BAB I PENDAHULUAN. dari usia neonatal dini terjadi pada hari pertama (Komalasari, 2007).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang baik pada balita (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI DESA MRANGGEN KECAMATAN JATINOM KLATEN MEILANI YUDI ARINI INTISARI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi. ASI ibarat emas yang

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes, 2006). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, dan Depkes dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB I PENDAHULUAN. saja sampai usia 6 bulan yang disebut sebagai ASI esklusif (DepKes, 2005). bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup, sesuai dengan target pencapaian Sustainable Development

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

PENDAHULUAN. bahwa ada hubungan antara faktor kondisi bayi dengan pemberian ASI.

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS NORMAL 1-3 HARI TENTANG PEMBERIAN KOLOSTRUM DI RUANG NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB I PENDAHULUAN. garam-garam organik yang di sekresikan oleh kedua kelenjar payudara ibu, serta

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bayi, ibu, dan keluarga. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil

1

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menghasilkan suatu kesepakatan yang tercantum dalam MDG s

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Air susu ibu (ASI) merupakan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kelenjar mamae

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup serta dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

ST NURRAHMAH, S.ST AKADEMI KEBIDANAN KONAWE. Jl. Letj.DII Panjaitan No.217, Unaaha, Konawe Sulawesi Tenggara. Telp/Fax (0408)

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara

BAB I PENDAHULUAN. Kolostrum merupakan air susu yang pertama kali keluar seringkali berwarna

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Anak merupakan generasi penerus bangsa untuk melanjutkan

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. AKB tahun 2007 yaitu 34 per KH, dengan target tahun 2015 sebesar 23 per

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

BAB I. A. Latar Belakang. Dalam Al-Qur an terkandung segala bentuk tata kehidupan, mulai dari. Qur an surat Al- Baqarah dan surat Yunus yang artinya :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. biskuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru dimulai diberikan. berusia 2 tahun atau lebih. ( Weni, 2009 : 23 )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

BAB I PENDAHULUAN. Ibu pada saat hamil dan setelah melahirkan sebagian besar akan mengalami

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya sesuai untuk kebutuhan bayi. Zat-zat gizi yang berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang kemudian diterapkan diseluruh belahan dunia yang berisi tentang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi(akb). Menurut laporan organisasi kesehatan dunia (WHO) memperlihatkan bahwa angka kematian bayi sangat meprihatinkan, yang dikenal dengan fenomena 2/3. Fenomena itu terdiri dari 2/3 kematian bayi (berusia 0-1 tahun) terjadi pada umur kurang dari satu bulan (neonatal),2/3 kematian neonatal terjadi pada umur kurang dari seminggu (neonatal dini), 2/3 dari usia neonatal dini terjadi pada hari pertama (Komalasari, 2007). Salah satu penyebab kematian tersebut adalah kurangnya pemberian ASI, padahal bayi harus segera disusui setelah lahir. Kurangnya pemberian ASI dikarenakan karena ibu merasa ASI nya tidak cukup encer atau tidak keluar sama sekali. Padahal menurut penelitian WHO hanya ada satu dari seribu orang yang tidak bisa menyusui (Roesli, 2000). Cara untuk mengatasi penyebab kematian bayi yaitu dengan pemberian ASI sesegera mungkin setelah bayi lahir. Karena ASI yang pertama keluar mengandung zat gizi dan antibodi yang berfungsi melindungi bayi, dan ASI juga bermanfaat untuk menjaga ketahanan tubuh bayi karena mengandung zat antiinfeksi (Nurmiati, 2008). Penelitian di Ghana menyatakan bahwa 16% kematian neonatus dapat dicegah bila bayi mendapat ASI pada hari pertama dan sebesar 22% angka 1

