I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, pendidikan tidak hanya bisa

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, nilai, dan sikap sehingga dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah pendidikan sudah tidak asing lagi bagi manusia, Pendidikan

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian adapun pembahasan secara lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

I. PENDAHULUAN. penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERFIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN AJARAN 2009/ 2010

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, agar dapat menciptakan sumber. peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

I. PENDAHULUAN. kehidupan karena pendidikan merupakan pengaruh, penentu, sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Perubahan yang dialami akan berlangsung cepat dan

BAB I PENDAHULUAN. dilandasi nilai-nilai agama, moral, dan budaya luhur bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. merasa, atau tindakan dapat dianggap sebagai pendidikan. Pendidikan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat. mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. tata tertib, peraturan dengan penuh rasa tanggung jawab dan disiplin. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak. negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan setiap individu yang terlibat di dalam pendidikan itu dituntut untuk mampu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, maka setiap pelaku pendidikan harus memahami hakikat dan tujuan dari pendidikan nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan Yang Maha Esa dan selalu dapat meningkatkan hubungan dengan-nya. Pendidikan pada hakikatnya merupakan ikhtiar untuk memajukan kehidupan bangsa yang ditandai oleh peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan merupakan komponen sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral (Hamalik, 2004 : 3). Dengan demikian hasil belajar sangatlah penting untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai secara optimal atau masih berada pada taraf yang rendah. Tujuan pendidikan akan dapat tercapai apabila ada tanggung jawab dari semua pihak, baik murid, orang tua, pemerintah, lembaga pendidikan (sekolah) serta masyarakat. Oleh karena itu pendidikan bukan hanya tanggung jawab dari salah satu pihak saja melainkan semua pihak harus terlibat. Tinggi rendahnya

2 prestasi belajar siswa menunjukkan tingkat keberhasilan belajar, dapat dipengaruhi oleh faktor, baik dari dalam maupun dari luar diri siswa. Konteks tersebut maka kemajuan peradaban yang dicapai umat manusia dewasa ini tidak terlepas dari peran-peran pendidikannya. Diraihnya kemajuan ilmu dan teknologi yang dicapai merupakan akses produk suatu pendidikan, sekalipun diketahui bahwa kemajuan dunia pendidikan selalu dibawah kemajuan yang dicapai dunia industri yang memakai produk lembaga pendidikan. Membentuk manusia yang berilmu pengetahuan dan memiliki lulusan-lulusan yang berkualitas. Pembelajaran disekolah bertujuan meningkatkan mutu pendidikan yang dapat menghasilkan siswa yang berprestasi dan memiliki kemampuan terbaik dalam belajar. Orang tua memberikan perhatian baik secara fisik maupun psikologis, menyediakan fasilitas belajar siswa dan membiayai pendidikan siswa. Prestasi dari hasil belajar merupakan dambaan bagi setiap orang tua terhadap anaknya. Hasil belajar yang baik tentu akan didapat dengan proses belajar yang baik juga. Belajar merupakan proses dari sesuatu yang belum bisa menjadi bisa, dari perilaku lama ke perilaku yang baru, dari pemahaman yang lama menjadi pemahaman yang baru. Perlunya perhatian orang tua dan bagaimana orang tua memberikan pemahaman dasar pada siswa dapat mempengaruhi proses belajar. Suasana yang nyaman dan kondisif mengkibatkan proses belajar akan menjadi lebih baik.

3 Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013 menunjukkan prestasi belajar ekonomi yang dicapai oleh siswa masih tergolong rendah atau belum optimal seperti yang disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Hasil MID Semester Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013 No. Kelas Nilai Jumlah siswa <65 65 1. X.A 28 15 43 2. X.B 31 10 41 Siswa 59 25 84 Persentase (%) 70,24 29,76 100 sumber: guru mata pelajaran ekonomi MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur Berdasarkan Tabel 1. terlihat bahwa hasil belajar yang diraih belum optimal dan tergolong rendah, ini terlihat dari persentase siswa yang mencapai nilai 65 hanya 29,76% dan sisanya 70,24% belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), yaitu 65. Hal ini didukung oleh pendapat Djamarah dan Zain (2006: 121), bahwa untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar adalah sebagai berikut. 1. Istimewa/maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%. 2. Baik sekali/optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76% - 99%. 3. Baik/minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60% - 76%. 4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar < 60%. Tinggi rendahnya prestasi hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya berasal dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa itu sendiri. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa diantaranya intelegensi, motivasi, minat, bakat, disiplin, kesehatan, tipe belajar siswa, sedangkan faktor yang berasal luar diri siswa diantaranya berasal dari keluarga, yaitu cara mendidik moral anak, kondisi sosial ekonomi orang tua, hubungan orang tua dengan

4 anak, bimbingan orang tua, dan suasana rumah atau keluarga. Sedangkan yang berasal dari sekolah diantaranya berasal dari faktor guru, alat pembelajaran, kurikulum, dan lain sebagainya (M. Dalyono, 2007: 230). Suasana keluarga yang memberi dorongan anak untuk maju. Selain itu, lingkungan sekolah yang tertib, teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa dalam pembelajaran. Begitu halnya dengan moral peserta didik juga mempengaruhi prestasi belajar, karena akan mempengaruhi cara belajar peserta didik tersebut (Furmanm, 1990). http://derintaiyooaijoo.com/p/pengaruh-moral-terhadap-prestasi-siswa.html Diakses pada tanggal 04 januari 2013 Sudut pandang keluarga, orang tua seharusnya tidak sepenuhnya mempercayakan pendidikan anak kepada pihak sekolah, masyarakat dan pemerintah, namun orang tua harus memberikan pedidikan dasar dan perhatian yang maksimal mengenai perkembangan anaknya. Hal ini dikarenakan anak lebih banyak berada dalam lingkungan keluarga. Selain waktu yang relatif singkat berada di sekolah, seorang guru juga harus menangani banyak siswa, sehingga pendidikan yang didapatkan di sekolah kurang optimal tanpa ada sumbangsih dari orang tua siswa itu sendiri. Situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan anak. Pendidikan dasar dari orang tua, cara mendidik anak, bimbingan orang tua, perhatian orang tua, status ekonomi, hubungan antar anggota keluarga dan dukungan orang tua, sangat mempengaruhi hasil belajar anak. Keluarga merupakan tempat atau lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Juga dikatakan pendidikan yang utama karena sebagian besar dari pendidikan dan pemahaman lebih

5 banyak diterima oleh anak dari keluarga atau orang tua. Tugas utama keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi pendidikan etika, moral, pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Keluarga merupakan guru pertama dari setiap anak, pendidikan etika, moral, watak, budi pekerti, dan pendidikan nilai-nilai kehidupan berasal dari keluarga. Orang tua adalah model bagi seorang anak di dalam mewujudkan nilai-nilai moral di dalam kehidupan keluaga dan di dalam kehidupan sekolah nantinya (Nurul Zuariah, 2007:12). Etika adalah studi tentang cara penerapan hal yang baik bagi hidup manusia, yang mencakup dua aspek yaitu disiplin ilmu dan nila-nilai hidup nyata dan hukum tingkah laku manusia (Solomon dalam Zuariah, 2007: 17). Bertens dalam Zuariah (2007: 18) mengemukakan bahwa etika sebagai ilmu yang mempelajari adat kebiasaan, termasuk didalamnya moral yang mengandung nilai dan norma yang menjadi pegangan hidup seseorang atau sekelompok orang bagi pengaturan tingkah lakunya. Etika dibahas sebagai kesadaran seseorang untuk membuat pertimbangan moral yang rasional mengenai kewajiban memutuskan pilihan yang terbaik dalam menghadapi masalah nyata. Keluarga merupakan tempat ideal pengembangan pendidikan etika. Didalam keluarga, seorang anak belajar secara praktis melalui berlatih maupun meniru etika dan tingkah laku orang disekitarnya serta meneladani orang tuanya. Menurut Aristoteles dalam Maya (http://maya-perjalananhidup.blogspot.com) mengatakan bahwa etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Secara etimologis kata moral sangat erat dengan etika. Etika berasal dari bahasa Yunani ethos (jamak: ta etha) yang berarti adat kebiasaan. Adapun moral berasal dari bahasa latin mos (jamak: mores) yang juga mengandung arti adat istiadat Zuariah (2007: 17). Moral adalah pedoman dasar seseorang dalam mengambil tindakan yang harus atau diharapkan untuk dilakukan dalam keadaan tertentu. Moral merupakan inti dati setiap kebudayaan dan kebiasaan, khususnya nilai moral merupakan sarana pengatur dalam kehidupan bersama. Seorang siswa berada dilingkungan

6 sekolah bersama dengan warga sekolah yang lain, dalam hal ini membutuhkan pedidikan moral di keluarga sebagai dasar bagi seorang anak agar dapat melaksanakan perannya sebagai siswa dan warga sekolah yang mampu melaksanakan kehidupan di sekolah dengan baik. Ary H. Gunawan (2000: 50) mengemukakan bahwa keluarga sebagai salah satu dari tri pusat pendidikan yang bertugas membentuk kebiasaan-kebiasaan yang positif sebagai fondasi yang kuat dalam pendidikan informal anak. Orang tua akan mengajarkan kebiasaan-kebiasaan, karena pembiasaan tersebut, anakanak akan mengikuti dan menyesuaikan diri bersama keteladanan orang tuanya. Pendidikan moral berusaha mengembangkan pola tingkah laku seseorang sesuai dengan kehendak masyarakatnya. Kehendak ini berwujud moralitas yang berisi nilai-nilai kehidupan yang berada dalam masyarakat. Orang yang pertama bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan pendidikan anak adalah orang tua. Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak sesuai dengan nilai-nilai moral secara terus menerus perlu dikembangkan kepada setiap orang tua. Sedangkan menurut Emile Durkheim dalam Nurul (2007: 24) bahwa pendidikan moral dapat diterapkan atau dilakukan dalam tiga lingkungan yaitu pendidikan moral di keluarga, pendidikan moral di sekolah, dan pendidikan moral di masyarakat. Berdasarkan hasil penilitian pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara dan pengamatan di MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur mengenai masalah dari pendidikan moral dalam keluarga yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu: 1. Kekosongan pendidikan etika, moral dalam keluarga menyebabkan anak merasa terlantar, dan memukul kehidupan emosional anak serta menjadi

7 penyebab kelainan kelakuan atau prilaku menyimpangseperti bergai jenis kenakalan remaja, tawuran, dan membolos sekolah. 2. Orang tua kurang perduli dengan sikap anak dan tingkah laku anak dalam pergaulan sehari-hari. 3. Perhatian yang kurang dari orang tua mempengaruhi hasil belajar siswa. Kurangnya kontrol, pengawasan dan pemberian pengarahan pada anak yang menyebabkan siswa merasa bebas melakukan hal-hal yang bisa mengganggu kelancaran belajar sehingga siswa tidak dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Keberhasilan belajar sangat membutuhkan adanya nilai-nilai etika yang mampu menumbuhkan suatu kearifan moralitas dasar yang sangat menentukan kelangsungan hidup bermasyarakat. Seorang orang tua harus mendorong tumbuhnya moralitas dasar pada anak agar dapat menghormati nilai-nilai moral itu sendiri. http://derintaiyooaijoo.com/p/pengaruh-moral-terhadap-prestasi-siswa.html Diakses pada tanggal 04 januari 2013 Rendahnya hasil belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan moral di keluarga, akan tetapi dapat juga dipengaruhi oleh disiplin belajar di sekolah. Disiplin belajar dapat dilakukan di sekolah dan di rumah. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Disiplin ini merujuk pada pelatihan yang dilakukan seseorang untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola tingkah laku tertentu, walaupun orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain. Hal ini penting bagi seorang siswa untuk dapat berhasil dengan baik, maka siswa perlu menaati

8 peraturan-peraturan tata tertib atau prosedur yang telah dicanangkan oleh sekolah. Pelanggaran kedisiplinan dapat berupa terlambat, keluar masuk kelas saat jam pelajaran berlangsung, membolos, merokok, bertengkar, dan pelanggaran lainnya. Siswa merupakan individu yang secara langsung melakukan proses pembelajaran, sehingga siswa harus dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan aktif, mampu mengungkapkan gagasan-gagasan, serta mampu menyertakan segala aspek yang ada pada dirinya baik kecerdasan, minat, perhatian, motivasi, cara belajar, dan disiplin belajar. Sehingga akan mencapai hasil belajar yang memuaskan. Disiplin belajar merupakan salah satu sikap atau perilaku yang harus dimiliki oleh siswa. Siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik apabila siswa mampu mengatur waktu dan kegiatan belajarnya. Tu u (2004: 93) menyatakan bahwa pencapaian hasil belajar yang baik selain karena adanya tingkat kecerdasan yang cukup, baik, dan sangat baik, juga didukungoleh adanya disiplin sekolah yang ketat dan konsisten, disiplin individu dalam belajar, dan juga perilaku yang baik. sebaliknya ada siswa yang hasil belajarnya kurang memuaskan meskipun tingkat kecerdasannya baik atau sangat baik, hal itu terjadi karena siswa kurang tertib dan kurang teratur dalam belajar. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara serta pengamatan, dapat dikatakan bahwa disiplin sekolah di MA Sadar Sriwijaya tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang membolos dan melanggar peraturan sekolah, kurang menghargai guru, berkelahi di sekolah serta kurangnya sanksi yang diberikan untuk menunjang disiplin sekolah itu sendiri.

9 Tabel 2. Daftar jumlah siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya yang melakukan pelanggaran selama semester ganjil TP 2012/2013 Jenis pelanggaran Jumlah siswa yang melakukan pelanggaran Bulan ke- 1 2 3 4 5 Berkelahi 7 10 3 0 1 Terlambat 17 21 19 22 20 Membolos 8 9 15 25 10 Sumber: WaKa kesiswaan MA Sadar Sriwijaya Berdasarkan uraian tentang pencapaian hasil belajar dapat dikatakan bahwa perhatian orang tua yang cukup, kondisi ekonomi yang memadai, tingkat pendidikan orang tua yang tinggi, lingkungan keluarga yang harmonis akan membentuk dan mendidik anak berdisiplin dan belajar yang pada akhirnya anak akan mencapai hasil belajar yang memuaskan. Kenyataan yang ada dilapangan menunjukkan bahwa orang tua sibuk dengan urusannya sendiri, sehingga perhatian mereka terhadap anaknya kurang. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka judul penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut Pengaruh Pendidikan Etika Dalam Keluarga Dan Disiplin Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013.

10 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Banyaknya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa seperti, membolos dan berkelahi di sekolah. 2. Masih banyak prilaku siswa yang kurang menghargai guru. 3. Lingkungan yang belum optimal dalam pelaksanaan tata tertib sekolah. 4. Adanya ketidak disiplinan dikarenakan kurangnya kesadaran orang tua terhadap proses belajar siswa di rumah. 5. Banyaknya siswa yang mengabaikan tanggung jawabnya sebagai pelajar. 6. Masih rendahnya usaha siswa untuk mengerjakan sendiri tugas-tugas yang diberikan oleh guru. 7. Sebagian besar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan C. Pembatasan Masalah Berdasarkan dari identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada aspek yaitu pengkajian tentang pengaruh pendidikan etika dalam keluarga (X1), disiplin belajar disekolah (X2), dan hasil belajar siswa (Y).

11 D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh pendidikan etika dalam keluarga terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013? 2. Apakah ada pengaruh disiplin belajar di sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013? 3. Apakah ada pengaruh pendidikan etika dalam keluarga dan disiplin belajar di sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan etika dalam keluarga terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013. 2. Untuk mengetahui pengaruh disiplin belajar di sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013. 3. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan etika dalam keluarga dan disiplin belajar di sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013.

12 F. Kegunaan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian tersebut diatas, maka kegunaan penelitian ini adalah: 1. Kegunaan Teoritis a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti. b. Sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekkan teori yang diterima dibangku kuliah. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi siswa agar dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran. b. Bagi sekolah sebagai masukan dalam usaha meningkatkan kualitas peserta didik. c. Bagi guru dan calon guru sebagai sumbangan pemikiran dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang tepat dan efektif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. d. Sebagai bahan refrensi untuk perpustakaan dan bagi semua pihak yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut.

13 G. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu: 1. Ruang Lingkup Subjek Penelitian Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil 2. Ruang Lingkup Objek Penelitian Ruang lingkup objek penelitian adalah pendidikan etika dalam keluarga (X1), disiplin belajar di sekolah (X2), dan hasil belajar ekonomi siswa (Y). 3. Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah MA Sadar Sriwijaya Lampung Timur 4. Waktu penelitian ini adalah tahun 2012.