Putu Ayudia Mahendra Dewi 1, Putu Aryani 2. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

Melewatkan sarapan dapat menyebabkan defisit zat gizi dan tidak dapat mengganti asupan zat gizi melalui waktu makan yang lain (Ruxton & Kirk, 1997;

KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR SUNGAI RAMBUTAN KABUPATEN OGAN ILIR

ABSTRAK GAMBARAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SD SUKASARI I BANDUNG PERIODE

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN JAJAN DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI KLEDOKAN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

ISSN Vol 2, Oktober 2012

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

HUBUNGAN ANTARA KECACINGAN DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA KELAS 4 DAN 5 SD KATOLIK St. THERESIA MALALAYANG KOTA MANADO

ABSTRAK PERBANDINGAN GAMBARAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD X KOTA BANDUNG DENGAN SD Y KOTA JAYAPURA

Astry Melissa Brata, Vitria Melani, Laras Sitoayu Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE VISUAL AIDS TERHADAP SIKAP TENTANG JAJANAN SEHAT PADA SISWA KELAS V DI SDN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

ABSTRAK. Hubungan Sarapan Dan Tidak Sarapan Terhadap Indeks Prestasi Dan Kecerdasan Emosi Pada Siswa/I SMU X Di Bandung

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

kelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI BATITA UMUR 1-3 TAHUN DI DESA MOPUSI KECAMATAN BOLAANG MONGONDOW INDUK SULAWESI UTARA 2014

POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR DI SDN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 ABSTRACT

GAMBARAN STATUS NUTRISI, KONSUMSI SARAPAN, DAN CEMILAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KABUPATEN GIANYAR BALI TAHUN

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

Sri Desfita, Prevalensi Anemia, Status Gizi dan Kebiasaan Makan Pagi pada Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

SOSIALISASI SARAPAN SEHAT PADA MASYARAKAT SEKOLAH DI SDN ANGKE 03 JAKARTA BARAT TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEBIASAAN MAKAN PAGI DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SDN BANYUANYAR III KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN STATUS NUTRISI, POLA KONSUMSI SARAPAN DAN CEMILAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 1 GIANYAR

ASUPAN GIZI MAKRO, PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS PERTUMBUHAN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI KAWASAN PEMBUANGAN AKHIR MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP NILAI UJIAN NASIONAL SISWA SDN MARGOMULYO III BOJONEGORO

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 4 DAN 5 SD SANTA THERESIA MALALAYANG

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Ardiansul Abram Sisfiani Sarimin Franly Onibala

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Status gizi yang baik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

GAMBARAN STATUS GIZI PADA ANAK TK DI WILAYAH KERJA UPT KESMAS BLAHBATUH II KABUPATEN GIANYAR TAHUN Program Studi Pendidikan Dokter, 2

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 KINTAMANI Remaja merupakan sebuah transisi

ABSTRAK GAMBARAN PENCAPAIAN PROGRAM KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PADA BALITA DI KOTA KUPANG PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

PENGARUH PENYULUHAN GIZI DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SARAPAN PAGI SISWA SEKOLAH DASAR

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

GAMBARAN PENYEBAB KESULITAN MAKAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 3-5 TAHUN DI PERUMAHAN TOP AMIN MULYA JAKABARING PALEMBANG TAHUN 2009

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

Jurnal of Health Education

BAB 4 METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB 1. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh. ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 7 MANADO TENTANG KATARAK.

OLEH : DARIUS HARTANTO

Indonesian Journal of Human Nutrition


HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK. Kata kunci: Karies gigi, nutrisi, indeks karies.

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN SURAT PERNY AT AAN ABSTRAK ABSTRACT

PENGARUH STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PRESTASI AKADEMIK ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN. Oleh: TN BADIUZZAMAN BIN TUAN ISMAIL

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berkualitas. Dukungan gizi yang memenuhi kebutuhan sangat berarti

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

VOLUME I No 1 April 2013 Halaman Status Gizi Anak Baru Masuk Sekolah di Kota Denpasar

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN DENGAN KESEGARAN JASMANI DAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI PADANGSARI 02 BANYUMANIK

PERILAKU KONSUMSI DAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI KOTA SERANG

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN. d 2. dimana n : Jumlah sampel Z 2 1-α/2 : derajat kepercayaan (1.96) D : presisi (0.10) P : proporsi ibu balita pada populasi (0.

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan penanggulangnya harus melibatkan berbagai sektor terkait.

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

STATUS GIZI PADA BALITA DAN ANAK VEGETARIAN DI KOMUNITAS ASRAM SRI SRI RADHA MADHAVA, DESA SIANGAN, KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2014

HUBUNGAN JUMLAH ANGGOTA KELUARGA, PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR

FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016

Transkripsi:

GAMBARAN KEBIASAAN SARAPAN, KONSUMSI JAJANAN, KEJADIAN PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS GIZI PADA SISWA-SISWI SD NEGERI 2 TOJAN, KECAMATAN KLUNGKUNG, KABUPATEN KLUNGKUNG Putu Ayudia Mahendra Dewi 1, Putu Aryani 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK Usia sekolah dasar (6 sampai 12 tahun) merupakan masa dimana anak-anak bertumbuh dan berkembang. Terdapat banyak faktor yang bisa mempengaruhi seorang anak untuk bisa bertumbuh dan berkembang secara optimal yaitu status gizi. Status gizi dipengaruhi berbagi macam faktor salah satunya adalah kebiasan sarapan, konsumsi jajanan dan kejadian penyakit infeksi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kebiasan sarapan, konsumsi jajanan, kejadian penyakit infeksi dan status gizi pada siswa-siswi di SD Negeri 2 Tojan, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan desain crosssectional. Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri 2 Tojan, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung sebanyak 76 anak, dengan besar sampel sama dengan populasi yaitu 76 anak (total sampling). Dari hasil penelitian proporsi tertinggi siswa-siswi di SD Negeri 2 Tojan, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung adalah perempuan (52,63%), siswa kelas I SD (21,05%), terbiasa sarapan pagi (43,42%), terbiasa konsumsi jajanan (89,47%), jarang mendapat kejadian penyakit infeksi (84,21%), status gizi normal berdasarkan BB/U (53,95%), status gizi normal berdasarkan BB/TB (73,68%), status gizi normal berdasarkan IMT/U (80,26%), tinggi normal berdasarkan TB/U (97,37%). Walaupun sebagian besar siswa sudah memiliki status gizi normal, namun masih perlu peningkatan edukasi terkait pentingnya pemeriksaan status gizi anak dan tumbuh kembang anak secara berkala. Kata kunci: Status gizi, kebiasaan sarapan, konsumsi jajanan, penyakit infeksi ABSTRACT Primary school age (6 until 12 years) is a period in which children can grow and develop. There are many factors that could mempegaruhi a child to be able to grow and develop optimally is nutritional status. The nutritional status influenced the sharing of factors one of which is the habit of breakfast, snacks consumption and the incidence of infectious diseases. This study was conducted to describe the breakfast habits, consumption of snacks, infectious diseases and nutritional status of students in Tojan Elementary School, District Klungkung, Klungkung. This research uses descriptive quantitative approach to the cross-sectional design. This study population is students of Tojan Elementary School, District Klungkung, Klungkung regency as many as 76 children, with a sample size equal to the population that is 76 children (total sampling). From the research the highest proportion of students at Tojan Elementary School, District Klungkung, Klungkung are women (52.63%), Grade I (21.05%), had breakfast habit (43.42%), used to consumption of snacks (89.47%), rarely gets infectious diseases (84.21%), normal nutritional status based on BB/U (53.95%), normal nutritional status based on BB/TB (73.68%), status normal nutrition based on BMI/U (80.26%), based on the normal high TB/U (97.37%). Although most students already have a normal nutritional status, but still need improvement of education about the importance of nutritional status examination of children and child development on a regular basis. Keywords: Nutritional status, breakfast habits, consumption of snacks, infectious diseases 1

PENDAHULUAN Gizi yang baik akan menghasilkan SDM yang berkualitas yaitu sehat, cerdas dan memiliki fisik yang tangguh serta produktif. Berdasarkan data dari WHO, prevalensi underweight secara global mengalami tren yang terus menurun. Pada 2012 menjadi 15%. Namun faktanya dari 15% angka underweight di seluruh dunia, 67% merupakan anak-anak di Asia. Berdasarkan Riskesdas tahun 2010 angka prevalensi anak kurus yang berumur 5-12 tahun di Indonesia adalah 12,2%. Anak usia 5-12 tahun di Bali 11,2% dinyatakan masih memiliki berat badan di bawah normal. 1,2 Konsumsi dan pola makan yang tidak baik serta adanya penyakit infeksi mempengaruhi status gizi anak. Anak-anak pada umumnya sudah dapat memilih dan membeli makanan yang disukai. 1,3,4 Sedangkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan bahwa 60% jajanan anak sekolah tidak memenuhi standar mutu dan keamanan pangan dan 45% jajanan anak ditemukan berbahaya. 3,5 METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan di SD Negeri 2 Tojan Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung. Sampel dipilih dengan cara total sampling. Subjek penelitian adalah seluruh anak kelas I, II, III, IV. V dan VI SD Negeri 2 Tojan. Instrumen yang digunakan pada penelitian berupa timbangan berat badan tipe Bathroom scale dalam satuan kilogram (kg) dengan ketelitian 0,1 kg. Untuk mengukur tinggi badan (TB) menggunakan microtoise dalam satuan sentimeter (cm) dengan ketelitian 0,1 cm. Serta menggunakan kuisioner yang berisi pertanyaan yang dijawab oleh responden. Data diperoleh dari pengukuran langsung terhadap semua sampel penelitian oleh pengumpul data, pengisian kuisioner. Analisis yang dilakukan berupa analisis univariat dan bivariat. HASIL Hasil pemeriksaan status gizi berdasarkan indeks antropometri serta kebiasaan sarapan pada pada siswa-siswi di SD Negeri 2 Tojan, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung, pada penelitian ini didapatkan 76 sampel, karakteristik responden yang dapat dilihat pada tabel 1. Siswa SD yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 76 orang yang terdiri dari 36 (47,37%) siswa laki-laki dan 40 (52,63%) siswa perempuan. Pada tabel 1 dapat dilihat siswa yang paling banyak adalah kelompok umur 6 tahun sebanyak 16 (21,05%). Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Variabel Jumlah Persentase (%) 6 16 21,05 7 12 15,79 Umur 8 13 17,10 (tahun) 9 8 10,53 10 12 15,79 11 14 18,42 12 1 1,32 Jenis Laki-laki 36 47,37 Kelamin Perempuan 40 52,63 Tabel 2. Gambaran Kebiasaan Sarapan, Konsumsi Jajanan dan Kejadian Penyakit Infeksi Variabel Jumlah Presentase (%) Kebiasaan Sarapan Sering 33 43,42 Selalu 28 36,84 Tidak Selalu 15 19,74 Kebiasaan Konsumsi Jajanan Sering 68 89,47 Kadang 8 10,53 Menu utama (nasi, mie, bakso, dll) 48 63,16 Jenis Konsumsi Jajanan Kue (bolu, lapis, snack, dll) 21 27,63 Minuman (es teh, es sirup, susu, dll) 7 9,21 Kejadian Infeksi dalam 1 bulan Sering 4 5,23 Jarang 64 84,21 Tidak Pernah 8 10,53 Pilek 23 30,26 Jenis Infeksi Batuk 22 28,95 Diare 30 39,47 Thypus 1 1,32 2

Pada tabel 2 dapat terlihat 19,74% siswa memiliki kebiasaan sarapan tidak selalu yaitu 1-2 x dalam 1 minggu.. Pada tabel 2 dapat terlihat sebanyak 68 anak (89,47%) memiliki kebiasaan konsumsi jajanan dan 8 anak (10,53%) tidak memiliki kebiasaan konsumsi jajanan. Pada tabel 2 dapat terlihat sebanyak 4 anak (5,23%) sering mendapat kejadian infeksi dan 64 anak (84,21%) jarang mendapat kejadian infeksi. Status nutrisi BB/U, BB/TB, dan IMT/U dikelompokan menjadi tiga yaitu gizi kurang, gizi normal, dan gizi lebih sementara untuk TB/U dikelompokan menjadi tinggi normal dan pendek. Hasil pengukuran terhadap sampel seperti terlihat dalam tabel 3, didapatkan 22,37% siswa mengalami gizi kurang berdasarkan parameter BB/U, 13,16% mengalami gizi kurang berdasarkan parameter BB/TB, dan 17,11% mengalami gizi kurang berdasarkan parameter IMT/U. Untuk sampel dengan gizi lebih didapatkan 23,68% berdasarkan parameter BB/U, 13,16% berdasarkan parameter BB/TB, dan 2,63% berdasarkan parameter IMT/U. Hasil TB/U pada penelitian ini mendapatkan siswa yang termasuk kategori perawakan pendek berjumlah 2 orang (2,63%). Tabel 3. Distribusi Proporsi Jumlah Presentase Kurang 17 22.37 BB/U Normal 41 53,95 Lebih 18 23,68 Kurang 10 13,16 BB/TB Normal 56 73,68 Lebih 10 13,16 Kurang 13 17,11 IMT/U Normal 61 80,26 Lebih 2 2,63 TB/U Pendek 2 2,63 Normal 74 97,37 BB/U BB/TB IMT/U TB/U Tabel 4. Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Presentase (%) Jumlah Presentase (%) Kurang 10 27,78 7 17,5 Normal 19 52.78 22 55 Lebih 7 19,44 11 27,5 Kurang 7 19,44 3 7,5 Normal 22 61,11 33 82,5 Lebih 7 19,44 4 10 Kurang 10 27,78 4 10 Normal 25 69,44 35 87,5 Lebih 1 2,78 1 2,5 Pendek 2 5,56 0 0 Normal 34 94,44 40 100 Tabel 5. Distribusi Berdasarkan Kebiasaan Sarapan Kebiasaan Sarapan Sering Selalu Tidak Selalu Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Kurang 8 (24,24) 7(25) 2(13,33) BB/U Normal 14(42,42) 18(64,29) 9(60) Lebih 11(33,33) 3(10,71) 4(26,67) Total 33 (100) 28 (100) 15 (100) Kurang 4(12,12) 3(10,71) 3(20) BB/TB Normal 25(75,76) 22(78,57) 8(53,33) Lebih 4(12,12) 3(10,71) 4(26,67) Total 33 (100) 28 (100) 15 (100) Kurang 6(18,18) 5(17,86) 3(20) IMT/U Normal 25(75,76) 23(82,14) 12(80) Lebih 2(6,06) 0(0) 0(0) Total 33 (100) 28 (100) 15 (100) 3

Pada tabel 4, keempat parameter indeks antropometri menunjukan bahwa status gizi normal lebih banyak dibanding status gizi kurang atau lebih. Laki-laki yang memiliki status gizi normal menurut BB/U adalah 52,78%, sedangkan pada perempuan adalah 55%. Menurut parameter BB/TB, laki-laki yang memiliki status gizi normal adalah 61,11%, sedangkan pada perempuan adalah 82,5%. Laki-laki yang memiliki status gizi normal menurut IMT/U adalah 69,44%, pada perempuan 87,5%. Menurut parameter TB/U, laki-laki dengan status tinggi normal adalah 94,44%, dan pada perempuan adalah 100%. Pada tabel 5 dapat dilihat, anak yang terbiasa sarapan, sebesar 42,42% mempunyai status gizi normal menurut BB/U, sedangkan pada anak yang tidak terbiasa sarapan yang mempunyai status gizi normal menurut BB/U adalah 60%. Berbeda dengan status gizi menurut BB/TB dimana status gizi yang normal lebih banyak ditemukan pada anak yang terbiasa sarapan. Pada anak yang terbiasa sarapan, sebesar 75,76% mempunyai status gizi normal menurut IMT/U. Anak yang terbiasa konsumsi jajanan, sebesar 51,47% mempunyai status gizi normal menurut BB/U, sedangkan pada anak yang tidak terbiasa konsumsi jajanan yang mempunyai status gizi normal menurut BB/U adalah 75%. Sebesar 70,59% anak yang terbiasa konsumsi jajanan mempunyai status gizi normal menurut BB/TB, 77,94% mempunyai status gizi normal menurut IMT/U, sedangkan pada anak yang tidak terbiasa konsumsi jajanan yang mempunyai status gizi normal menurut IMT/U adalah 87,5% (Tabel 6). Anak yang sering mendapat kejadian infeksi, sebesar 50% mempunyai status gizi normal menurut BB/U, 75% mempunyai status gizi normal menurut IMT/U, sedangkan pada anak yang jarang mendapat kejadian penyakit infeksi mempunyai status gizi normal menurut IMT/U sebanyak 49 anak (76,55%). Sebanyak 4 anak yang sering mendapat kejadian penyakit infeksi, mempunyai status tinggi normal menurut TB/U (Tabel 7). Tabel 6 Distribusi Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi Jajanan Kebiasaan Konsumsi Jajanan Ya Kadang Jumlah % Jumlah % Kurang 16 23,53 1 12,5 BB/U Normal 35 51,47 6 75 Lebih 17 25,00 1 12,5 Total 68 100 8 100 Kurang 10 14,71 0 0 BB/TB Normal 48 70,59 7 87,5 Lebih 10 14,71 1 12,5 Total 68 100 8 100 Kurang 13 19,12 1 12,5 IMT/U Normal 53 77,94 7 87,5 Lebih 2 2,94 0 0 Total 68 100 8 100 Tabel 7 Berdasarkan Kejadian Penyakit Infeksi Kejadian Penyakit Infeksi Sering Jarang Tidak Pernah Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Kurang 2(50) 12(18,75) 2(25) BB/U Normal 2(50) 38(59,38) 2(25) Lebih 0 14(21,88) 4(50) Kurang 1(25) 8(12,5) 1(12,5) BB/TB Normal 3(75) 45(70,31) 7(87,5) Lebih 0 11(17,19) 0 Kurang 1(25) 13(20,31) 0 IMT/U Normal 3(75) 49(76,55) 6(75) Lebih 0 2(3,15) 2(25) TB/U Pendek 0 2(3,125) 0 Normal 4(100) 62(96,87) 8(100) 4

DISKUSI Jika dibandingkan dengan penelitianpenelitian serupa sebelumnya, proporsi siswa yang tidak biasa sarapan 19,74% lebih sedikit dibanding penelitian Soedibyo di RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) yang mendapatkan proporsi 22,4% dimana pada penelitian Soedibyo proporsi siswa yang tidak biasa sarapan lebih banyak dibanding yang biasa sarapan. 6 Pada penelitian Hapsari di Gianyar yang mendapatkan proporsi siswa tidak biasa sarapan sebanyak 44,3%, lebih banyak dibandingkan pada penelitian ini. 11 Perbedaan hasil ini mungkin dikarenakan lokasi penelitian yang berbeda-beda sehingga menyebabkan banyak faktor perancu seperti kondisi geografis dan kondisi sosial ekonomi. Dari pola kebiasaan konsumsi jajanan, hal ini serupa dengan penelitian di kabupaten Kampar yang menunjukkan proporsi anak yang memiliki kebiasaan konsumsi jajanan lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi jajanan yaitu 85,2%. 7 Angka kejadian infeksi juga serupa dengan penelitian Syafriani di Riau yang menunjukkan proporsi anak yang sering mendapat kejadian penyakit infeksi (38%) lebih rendah dibandingkan anak yang jarang mendapat kejadian penyakit infeksi (62%). 7 Proporsi anak yang gizi kurang berdasarkan BB/U pada penelitian ini serupa dengan penelitian sebelumnya tahun 2009 terhadap anak SD di Yayasan Kampung Kids Pejaten. Penelitian tersebut mendapatkan proporsi anak yang gizi kurang berdasarkan BB/U 47,9% dari total keseluruhan 73 sampel. 8 Anak dengan gizi kurang berdasarkan BB/TB sebanyak 13,6%. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian serupa yang dilakukan pada anak SD di Gianyar yang mendapatkan anak dengan gizi kurang sebanyak 25,7%. 9 Perbedaan ini mungkin dikarenakan berbedanya karakteristik dari sampel dimana penelitian ini dilakukan dengan sampel anak SD kelas I-VI, sedangkan penelitian Hapsari dkk hanya mengambil sampel siswa kelas V dan VI SD. Pengukuran gizi siswa berdasarkan IMT/U hasilnya hampir serupa dengan penelitian serupa oleh Ahmad dkk di Yogyakarta dengan penelitian sebelumnya yang mendapatkan hasil gizi kurang berdasarkan IMT/U sebanyak 24,5%. 10 Hasil TB/U pada penelitian ini siswa yang termasuk kategori perawakan pendek berjumlah 2 orang (2,63%), serupa dengan hasil penelitian Pusungulaa dkk di Kota Manado yang mendapatkan siswa SD yang pendek 3,3%. 11 Penelitian yang dilakukan di SD 1 Gianyar diperoleh siswa laki-laki, sebesar 15 (30,6%) sampel memiliki status gizi normal, sebesar 25 (51,0%) sampel memiliki status gizi kurang, dan 9 (18,4%) sampel memiliki status gizi lebih. Pada sampel perempuan, sebesar 7 (19,4%) sampel memiliki gizi normal, sebesar 4 (11,1%) sampel memiliki gizi lebih, dan sebesar 25 (69,4%) sampel memiliki gizi kurang. 12 Belum ditemukan data dari penelitian sebelumnya yang menyajikan data distribusi proporsi status gizi siswa SD menurut empat parameter (BB/U, BB/TB, IMT/U, TB/U) berdasarkan jenis kelamin, jadi hasil penelitian ini tidak bisa dibandingkan. Hasil penelitian ini, baik pada laki-laki maupun pada perempuan, status gizi normal pada semua parameter cenderung lebih banyak dibanding status gizi kurang atau lebih. Status gizi kurang lebih banyak ditemukan pada anak dengan jenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan. Hasil penelitian baik pada kelompok anak yang terbiasa sarapan maupun pada kelompok anak yang tidak terbiasa sarapan, status gizi normal pada semua parameter, jadi kemungkinan kebiasaan sarapan tidak berpengaruh pada status gizi sampel penelitian ini. Hasil seperti ini juga didapatkan pada penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa asupan energi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap status gizi anak berdasarkan BB/U, BB/TB, dan IMT/U. Hal ini menunjukan bahwa masih banyak hal yang bisa mempengaruhi status gizi seorang anak selain kebiasaan sarapan. 11 Pada pola konsumsi jajanan, hal yang sama ditemukan pada penelitian status gizi normal lebih banyak ditemukan pada anak yang tidak memiliki kebiasaan konsumsi jajanan yaitu 86,4% dibandingkan dengan anak yang memiliki kebiasaan konsumsi jajanan yaitu sebesar 81,1%. 20 Kebiasaan jajanan pada anak sekolah dasar dapat menjadi baik jika makanan yang dibeli adalah makanan yang mempunyai nilai gizi. Masa usia sekolah dasar merupakan masa yang masih rawan, karena apabila kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi akan sangat mudah untuk terserang penyakit. Pada penelitian Syafriani (2013) status gizi normal lebih banyak ditemukan pada anak yang jarang mendapat kejadian penyakit infeksi yaitu 77,4% dibandingkan dengan anak yang sering mendapat kejadian penyakit infeksi yaitu sebesar 76%. 7 SIMPULAN Dari 76 sampel, proporsi siswa-siswi di SD Negeri 2 Tojan, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung berdasarkan status gizi BB/U, BB/TB, serta IMT/U yang terbanyak adalah status gizi normal. Dilihat dari proporsi kebiasaan sarapan maupun yang tidak biasa sarapan samasama paling banyak menunjukkan status gizi normal dan tinggi normal. Sedangkan proporsi anak-anak yang terbiasa konsumsi jajanan maupun yang jarang mengkonsumsi jajanan paling banyak menunjukkan status gizi normal dan tinggi normal. Dari angka kejadian infeksi, proporsi anak-anak yang sering mendapat kejadian penyakit infeksi maupun yang jarang mendapat kejadian penyakit 5

infeksi menunjukkan status gizi normal dan tinggi normal. DAFTAR PUSTAKA 1. Ahmad S. Hubungan kebiasaan sarapan pagi dan jajan dengan status gizi anak sekolah dasar di SD Negri Kledokan Depok Sleman Yogyakarta. Yogyakarta, Universitas Respati Yogyakarta. Skripsi. 2013. 2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2010. Departemen Kesehatan RI. 2010. 3. Eunike S. Gambaran Perilaku Jajan Murid Sekolah Dasar di Jakarta. Jakarta, Fakultas Psikologi Universitas Atma Jaya. Skripsi. 2009. 4. Latifah M Al-Oboudi. Impact of Breakfast Eating Pattern on Nutritional Status, Glucose Level, Iron Status in Blood, And Test Grade Among Upper Primary School Girls in Riyadh City, Saudi Arabia. Pakistan Journal of Nutrition. 2010. 9 (2): 106-111, 5. Dwi A, Faisal A. Mutu Mikrobiologis Minuman Jajanan Di Sekolah Dasar Wilayah Bogor Tengah. Jurnal Gizi dan Pangan. 2006. Vol.1, hlm.44 6. Susanto JC, Faizah Z, Hardian. Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Pada Anak Dengan Obesitas Usia 6-7 Tahun Di Semarang. M MedIndones. 2005. 40-62-70. 7. Syafriani. Factors Associated with Nutritional Status in Primary School Students in District Salo Kampar Regency In 2013. STIKes Tuanku Tambusai Riau. Skripsi. 2013. 8. Sarah S. Anak Usia Sekolah (7-12 Tahun) dan Hubungannnya Dengan Tingkat Asupan Kalsium Harian di Yayasan KampungKids Pejaten Jakarta Selatan Tahun 2009. Universitas Indonesia. Skripsi. 2009. 9. Hapsari AI, Antari PY, dsn Ani LS. Gambaran status gizi siswa SD Negri 3 Peliatann Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. E-Journal Medika Udayana. 2013. 2(10): 1-18. 10. Ali, Khomsan. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo. Persada. 2003. 11. Pusungulaa N, Bolang A, Purba RB. Hubungan Antara Asupan Energi Dengan Anak Sekolah Dasar Kelas 4 Dan Kelas 5 SD Katolik St, Malalayang Kota Manado. Manado, Universitas Sam Ratulangi. Skripsi.2013. 12. Dewi IGAMS, Seriani L. Gambaran Status Nutrisi, Pola Konsumsi Sarapan Dan Cemilan Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Gianyar. ISM. 2015. VOL. 3 NO.1, MEI-AGUSTUS, HAL 76-82. 6