2 kematian neonatus dapat dicegah bila bayi melakukan menyusui dini (edmond, 2006). Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya (Rosita, 2008).ASI memiliki banyak sekali manfaat bagi bayi. Pemberian ASIyang optimal merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus yang berkualitas di masa depan. ASI tidak hanya sebagai sumber energi utama tapi jugasebagai sumber protein, vitamin dan mineral utama bagi bayi (Richard et all, 2003). Upaya pemerintah Indonesia untuk mencapai peningkatan pemberian ASI tertuang dalam Peraturan Pemerintah No33 tahun 2012 tentang ASI eksklusif yaitu Air Susu Ibu Eksklusif, yang disebut ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Dan tertuang dalam Undang-Undang No 36 pasal 128 yaitu setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menargetkan setidaknya 50 Persen bayi dibawah usia enam bulan harus sudah mendapatkan ASI eksklusif pada tahun 2025. Menyusui dini merupakan pemberian ASI segera setelah bayi dilahirkan yaitu 30 menit pertama setelah kelahiran bayi (Depkes, 2001). Pada umumnya sebelum 5-6 jam setelah dilahirkan bayi harus dicoba untuk disusui

3 walaupun ibu belum mengeluarkan ASI (Pudjiadi, 2005). Sedangkan ASI merupakan makanan yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan. Komposisi zat-zat gizi di dalam ASI secara optimal mampu menjamin pertumbuhan bayi. Penelitian yang dilakukan oleh Carina Venter dan Tara Dean pada tahun 2008, menyatakan bahwa ASI mengandung zat immunomodulator serta zat gizi yang unik. Selain itu, ASI mengandung zat gizi lengkap seperti karbohidrat berupa laktosa, lemak yang banyak (asam lemak tak jenuh ganda), protein utama berupa lactabumin yang mudah dicerna, kandungan vitamin dan mineral yang banyak. (Venter et al, 2008). Berdasarkan survei dari World Health Organization (WHO) terhadap lebih dari 3000 ibu pasca persalinan di beberapa negara, menunjukkan bahwa ibu yang melakukan inisiasi menyusu dini atau pemberian ASI minimal satu jam setelah bayi lahir hanya sekitar 38,33% (Depkes RI, 2002). Berdasarkan data SDKI tahun 2012 mengumpulkan data tentang pemberian makanan pada bayi untuk semua anak terakhir yang dilahirkan ibu dalam kurun waktu dua tahun sebelum survei. Selain ASI, 8 persen bayi pada umur yang sama diberi susu lain dan 8 persen diberi air putih. Pemberian ASI ekslusif kepada bayi berusia 4-5 bulan dalam SDKI 2012 lebih tinggi dibandingkan dengan hasil SDKI 2007 (SDKI, 2012). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan pada Bulan Desember, terdapat 10 ibu post partum yang berhasil penulis wawancarai, 6 dari 10 ibu post partum mengatakan bahwa mereka langsung menyusui

4 anaknya kurang dari 1 jam setelah melahirkan, dan 4 ibu post partum tidak langsung menyusui anaknya, dengan alasan ASI nya belum keluar atau belum lancar, dan dari ke enam ibu post partum juga mengatakan bahwa ASI langsung keluar walaupun hanya sedikit dan dari keempat ibu post partum juga mengatakan bahwa ASI yang keluar hanya sedikit dan itupun hanya berupa bintik-bintik ASI. Maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara menyusui dini dengan waktu pengeluaran kolostrum pada ibu post partum. B. Rumusan Masalah. ASI merupakan makanan yang penting untuk pertumbuhan bayi, apalagi ASI yang pertama kali keluar atau yang biasa disebut dengan kolostrum. Pada dasarnya saat bayi lahir harus sesegera mungkin mendapatkan ASI dari sang ibu, karena menyusui dini sangat penting bagi bayi, namun pada dasarnya menyusui dini di indonesia masih sangat kurang, menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 hanya 10% bayi yang memperoleh ASI pada hari pertama. Berdasarkanuraian diatas maka dapat di rumuskan masalah penelitian yaitu Apakah ada hubungan antara menyusui dini dengan waktu pengeluaran kolostrum pada ibu post partum?. C. Tujuan Penelitian. 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara menyusui dini dengan waktu pengeluaran kolostrum pada ibu pos partum.

5 2. Tujuan Khusus. a. Diketahuinya karakteristik responden b. Untuk mengetahui gambaran waktu menyusui dini dan pengeluaran kolostrum c. Untuk mengetahuihubungan antara menyusui dini terhadap pengeluaran kolostrum. D. Manfaat Penelitian. Penelitian ini bermanfaat bagi: 1. Bagi peneliti. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang menyusui dini dengan waktu pengeluaran kolostrum dan manfaat dari menyusui dini. 2. Bagi responden. Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi responden tentang pentingnya menyusui dini dengan waktu pengeluaran kolostrum. 3. Bagi Instansi terkait. Dapat menjadi masukan dan bahan informasi mengenai manfaat menyusui dini dengan waktu pengeluaran kolostrum. 4. Bagi ilmu pengetahuan Penelitian ini dapat berguna sebagai referensi penelitian selanjutnya dan dapat dijadikan masukan untuk penelitian selanjutnya.

6 E. Penelitian Terkait. 1. Penelitian Indarwati Tyas tentang Hubungan Antara Menyusui Sejak Dini Dengan Penurunan Tinggi Fundus Uteri. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain cohort, pengambilan sampling dengan total sampling. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 69 responden, subyek penelitian adalah ibu pospartum. Penelitian dilaksanakan di ruang nifas RSUD Tugurejo Semarang pada tanggal 6 Maret 2013 sampai 6 April 2013 di RSUD Tugurejo. Analisa data menggunakan Mann Withney Test dengan α < 0,05, hasil dari uji mann Withney Test dengan taraf signifikan 0,05, kesimpulan dalam penelitian ini diperoleh nilai p value = 0,033 (α < 0,05), artinya Ho di tolak atau ada hubungan antara menyusui sejak dini dengan penurunan tinggi fundus uteri pada hari ke 1 dengan penurunan tinggi fundus uteri pada hari ke 9. 2. Penelitian Asror Kusuma A (2010), tentang Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Sikap Terhadap Praktek Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas. Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan survey analotik dengan pendekatan cross sectionaldengan subyek penelitian ini adalah ibu nifas di BPS Sri Haryanti, di Desa Bumiayupada bulan 23 Mei 27 Juni 2010.Dengan jumlah responden sebanyak 30 responden. Pengambilan data dilakukkan dengan cara memberikan kuesioner kepada ibu nifas. Hasil penelitian diperoleh responden ibu nifas sebanyak 30 orang dengan pengetahuan baik = 17 orang (56,7%),pengetahuan cukup = 13 orang (43,3%),tidak adapengetahuan kurang.dengan sikap mendukung

7 = 18 orang (60,0%),sikap kurang mendukung =12 orang (40,0%),sikap tidak mendukung tidak ada,dan praktek baik = 19 orang (63,3%),praktek cukup = 11 orang (36,7%), dari hasil uji statistik tersebut didapatkan nila p 0,009< 0,05.Kesimpulannya adalah Ha diterimasehingga Ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap terhadap praktek pemberiankolostrum pada ibu nifas di BPS Sri Haryanti, di Desa Bumiayu. 3. Penelitian Meilani Yudi Arini, tentang hubungan inisiasi menyusui dini dengan produksi asi pada ibupost partum di desa Mranggen kecamatan Jatinom Klaten. Pada penelitian ini menggunakan metode Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriftif analitik, dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah semua ibu post partum di DesaMranggen Kecamatan Jatinom Klaten. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian iniadalah total sampling sebanyak 30 responden. Data yang diperoleh dalam penelitian diolah denganmenggunakan uji statistik chi-square dengan derajat kemaknaan (α =5%) = 0,05.Kesimpulan dalam penenelitian dari hasil analisa data didapatkan p = 0,000,sedangkan α = 0,05 berarti p < 0,05, berarti ada hubungan inisiasi menyusu dini denganproduksi ASI pada ibu post partum di Desa Mranggen Kecamatan Jatinom Klaten. Persamaan dengan penelitian saya adalah responden yang diteliti adalah ibu post partum dan pada penelitian nomor 2 menggunakan desain penelitian yang sama, dan perbedaan dengan penelitian saya terletak pada metode penelitian dan tekhnik sampling.