KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar IPA di MTs Negeri Jeketro,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hal yang paling pokok dalam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran banyak sekali permasalahan-permasalahan. satunya adalah rendahnya minat belajar matematika.

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PERUBAHAN FISIKA SERTA MENGEMBANGKAN KARAKTER KOMUNIKATIF, KERJA KERAS, DAN RASA INGIN TAHU SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sangat berkaitan erat dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sains pada hakekatnya dapat dipandang sebagai produk dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. ujian akhir semester (UAS) ganjil T.A 2011/2012. Ujian Akhir Semester Ganjil TB Rerata Kelas SMP Negeri 2 Pahae Julu

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang ada pada manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah warisan intelektual manusia yang telah sampai kepada kita (Ataha,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN S LEARNING IN SCIENCE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa itu sendiri.kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Elis Juniarti Rahayu, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

I. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menuntut sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Astrid Sutrianing Tria, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa beserta unsur-unsur yang ada didalamnya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratih Rahmawati, 2015

Profil Afektif Siswa dalam Pendekatan Pembelajaran phi-log Berwawasan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, kebanyakan siswa tidak diajarkan bagaimana untuk belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Standar kompetensi mata pelajaran IPA pada satuan pendidikan SD berisi

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berpikir merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Kualitas/mutu pendidikan di Indonesia ditentukan oleh terlaksananya pencapaian kurikulum yang sesuai dengan standar nasional pendidikan sebagai acuan standar dalam suatu pembelajaran. Penyelenggaraan Pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 bertujuan untuk membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik, salah satunya adalah agar menjadi manusia yang berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif. Berdasarkan hasil studi pendahuluan kepada 34 peserta didik dari salah satu SMP Negeri di Kota Bandung yang dipilih secara acak dari berbagai kelas, diperoleh sebesar 84,85% peserta didik menyatakan bahwa pembelajaran fisika masih dilaksanakan dengan metode ceramah yang bersifat menginfokan/informatif sehingga 66,67% dari 34 peserta didik tersebut menganggap fisika membosankan akibat metode yang digunakan dan 54,54% dari 34 peserta didik menempatkan fisika sebagai sesuatu untuk dihapalkan yang sayangnya kurang dapat membangun berkembangnya potensi peserta didik untuk menjadi kritis. Hal tersebut juga membuat prestasi belajar yang dicapai peserta didik cukup rendah, hanya 27,27% dari 34 peserta didik menjawab bahwa nilai rata-rata ulangan fisikanya di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dengan nilai KKM sebesar 78. Sementara itu, mengutip perkataan Albert Einstein, bahwa Nilai dari sebuah pendidikan bukan dengan mempelajari banyak fakta tetapi dengan melatih pemikiran untuk berpikir sesuatu yang tidak dapat dipelajari dalam buku teks (Wenning, 2014). Selain itu, dalam Kerangka Dasar Kurikulum 2013 disebutkan bahwa pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kemampuan intelektual, salah satunya adalah keterampilan berpikir kritis (keterampilan berpikir sebagai kompetensi yang perlu dikembangkan dalam model kurikulum berbasis kompetensi khususnya pada mata pelajaran IPA). Dini Siti Aprilani, 2014 PENERAPAN STRATEGI π-log BERBASIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

2 Tuntutan kurikulum yang diterapkan di Indonesia, Kurikulum 2013, dikembangkan agar pola pembelajaran yang ada menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, yang interaktif (interaksi guru-peserta didikmasyarakat-lingkungan-sumber/media lainnya), yang secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet), yang aktif-mencari, yang berbasis alat multimedia, dan yang kritis. Selain itu, kurikulum juga dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang secara dinamis sehingga konten kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan tuntutan kurikulum yang ada, Web Based Learning merupakan pembelajaran yang sesuai dengan pola pembelajaran yang diharapkan, misalnya penggunaan blog dalam pembelajaran. Ferdig dan Trammel (Duda, 2008) menyajikan beberapa argumen menarik mengenai empat keuntungan utama dari keterlibatan peserta didik dalam blog. Pertama, ketika memposting tulisan dan komentar peserta didik harus menjelajahi melalui sejumlah besar informasi yang luas dari web atau referensi lainnya. Aktivitas ini tidak hanya membawa peserta didik pada serangkaian topik di luar kelas, tetapi juga mendorong untuk mengevaluasi nilai dari sumber tersebut. Kedua, blogging cenderung meningkatkan minat peserta didik untuk belajar dan memiliki atau menjalani prosesnya. Ketiga, blog menyediakan forum diskusi bagi peserta didik yang mungkin belum bisa berpartisipasi di kelas. Keempat, blogging mendorong terjadinya diskusi di luar kelas dengan berbagai sudut pandang yang luas. Keuntungan-keuntungan ini juga menyiratkan bahwa dengan adanya forum diskusi dan penjelajahan sejumlah informasi, blog dapat memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis di dalam dan di luar kelas. Lebih dari itu, penelitian Duda dan Garrett (2008) menunjukan bahwa peserta didik yang tidak berpartisipasi dalam blog umumnya menunjukkan

3 kemunduran sikap terhadap fisika sedangkan peserta didik yang membaca, berkomentar, dan terlibat dengan blog menunjukkan sikap positif mereka terhadap fisika. Respon peserta didik terhadap blog sangat positif, dengan pernyataan peserta didik bahwa blog membuat pembelajaran di kelas lebih hidup dan relevan baginya. Selain untuk menarik minat belajar peserta didik, pembelajaran menggunakan blog juga perlu memfasilitasi berkembangnya keterampilan berpikir kritis. Pada kasus ini, blog dapat ditempatkan sebagai strategi pembelajaran yang berbasis pada keterampilan berpikir kritis untuk kepentingan pencapaian yang lebih luas, misalnya untuk meningkatkan hasil belajar kognitif dari pembelajaran itu sendiri. Dengan adanya forum diskusi, blog dapat digunakan untuk memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan menjelaskan peserta didik yang merupakan salah satu inti dari keterampilan berpikir kritis. Keterampilan menjelaskan diperlukan peserta didik sehingga dengan memiliki keterampilan menjelaskan peserta didik dapat menjelaskan hal yang mereka pikirkan dan bagaimana pemikiran tersebut diputuskan, dapat secara benar menjelaskan mengapa dan bagaimana cara tersebut digunakan dan percaya diri menjelaskan dengan tepat cara yang ia gunakan untuk membuat kesimpulan (Facione: 2013). Selain itu, keterampilan menjelaskan menjadi hal yang perlu dikuasai peserta didik karena salah satu dari lima langkah dalam pembelajaran saintifik yang digunakan dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013 adalah mengomunikasikan yang erat kaitannya dengan keterampilan menjelaskan. Hasil wawancara dalam studi pendahuluan dengan guru mata pelajaran IPA di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung juga menyatakan bahwa peserta didik pada dasarnya senang untuk berkomunikasi atau berpendapat, hanya saja mereka kurang dapat memikirkan apa yang akan mereka komunikasikan. Seringnya, mereka hanya menjelaskan apa yang mereka pikirkan tanpa mengetahui mengapa dan bagaimana pemikiran atau penjelaskan tersebut menjadi penjelasan yang mereka anggap benar. Karena hal tersebut, tidak sedikit peserta didik yang enggan untuk mengungkapkan pendapatnya sehingga mereka hanya mengatakan tidak tahu bahkan mereka merasa takut untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan. Oleh karena itu, keterampilan menjelaskan perlu dikembangkan agar peserta didik

4 dapat secara benar dan percaya diri mengungkapkan pemikirannya. Forum diskusi dalam blog dapat memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan menjelaskan karena peserta didik dapat berbagi masalah dan pendapatnya tanpa harus merasa takut. Terdapat enam inti dalam keterampilan berpikir kritis (interpretation, analysis, evaluation, inference, explanation, self-regulation) yang mana para ahli melihat daftar inti keterampilan berpikir kritis ini sebagai keterampilan kognitif (Facione: 2013). Hal ini mengantarkan asumsi bahwa dengan mengembangkan keterampilan berpikir kritis, maka keterampilan kognitif peserta didik akan berkembang pula. Strategi penggunaan blog berbasis keterampilan berpikir kritis diharapkan mampu secara proporsional mengembangkan keterampilan menjelaskan dan prestasi belajar kognitif peserta didik pada saat pembelajaran di kelas yang mengutamakan penyelidikan dari konten fisika maupun pada penggunaan blog tersebut di dalam atau di luar kelas. Berdasarkan pemaparan permasalahan di atas, sampai pada pengertian bahwa perlunya penerapan strategi π-log (Physics Blog) berbasis keterampilan berpikir kritis dalam upaya untuk meningkatkan keterampilan menjelaskan dan prestasi belajar kognitif peserta didik. Oleh karena itu, penyusun memiliki gagasan untuk melakukan penelitian terkait dengan judul Penerapan Strategi π-log Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis untuk Meningkatkan Keterampilan Menjelaskan dan Prestasi Belajar Siswa SMP. 1. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah yang diajukan yaitu Bagaimana peningkatan keterampilan menjelaskan dan prestasi belajar siswa SMP setelah diterapkan strategi π-log Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis? Permasalahan penelitian di atas dapat dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana peningkatan keterampilan menjelaskan siswa pada materi gaya dan Hukum-hukum Newton setelah diterapkan strategi π-log berbasis keterampilan berpikir kritis?

5 2. Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa pada materi gaya dan Hukumhukum Newton setelah diterapkan strategi π-log berbasis keterampilan berpikir kritis? 1. 3. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih jelas dan fokus, maka permasalahan yang ada dalam penelitian ini dibatasi pada beberapa hal, yaitu: 1. Keterampilan menjelaskan (explanation) yang diukur meliputi sub keterampilan menyatakan hasil, membenarkan prosedur, dan menyajikan argumen menurut Facione (2013). 2. Prestasi belajar peserta didik yang diukur merupakan hasil belajar jenjang kognitif yang dibatasi hanya meliputi level pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4). 1. 4. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis keterampilan menjelaskan peserta didik pada materi gaya dan Hukum-hukum Newton setelah diterapkan strategi π-log berbasis keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran. 2. Untuk menganalisis peningkatan prestasi belajar peserta didik pada materi gaya dan Hukum-hukum Newton setelah diterapkan strategi π-log berbasis keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran. 1. 5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, terutama untuk: 1. Memberi gambaran mengenai strategi pembelajaran π-log. 2. Menjadi rujukan bagi pihak terkait untuk dapat menerapkan blog/π-log pada pembelajaran fisika. 3. Menjadi rujukan untuk pengembangan keterampilan berpikir kritis khususnya keterampilan menjelaskan. 4. Sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya mengenai hal terkait.

6 1. 6. Variabel Penelitian 1. 6. 1. Variabel bebas : Pembelajaran Fisika dengan Strategi π-log Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis 1. 6. 2. Variabel terikat : 1. Peningkatan Keterampilan Menjelaskan 2. Peningkatan Prestasi Belajar 1. 7. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi ini terdiri dari lima Bab dengan masing-masing bab memiliki Sub Bab. 1. Bab I merupakan bab pendahuluan yang membahas tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, batasan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. 2. Bab II berisi kajian pustaka tentang strategi π-log berbasis keterampilan berpikir kritis, keterampilan menjelaskan, dan prestasi belajar peserta didik. 3. Bab III berisi metode penelitian yang membahas tentang desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data. 4. Bab IV tentang temuan dan pembahasan yang menjelaskan temuan penelitian dan pembahasan temuan penelitian. 5. Bab V menjelaskan tentang kesimpulan dan rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian.