PENGARUH AIR KELAPA MERAH YANG MUDA DAN TUA SEBAGAI PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA PENYIMPANAN DINGIN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

PENGARUH PENAMBAHAN GLUTATHIONE

PENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER

PENGARUH PENGHILANGAN RAFINOSA DALAM PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA SIMPAN DINGIN SKRIPSI

PENGGUNAAN TELUR ITIK SEBAGAI PENGENCER SEMEN KAMBING. Moh.Nur Ihsan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK

Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang

PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

PENGGANTIAN BOVINE SERUM ALBUMIN PADA CEP-2 DENGAN SERUM DARAH SAPI TERHADAP KUALITAS SEMEN SAPI LIMOUSIN PADA SUHU PENYIMPANAN 3-5 o C

Pengaruh Pengencer Kombinasi Sari Kedelai dan Tris terhadap Kualitas Mikroskopis Spermatozoa Pejantan Sapi PO Kebumen

PENGARUH PENGHILANGAN RAFINOSA DALAM PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA SIMPAN DINGIN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar

I PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara

KUALITAS SEMEN SAPI LIMOUSIN PADA PENGENCER YANG BERBEDA SELAMA PENDINGINAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada (Mulyono dan Sarwono, 2004). K isaran volume semen per ejakulat

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari

J. Ternak Tropika Vol. 15, No.1:

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC

PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING

DAFTAR ISI. BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Hipotesis...

PENGARUH SUHU DAN LAMA SIMPAN SEMEN SEGAR TERHADAP MOTILITAS DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE)

Pengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur Sebagai Pengencer terhadap Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.)

KUALITAS SEMEN SAPI LIMOUSIN SELAMA PENDINGINAN MENGGUNAKAN PENGENCER CEP-2 DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI KONSENTRASI SANTAN

Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Keywords : liquid semen, boer goat, green coconut water, CEP-2, cold storage.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna,

Dosis Glukosa Ideal pada Pengencer Kuning Telur Fosfat Dalam Mempertahankan Kualitas Semen Kalkun pada Suhu 5 C

KUALITAS SEMEN SEGAR SAPI PEJANTAN PADA PENYIMPANAN DAN LAMA SIMPAN YANG BERBEDA

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C

HASIL DAN PEMBAHASAN. domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara makroskopis

Pengaruh metode gliserolisasi terhadap kualitas semen domba postthawing... Labib abdillah

PENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

KUALITAS SEMEN DOMBA LOKAL PADA BERBAGAI KELOMPOK UMUR SEMEN QUALITY OF RAM AT DIFFERENT AGE-GROUP

MOTILITAS DAN VIABILITAS SEMEN SEGAR KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DENGAN MENGGUNAKAN PENGENCER CAUDA EPIDIDYMAL PLASMA

PENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan,

MOTILITAS DAN VIABILITAS SPERMATOZOA SEMEN SEXING MENGGUNAKAN METODE SEDIMENTASI PUTIH TELUR DENGAN PENGENCER YANG BERBEDA

PERBEDAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF SEMEN SEGAR PADA BERBAGAI BANGSA SAPI POTONG. Candra Aerens D.C, M. nur ihsan, Nurul Isnaini ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN

Yulianto Nugroho 1), Trinil Susilawati 2), dan Sri Wahjuningsih 2)

KUALITAS SEMEN SAPI FRIESIAN HOLSTEIN SELAMA PENDINGINAN MENGGUNAKAN PENGENCER CEP 2 DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI KONSENTRASI KUNING TELUR

UJI KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER HASIL PEMBEKUAN MENGGUNAKAN MR. FROSTY PADA TINGKAT PENGENCERAN ANDROMED BERBEDA

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP MOTILITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA SEMEN CAIR SAPI SIMMENTAL

THE QUALITY OF BOER GOAT FREEZING SPERMS USING MR. FROSTY EQUIPMENTS WITH DIFFERENT ANDROMED EQUILIBRATION

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai

Pengaruh lama gliserolisasi terhadap keberhasilan produksi semen beku Sapi Simmental

PENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari

KUALITAS SEMEN SAPI BALI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBEKUAN MENGGUNAKAN PENGENCER SARI WORTEL

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBOS TEXEL DI KABUPATEN WONOSOBO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,

KAJIAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Effect of Quality Chilled Semen of Cross Bred Goat (Nubian and Ettawa) which Dilluted with Skim Milk and Yolk Citrate Extender

PENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati

Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

Jurnal Nukleus Peternakan (Juni 2014), Volume 1, No. 1: ISSN :

PENGARUH KOMBINASI KUNING TELUR DENGAN AIR KELAPA TERHADAP DAYA TAHAN HIDUP DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA DOMBA PRIANGAN PADA PENYIMPANAN 5 0 C

Pengaruh Bobot Badan Terhadap Kualitas dan Kuantitas Semen Sapi Simmental

PENGARUH SUHU DAN LAMA THAWING TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWA

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan

S. Suharyati Jurusan Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandarlampung ABSTRAK

PERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH ABSTRACT

Buletin Peternakan Vol. 39 (3): , Oktober 2015 ISSN E-ISSN X

PENGARUH LAMA THAWING DALAM AIR ES (3 C) TERHADAP PERSENTASE HIDUP DAN MOTILITAS SPERMATOZOA SAPI BALI (Bos sondaicus)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Karakteristik. Volume (ml) 1,54 ± 0,16. ph 7,04±0,8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai

Pengaruh Level Gliserol dalam Pengencer Tris-Sitrat... Muthia Utami Islamiati

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelamin sehingga tidak menimbulkan kematian pada anak atau induk saat

PENGARUH BOBOT BADAN TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS SEMEN SAPI SIMMENTAL THE EFFECT OF WEIGHT ON SIMMENTAL CATTLE SEMEN QUALITY AND QUANTITY

Dedi Muhammad 1), Trinil Susilawati 2), Sri Wahjuningsih 2) ABSTRAK

BAB III MATERI DAN METODE

PENDAHULUAN. Latar Belakang. setiap tahunnya, namun permintaan konsumsi daging sapi tersebut sulit dipenuhi.

KUALITAS DAN PROPORSI SPERMATOZOA X DAN Y SAPI Limousin SETELAH PROSES SEXING MENGGUNAKAN GRADIEN DENSITAS ALBUMIN PUTIH TELUR ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Teknologi Inseminasi Buatan (IB) atau dikenal dengan istilah kawin suntik pada

HASIL DAN PEMBAHASAN. Volume Semen Domba

L.N. Varasofiari, E.T. Setiatin, dan Sutopo Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRACT ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik semen

Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Dalam Pengencer Glukosa Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 3-5 C

ABSTRAK. Kata Kunci : Jarak Tempuh; Waktu Tempuh; PTM; Abnormalitas; Semen ABSTRACT

PENDAHULUAN. Seiring bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya diikuti dengan

PENGARUH BERBAGAI METODE THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE)

PENANGANAN SEMEN DARI TEMPAT KOLEKSI KE LAB HINDARI SINAR MATAHARI LANGSUNG USAHAKAN SUHU ANTARA O C HINDARI DARI KOTORAN TERMASUK DEBU

Pengaruh Pengencer Sintetis dan Alami Terhadap Motilitas Spermatozoa Sapi Brahman Selama Penyimpanan dalam Suhu Dingin

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding

PEMBEKUAN VITRIFIKASI SEMEN KAMBING BOER DENGAN TINGKAT GLISEROL BERBEDA

F.K. Mentari, Y. Soepri Ondho dan Sutiyono* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana

Penambahan Fruktosa Mempertahankan Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Kalkun yang Disimpan pada Suhu 4 C

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kualitas semen yang selanjutnya dapat dijadikan indikator layak atau tidak semen

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP DAYA HIDUP DAN KEUTUHAN MEMBRAN PLASMA SPERMATOZOA ITIK RAMBON

Keberhasilan IB menggunakan semen beku hasil sexing dengan metode sedimentasi putih telur pada sapi PO cross

Motility of Spermatozoa Brahman Bull in CEP-D Diluent with Egg Yolk Suplementation of Gallus sp. of Hisex Brown Strain during Refrigerator Storage

STUDI TERHADAP KUALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA CAUDA EPIDIDIMIDIS DOMBA GARUT MENGGUNAKAN BERBAGAI JENIS PENGENCER

Penambahan Sari Kacang Hijau pada Tris sebagai Bahan Pengencer terhadap Motilitas, Daya Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Sapi Kebumen

Transkripsi:

PENGARUH AIR KELAPA MERAH YANG MUDA DAN TUA SEBAGAI PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Mugiyati 1), Muhamad Ade Salim 1), Nurul Isnaini 2) dan Trinil Susilawati 2) 1) Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 2) Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Email: trinil_susilawati@yahoo.com ABSTRACT The aim of this research was to know the effect of maturity of red coconut water as a diluent to the sperms quality of Boer goats during chilled preservation. The research was carried out at Laboratory Sumber Sekar Faculty of Animal Husbandry University of Brawijaya Malang, on 11 st December 2016 until 31 st January 2017. The method used in this research was laboratory experimental using Randomized Block Design with three treatments, P0 (Tris Aminomethane + 20% Egg Yolk), P1 (Young Red Coconut Water + 20% Egg Yolk) and P2 (Mature Red Coconut Water + 20% Egg Yolk) which each treatment using 10 repetitions. The observed variables include the percentage of motility, percentage of viability and percentage of abnormal spermatozoa during chilled preservation The results showed that on the 3 nd day the percentage of motility of spermatozoa during chilled preservation gave a significant effect (P<0.05), while on viability gave a very significant effect (P<0.01), and on abnormality did not give a significant effect (P> 0.05). The highest of total motile spermatozoa was P0 (Tris Aminomethan + 20% Egg Yolk). P2 better than P1 on motility, but not on viability and abnormality. The conclusions was the maturity of red coconut water can improve motility, but can not improve viability and abnormality. The suggested was use Mature Red coconut water + 20% Egg Yolk as a diluent and do further research on coconut water to be able to maintain spermatozoa longer. Keyword : Sperms, egg yolk, red coconut water, tris aminomethane PENDAHULUAN Kambing Boer merupakan kambing tipe pedaging yang baik dengan persentase karkas mencapai 40% 50% dari berat tubuhnya. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kambing Boer salah satunya adalah dengan cara Inseminasi Buatan (IB). Salah satu keberhasilan IB dipengaruhi oleh kualitas semen yang akan menurun jika tidak segera digunakan setelah penampungan. Oleh karena itu perlu adanya penambahan bahan pengencer untuk dapat mempertahankan kualitas semen. Syarat penting yang harus dimiliki setiap pengencer adalah murah, sederhana, praktis dan mudah diperoleh namun dapat menghasilkan semen yang berkualitas (Ismaya, 2014). Air kelapa dapat menjadi bahan pengencer alternatif yang mudah didapatkan karena banyak tersedia di lingkungan sekitar dan harganya terjangkau.kandungan air kelapa berbedabeda tergantung varietas, umur dan faktor iklim (Farapati dan Sayogo, 2014). Kelapa merah memiliki kandungan gula yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lainnya. Air kelapa tidak mampu melindungi spermatozoa dari temperatur dingin, oleh karena itu perlu ditambah kuning telur atau zat lainnya. Kuning telur digunakan sebagai bahan krioprotektan yang berfungsi sebagai penyedia makan, sumber energi, dan pelindung esktraseluler spermatozoa dari cold shock karena mengandung lipoprotein dan lesitin (Dwitarizki, Ismaya dan Asmarawati, 2015).Berdasarkan uraian diatas, perlu adanya penelitian mengenai air kelapa merah yang muda dan tua dengan penambahan kuning telur terhadap kualitas semen kambing Boer selama penyimpanan dingin. J. Ternak Tropika Vol. 18, No.1: 20-26, 2017 20

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Desember 2016 hingga 23 Januari 2017 di Laboratorium Lapang Sumber Sekar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Desa Sumber Sekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang Materi Materi yang digunakan dalam penelitian adalah semen dari 4 kambing dengan umur kisaran 3,5-4,5 tahun. Semen segar dengan motilitas individu 70% dan motilitas massa 2+. Pengencer yang digunakan meliputi kontrol yang berupa Tris Aminomethan Kunig Telur dan pengencer air kelapa yang muda dan tua (kelapa muda berumur 6-7 bulan, sedangkan kelapa tua berumur >7 bulan). Metode Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. Rancangan penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan dan 10 ulangan yang digunakan sebagai kelompok. Selanjutnya, apabila terdapat perbedaan yang nyata atau sangat nyata, maka dilakukan pengujian menggunakan uji jarak Duncan (Duncan Multiple Range). Perlakuan yang dicobakan adalah sebagai berikut: P0 = Tris Aminomethan + 20% KT P1 = Air Kelapa Merah Muda + 20% KT P2 = Air Kelapa Merah Tua + 20% KT HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Semen Segar Kambing Boer Berdasarkan hasil pengamatan rataan kualitas semen segar kambing boer selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rataan Kualitas Semen Segar Kambing Boer Parameter Pemeriksaan volume merupakan salah satu syarat untuk mengetahui kualitas semen setelah penampungan. Tabel 1. menunjukkan bahwa rataan volume semen yang dihasilkan selama penelitian adalah0,84±0,23 ml dengan kisaran 0,6-1,2 ml/ejakulat. Volume semen segar yang digunakan dalam kisaran normal, hal tersebut sesuai dengan penjelasan Susilawati (2013) yang menyatakan bahwa volume semen kambing per ejakulasi Rataan±sd Makroskopis Volume (ml) 0,84±0,23 Warna Putih susu ph 7,00±0,00 Aroma Khas Konsistensi Pekat Mikroskopis Motilitas Massa 3+ Motilitas Individu (%) 89,00±2,11 Viabilitas (%) 79,81±8,63 Abnormalitas (%) 0,95±0,83 Konsentrasi (10 7 /ml) 508,10±152,29 memiliki rata-rata 1 ml dengan kisaran 0,5-1,2 ml. Warna semen yang digunakan adalah putih susu. Pemeriksaan warna semen segar dilakukan dengan melihat secara kasat mata pada tabung koleksi semen. Susilawati (2013) menjelaskan bahwa semen yang normal berwarna putih kekuningan atau putih susu. Arifiantini, Yusuf dan Graha (2005) bahwa warna semen tergantung pada kualitasnya, semen dengan kualitas baik mempunyai warna J. Ternak Tropika Vol. 18, No.1: 20-26, 2017 21

putih susu atau putih kekuningan dan apabila semen berwarna putih bening maka kualitas spermatozoa kurang baik, warna semen normal adalah kuning krem. Sedangkan apabila semen berwarna kuning menandakan bahwa semen terkontaminasi oleh urin dan apabila semen berwarna merah menandakan bahwa semen terkontaminasi darah. Apaila semen berwarna coklat atau kemerahan berarti semen tersebut telah bercampur dengan darah atau nanah karena adanya luka pada saluran kelamin, sedangkan apabila berwarna putihkekuningan mengindikasikonsentrasi spermatozoa tinggi. Semen yang digunakan memiliki ph 7,00±0,00, ph tersebut normal sesuai dengan penjelasan Suyadi, Susilawati dan Isnaini (2004) yang menyatakan bahwa derajat keasaman atau ph semen segar kambing Boer relatif agak asam yaitu 6,2-7,6 atau rata-rata ph 6,8. Aroma pada semen kambing Boer khas berbau amis sehingga dapat dikatan normal dan tidak terdapat kontaminasi, hal tersebut sesuai dengan penjelasan Agustian, Ihsan dan Isnaini (2014) yang menyatakan bahwa aroma dari semen kambing Boer adalah bau amis khas ternak, hal tersebut menandakan bahwa semen tersebut adalah normal. Apabila terdapat bau busuk pada semen segar, hal tersebut menunjukkan bahwa semen tercampur nanah. Konsistensi semen yang digunakan dalam penelitian adalah pekat. Susilawati (2013) menyatakan bahwa konsistensi semen berkorelasi dengan konsentrasi. Penilaian konsistensi mulai dari encer, sedang hingga kental. Pengamatan mikroskopis semen segar meliputi motilitas massa, motilitas individu, abnormalitas, viabilitas dan abnormalitas. Motilitas massa yang didapatkan dari hasil penelitian adalah 3+, dengan pergerakan yang cepat, terlihat gelombang yang besar, gelap dan besar. Hal ini menujukkan bahwa semen dengan kualitas yang baik dan dapat dilakukan proses selanjutnya. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Ihsan (2013) bahwa motilitas massa semen segar kambing adalah 3+ yang menunjukkan bahwa semen segar tersebut sangat baik. Rataan motilitas individu yang digunakan adalah 89,00±2,11% dengan kisaran 85-90%. Motilitas tersebut masih dalam kisaran normal, Yulnawati dan Setiadi (2005) menyatakan bahwa penggunaan semen segar dibawah standar (70%) akan mengakibatkan penurunan kualitas secara cepat. Viabilitas merupakan salah satu indikator penentu kualitas semen yang berkaitan dengan hidup dan mati spermatozoa. Rataan viabilitas semen segar kambing Boer dari hasil pengamatan adalah 79,81±8,63% yang menandakan bahwa semen tersebut masih tergolong baik. Susilawati (2013) menyatakan bahwa persentase spermatozoa hidup adalah 70-90% motil. Rataan abnormalitas semen segar kambing Boer yang didapatkan adalah 0,95±0,83%. Susilawati (2013) menjelaskan bahwa apabila abnormalitas mencapai 15%, maka semen tidak dapat digunakan lagi untuk IB. Rataan konsentrasi semen kambing Boer hasil pengamatan adalah 508,10±152,29 (10 7 )/ml. Susilawati (2013) menyatakan bahwa konsentrasi semen kambing lebih rendah dibandingkan dengan domba. Konsentrasi semen kambing berkisar antara 2,5-5,0 x 10 9. Penilaian konsentrasi spermatozoa sangat penting karena digunakan untuk menentukan kualis semen dan penambahan pengencer yang akan digunakan. Persentase Motilitas Individu Spermatozoa selama Penyimpanan Dingin (3-5 o C) Motilitas merupakan pergerakan spermatozoa ke depan secara progresif. Motilitas atau daya gerak sangat penting untuk dilakukan pengamatan karena sebagai tolak ukur dalam penilaian spermatozoa tersebut dapat membuahi sel telur. Rataan motilitas individu setelah mendapat perlakuan diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 2. J. Ternak Tropika Vol. 18, No.1: 20-26, 2017 22

Tabel 2. Rataan Persentase Motilitas Individu pada Berbagai Perlakuan Pengencer selama Penyimpanan Dingin (%) Pengamatan P0 P1 P2 Jam ke-0 82±3,50 b 68±17,98 a 71±14,10 a Jam ke-1 81,5±2,42 b 64,5±19,21 a 68,5±14,15 a Jam ke-2 81,5±3,37 b 58,8±20,16 a 65±17,00 a Jam ke-3 80±3,33 b 60±21,47 a 64,5±17,87 a Hari ke-2 74±3,94 b 45±31,62 a 51±27,26 a Hari ke-3 65±7,82 b 19±28,36 a 36,5±28,19 a Hari ke-4 40,5±21,14 b 14±23,07 a 13±20,71 a Hari ke-5 24,5±18,48 b 14±23,07 a 13±20,71 a Keterangan : Notasi yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antar perlakuan (P<0,05). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang nyata (P<0,05) antar perlakuan mulai dari jam ke- 0 hingga hari ke-5. Tabel 6. menunjukkan bahwa motilitas individu kambing Boer terbaik setelah dilakukan uji lanjut adalah pada perlakuan 0 (Tris Aminomethan + 20% Kuning Telur), kemudian disusul P2 (Air Kelapa Merah Tua + 20% Kuning Telur) dan terakhir P1 (Air Kelapa Merah Muda + 20% Kuning Telur). Ariantie, Yusuf, Sajuthi dan Arifiantini (2014) menjelaskan bahwa spermatozoa dapat bertahan lebih lama pada pengencer Tris Aminomethan karena mampu menjaga spermatozoa akibat cold shock. Selain itu Tris Aminomethan + 20% kuning telur mampu memberikan nutrisi bagi metabolisme spermatozoa dan mampu melindungi spermatozoa lebih lama dari pengencer lainya (Wiratri, Susilawati dan Wahjuningsih, 2014).Dwatmadji dkk. (2007) menyatakan bahwa air kelapa tidak mampu melindungi spermatozoa dari temperatur rendah.hasil penelitian menunjukkan bahwa air kelapa dapat digunakan untuk IB sampai hari kedua, hal tersebut dikarenakan adanya penambahan kuning telur sebanyak 20%. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Dwatmadji dkk., (2007) bahwa dari hasil yang diperoleh, interaksi antara pengencer air kelapa rubescens-kuning telur 20% menunjukkan persentase motilitas lebih tinggi (68,75%) dibanding dengan interaksi antara pengencer air kelapa rubescens dengan penambahan kuning telur 17% dan 14% yaitu masing-masing 65,25 dan 54,50% pada hari pengamatan pertama. Air kelapa tua lebih baik dibandingkan dengan air kelapa muda, hal tersebut dikarenakan karbohidrat, protein dan lemak yang terkandung dalam air kelapa tua lebih tinggi dibandingkan dengan air kelapa muda. Farapati dan Sayogo (2014) menyatakan bahwa air kelapa muda mengandung karbohidrat4,11%, lemak 0,12%, dan protein 0,13%, sedangkan air kelapa tua mengandung karbohidrat 7,27%, lemak 0,15%, danprotein 0,29%. Selain itu, air kelapa merah tua memiliki kandungan mineral yang lebih tinggi dibandingkan dengan air kelapa merah muda. Suharyati (2006) menyatakan bahwa mineral berfungsi sebagai energi gerak spermatozoa lebih aktif sehingga mineral dapat meningkatkan motilitas spermatozoa. Persentase Viabilitas Spermatozoa selama Penyimpanan Dingin (3-5 o C) Viabilitas spermatozoa merupakan indikator penentu daya hidup spermatozoa. Tujuan pengujian viabillitas spermatozoa adalah untuk mengetahui jumlah spermatozoa yang hidup setelah proses preservasi. Cara mengetahui hidup dan mati spermatozoa dengan menggunakan preparat ulas eosin negrosin. Spermatozoa yang hidup berwarna transparan atau tidak J. Ternak Tropika Vol. 18, No.1: 20-26, 2017 23

menyerap warna, sedangkan spermatozoa yang telah mati akan menyerap warna (berwarna merah). Rataan persentase viabilitas spermatozoa dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 3. Rataan persentase viabilitas spermatozoa pada Berbagai Perlakuan Pengencer selama Penyimpanan Dingin (%) Pengamatan P0 P1 P2 Jam ke-0 74,16±11,19 67,37±16,16 64,56±13,42 Jam ke-1 75,28±7,55 69,80±22,46 70,32±5,99 Jam ke-2 74,07±7,89 70,23±13,89 64,43±8,59 Jam ke-3 74,31±3,92 67,16±16,22 63,60±13,21 Hari ke-2 71,67±7,80 a 55,35±20,66 a 53,81±24,44 b Hari ke-3 68,07±11,03 y 30,50±20,04 yz 46,84±24,92 z Hari ke-4 45,18±18,56 a 25,99±22,03 a 17,40±17,55 b Hari ke-5 39,80±26,10 y 9,64±11,17 y 6,46±10,02 z Keterangan : Notasi yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan yang sangat nyata antar perlakuan (P<0,01). Hasil analisis ragam menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (P>0,05) antar perlakuan pada jam ke-0 sampai jam ke-3, sedangkan pada hari ke-2 dan hari ke- 4 menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) dan pada hari ke-3 dan hari ke-5 menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01). Semen kambing Boer pada P0 masih dapat digunakan untuk IB sampai hari ke-3 (68,07±11,03 %), sedangkan untuk P1 dan P2 masih dapat digunakan untuk IB sampai hari ke-2 (55,35±20,66 %; 53,81±24,44 %). Persentase viabilitas dikatakan baik karena jumlah spermatozoa hidup diatas 50%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk viabilitas air kelapa merah muda memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan air kelapa tua. Hal tersebut diduga karena kandungan lemak pada air kelapa tua berpengaruh terhadap viabilitas, dimana lemak tersebut merusak membran dari spermatozoa. Persentase Abnormalitas Spermatozoa selama Penyimpanan Dingin (3-5 o C) Abnormalitas merupakan keadaan dimana spermatozoa mengalami kecacatan pada salah satu atau seluruh bagian tubuh spermatozoa. Spermatozoa yang memiliki morfologi normal merupakan syarat terjadinya fertilisasi. Abnormalitas dibagi menjadi dua, yaitu abnormalitas primer dan abnormalitas sekunder. Abnormalitas primer terjadi saat proses spermatogenesis sedangkan abnormalitas sekunder terjadi setelah spermatogenesis hingga ejakulasi dan terjadi pula saat processing spermatozoa (Susilawati, 2013).Persentase rataan abnormalitas spermatozoa dapat dilihat pada Tabel 4. J. Ternak Tropika Vol. 18, No.1: 20-26, 2017 24

Tabel 4. Rataan Persentase Abnormalitas pada Berbagai Perlakuan Pengencer selama Penyimpanan Dingin Pengamatan P0 P1 P2 Jam ke-0 2,02±0,69 1,95±0,75 1,61±1,62 Jam ke-1 1,73±1,41 2,12±1,33 2,27±0,96 Jam ke-2 1,61±0,77 1,74±1,08 2,34±1,98 Jam ke-3 1,62±0,82 a 1,50±1,00 a 2,90±1,58 b Hari ke-2 1,57±0,71 1,90±1,03 2,16±2,12 Hari ke-3 1,46±0,77 2,21±0,8 2,21±1,27 Hari ke-4 1,89±0,59 2,31±1,63 2,11±1,09 Hari ke-5 1,98±1,09 1,86±0,5 1,19±0,65 Keterangan: Notasi yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata antar perlakuan (P<0,05) Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata (P>0,05) antar perlakuan pada jam ke-0 hingga hari ke-5 kecuali pada jam ke-3 yang menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap P0 dan P2. Pengencer Tris Aminomethan + 20% Kuning Telur memiliki nilai persentase abnormalitas paling rendah, hal tersebut dikarenakan Tris Aminomethan dapat meminimalisir abnormalitas spermatozoa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air kelapa muda memiliki nilai abnormalitas lebih rendah dibandingkan dengan air kelapa tua. Hal tersebut karena spermatozoa abnormal yang tinggi adalah abnormalitas sekunder karena kesalahan dalam pembuatan ulasan. Spermatozoa yang memiliki morfologi berbeda dari spermatozoa normal disebut spermatozoa abnormal. Peningkatan nilai persentase abnormalitas yang terjadi dalam penelitian masih dibawah 15%, sehingga masih dapat digunkan untuk IB. Susilawati (2013) menjelaskan bahwa apabila abnormalitas mencapai 15%, maka semen tidak dapat digunakan lagi untuk IB. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kualitas spermatozoa kambing Boer dalam pengencer Tris Aminomethan + 20% Kuning Telur, Air Kelapa Merah Tua + 20% Kuning Telur dan Air Kelapa Merah Muda + 20% Kuning Telur menunjukkan persentase motilitas diatas nilai harapan sampai hari kedua. 2. Penggunaan Tris Aminomethan + 20% Kuning Telur (P0) menunjukkan yang paling baik untuk mempertahankan kualitas semen kambing Boer dengan penyimpanan dingin sampai hari ke-5. 3. Air Kelapa Merah Tua + 20% Kuning Telur menunjukkan pengaruh yang lebih baik terhadap kualitas semen kambing Boer dibandingkan dengan Air Kelapa Merah Muda + 20% Kuning Telur terhadap motilitas, tetapi tidak terhadap viabilitas dan abnormalitas. Saran Berdasarkan hasil penelitian disarankan menggunakan air kelapa merah tua + 20% KT untuk digunakan sebagai pengencer dan dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai air kelapa agar mampu mempertahankan spermatozoa lebih lama. DAFTAR PUSTAKA Agustian, M.F., M. N. Ihsan dan N. Isnaini. 2014. Pengaruh Lama Simpan Semen dengan Pengencer Tris Aminomethan Kuning Telur pada Suhu Ruang Terhadap Kualitas Spermatozoa Kambing Ismaya. 2014. Bioteknologi Inseminasi Buatan pada Sapi dan Kerbau. Yogyakarta: UGM Press. J. Ternak Tropika Vol. 18, No.1: 20-26, 2017 25

Ariantie, O. S., T. L. Yusuf, D. Sajuthi dan R. I. Arifiantini. 2014. Kualitas Semen Cair Kambing Peranakan Etawah dalam Modifikasi Pengencer Tris dengan Trehalosa dan Rafinosa. J. Veteriner 15(1): 11-22 Dwatmadji, S. Kadarsih, E. Sutrisno dan Y. Fisniarsih. 2007. Pengaruh Pengencer Kuning Telur dengan Air Kelapa dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Semen Kambing Nubian. Jurnal Sain Peternakan Indonesia. 2(2): 1978 3000. Dwitarizki, N., D. Ismaya dan W. Asmarawati. 2015. Pengaruh Pengenceran Sperma dengan Air Kelapa dan Aras Kuning Telur Itik Serta Lama Penyimpanan Terhadap Motilitas dan Viabilitas Spermatozoa Domba Garut pada Penyimpanan 5 o C. Buletin Peternakan. 39(3): 149-156. Farapati dan S. Sayogo. 2014. Air Kelapa Muda Pengaruhnya Terhadap Tekanan Darah. Cermin Dunia Kedokteran-223. 41(12): 896-900. Ihsan, M. N. 2013. Pembekuan Vitrifikasi Semen Kambing Boer dengan Tingkat Gliserol Berbeda. J. Ternak Tropika. 14(2): 38-45. Lestari, T. P. S., M. N. Ihsan dan N. Isnaini. 2014. Pengaruh Waktu Simpan Semen Segar dengan Pengence Andromed pada Suhu Ruang Terhadap Kualitas Semen Kambing Boer. J. Ternak Tropika. 15(1): 43-50. Suharyati, S. 2006. Pengaruh Penambahan Vitamin E dan Mineral Zn Terhadap Kualitas Semen Serta Fertilitas dan Daya Tetas Telur Kalkun Lokal. J.Indon.Trop.Anim.Agric. 31(3): 179-183. Susilawati, T. 2013. Pedoman Inseminasi Buatan pada Ternak. Malang: UB Press, ISBN: 98-602-203-458-2. Suyadi, T. Susilawati dan N. Isnaini. 2004. Uji Coba Produksi Semen Beku Kambing Boer. Laporan Penelitian Kerjasama Ditjen Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang. Wiratri, V. D. B., T. Susilawati dan S. Wahjuningsih.2014. Kulitas Semen Sapi Limousin pada Pengencer yang Berbeda Selama Pendinginan. J. Ternak Tropika. 15(1): 13-20. Yulnawati dan M. A. Setiadi. 2005. Motilitas dan Keutuhan Membran Plasma Spermatozoa Epididimis Kucing selama Penyimpanan pada Suhu 4 C. J Med Vet. 21(3): 100-1 J. Ternak Tropika Vol. 18, No.1: 20-26, 2017 26

J. Ternak Tropika Vol. 18, No.1: 20-26, 2017 27