TINJAUAN PERENCANAAN DIMENSI PENAMPANG BATANG MARANSI DAN BATANG LURUIH KOTA PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA DEBIT BANJIR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI ( DAS ) BATANG MERAO KABUPATEN KERINCI AKIBAT PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data

NORMALISASI BATANG MANGOR KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ANALISA DEBIT BANJIR BATANG PARIAMAN DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA METODA

PERENCANAAN DRAINASE KELURAHAN KAMPUNG PONDOK KECAMATAN PARIAMAN TENGAH KOTA PARIAMAN

STUDI EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN AW.SYAHRANI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN SALURAN DRAINASE JALAN VETERAN KECAMATAN PADANG BARAT KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERENCANAAN DIMENSI BATANG MOMONG UNTUK MENGURANGI TERJADINYA BANJIR DI JORONG DURIAN SIMPAI KECAMATAN SEMBILAN KOTO KABUPATEN DHARMASRAYA

BAB III METODE ANALISIS

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya

PILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. adalah merupakan ibu kota dari Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Dalam RTRW

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE KECAMATAN PELALAWAN

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BATANG LUBUH KABUPATEN ROKAN HULU PROPINSI RIAU

BAB IV ANALISA. membahas langkah untuk menentukan debit banjir rencana. Langkahlangkah

ANALISA PERHITUNGAN PENGARUH PEMENDEKKAN JARAK MUARA TERHADAP TINGGI GENANGAN BANJIR BATANG KANDIS PADANG

PENGENDALIAN BANJIR BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PERKUATAN TEBING BATANG PASAMAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO

EVALUASI TEKNIS SISTEM DRAINASE DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI. ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hidrologi dengan panjang data minimal 10 tahun untuk masing-masing lokasi

Rt Xt ...(2) ...(3) Untuk durasi 0 t 1jam

PERENCANAAN DRAINASE PERUMAHAN BATU KASEK KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG

NORMALISASI BATANG ANAI DI NAGARI SUNGAI BULUH KECAMATAN BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

PERENCANAAN DRAINASE KAWASAN KELURAHAN NUNANG KECAMATAN PAYAKUMBUH BARAT

EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN LINGKAR BOTER KABUPATEN ROKAN HULU

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI BATANG KAPAS KECAMATAN BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

EVALUASI SISTEM JARINGAN DRAINASE DI JALAN SOEKARNO HATTA MALANG

PERHITUNGAN DEBIT DAN LUAS GENANGAN BANJIR SUNGAI BABURA

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS M. HARRY YUSUF

NORMALISASI BATANG KURANJI MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS

NORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK

Perkiraan Koefisien Pengaliran Pada Bagian Hulu DAS Sekayam Berdasarkan Data Debit Aliran

ANALISA DIMENSI DAN NORMALISASI SUNGAI MANGOR KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PERENCANAAN DRAINASE KOTA SEBA

PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI TONDANO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA I DAN HSS LIMANTARA

EVALUASI KAPASITAS SISTEM DRAINASE DI KECAMATAN MEDAN JOHOR ALFRENDI C B HST

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

ANALISA DIMENSI DAN NORMALISASI SUNGAI BATANG LAMPASI KOTA PAYAKUMBUH

KAJI ULANG SISTEM DRAINASE UNTUK MENGATASI BANJIR GENANGAN DI PERUMAHAN VILLA JOHOR, KEC. MEDAN JOHOR. Elgina Febris Manalu 1, Ir. Terunajaya, M.

ANALISA KINERJA RUAS JALAN BERDASARKAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN KARAKTERISTIK BETON DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH SERAT NYLON DAN POLIMER CONCRETE

KAJIAN SISTEM DRAINASE PATUKANGAN-PEGULON KABUPATEN KENDAL

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

BAB IV ANALISA DATA CURAH HUJAN

STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN

4. BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

Analisis Hidrologi untuk Pendugaan Debit Banjir dengan Metode Nakayasu di Daerah Aliran Sungai Way Besai

METODOLOGI Tinjauan Umum 3. BAB 3

KAJIAN TERHADAP SISTEM JALAN MERDEKA DAN HOS COKROAMINOTO KECAMATAN SIANTAR UTARA PEMATANG SIANTAR

ACARA BIMBINGAN TUGAS AKHIR...

BAB III ANALISA HIDROLOGI

PERENCANAAN SALURAN PENANGGULANGAN BANJIR MUARA SUNGAI TILAMUTA

TUGAS AKHIR ELGINA FEBRIS MANALU. Dosen Pembimbing: IR. TERUNA JAYA, M.Sc

PERENCANAAN KOLAM RETENSI SEBAGAI USAHA MEREDUKSI DEBIT BANJIR ( STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN SELAYANG KELURAHAN ASAM KUMBANG )

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI SISTEM DRAINASE DI DAERAH SIMO GUNUNG, SIMO MULYO BARAT, SIMO MULYO, DARMO SATELIT, DAN DARMO INDAH YANG BERADA DI SURABAYA BARAT

BAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan.

PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR BATANG ANTOKAN KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT

KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA BIMA NUSA TENGGARA BARAT

EVALUASI SALURAN DRAINASE PADA JALAN PASAR I DI KELURAHAN TANJUNG SARI KECAMATAN MEDAN SELAYANG (STUDI KASUS)

EVALUASI SISTEM DRAINASE TERHADAP GENANGAN DI KECAMATAN WATES KABUPATEN BLITAR

EVALUASI KAPASITAS SISTEM DRAINASE PERUMAHAN (Studi Kasus Perum Pesona Vista Desa Dayeuh Kecamatan Cileungsi)

BAB IV ANALISA HIDROLOGI. dalam perancangan bangunan-bangunan pengairan. Untuk maksud tersebut

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

Analisis Drainase Bandara Muara Bungo Jambi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penelitian tentang Analisis Kapasitas Drainase Dengan Metode Rasional di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

EVALUASI DESAIN MASTERPLAN SISTEM DRAINASE KOTA TANJUNG SELOR. The Design Evaluation of Tanjung Selor City Drainage System Masterplan SKRIPSI

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

ANALISA DEBIT DAN SEDIMEN PADA SALURAN SEKUNDER IRIGASI PASANG SURUT DI LOKASI DESA TELANG SARI KECAMATAN TANJUNG LAGO KABUPATEN BANYUASIN

MENU PENDAHULUAN ASPEK HIDROLOGI ASPEK HIDROLIKA PERANCANGAN SISTEM DRAINASI SALURAN DRAINASI MUKA TANAH DRAINASI SUMURAN DRAINASI BAWAH MUKA TANAH

EVALUASI KAPASITAS SALURAN GUNA MENANGANI MASALAH BANJIR DI JALAN BENDUNGAN SUTAMI KOTA MALANG

ANALISIS EFEKTIFITAS KAPASITAS SALURAN DRAINASE DAN SODETAN DALAM MENGURANGI DEBIT BANJIR DI TUKAD TEBA HULU DAN TENGAH

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya

ANALISIS DIMENSI EFEKTIF SALURAN DRAINASE DI PERUMAHAN PURIMUJUR RW IV KECAMATAN KROYA SKRIPSI WAHYU PERMADI

KAJIAN PENGENDALIAN BANJIR DI KECAMATAN ILIR TIMUR I PALEMBANG. Zainuddin

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

STUDI PENANGGULANGAN BANJIR KAWASAN PERUMAHAN GRAHA FAMILY DAN SEKITARNYA DI SURABAYA BARAT

STUDI PENGENDALIAN BANJIR DI KELURAHAN PENANGGUNGAN DENGAN SALURAN BANJIR (FLOODWAY) NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR DI SUNGAI BATANG MIMPI KENEGARIAN GUNUNG MEDAN KABUPATEN DHARMASRAYA

EVALUASI KAPASITAS SALURAN DRAINASE DESA SARIHARJO NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA

ABSTRAK Faris Afif.O,

STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

Transkripsi:

TINJAUAN PERENCANAAN DIMENSI PENAMPANG BATANG MARANSI DAN BATANG LURUIH KOTA PADANG Benny Syahputra, Nazwar Djali, Lusi Utama Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang E-mail : ben2y_sp@yahoo.com, nazwardjali@yahoo.com, lusi_utamaindo115@yahoo.co.id Abstrak Banjir adalah suatu keadaan sungai dimana aliran airnya tidak tertampung oleh palung sungai, hal ini disebabkan karena debit yang terjadi lebih besar dari kapasitas tampung. Salah satu wilayah di Kota Padang yang sering dilanda banjir adalah kawasan Maransi dan Aia Pacah Kecamatan Koto Tangah. Banjir dikawasan tersebut sebagian besar disebabkan oleh luapan Batang Maransi dan Batang Luruih. Luapan banjir menggenangi daerah pemukiman, persawahan, sarana dan prasarana umum yang berada disekitar sungai. Berdasarkan data curah hujan yang diperoleh dari stasiun Gunung Sarik dan stasiun BMG Tabing Padang tahun 1988 sampai tahun 2009, didapat rata-rata Curah Hujan Rencana dari tiga metode yaitu metode Gumbel, Hasper, Wedwen untuk periode ulang 2, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun adalah sebesar 174,9 mm, 238,9 mm, 287,4 mm, 351,7 mm, 400,1 mm, 449,1 mm. Dengan tidak mampunya sungai dalam menampung debit banjir yang terjadi, maka direncanakanlah dimensi penampang sesuai hasil perhitungan Debit Banjir Rencana periode ulang 10 tahun menggunakan metode Rasional sebesar 43,71 m 3 /detik pada Batang Maransi dan Debit Banjir Rencana periode ulang 25 tahun sebesar 90,12 m 3 /detik pada Batang Luruih. Dari hasil perhitungan didapatkan rencana dimensi penampang bentuk trapesium untuk Batang Maransi dengan lebar 14 meter, tinggi 2,95 meter dan lebar 18 meter, tinggi 3,1 meter untuk Batang Luruih. Kata Kunci : Banjir, Sungai, Dimensi, Penampang THE REVIEW OF PLANNING DIMENSION CROSS-SECTION IN MARANSI AND LURUIH RIVERS PADANG CITY Benny Syahputra, Nazwar Djali, Lusi Utama Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang E-mail : ben2y_sp@yahoo.com, nazwardjali@yahoo.com, lusi_utamaindo115@yahoo.co.id Abstract Flood is a condition of river where the current of water isn t receive by riverbed, this is because discharge of water happened is bigger than capacity of river. One of region in padang city where often get flood are about Maransi and Aia Pacah, part of Koto Tangah. Flood in these region is largely caused by overflow of Maransi and Luruih river. floods inundated residential areas, rice fields, public facilities and infrastructure are located around the river. Based on rainfall data obtained from the station Gunung Sarik and BMG Tabing Padang in

1988 th until 2009 th, get average rainfall plan of three method, are Gumbel method, Hasper, Wedwen for repeat period 2, 5, 10, 25, 50, and 100 years are 174,9 mm, 238,9 mm, 287,4 mm, 351,7 mm, 400,1 mm, 449,1 mm. With the inability of the river to accommodate the flood discharge, so that will be plan dimension of cross-section by discharge of water is plan repeat period 10 years use Rasional method as big as 43,71 m 3 /sec at Maransi river and discharge of water plan repeat period 25 years as big as 90,12 m 3 /sec Luruih river. There get dimension of trapezoid cross-section Maransi by wide 14 meters, high 2,95 meters and Luruih river by wide 18 meters, high 3,1 meters. Keywords : Flood, River, Dimension, Cross-section

PENDAHULUAN Banjir merupakan salah satu bencana alam yang mempunyai dampak besar bagi kelangsungan hidup manusia. Bencana ini selalu datang saat musim hujan dan sering terjadi di dataran rendah atau daerah yang berada disekitar sungai. Seringnya terjadi banjir sebagian besar disebabkan oleh tidak cukupnya kapasitas sungai untuk menampung debit. Kota Padang berada didaerah yang relatif datar di ketinggian berkisar 2 hingga 15 m dari permukaan laut. Dengan topografi wilayah yang cukup landai tersebut, maka rentan terhadap bahaya banjir Salah satu wilayah yang sering di landa banjir adalah Kawasan di sekitar Aliran Batang Maransi dan Batang Luruih Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Bila terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi dan durasi yang lama, kawasan tersebut menjadi daerah banjir dengan ketinggian mencapai 1 m dan lama genangan dapat lebih dari 24 jam. Ini disebabkan karena debit yang terjadi di Batang Maransi dan Batang Luruih melebihi kapasitas tampung sehingga terjadi luapan. Luapan banjir sungai di kawasan tersebut menggenangi daerah pemukiman, persawahan, sarana dan prasarana umum yang berada sekitar sungai. Kejadian banjir tersebut terjadi hampir setiap tahun, yang dari tahun ke tahun semakin besar dan sering terjadi. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah merencanakan dimensi penampang kedua sungai sesuai dengan debit rencana yang terjadi. Maksud dan tujuan utama penulisan tugas akhir ini adalah merencanakan dimensi penampang Batang Maransi dan Batang Luruih agar dapat menampung debit maksimum yang terjadi. Dan hasil dimensi penampang yang didapat dibandingkan dengan hasil rencana konsultan. METODOLOGI Metode penelitian yang digunakan secara garis besar adalah sebagai berikut : Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan pustaka didapatkan teori-teori yang diperoleh dari buku untuk menyelesaikan penulisan tugas akhir. Pengumpulan data Data yang dibutuhkan adalah peta topografi, data curah hujan dan data sungai. Data dan informasi diperoleh dari Dinas Pengelolaan Sumber daya Air (PSDA), Balai Wilayah Sungai Sumatera V, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Padang. Analisa dan perhitungan. Berdasarkan data yang diperoleh nantinya akan dilakukan perhitungan antara lain: analisa curah hujan, curah hujan rencana, debit banjir rencana, dan perhitungan dimensi penampang sungai

Perhitungan Curah Hujan Maksimum Rata-Rata Data curah hujan yang digunakan dalam perhitungan adalah data tahun 1988 sampai tahun 2009 yang diambil dari 2 stasiun curah hujan yaitu BMG Tabing dan Gunung Sarik. Analisa Curah Hujan Rencana Untuk perhitungan curah hujan rencana dilakukan dengan 3 tiga metode, yaitu metode Gumbel, metode Hasper dan metode Wedwen. Dari ketiga metode tersebut di ambil nilai curah hujan rata-rata. Hal ini dilakukan untuk mencari angka curah hujan yang mungkin terjadi dalam periode tertentu. Analisa Debit Banjir Rencana Setelah didapat hasil curah hujan rencana, maka dilanjutkan dengan perhitungan debit banjir rencana menggunakan metode Rasional dam Hasper. Perencanaan Dimensi Penampang Hasil perhitungan debit banjir rencana digunakan untuk mendapatkan dimensi penampang sungai, data yang digunakan dalam perecanaan dimensi penampang adalah data periode ulang 10 dan 25 tahun. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Hidrologi Curah hujan Maksimum Rata-Rata Perhitungan curah hujan maksimum rata-rata menggunakan metode rata-rata aljabar, pengambilan metode ini berdasarkan faktor luas DAS yang < 500 km2. Metode ini cocok untuk kawasan topografi rata atau datar dan alat penakar tersebar hampir merata. Tabel Curah Hujan Maksimum Rata-Rata Tahun Curah Hujan Merata 1988 159,5 1989 128,5 1990 121,5 1991 118 1992 129,5 1993 117 1994 125 1995 157 1996 164 1997 137,5 1998 187 1999 185,5 2000 187,5 2001 251 2002 258,5 2003 275 2004 170 2005 399,5 2006 149 2007 215 2008 126 2009 127 (Sumber Data : Hasil Perhitungan)

Curah Hujan Rencana Perhitungan curah hujan rencana dilakukan dengan tiga metode, yaitu metode Gumbel, Hasper dan Wedwen. Dari ketiga metode tersebut diambil nilai curah hujan rata-rata. Hal ini dilakukan untuk mencari angka curah hujan yang mungkin terjadi dalam periode tertentu. Jadi nilai curah hujan yang digunakan untuk perhitungan selanjutnya adalah nilai curah hujan rencana rata-rata. Metode Gumbel Dalam metode ini, data yang harus tersedia adalah curah hujan tahunan dengan pengamatan minimum 10 tahunan. Rumus : Yt Yn R = R Sx Sn Sx = Dimana : ( R R) n 1 R = Hujan dengan periode ulang tahun = Hujan maksimum rata-rata n = Banyak data tahun pengamatan Sx = Standart deviasi Yn = Reduced mean (hubungan dengan banyak data) Y T = Reduced variate Sn = Reduced standar deviation Nilai Y T, Yn dan Sn telah ditetapkan dalam tabel (lampiran) 2 Tabel Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Gumbel No t Yn Sn Sx Yt Rn 1 2 0,5252 1,0754 68,6 0,3665 166,7 2 5 0,5252 1,0754 68,6 1,4999 239,0 3 10 0,5252 1,0754 68,6 2,2502 286,8 4 25 0,5252 1,0754 68,6 3,1985 347,3 5 50 0,5252 1,0754 68,6 3,9019 392,2 6 100 0,5252 1,0754 68,6 4,6001 436,7 (Sumber Data : Hasil Perhitungan) Metode Hasper Dengan menggunakan data curah hujan tertinggi pertama dan data curah hujan tertinggi kedua maka didapatkan curah hujan pada return periode dengan menggunakan Rumus : Dimana : S 1 2 R R 1 R R2 R U! U 2 R T = Curah maksimum dengan priode ulang tahun R = Hujan maksimum rata-rata R 1 = Hujan maksimum pertama. R 2 = Hujan maksimum kedua S = Standar deviasi U T = Variabel standar untuk periode ulang T m = n m tahun n 1 m = Jumlah tahun pengamatan = Urutan (ranking)

Tabel Perhitungan Curah Hujan Rencana No t Metode Hasper Standar Deviasi U t R t 1 2 176,8 90,45 0,22 156,90 2 5 176,8 90,45 0,64 234,69 3 10 176,8 90,45 1,26 290,77 4 25 176,8 90,45 2,10 366,75 5 50 176,8 90,45 2,75 425,54 6 100 176,8 90,45 3,43 487,04 (Sumber Data : Hasil Perhitungan) Metode Weduwen Curah hujan dengan metode wedwen ini dapat dirumuskan : Rn = Mn x R p R p Dimana : R = mp R n = Hujan rencana dengan periode ulang R = Harga terbesar dari R 2 atau 5/6 R 1 R 1 = Hujan maksimum pertama. R 2 = Hujan maksimum kedua m n = mp = tabel (n : periode ulang dan p : lama pengamatan) Tabel Perhitungan Curah Hujan Rencana No t Metode Wedwen mn = mp Rp Rt 1 2 0,498 403,54 200,96 2 5 0,602 403,54 242,93 3 10 0,705 403,54 284,50 4 25 0,845 403,54 340,99 5 50 0,948 403,54 382,56 6 100 1,050 403,54 423,72 (Sumber Data : Hasil Perhitungan) Tabel Curah Hujan Rencana Rata-Rata Tiga Metode Metode Tahun Gumbel Hasper Wedwen Rata-Rata 2 166,70 156,9 200,96 174,85 5 239,00 234,69 242,93 238,87 10 286,80 290,77 284,50 287,36 25 347,30 366,75 340,99 351,68 50 392,20 425,54 382,56 400,10 100 436,70 487,04 423,72 449,15 (Sumber data : hasil perhitungan) Debit Banjir Rencana Dari hasil curah hujan rencana, dilanjutkan dengan perhitungan debit banjir rencana periode ulang 2, 5, 10, 25, 50, 100 tahun berdasarkan luas DAS Batang Maransi 10,544 km 2 dengan panjang sungai 7,044 km dan luas DAS Batang Luruih 17,133 km 2 dengan panjang sungai 9,401 km. Metode Rasional Rumus yang digunakan dalam menghitung debit banjir rencana menurut Metoda Rasional adalah : Q t = 0,278. C. I. A I = tc = R 24 [ ] 2/3 24 tc L' V

Dimana : Qt = Debit Banjir Rencana Periode Ulang (m 3 /detik) C = Koefisien Aliran I = Intensitas Curah Hujan (mm/jam) A = Luas Cathmen Area (km 2 ) R = Curah Hujan tc = Waktu Konsentrasi (jam) Metode Hasper Rumus yang digunakan dalam menghitung debit banjir rencana menurut Metode hasper adalah: Q n = q n A Koefisien run-off: Waktu: Dimana: t = 1 0.012 A 1 0.075 A 0.1 L 0.8 S 0.7 0.7 0.3 0,.4t 3 / 1 t 3.7 10 A = 1+ 2 t 15 12 r n = t Rt untuk 2 jam < t < 19 jam t 1 Q n = Debit banjir dengan periode ulang tahun = Koefisien pengaliran = Koefisien reduksi A = Luas catchment area q n = Debit untuk periode ulang tertentu Hasil perhitungan Debit Banjir Rencana Batang Maransi dan Batang Luruih dapat dilihat pada tabel berikut : 4 Batang Maransi Tabel Debit Banjir Rencana DAS Batang Maransi T M. Rasional M. Hasper Rata-rata 2 26,60 96,03 61,32 5 36,34 131,18 83,76 10 43,71 157,81 100,76 25 53,50 193,14 123,32 50 60,86 219,73 140,30 100 68,32 246,67 157,50 (Sumber Data : Hasil Perhitungan Batang Luruih Tabel Debit Banjir Rencana DAS Batang Luruih T M.Rasional M.Hasper Rata-rata 2 44,82 107,65 76,24 5 61,21 147,06 104,14 10 73,64 176,92 125,28 25 90,12 216,52 153,32 50 102,51 246,33 174,42 100 115,10 276,52 195,81 (Sumber Data : Hasil Perhitungan) Analisa Hidolika Dimensi Rencana Penampang Rumus : Penampang Saluran Trapesium Q = A. V A = ( b + m. h ) h P = b + 2h. R = A / P V = 1 / n. R 2/3. I 1/2 Dimana : Q = Debit ( m 3 /detik )

V = Kecepatan aliran rata ( m/detik ) n = Koefisien kekasaran manning R = Jari-jari hidrolis ( m ) P = Keliling basah ( m ) m = Talud A = Luas keliling basah ( m 2 ) I = Kemiringan saluran Dimensi Penampang Batang Maransi ( Patok B.0 - B.42 ) Q desain = 43,71 m 3 /detik I sungai = (6,31-5,09) / 1868,5 = 0,00065 Penampang didesain berbentuk trapesium dengan talud 1 : 1,5 Direncanakan : Lebar Saluran = 14 m Tinggi Saluran = 2,15 m Koef Manning (n) = 0,03 Didapat : Q = 44,87 m3/detik > Qdesain = 43,71 m3/detik Tinggi tanggul ( h + w ) = 2,15 + 0,80 = 2,95 m Dimensi Penampang Batang Maransi ( Patok B.42 - B 78 ) Qdesain = 43,71 m3/detik I sungai = (8,51-6,31) / 1396,05 = 0,00154 Penampang didesain berbentuk trapesium dengan talud 1 : 1,5 Direncanakan : Lebar Saluran = 9 m Tinggi Saluran = 2,15 m Koef Manning (n) = 0,03 Didapat : Q = 46,42 m3/detik > Qdesain = 43,71 m3/detik Tinggi tanggul ( h + w ) = 2,15 + 0,80 = 2,95 m Q = 43,71 m3/dtk w = 0,8 m h = 2,15 m 1 1,5 b = 9 m Gambar Dimensi Penampang Batang Maransi Patok ( B.42 B.78) Q = 43,71 m3/dtk w = 0,8 m h = 2,15 m 1 1,5 b = 14 m Gambar Dimensi Penampang Batang Maransi ( Patok B.0 - B.42 ) Dimensi Penampang Batang Luruih Q desain = 90,12 m 3 /detik I sungai = (6,31-5,09) / 1868,5 = 0,002 Penampang didesain berbentuk trapesium dengan talud 1 : 1,5

Direncanakan : Lebar Saluran = 18 m Tinggi Saluran = 2,1 m Koef Manning (n) = 0,03 Didapat : Q = 95,67 m3/detik > Qdesain = 90,12 m3/detik Tinggi tanggul ( h + w ) = 2,1 + 1 = 3,1 m Q = 90,12 m3/dtk Qdesain = 43,71 m³/dt Lebar ( b ) = 14 m Talud = 1 ; 1,5 D50 = 0,4 mm = 0,0004 m Perhitungan : b rata = ( 20,45 + 14 ) / 2 = 17,22 m q = 43,71 / 17,22 = 2,54 m Yo = 0,38 x 2,52 0,67 x 0,0004-0,17 w = 1 m h = 2,1 m 1 1,5 = 2,68 m Maka dalam gerusan dari dasar sungai = 2,68-2,15 b = 18 m = 0,53 ~ 0,6 m Gambar Dimensi Penampang Batang Luruih Perhitungan Scouring ( Gerusan Pada Dasar Sungai ) Scouring atau Gerusan adalah proses semakin dalamnya dasar sungai karena interaksi antara aliran dengan dasar sungai. Rumus Empiris Jarret : Yo = x q = Qdesain / b rata-rata Dimana : Yo = Kedalaman gerusan dari muka air banjir q = Debit per meter lebar D50 = Diameter rata - rata sampel sedimen Perhitungan Scouring Batang Maransi ( Patok B.0 - B.42 ) Perhitungan Scouring Batang Maransi ( Patok B.42 - B.78 ) Qdesain = 43,71 m³/dt Lebar = 9 m Talud = 1 ; 1,5 D50 = 0,4 mm = 0,0004 m Perhitungan : b rata = ( 15,45 + 9 ) / 2 = 12,22 m q = 43,71 / 12,22 = 3,57 m Yo = 0,38 x 3,57 0,67 x 0,0004-0,17 = 3,37 m Maka dalam gerusan dari dasar sungai = 3,37-2,15 = 1,2 m

Perhitungan Scouring Batang Luruih Qdesain = 90,12 m³/dt Lebar = 18 m Talud = 1 ; 1,5 D50 = 0,4 mm = 0,0004 m Perhitungan : b rata = ( 24,3 + 18 ) / 2 = 21,15 m q = 90,12 / 21,15 = 4,2 m Yo = 0,38 x 4,2 0,67 x 0,0004-0,17 = 3,7 m Maka dalam gerusan dari dasar sungai = 3,7-2,1 = 1,6 m Perhitungan Dimensi Rencana Shortcut Saluran Short Cut / Floodway adalah saluran yang digunakan untuk mengalihkan sebagian atau seluruh aliran air banjir dalam rangka mengurangi debit banjir pada daerah yang dilindungi. Rumus : Penampang Saluran Trapesium Q = A. V A = ( b + m. h ) h P = b + 2h. R = A / P V = 1 / n. R 2/3. I 1/2 Dimana : Q = Debit ( m 3 /detik ) V = Kecepatan aliran rata-rata ( m/detik ) n = Koefisien kekasaran manning R = Jari-jari hidrolis ( m ) P = Keliling basah ( m ) m = Talud A = Luas keliling basah ( m 2 ) I = Kemiringan saluran Perencanaan Saluran Short Cut Batang Luruih menggunakan debit rencana periode ulang 25 tahun, saluran Short Cut direncanakan 75% dari debit rencana yaitu 68,12 m3/detik. Q desain = 68,12 m 3 /detik I sungai = 0,0012 Penampang desain bentuk trapesium dengan talud 1 : 1,5 Direncanakan : Lebar Saluran = 18 m Tinggi Saluran = 2,1 m Koef Manning (n) = 0,03 Didapat : Q = 74,10 m3/detik > Qdesain = 68,12 m3/detik Tinggi tanggul ( h + w ) = 2,1 +1 = 3,1 m KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : Perhitungan curah hujan rencana menggunakan tiga metode yaitu metode

Gumbel, Hasper, Weduwen dan diambil rata-rata dari 3 (tiga) metode tersebut. Merencanakan dimensi penampang sesuai Debit Banjir Rencana yaitu periode ulang 10 tahun sebesar 43,71 m3/detik pada Batang Maransi dan Debit Rencana periode ulang 25 tahun sebesar 90,12 m3/detik pada Batang Luruih. Dari hasil perhitungan didapat dimensi penampang batang Maransi dengan lebar 14 m, tinggi 2,15 m, tinggi jagaan 0,8 m dan dimensi Batang Luruih dengan lebar 18 m, tinggi 2,1 m, tinggi jagaan 1 m. Dari perhitungan didapatkan scouring / gerusan dari dasar Batang Maransi patok B.0 - B.42 sedalam 0,6 m, Batang Maransi patok B.42 B.78 sedalam 1,2 m dan Batang Lurih sedalam 1,6 m Direncanakan saluran Short Cut / Floodway di aliran Batang Luruih untuk dapat mengalirkan 75% dari debit banjir rencana karena kapasitas sungai hanya dapat menampung 25%. Saluran di rencanakan dengan lebar 18 m, tinggi 2,1 m, tinggi jagaan 1 m dan kemiringan saluran 0,0012 Perbandingan Hasil Perencanaan Konsultan dengan Perhitungan Tugas Akhir Periode Ulang Hujan Rencana ( tahun ) No Metode Perhitungan 2 5 10 25 50 100 Tugas Akhir 1 Gumbel 166,7 239 286,8 347,3 392,2 436,7 2 Hasper 156,9 234,7 290,8 366,8 425,5 487 3 Wedwen 201 242,9 284,5 341 382,6 423,7 Rata-rata 174,9 238,9 287,4 351,7 400,1 449,1 Perencanaan Konsultan 1 Log Pearson III 113 176 233 325 412 516 2 Distribusi Normal 131 220 267 317 349 378 2 Gumbel Type I 115 231 306 379 473 544 Periode Ulang Debit Banjir Rencana ( tahun ) No Metode Perhitungan 2 5 10 25 50 100 Tugas Akhir * Batang Maransi 1 Rasional 26,6 36,34 43,71 53,5 60,86 68,32 2 Hasper 96,03 131,18 157,81 193,14 219,73 246,67 Rata-rata 61,32 83,76 100,76 123,32 140,3 157,5 * Batang Luruih 1 Rasional 44,82 61,21 73,64 90,12 102,51 115,1 2 Hasper 107,65 147,06 176,92 216,52 246,33 276,52 Rata-rata 76,24 104,14 125,28 153,32 174,42 195,81 Perencanaan Konsultan * Batang Maransi 1 Rasional 21,29 28,93 33,34 38,62 42,15 45,53 * Batang Luruih 1 Rasional 68,2 91,8 104,9 119,8 129,7 138,1 No Perhitungan Perencanaan Hasil Konsultan Tugas Akhir Batang Maransi A Patok B.0 - B.42 1 Dimensi Penampang Lebar b = 14,00 m b = 14,00 m Tinggi h = 1,65 m h = 2,15 m Tinggi Jagaan w = 1,00 m w = 0,80 m 2 Scouring / Gerusan - yo = 0,60 m B Patok B.42 - B.78. 1 Dimensi Penampang Lebar b = 9,00 m b = 9,00 m Tinggi h = 1,65 m h = 2,15 m Tinggi Jagaan w = 1,00 m w = 0,80 m 2 Scouring / Gerusan - yo = 1,20 m Batang Luruih 1 Dimensi Penampang Lebar b = 18,00 m b = 18,00 m Tinggi h = 2,75 m h = 2,10 m Tinggi Jagaan w = 1,10 m w = 1,00 m 2 Scouring / Gerusan yo = 1,50 m yo = 1,60 m

DAFTAR PUSTAKA Lusi Utama, Ir. MT. Himpunan Kuliah Hidrologi Nazwar Djali, Drs, ST, Sp-1, Himpunan Drainase Perkotaan Paulus Joseph, L.H. 1996. Hidrologi untuk Insinyur Edisi ke 3. Jakarta: Penerbit Erlangga Soemarto. C.D. 1999. Hidrologi Teknik Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga Sosrodarsono, Suyono. Takeda, Kensaku. 1983. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta: Pradnya Paramita.. Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, ANDI, Yogyakarta Triamodjo, Bambang. 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset