PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN 1 NGLURUP KECAMATAN SENDANG TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

Oleh: Sri Purwartiyah SD Negeri 02 Babadan Karangrejo Tulungagung

Oleh: Kusmiyarto SMP Negeri 1 Karangan Trenggalek

Oleh: Sri Nurwati Guru SDN I Karangayar, Trenggalek

Oleh: Endang Mayawati SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek

Oleh: Mugiyanto SDN 3 Kendalrejo, Durenan, Trenggalek

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4 dikemukakan bahwa :

Oleh: Sri Suparbiati Guru SDN 2 Gandusari, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

Oleh: As ari SDN 3 Pringapus, Dongko, Trenggalek

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Oleh: Endang Dwi Purwani SDN 2 Margomulyo Kecamatan Watulimo Trenggalek

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

I. PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia, agar siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

Oleh: Suprapto SDN 3 Widoro, Gandusari, Trenggalek

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan hidup. Pentingnya pendidikan di Indonesia tercermin dalam

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

Oleh: Susianik Guru SDN 2 Sukorejo, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar dan melatih siswanya. Agar mampu melaksanakan tugas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

Oleh: Muhammad Suhud SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

siswa adalah selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, semua bidang studi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia Indonesia. diri dan berhasil dalam kehidupan di masa mendatang.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DI KELAS VI SD NEGERI NO181/VII GURUH BARU II MANDIANGIN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK MENGUBAH PECAHAN MENJADI PERSEN DAN DESIMAL MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kemajuan iptek ini tidak lepas dari perubahan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS)

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan sumberdaya manusia.

Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa peserta didik harus

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa

Ahmad Nurhayatna 35. Kata Kunci :Meningkatkan, Aktivitas, Hasil Belajar, Media Gambar Balok Pecahan

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

Oleh: Sri Winarsih SDN 2 Ngentrong, Campurdarat, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Oleh: Gunawan SD N 1 Wonoanti, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I WONOREJO KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013

Transkripsi:

JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 29 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN 1 NGLURUP KECAMATAN SENDANG TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012 Oleh: Winarni SD Negeri 01 Nglurup Kecamatan Sendang Tulungagung Abstrak. Pembelajaran matematika merupakan bagian yang penting dari pendidikan secara keseluruhan, karena dengan pengajaran matematika anak dilatih berfikir secara kritis, kreatif, cermat dan teliti secara bertindak secara logis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran metode demonstrasi dalam upaya peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Nglurup Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2011/2012 yang dilaksanakan pada bulan Oktober sampai bulan Nopember 2011. Kelas yang dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah kelas IV Semester 1 SDN 1 Nglurup Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung dengan jumlah siswa sebanyak 14 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan tergolong berhasil. Terbukti dari hasil rata-rata sebelum siklus 67,36 dan pada nilai rata-rata siklus I yaitu 76,64 menjadi 85,21 di akhir siklus II. Serta ketuntasan belajar siswa yang meningkat dari 78,57% pada siklus I menjadi 92,86% pada siklus II. Respon siswa terhadap pembelajaran matematika di kelas IV SDN 1 Nglurup menunjukkan respon yang positif dengan hasil respon 1,76. Kata Kunci: prestasi belajar, matematika, metode demonstasi Kebutuhan manusia akan pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Tujuan pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur serta moral yang baik. Adapun tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang berlangsung lama dan sangat komplek yang mana di dalam pendidikan menunjukkan proses bimbingan terhadap siswa. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, UNESCO telah mempersiapkan pendidikan manusia abad XXI, yaitu peserta didik perlu dilatih untuk bisa berpikir, berbuat atau melakukan sesuatu, menghayati hidupnya menjadi seorang pribadi sebagaimana yang ia inginkan, belajar secara mandiri juga perlu bejar untuk hidup bersama orang lain (Atmadi dan Setiyaningsih, 2000). Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses menyampaikan pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Berhasil

30 Winarni, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika... tidaknya suatu pembelajaran tergantung kepada faktor guru dalam menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang diberikan kepada anak didik. Pendidik dalam dunia pendidikan harus dapat membantu siswa untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh siswa. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan perlu adanya upaya-upaya dalam penyelenggaraan pendidikan, seperti peningkatan interaksi timbal balik antara siswa dan guru. Interaksi timbal balik tersebut dapat berupa perlakuan khusus pada saat proses belajar mengajar berlangsung atau pemberian umpan balik terhadap hasil yang dicapai siswa. Yang dimaksud dengan interaksi timbal balik guru murid adalah respon langsung maupun tidak langsung dalam proses belajar mengajar dari guru ke siswa atau dari siswa ke guru. Umpan balik perilaku guru dapat diwujudkan dalam bentuk membantu setiap anak yang mengalami kesulitan belajar secara individual dengan cara memberikan pujian, kritikan dan arahan serta tanggapan terhadap hasil pekerjaan siswa selama proses belajar mengajar. Keberhasilan mengajar guru tidak hanya ditentukan pada penguasaan pengetahuan guru tentang ilmu yang diajarkan tetapi ditentukan faktor-faktor antara lain: tujuan, metode dan cara menerapkan dalam proses belajar mengajar. Karena masing-masing metode mengajar mempunyai kelemahan dan kelebihan maka untuk mencapai hasil yang memuaskan antara metode yang satu dengan metode yang lain perlu panduan mengajar yang tepat, sehingga dapat digunakan metode yang lain untuk saling melengkapi dengan yang lain. Pengaturan kondisi dalam pembelajaran merupakan suatu hal yang penting guna meningkatkan prestasi belajar. Dalam menciptakan suatu tujuan pembelajaran seorang guru dituntut mampu menciptakan kondisi belajar yang optimal dalam arti luas seorang guru diharapkan mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikan dalam suasana yang menyenangkan. Pengaturan berkaitan dengan penyampaian pesan pengajaran atau dapat pula berkaitan dengan penyediaan kondisi belajar. Bahan pelajaran dan waktu belajar itu sebenarnya dijabarkan untuk program belajar murid-murid dengan kemampuan belajar rata-rata. Apabila bahan pelajaran ini sama untuk disajikan kepada anak didik yang lebih cepat kemampuan belajarnya, maka anak tersebut akan menguasai dalam waktu yang lebih pendek. Sebaliknya apabila bahan pelajaran yang sama itu disajikan ini kepada anak yang lebih lamban, dalam artian kurang mampu untuk menguasai dalam belajar, maka waktu yang dibutuhkannya lama (Darmodihardjo, 1982). Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi peserta didik dan dari sisi guru. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Belajar merupakan suatu proses pembelajaran diri menjadi manusia yang berilmu dan lebih maju dengan berbagai pengalaman belajar. Akan tetapi, ketika seseorang ingin hasil yang maksimal, maka dalam proses

JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 31 belajar mengajar harus ada yang namanya suatu usaha dan yang baik untuk menuju proses pembelajaran yang baik. Aspek-aspek yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan yaitu kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa dan metode yang digunakan. Kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam hubungannya dengan pendidikan tersebut disebut kegiatan belajar mengajar. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar diperlukan metode yang tepat agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Metode yang digunakan harus sesuai dengan materi dan menunjang kegiatan belajar mengajar. Matematika timbul karena pikiranpikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas ialah aritmatika, aljabar, geometri dan analisis dimana arti dari aritmatika mencakup antara lain teori bilangan dan statistik. Selain itu, matematika adalah ratunya ilmu (matematice is the queen science) maksudnya antara lain ialah bahwa matematika tidak tergantung pada bidang studi lain, misalnya bahasa, dan agar dapat dipahami orang dengan tepat harus menggunakan simbol dan istilah yang cermat yang disepakati secara bersama. Obyek langsung dalam matematika ialah fakta, keterampilan proses dan aturan (principal) untuk mempelajari obyek-obyek langsung dan dalam mempelajari topik-topik dalam matematika tidak dapat sembarangan. Topik dalam matematika tersusun secara hirarki mulai dari yang mendasar sampai pada yang paling sukar. Setiap orang yang ingin belajar matematika dengan baik harus melalui jalur-jalur pasti yang telah tersusun secara logis. Selain itu, setelah anak memahami fakta, keterampilan konsep dan aturan obyek-obyek langsung ia harus dilatih dan difahamkan juga. Pembelajaran matematika merupakan bagian yang penting dari pendidikan secara keseluruhan, karena dengan pembelajaran matematika anak dilatih berfikir secara kritis, kreatif, cermat dan teliti serta bertindak secara logis. Dengan demikian perlu diperhatikan bagaimana cara agar anak didik dapat menyerap materi ajar matematika semaksimal mungkin, sehingga anak didik dapat menggunakannya dalam kehidupan seharihari. Terdapat beberapa masalah yang menyebabkan sebagian besar siswa kurang tertarik pada mata pelajaran matematika diantaranya: (1) siswa merasa takut pada mata pelajaran matematika, (2) siswa sulit memahami dan menerapkan pokok bahasan matematika, (3) sebagian guru kurang tepat dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang digunakan dan (4) sebagian guru masih belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Berdasarkan kondisi yang telah diuraikan di atas, maka untuk lebih mewujudkan fungsi dan tujuan matematika sebagai salah satu wahana sumber daya manusia perlu dikembangkan iklim belajar yang konstruktif bagi berkembangnya potensi kreatif siswa sehingga lahir gagasan baru dalam pembelajaran harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik sedangkan peserta didik harus selalu berusaha melakukan kegiatan yang lebih banyak daripada guru. Peran guru harus membimbing, mengarahkan materi pelajaran sehingga siswa lebih banyak memahami aktivitas belajar dari sisi konsep serta kemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam belajar yang aktif dan kreatif.

32 Winarni, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika... Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru perlu memperhatikan semua aspek pribadi siswa seperti potensi fisik dan jiwa (lambat, cepat), tingkat perkembangan pengalaman belajar, latar belakang sosial ekonomi dan lingkungan sosial budaya, bakat, minat kepribadian dan harapannya serta proyeksi yang diterapkan masyarakat, pemerintah untuk masa depannya (Gunawan, 1996). Metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar memperlihatkan bagaimana jalannya suatu proses terjadinya sesuatu (Sudjana, 2010). Oleh karena itu metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para peserta didik untuk mencari jawaban segan usaha sendiri berdasarkan fakta yang dilihat. Dengan kata lain metode demonstrasi adalah dimana seorang guru ataupun peserta didik memperagakan langsung suatu hal yang kemudian diikuti oleh peserta didik sehingga ilmu atau ketrampilan yang didemonstrasikan lebih dapat bermakna dalam ingatan masing-masing peserta didik. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Nglurup Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2011/2012 yang dilaksanakan dalam bulan Oktober sampai bulan Nopember 2011 pada mata pelajaran matematika. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah Kelas IV Semester I dengan jumlah siswa sebanyak 14 siswa. Penelitian dilakukan mulai dari (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pemantauan (observasi), (4) refleksi pada setiap tindakan yang dilakukan, dan (5) evaluasi (Arikunto, 2009:16). Instrumen penelitian berupa tes, observasi, angket dan catatan lapangan. Penelitian terdiri dari 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Dalam penelitian guru bertindak sebagai penyampai materi pembelajaran dan dibantu oleh rekan guru sebagai pengamat/observer. Hal ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya peningkatan belajar pada siswa kelas IV dalam pembelajaran matematika melalui metode demonstrasi. Dalam menentuan keberhasilan proses yang dilakukan selama penelitian, ditentukan dengan menggunakan lembar observasi yang. Dimana penilaian menggunakan format skor. Arikunto (1997) membagi skor penilaian menjadi 5 kategori, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1 Kategori Penilaian Lembar Observasi Penilaian skor Kategori 86 100 Sangat baik 76 85 Baik 60 75 Cukup baik 50 59 Kurang baik 0 49 Sangat kurang baik Untuk mencari persentase nilai ratarata setelah dilakukan observasi dilakukan dengan menggunakan rumus. NR = Jumlah skor x 100% Skor maksimal NR adalah persentase nilai rata-rata setelah dilakukan observasi. Data yang sudah didapat dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif, baik yang bersifat linear (mengalir) maupun bersifat sirkuler. Langkah-langkah analisis yang dilakukan adala menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan dan mereduksi data yang melibatkan kegiatan pengkategorian dan pengklarifikasian di dalamnya. HASIL DAN PEMBAHASAN

JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 33 Kegiatan penelitian dilaksanakan sebanyak 2 kali, yaitu siklus I dan siklus II. Dalam penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap siswa kelas IV pada mata pelajaran matematika. Pada siklus I evaluasi terhadap tindakan kelas dilakukan dengan menggunakan observasi dan tes. Melalui observasi diharapkan perilaku siswa di kelas yang berkaitan dengan pembelajaran materi pelajaran dapat diamati. penelti mengukur produk pembelajaran dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh siswa. Di samping pengukuran nilai siswa, dalam pengukurannya juga diperhitungkan daya serap dan ketuntasannya. Dilihat dari perilaku siswa, nampak siswa menjadi lebih aktif. Tabel 2 Nilai siswa siklus I No Nama Siswa % Ketuntasan Nilai T TT 1 Diki Kurniawan 75 T 2 Andi Rutanto 66 TT 3 Dika Riyawan 64 TT 4 Erisha Tri W. 70 T 5 Feri Agustian 71 T 6 Luki Nur A. 87 T 7 Maya Amelia A. 87 T 8 Ony Fa iz A. 83 T 9 Aisah N. 85 T 10 Adi Yuwono 85 T 11 Anggi Shaifa H. 89 T 12 Arta Dwi C. 78 T 13 Dery Allansyah 65 TT 14 Dia Putri P. 70 T Jumlah 1075 11 3 Rata-rata 76.79 78.57 21.43 Proporsi siswa dalam metode demonstrasi pada siklus I baru mencapai 62,50%, artinya proporsi siswa dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas sudah menunjukkan aktivitas yang baik. Hal ini sejalan dengan proporsi yang diberikan guru dalam proses pembelajaran yang menunjukkan proporsi aktivitas yang baik dengan persentase 64,06%. Dari hasil obervasi diketahui bahwa prestasi belajar belum mencapai keriteria yang telah ditentukan yaitu dengan tingkat ketuntasan belajar siswa yang masih mencapai 78,57% dari ketuntasan minimal yang telah ditentukan sebesar 85%. Melihat hasil prestasi belajar siswa inilah, peneliti perlu melakukan tindakan perencanaan lebih lanjut pada siklus selanjutnya. Dari hasil tindakan siklus I hasil tes masih rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan siklus II. Adapun hal-hal yang direncanakan dalam pembelajaran ini adalah: (a) guru harus menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sera memberikan perhatian kepada siswa secara merata, (b) guru mengurangi dominasi dalam kegiatan diskusi serta lebih menggunakan bahasa yang komunikatif, dan (c) guru memberikan kesempatan secara luas kepada siswa untuk mendemonstrasikan bangun ruang secara bergilir. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan keaktifan siswa di kelas menjadi lebih baik, sudah ada interaksi yang relevan, baik interaksi siswa dengan siswa, maupun siswa dengan guru, selain itu siswa sudah tidak canggung lagi dalam mendemonstrasikan alat peraga bangun ruang. Dengan demikian prestasi siswa dalam proses pembelajaran meningkat sangat baik. Sesuai dengan perencanaan evaluasi hasil tindakan yang telah dirancang nampaknya keberhasilan metode demonstrasi dalam mata pelajaran matematika mangalami peningkatan baik yang dilihat dari respon yang ditunjukkan siswa maupun prestasi akhir yang dicapai. Berikut ini peneliti tampilkan tabulasi data prestasi belajar siswa pada siklus II sebagai berikut

34 Winarni, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika... Tabel 3 Nilai Siswa Siklus II No Nama Siswa Nilai % Ketuntasan T TT 1 Diki Kurniawan 87 T 2 Andi Rutanto 75 T 3 Dika Riyawan 70 T 4 Erisha Tri W. 86 T 5 Feri Agustian 86 T 6 Luki Nur A. 94 T 7 Maya Amelia A. 86 T 8 Ony Fa iz A. 88 T 9 Aisah N. 90 T 10 Adi Yuwono 86 T 11 Anggi Shaifa H. 100 T 12 Arta Dwi C. 92 T 13 Dery Allansyah 69 TT 14 Dia Putri P. 84 T Jumlah 1075 1193 13 Rata-rata 76.79 85.21 92.86 Aktivitas siswa dalam KBM di kelas sudah mencapai 70,83%. Artinya siswa memberikan proporsi aktivitas yang sangat baik pada siklus II selama pembelajaran berlangsung. Hal ini tentu berkat guru dalam memberikan proporsi aktivitas yang sangat baik dalam melaksanakan metode pembelajaran dan perubahan perencanaan tindakan dengan persentase sebesar 70.31%. Dari analisis data yang diperoleh, hasilnya sesuai dengan yang diharapkan dan sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Peningkatan prestasi siswa dapat ditunjukkan dengan hasil sebagai berikut. (a) Terjadi peningkatan nilai rata-rata dari sebelum siklus 67,36 dan pada nilai rata-rata siklus I yaitu 76,64 menjadi 85,21 pada akhir siklus II. (b) Ketuntasan belajar siswa dapat meningkat dari 78,57% pada siklus I menjadi 92,86% pada siklus II. (c) Respon terhadap pembelajaran matematika di kelas IV SDN 1 Nglurup menunjukkan respon yang sangat positif dengan hasil respon 1,76 Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui peranan metode demonstrasi dalam upaya untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika pada siswa kelas IV SDN 1 Nglurup, maka tindakan yang dilakukan tergolong berhasil. Keberhasilan tersebut jika digambarkan melalui sebuah grafik peningkatan hasil belajar sebagai berikut. Gambar 1 Grafik Peningkatan hasil belajar siswa Penerapaan metode demonstrasi bisa membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, karena bisa berani untuk berbicara, terlatih untuk melakukan percobaan, berani untuk mengajukan dan menjawab pertanyaan. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran guru seharusnya menggunakan model pembelajaran yang bisa membuat siswa aktif, sehingga siswa tidak hanya diam dan mendengarkan dalam mengikuti pembelajaran yang cenderung membuat siswa menjadi bosan dan pasif. Hal ini juga sesuai dengan tujuan metode demonstrasi yakni agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalanpersoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Siswa juga dapat terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah. Dengan demonstrasi siswa menemukan bukti

JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 35 kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan dan berdasarkan dari seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran peneliti membimbing dan mengarahkan guru dalam menerapkan metode demonstrasi melalui kegiatan diskusi. Dalam kegiatan diskusi guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran. Terjadi peningkatan nilai rata-rata dari sebelum siklus 67,36 dan pada nilai ratarata siklus I yaitu 76,64 menjadi 85,21 pada akhir siklus II. Ketuntasan belajar siswa dapat meningkat dari 78,57% pada siklus I menjadi 92,86% pada siklus II. Respon terhadap pembelajaran matematika di kelas DAFTAR RUJUKAN Atmadi,A & Setiyaningsih, Y. 2000. Transformasi Pendidikan. Jakarta: Kanisius. Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Darmodihardjo, D. 1982. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo. IV SDN 1 Nglurup menunjukkan respon yang positif dengan hasil respon 1,76. Saran Kepada guru yang melakukan metode demonstrasi hendaknya divariasi dengan kegiatan tanya jawab untuk membangun pemahaman siswa. Dalam metode demonstrasi peneliti juga mempersiapkan alat peraga yang mendukung pembelajaran. Sehingga bagi guru yang menggunakan metode serupa untuk menggunakan benda-benda yang sesuai dengan materi sifat-sifat bangun ruang. Guru disarankan memberi kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan alat peraga secara bergantian. Dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran matematika, sehingga siswa harus sering mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan sifatsifat bangun ruang sederhana. Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Gunawan, U. 1996. Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar Sekolah Dasar. Bandung: Siger Tengah Sudjana, N. 2008. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya