baik seperti sifat keuletan, sifat mampu tempa, kelunakan, dan mampu mesin yang baik. Dengan keadaan tersebut baja karbon rendah sangat baik sekali untuk disambung dengan proses pengelasan (Wiryosumarto, 2008). Baja karbon memiliki sifat mampu las yang baik. Baja jenis ini dapat dilas dengan semua cara pengelasan yang ada di dalam praktek dan hasilnya akan baik bila persiapan dan semua persyaratannya terpenuhi. Baja karbon memiliki kepekaan retak las yang rendah bila dibandingkan dengan baja karbon lainnya atau baja paduan. Retak las pada baja dapat terjadi dengan mudah pada pengelasan pelat atau bila di dalam baja tersebut terkandung belerang bebas yang cukup tinggi (Purnama, 2015). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh filler dan arus listrik terhadap sifat fisik-mekanik hasil pengelasan. Sifat fisik yang diteliti adalah struktur mikro sedangkan sifat mekanik yang diteliti adalah kekuatan tarik dan kekerasan pada masing-masing daerah logaminduk, daeran HAZ, daerah batas las, dan daerah lasan. 2. METODOLOGI Pada penelitian ini bahan yang digunakan adalah Baja karbon AISI 1045 dan AISI 316L dengan komposisi kimia sesuai Tabel 1. Tabel 1. Komposisi Kimia Baja Karbon AISI 1045 dan AISI 316L Element C P S Mn Cr Ni Cu Si Weight % 1045 0.15-0.2 0.04 0.05 0.6-0.9 0.072 0.134 0.027 0.067 Weight % 316 L 0.03 0.045 0.03 2,0 16-18 10-14 0,03 0.75 Baja karbon AISI 1045 dan Baja tahan karat AISI 316L tebal 1,8 mm di las. Dengan mesin las GMAW (Gas Metal Arc Welding ) dengan filler ER 308 L dengan variasi arus 60 A serta 90 A dan ER 70 S dengan variasi arus 60 A serta 90 A. Bentuk spesimen yang dilas berukuran panjang 200 mm dan lebar 30 mm. Pembuatan spesimen uji tarik sesuai dengan standar JIS Z2202 dengan dimensi seperti yang terlihat pada Gambar 1. dan masing-masing dilakukan uji micro hardness dan micro structure. Cutting, yaitu prosedur proses pemotongan sampel dan menentukan teknik pemotongan yang tepat dalam pengambilan sampel metalografi sehingga didapat benda uji yang representatif. Spesimen dipotong menggunakan gergaji manual sesuai ukuran yang telah ditetapkan. Uji kekerasan dilakukan untuk mengetahui distribusi kekerasan pada logam las, daerah cair sebagian (partially melted zone), daerah terpengaruh panas (HAZ), dan logam dasar. Pengujian kekerasan dilakukan pada arah horizontal, seperti terlihat pada Gambar 2. 42 ISBN 978-602-99334-7-5

B.8 Gambar 1. Spesimen uji tarik standar JIS Z2202 Gambar 2. Titik-titik pengujian kekerasan mikro Pengujian kekerasan dilakukan dengan mesin uji kekerasan mikro Vickers (Vickers micro hardness tester). Jarak antar titik pengujian adalah 1 mm. Garis tengah logam las (weld metal) dijadikan sebagai titik acuan (titik nol) dalam penentuan titik-titik pengujian. Pengamatan struktur mikro dan makro dilakukan dengan alat yang sama yaitu dengan miskroskop logam optik. Pengamatan struktur mikro fokus pengamatan adalah distribusi perubahan struktur mikro pada tiap-tiap bagian sebagai akibat adanya siklus termal selama pengelasan. Metalografi dilakukan untuk melihat terjadinya perubahan struktur mikro pada objek penelitian sebagai akibat dari proses-proses eksperimen yang telah diterimanya. Pada spesimen las metalografi yang diamati adalah pada parent metal, daerah HAZ, dan weld metalnya. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Foto Struktur Mikro Hasil pengujian mikrostruktur memperlihatkan terjadinya perbedaan jenis/ukuran struktur mikro dan fasa yang terbentuk dan dinyatakan dengan warna kontras, terutama antara logam las (manik-manik) dengan daerah pengaruh panas sangat jelas perbedaannya yang dipisahkan pada batas las. Ukuran butir terbesar adalah pada manik-manik las kemudian berubah semakin halus setelah melewati batas las masuk kedalam HAZ dan kemudian logam induk. Mikrostruktur dari baja karbon rendah dan AISI 316L dapat terlihat bahwa struktur dasar pada logam induk untuk semua jenis kampuh adalah austenit dan delta ferit. Hal ini dikarenakan daerah base metal merupakan suatu daerah yang tidak menerima distribusi panas sehingga struktur yang terbentuk relatif sama, dimana austenit ditunjukkan pada penampakan bagian yang putih terang, sedangkan ferit ditampakkan dengan bagian yang lebih gelap. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3. 3.2. Hasil Uji Kekerasan Hasil uji kekerasan mikro terlihat adanya perbedaan kekerasan antara baja karbon dan AISI 316L. Ini disebabkan karena adanya pemanasan setempat, beda laju pendinginan, dan karakteristik kedua material tersebut. Sementara uji kekerasan raw material baja karbon adalah 95 VHN dan kekerasan mikro raw material baja tahan karat AISI 316L adalah 200 VHN. Dari hasil uji kekerasan diketahui bahwa nilai kekerasan tertinggi diperoleh pada daerahwm untuk filler ER 70 S dengan arus 90 A dan nilai kekerasan terendah diperoleh pada daerah base metal pada baja karbon AISI 1045. Pada Gambar 5 terlihat distribusi kekerasan untuk filler ER 308 L dari base metal, HAZ, dan weld zone relatif homogen. Hasil sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh NACE MR0715 dimana kekerasan pada semua daerah tidak boleh melebihi 250 VHN(NACE MR0715, 2001). Prosiding SNST ke-8 Tahun 2017 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 43

Pengaruh Filler dan Arus Listrik Pengelasan Logam... (Sudargo dan Baroto) Gambar 3.Struktur Mikro Lasan dengan pembesaran 100X: A) Baja Karbon. B) AISI 316L. C) Daerah HAZ filler 308-60A. D)Daerah HAZ filler 308-90A. E) Daerah HAZ filler 70S-60A. F) Daerah HAZ filler 70S-90A. G) Daerah Fusi filler 308-60A. H). Daerah Fusi filler 308-90A. I). Daerah Fusi filler 70S-60A. J) Daerah Fusi filler 70S-90A Gambar 4. Grafik kekerasan mikro Kekerasan kedua elektrode ER 308 L dan ER 70 S menunjukkan harga yang sama, yaitu pengelasan tak sejenis dapat dilaksanakan. Dapat dilihat pada data kekerasan dan struktur mikro yang terjadi, di logam induk. Sedang HAZ lebih kasar karena laju pendinginan yang berbeda, dan logam las lebih kasar lagi karena laju pendinginan lebih tinggi dari HAZ, dan logam induk. 3.3. Hasil uji Tarik Dari hasil pengujian tarik, kekuatan tarik baja karbon dan AISI 316L yang dilas dengan menggunakan filler ER 308 L dan ER 70 S dengan arus 60 Amper, 90 Amper, kekuatan tariknya relatif sama. Hal ini disebabkan karena jumlah logam las 44 ISBN 978-602-99334-7-5

B.8 yang masuk dalam kampuh akan lebih banyak. Data kekuatan tarik untuk masing masing filler dan kuat arus listrik bisa dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Grafik kekuatan tarik Dilihat dari kekuatan tariknya pengelasan baja karbon dan AISI 316L dengan menggunakan beberapa arus dan filler hasilnya hampir sama. Kekuatan tarik pada pengelasan sangat tergantung pada metode pengelasan, kuat arus listrik, tekanan gas, dan cara pengelasan. Walaupun denganfiller dan kuat arus yang baik tapi bila pengelasannya kurang baik, maka kualitas hasil lasan akan berkurang. Dari hasil pengujian tarik maka yang putus adalah di daerah baja karbon, diluar Weld Metal, ini menunjukkan bahwa logam AISI 316L dan HAZ lebih kuat dibanding base metal baja karbon. Maka pengelasan untuk filler dan kuat arus diatas bisa dikatakan masih dalam keamanan pemakaian untuk pengelasan GMAW. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6. Hubungan antara struktur mikro dengan harga kekerasan logam memperjelas teori yang menyatakan bahwa butiran logam yang besar mempunyai kekerasan rendah tetapi nilai regangannya besar dan sebaliknya. Hubungan antara struktur mikro dengan kekuatan tarik logam ditunjukkan pada persamaan Hall-Petch, dimana semakin besar butiran logam maka kekuatan luluhnya semakin rendah. Gambar 6. A) Spesimen sebelum uji tarik dengan filler ER 70 S, arus 90 A., B) Spesimen sebelum uji tarik dengan filler ER 308, arus 90 A.,C) Spesimen sesudah uji tarik dengan filler ER 70 S, arus 90 A., D) Spesimen sesudah uji tarik dengan filler ER 308, arus 90 A. Prosiding SNST ke-8 Tahun 2017 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 45

Pengaruh Filler dan Arus Listrik Pengelasan Logam... (Sudargo dan Baroto) 4. KESIMPULAN Dari pengujian-pengujian pengelasan tak sejenis antara baja karbon dan baja tahan karat AISI 316L dapat ditarik beberapa kesimpulan : 1. Penggunaan filler ER 308 L dan ER 70 S berpengaruh pada kekerasan HAZ karena terjadi penggetasan akibat endapan paduan krom. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sambungan las dengan filler ER 308 L dan menggunakan arus sebesar 90 A mempunyai kekuatan tarik tertinggi yaitu 350 MPa, sedangkan sambungan las dengan filler ER 70 S dan menggunakan arus sebesar 60 A mempunyai kekuatan tarik terendah yaitu 280 MPa. 3. Pengelasan tak sejenis antara baja karbon AISI 1045 dan baja tahan karat AISI 316L lebih cocok menggunakan filler metal ER 308 L daripada ER 70 S. Hal ini dibuktikan dari distribusi kekerasan <250 VHN. DAFTAR PUSTAKA Lippold, C, John, 2005, Welding Metallurgy and Weldability of Stainless Steel, Wiley Inter Science, Canada NACE MR0715, 2001, General Principles For Selection of Cracking Resistant Materials, NACE International Standart. Nasrul, Yogi L M., 2016, Pengaruh Variasi Arus Las Smaw Terhadap Kekerasan Dan Kekuatan Tarik Sambungan Dissimilar Stainless Steel 304 Dan St 37, Jurnal Teknik Mesin. Vol 24. No. 1, Universitas Negeri Malang. Nurhidayat, Achmad. 2012. Pengaruh Metode Pendinginan pada Perlakuan Panas Pasca Pengelasan terhadap Karakteristik Sambungan Las Logam Berbeda antara Baja Karbon Rendah ASTM A36 dengan Baja Tahan Karat Austenitik AISI 304. POLITEKNO-SAINS. Vol. 11 No. 1. Universitas Surakarta. Parekke dan Simon. 2014. Pengaruh Pengelas-an Logam Berbeda (AISI 1045) De-ngan (AISI 316L) Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro. Jurnal Sains & Teknologi. Vol.3 No.2 Desember. Universitas Hasanuddin. Purnama, Dewin., Wardana, Ardy, Galih., Adicandra, Setyo, Nikko., 2015, Analisa Kekuatan Mekanik Pada Material Aisi 4340 Terhadap Welding Repair Dengan Metode Smaw, POLINES National Engineering Seminar Vol 3, No.2, Nopember. Politeknik Negeri Jakarta. Wiryosumarto, H., Okumura, T. 2008, Teknologi Pengelasan Logam. PT Pradnya Paramita, Jakarta. 46 ISBN 978-602-99334-7-5