BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV. Analisis Hasil Penelitian. A. Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan masyarakat muslim Indonesia dapat menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. umat agama lain. Islam adalah rahmatan lil alamin rahmat bagi alam semesta.

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Gambaran umum Produk Simpanan Mudharabah Berjangka. (deposito) di KJKS BMT Marhamah Wonosobo

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN. Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm. 127.

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

STRATEGI PENETAPAN MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT AT- TAQWA MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT. LELI SUWITA Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah merupakan salah satu lembaga keuangan yang. melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanaan uang,

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad, Sistem Bagi Hasil dan Pricing Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2016, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB III GAMBARAN UMUM BMT AT-TAQWA MUHAMMADIYAH CABANG SITEBA. A. Sejarah Berdirinya BMT At-taqwa Muhammadiyah Cabang Siteba

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional yang membuka sistem baru dengan membuka bank. berpengaruh dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. syari ah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan hingga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. syariah yang kegiatan utamanya menghimpun dana dan menyalurkannya. Lembaga ini biasa di sebut dengan Koperasi Syariah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

Pengaruh Jumlah Deposito Mudhorobah Terhadap Penerimaan Jumlah Bagi Hasil Mudhorobah Pada PT.Bank Mega Syariah

I. PENDAHULUAN A. Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan pesat. Bahkan keberadaan bank syari ah saat ini menjadi salah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB IV PEMBAHASAN. 1 Wawancara dengan Ajeng selaku Teller

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Lembaga keuangan Mikro Syariah BMT mempunyai dua sisi. membawa misi sosial pada masyarakat, keberadaan BMT ditengah-tengah

BAB I PENDAHULAN. denganberkembangnya lembaga keuangan syariah. Sejak adanya undang. undang No 7 tahun 1992 yang kemudian direkomendasi oleh UU No.

BAB I PENDAHULUAN. yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya lembaga keuangan syariah termasuk Koperasi Syariah,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah kejadian yang menarik. Lahirnya Bank Syariah Mandiri di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. hasil baru dipraktekan dalam perekonomian di Indonesia. Antara sistem

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. memicu perbankan untuk menjalankan dual banking system yaitu bank. konvensional yang juga menjalankan unit usaha syariah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. beroprasi sesuai dengan nilai-nilai dan sistem Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB III HASIL PENELITIAN. yang peduli terhadap perkembangan ekonomi umat. BMT PAM merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan perencanaan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Aziz A, Pedoman Pendirian BMT. Jakarta: Pinbuk Press, 2004, h. 6.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan masyarakat muslim Indonesia akan adanya bank yang beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic Economic System), secara yuridis baru mulai diatur dalam Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Pada SK Men keu RI No. 7 Tahun 1992 lembaga keuangan adalah semua badan yang kegiatannya di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dana dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan 1. Meski dalam peraturan tersebut lembaga keuangan diutamakan untuk pembiayaan investasi perusahaan, namun tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan lembaga keuangan. Dalam kenyataannya, kegiatan usaha lembaga keuangan bisa diperuntukan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, dan kegiatan distribusi barang dan jasa. Kehadiran bank syariah di tengah-tengah perbankan konvensional adalah untuk menawarkan sistm perbankan alternative bagi umat islam yang membutuhkan atau ingin memperoleh layanan jasa perbankan tanpa harus melanggar larangan riba. Dan berkaitan dengan hal itu, umat islam Indonesia 2 telah memperoleh dan memanfaatkan layanan jasa perbankan syariah sejak didirikannya Bank Muamalat Indonesia sejak bulan Mei 1992 yang lalu. 1 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Edisi 1, Cet. 1, hal. 27 2 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari ah, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 1-3 1

Berawal dari adanya tuntutan yang cukup kuat dari masyarakat yang menginginkan perubahan dalam struktur ekonomi masyarakat yang pada tahun-tahun 1990-an dikuasai oleh beberapa gelintir golongan tertentu, utamanya dari ekonomi konglemerensi pada ekonomi yang bebasis masyarakat banyak (ekonomi kerakyatan). Maka dari situlah PINBUK (Pusat Inkubasi Usaha Kecil) didirikan yang karenanya merasa prihatin terhadap kondisi usaha mikro. Keberadaannya telah menyebar di semua provinsi Indonesia. PINBUK mengadakan berbagai pengkajian yang panjang dan mendalam, maka dirumuskanlah sistem keuangan yang lebih sesuai dengan kondisi usaha mikro dan sesuai dengan syariah. Alternatif tersebut adalah BMT (Baitul Maal Wat Tamwil). Untuk itulah PINBUK kemudian mendirikan sebanyak mungkin BMT di seluruh Indonesia. Seluruh BMT itu diharapkan membiayai masyarakat lokal dan para pengusaha kecil dilingkungan BMT.Untuk mempercepat gerakan dakwah ekonomi, PINBUK membuka perwakilan di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Untungnya, masyarakat secara positif dan antusias menerima kehadiran BMT. Lembaga ini bahkan dapat menjadi pemersatu umat Islam yang terkotakkotak dalam mazhab-mazhab tradisional dan modernis. BMT ini dalam menjalankan usahanya menggunakan prinsip bagi hasil. Demikian pula di KJKS BMT Walisongo adalah salah satu lembaga keuangan syariah yang berada di Mijen Semarang, yang ikut serta dan peduli untuk mensyiarkan ajaran Islam dan untuk mensejahterakan 2

ekonomi masyarakat. BMT ini selain menyediakan produk-produk penghimpunan dana (funding) seperti simpanan sukarela (mudharabah) dan simpanan berjangka (mudharabah), juga menyediakan produk penyaluran (lending) sangat bervariasi salah satunya adalah pembiayaan untuk investasi (murabahah dan bai bitsaman ajil). Dimana akad jual beli antara pihak BMT dan calon nasabah pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Salah satu produk BMT pada bidang penghimpunan dana adalah SIJANGKA (Simpanan Berjangka) yang biasa dijadikan pilihan dalam berinvestasi. SIJANGKA (Simpanan Berjangka) adalah simpanan anggota yang dirancang sebagai sarana investasi jangka panjang yang aman. Dana dari mitra akan disalurkan pada berbagai macam usaha halal dan produktif guna mendukung peningkatan ekonomi umat. Penyetorannya dilakukan sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu atau tanggal jatuh tempo menurut perjanjian antara penyimpan dengan BMT. Produk ini didasarkan atas akad Mudharabah berjangka, dimana anggota dapat menentukan jangka waktu yang dikehendaki dan atas investasi ini anggota berhak atas bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati. Dalam hal ini, BMT bertindak sebagai pengelola dana (mudharib), sedangkan anggota bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal). Dalam kapasitasnya sebagai pengelola dana, BMT dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta mengembangkannya termasuk melakukan akad mudharabah dengan 3

pihak ketiga. Dengan demikian, BMT dalam kapasitasnya sebagai pengelola dana memiliki sifat sebagai seorang wali amanah, yakni harus berhati-hati atau bijaksana serta beritikad baik dan bertanggungjawab atas segala sesuatu yang timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya. Disamping itu, BMT juga bertindak sebagai kuasa dari usaha bisnis pemilik dana yang diharapkan adapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin tanpa melanggar berbagai aturan syariah. Penarikan Simpanan Berjangka hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dan pihak BMT. Jangka waktu yang ditawarkan oleh BMT adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Terkadang ada nasabah BMT yang membutuhkan simpanan tersebut untuk kepentingan mendadak, akhirnya dengan terpaksa anggota menarik simpanan tersebut sebelum jatuh tempo. Karena nasabah tersebut mengambil simpanannya sebelum jatuh tempo maka pihak BMT akan memotong atau mengenakan penalty simpanan tersebut. Besarnya penalty atau potongan yang dikenakan kepada nasabah tersebut tergantung kesepakatan dari pihak nasabah dan BMT. Namun, di KJKS BMT Walisongo tidak ada potongan atau penalty yang dikenakan kepada nasabah jika terjadi penarikan sebelum jatuh tempo. Dari hasil pengelolaan dana Simpanan Berjangka, BMT akan membagihasilkan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening 3. Menurut 3 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan, Jakarta: PT RajaGrafindo 4

survei sementara penulis yang menjadi masalah yaitu minimnya masyarakat mengetahui prosedur pembayaran bagi hasil dan penarikan Simpanan Berjangka jatuh tempo dalam lembaga keuangan khususnya di BMT Walisongo. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan membahas lebih dalam mengenai produk simpanan berjangka yang ada di KJKS BMT Walisongo Semarang sebagai objek penulisan tugas akhir dengan judul APLIKASI PRODUK SIMPANAN BERJANGKA (SIJANGKA) DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana prosedur pembukaan dan penutupan Simpanan Berjangka (SIJANGKA) di KJKS BMT Walisongo Semarang? 2. Bagaimana perhitungan bagi hasil Simpanan Berjangka (SIJANGKA) di KJKS BMT Walisongo Semarang. C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini antara lain adalah : 1. Untuk memenuhi tugas dan persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya Ilmu Perbankan Syariah di D3 Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Persada, 2004, hlm, 277-278 5

2. Untuk mengetahui bagaimana prosedur awal dalam pembukaan sampai dengan penutupan Simpanan Berjangka (SIJANGKA) di KJKS BMT Walisongo Semarang. 3. Untuk mengetahui seberapa besar perhitungan bagi hasil pada Simpanan Berjangka (SIJANGKA) di KJKS BMT Walisongo Semarang. D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti Melatih kemampuan diri untuk lebih mengerti dan memahami lagi mengenai system yang digunakan dalam perbankan syariah baik yang ada dalam praktiknya maupun teorinya, serta menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis. 2. Bagi BMT Penelitian ini dapat membantu memberikan informasi dan pengetahuan lebih kepada masyarakat luas mengenai sistem syariah seutuhnya terutama dalam menginvestasikan uangnya. 3. Bagi Pembaca Dapat memberikan informasi mengenai produk simpanan berjangka yang ada di KJKS BMT Walisongo Semarang. 6

E. SISTEMATIKA PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini menerangkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini, penulis membagi dalam beberapa sub bab yaitu : menjelaskan tentang gambaran umum KJKS BMT Walisongo Semarang, mulai dari sejarah KJKS BMT Walisongo, Struktur Organisasi, Visi, Misi, Produk-produk yang ada serta perkembangan dan permasalahan yang dihadapi oleh KJKS BMT Walisongo Semarang. Kemudian bab ini berisi tentang landasan teori, pengertian-pengertian aplikasi, produk, simpanan berjangka dan landasan syariah simpanan berjangka. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini menjelaskan tentang metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini menjelaskan tentang prosedur pembukaan dan penutupan simpanan berjangka, perhitungan bagi hasil saat jatuh tempo. 7

BAB V PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dan penutup. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 8