BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan. beberapa tahapan, dimulai dari perancangan, pembuatan dan

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

III. METODOLOGI PENELITIAN. bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Perencanaan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat

BAB III PERANCANGAN ALAT

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram Blok Untuk blok diagram dapat dilihat pada gambar 3.1. di bawah ini:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga November 2015.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Telah direalisasikan alat pendeteksi logam yang terbuat dari induktor

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

BAB III PERANCANGAN ALAT

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun gambar blok diagram modul data logger autoclave yang telah dibuat

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan beberapa tahapan, dimulai dari perancangan, pembuatan dan pengujian alat. Perancangan alat untuk mendeteksi frekuensi presesi proton ini berdasar pada diagram dasar mekanisme PPM (Gambar 3.1) berikut: Gambar 3.1 Mekanisme Dasar Proton Precession Magnetometer Agar pembuatan dan pengujian alat lebih terarah, digunakan beberapa data awal yang akan mendasari dasar perencanaan dan pembandingann saat melakukan perhitungan dan pengambilan data. Data-data awal ini adalah sebagai berikut: 24

25 1. Posisi yang akan menjadi tempat penelitian berada pada : 6 59'39,72" LU dan 107 49'19,81" BB, berada di daerah sekitar Cicalengka kabupaten Bandung. 2. Besar medan magnet bumi total pada daerah penelitian menurut model International Geomagnetic Reference Field (IGRF), (tersedia pada: www.ngdc.noaa.gov) adalah 33.481,5 nt dengan perubahan pertahunnya sebesar 58,9 nt. 3. Nilai frekuensi proton berdasarkan besar medan magnet bumi mengacu pada poin 2, akan sebesar: 8,96 10 atau 1.426,244 menggunakan persamaan Larmor. Nilai-nilai pada data awal ini terkait dengan berapa besar nilai medan magnet yang akan diamati agar dapat menjadi pembanding nilai pembacaan akhir dari alat. Serta berapa rentang frekuensi yang akan menjadi dasar pembuatan filter. Nilai pada data awal ini merupakan nilai perhitungan berdasarkan model matematika dan tidak memperhitungkan pengaruh luar atau anomali yang terjadi di lapangan sehingga nilai medan magnet pada tempat penelitian harus lebih besar ataupun lebih kecil dari nilai data awal ini. Tahapan-tahapan dalam perencanaan dan pembuatan hingga pengujian alat ini, dilukiskan dalam diagram alur penelitian (Gambar 3.2) berikut :

26 Pembuatan Sensor PPM pembuatan dan pengujian rangkaian penguat awal (preamp), filter dan penguat akhir Pembuatan rangkaian kontrol Pemograman mikrokontroler untuk rangkaian kontrol Pengujian keseluruhan alat Analisa sinyal keluaran pada PC dan perhitungan nilai medan magnet bumi Kesimpulan dan rekomendasi Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian

27 3.2 Perancangann Alat Pembuatan alat akan berdasarkan blok diagram (Gambar 3.3) yang terlebih dahulu dirancang sebagai berikut: Gambar 3.3 Blok Diagram Perancangan PPM Mikrokontroler yang telah diprogram menggunakan fungsi timer akan mengontrol saklar antara polarisasi pada sensor yang akan masuk dari bagian power supply, dan saklar untuk pembacaan dari sensor. Bagian ini merupakan bagian rangkaian kontrol polarisasi menggunakan satu buah relay dan dua buah transistor MOSFET yang akan dikontrol melalui mikrokontroler. Selanjutnya sinyal dari sensor akan dikuatkan menggunakan penguat sinyal kecil dengan dua buah transistor dan sebuah penguat operational. Kemudian difilter menggunakan OpAmp dengan noise kecil dan dikuatkan kembali agar dapat dibaca oleh personal computer (PC). Untuk dapat membaca sinyal presesi proton oleh PC, dimanfaatkan interface audio (Audio card) yang telah ada pada PC. Audio card ini akan menguatkan sinyal analog yang masuk kemudian merubahnya menjadi sinyal digital yang akan diproses oleh PC. Sinyal-sinyal ini akan direkam oleh software perekam audio, kemudian dengan bantuan software spectrum lab akan dihitung besar frekuensi presesi dari sensor. Untuk mendapatkan nilai medan

28 magnet bumi pada daerah pengamatan, peneliti menggunakan persamaan Larmor pada tiap data yang telah dicatat secara manual dan menghitungnya. 3.2.1 Sensor Sensor yang dibuat dalam penelitian ini menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat disekitar tempat penelitian. Karena bungkus substrat haruslah bebas dari bahan yang mudah termagnetisasi, maka peneliti menggunakan bahan berbahan dasar PVC. Sebuah pipa pembuangan mesin cuci digunakan sebagai pembungkus substrat. Pipa pembuangan ini merupakan pipa berbahan PVC elastis yang mudah untuk dibentuk. Sinyal keluaran akan bergantung pada geometri sensor, arus, jumlah lilitan kawat dan banyaknya atom hidrogen yang terkadung dalam substrat. Untuk geometri sensor, jari-jari dalam lingkar sensor harus dibuat sekecil mungkin dan jari-jari lingkar luar dibuat sebesar mungkin. Tetapi karena pipa yang digunakan memiliki diameter yang tetap, maka sensor dibentuk sedemikian rupa sehingga memiliki jari-jari lingkar dalam sekecil tetapi masih dapat dililit. Substrat yang digunakan tidak menggunakan air suling, akan tetapi methanol (CH 3 OH) karena methanol memiliki lebih banyak atom hidrogen dibanding air dan masih mudah untuk diperoleh. Peneliti juga menggunakan kawat tembaga dengan diameter 0,5 mm yang terdapat dipasaran. 3.2.2 Penguat Awal (pre-amp) Pada bagian ini, sinyal dikuatkan menggunakan rangkaian penguat kecil yang digabungkan dengan penguat operatif. Penguatan pada bagian ini tidak terlalu besar untuk menjaga noise tidak terlalu besar. Digunakan transistor dengan

29 noise pada arus kolektor kecil pada bagian penguat pertama, dan sebuah OpAmp OP07 sebagai penguat kedua yang merupakan OpAmp dengan noise rendah dan mudah diperoleh dipasaran. Rangkaian pre-amp ini berdasarkan pada rangkaian yang dibuat oleh W.Bayot (Gambar 3.4) dengan perubahan pada transistor dan OpAmp yang digunakan. VCC 12V VCC 100nF C7 Q2 2N2222 8 R5 22kΩ R7 33kΩ 9 C5 10uF 0 R4 2.2kΩ C4 100nF 0 3 1 3 2 D2 1N4148 D1 1N4148 R2 47kΩ 7 1 8 U1 6 IO2 IO2 IO1 IO1 C8 1nF D5 1N4001 C6 D4 100nF 1N4001 6 D3 1N4148 R6 3.3kΩ 7 Q1 2N2222 5 R3 680Ω C3 22uF R1 1kΩ 2 0 C1 100nF 4 C2 100nF OP07CP 0 Gambar 3.4 Skematik Rangkaian Pre-amp Pada titik IO1 sinyal masukan akan berupa gelombang sinusoidal dan dibaypass oleh sebuah kapasitor agar sinyal dapat beresonansi. Dengan menggunakan dua buah kapasitor kopling, sinyal masukan diharapkan terbebas dari noise dc. Dua buah dioda digunakan untuk menahan sinyal ac yang masuk dari ground serta menggroundkan sinyal dc yang masih ada pada titik masukan IO1. Software simulator dari National Instrument digunakan untuk menganalisa

30 bentuk sinyal keluaran pada berbagai titik pada rangkaian. Titik pertama adalah titik 6, setelah sinyal difilter dari sinyal-sinyal dc. Hasil sinyal pada titik 6 ini tidak akan berbeda dengan titik IO1 karena seluruh sinyal ac dilewatkan dan sinyal dc digroundkan. Gambar 3.5 Sinyal Keluaran Pada Titik 6 Selanjutnya sinyal akan dikuatkan oleh transistor Q1 menggunakan rangkaian penguat kelas A dengan dibantu dan dikontrol oleh transistor Q2 untuk supply arus yang lebih besar agar penguatan pada Q1 menjadi lebih besar dan stabil. Sebuah dioda digunakan pada titik masukan basis transistor Q1, hal ini digunakan untuk menahan adanya sinyal dari ground yang mungkin lebih besar dari sinyal dari titik IO1. Dengan supply power 12V, diperoleh penguatan sebesar 50 kali pada titik 1 seperti ditunjukan pada simulator (Gambar 3.6).

31 (a) (b) Gambar 3.6 Sinyal Keluaran Pada Titik 1 (a) Sinyal Dengan Masukan 1uV;2kHz (b) Sinyal Dengan Masukan 25mV;2kHz Pada keluaran transistor Q1 ini, sinyal dikuatkan sebesar 50 kali dengan perubahan fasa sebesar 180 o. Perubahan fasa ini tidak akan berpengaruh pada hasil perhitungan, karena yang akan digunakan adalah frekuensi dari sinyal tersebut. Titik cut-off transistor akan berada pada tegangan masukan 25mV, hal ini ditunjukan dengan sinyal keluaran yang terpotong pada oscilloscope simulator. Sinyal kemudian dikuatkan dengan sebuah OpAmp pada masukan non-inverting

32 untuk mendapatkan penguatan yang lebih besar dan dua buah dioda digunakan pada umpan balik OpAmp agar sinyal keluaran lebih baik. Gambar 3.7 Sinyal Keluaran Pada Titik IO2 Dengan Masukan 2kHz Pada titik IO2 atau keluaran pre-amp, sinyal seluruhnya dikuatkan sekitar h 2,591 1000 = =248,11 kali dengan perubahan fasa sebesar 180 o. h 10,455 Penguatan ini dilakukan untuk menguatkan sinyal dari sensor yang berorde mikro volt menjadi sinyal dengan orde mili volt. 3.2.3 Band-Pass Filter Bagian ini berfungsi untuk untuk menahan frekuensi rendah dan frekuensi tinggi, tetapi meloloskan sinyal pada frekuensi tertentu. Nilai frekuensi presesi proton yang akan didapat menurut data awal adalah 1426,244, sehingga bandpass filter harus dirancang dengan frekuensi tengah 1400 Hz dengan asumsi bahwa pada frekuensi tengah akan terjadi penguatan yang besar. Bandwidth yang cukup lebar sebesar 800 Hz digunakan karena pada daerah penelitian tidak

33 diketahui besar nilai medan magnet nya secara tepat. Pada banyak daerah di Indonesia, besar frekuensi presesi proton akan berada pada daerah antara 1000 Hz hingga 2000 Hz pada daerah tertentu. Agar pembacaan alat ini lebar atau jauh, digunakan bandwidth sebesar 800 Hz atau rentang frekuensi antara 1000 Hz hingga 1800 Hz. Model band-pass filter yang digunakan adalah model multiple feedback band-pass filter. Model ini akan dipengaruhi oleh nilai-nilai resistor R4, R3 dan R6 serta kapasitor C4 dan C5 pada rangakaian (Gambar 3.5). Untuk menentukan besar resistor digunakan nilai Q sebesar: ( h) = 1400 =1,75. Nilai ( h) 800 R4, R3 dan R6 pada rangkaian dengan penguatan 1 kali akan bernilai: 4= =, =19.894 Ω 3= = (, ) =39.789 Ω 3= ( ) =, (,, ) =3.882 Ω Nilai-nilai resistor disesuaikan dengan rangkian dan ketersediaan resistor dipasaran sehingga diperoleh rangkain band-pass filter aktif (Gambar 3.8) berikut:

34 10nF C2 R2 39kΩ 0 IO2 C3 IO2 100nF 2 R1 20kΩ C1 3 10nF R3 3.9kΩ 1 Vreff 2 3 4 7 1 8 U1 6 IO3 OP07CP IO3 Vreff C5 33uF R5 33kΩ R4 33kΩ 0 12V VCC VCC Gambar 3.8 Skematik Rangkaian Band-Pass Filter Hasil dari band-pass yang dirancang ini akan memiliki bandwidth menjadi lebih kecil dari 800 Hz tetapi diharapkan masih mendekati. Untuk mendapatkan nilai rasio sinyal - noise yang rendah, seharusnya bandwidth dibuat lebih kecil, akan tetapi dengan bandwidth yang kecil jangkauan pembacaan alat akan terbatas. Karena pada tempat penelitian tidak diketahui ada atau tidak adanya anomali medan magnet bumi, maka peneliti merancang band-pass dengan bandwidth yang cukup besar namun diharapkan masih memiliki nilai rasio sinyal noise yang cukup kecil. 3.2.4 Penguat Akhir Bagian ini merupakan bagian penguat operatif menggunakan OpAmp OP07. Dengan OpAmp OP07 ini, dirancang penguatan berikut (gambar 3.9):

35 R2 22kΩ 0 IO 3 Vreff IO3 R1 2.2kΩ 3 2 1 2 3 R3 2kΩ 4 7 1 VCC 8 VCC 12V 5 U2 6 OP07CP 100nF C1 100nF C2 IO4 IO 4 Gambar 3.9 Skematik Rangkaian Penguat Akhir Dengan penguatan sebesar = =10 kali, penguat ini cukup, untuk menguatkan sinyal dari band-pass filter untuk dapat dibaca oleh Audio Card pada PC. Kapasitor digunakan untuk mengkopel sinyal dari rangkaian menuju Audio Card PC. 3.2.5 Kontrol Polarisasi Dan Pembaca Pada bagian ini digunakan sebuah relay yang dikontrol oleh mikrokontroler agar alat dapat berjalan secara otomatis. Untuk dapat mengontrol relay oleh mikrokontroler, digunakakan transistor MOSFET yang dapat dikontrol dengan sinyal 5V. MOSFET ini digunakan agar tidak ada noise yang masuk ketika pembacaan setelah polarisasi, karena salah satu keuntungan MOSFET adalah waktu yang sangat singkat dari keadaan panjar dan keadaan pengosongan dalam hal ini dari on menjadi off sehingga sinyal-sinyal kecil dari ground dapat langsung diredam.

36 Gambar 3.10 Skematik Rangkaian Kontrol Polarisasi MOSFET Q2 memiliki delay waktu dari keadaan on ke off atau sebaliknya sebesar 10 ns, MOSFET Q1 sekitar 80 ns, dan delay waktu ini berubah terhadap temperatur masing-masing MOSFET. Delay waktu ini tidak akan mempengaruhi proses polarisasi, tetapi tapi akan mempengaruhi proses perhitungan sinyal. Karena sinyal akan tampak pada waktu yang singkat dan mengecil berdasarkan fungsi waktu, maka delay pada proses pembacaan sinyal akan mengganggu perhitungan. Sehingga sinyal akan lebih sulit diamati apabila delay pada rangkaian kontrol menjadi besar. 3.2.6 Mikrokontroler Bagian mikrokontroler ini tidak rancang dan dibuat, akan tetapi memanfaatkan kit yang telah ada dipasaran. Kit yang digunakan adalah programmer AVR910, AVR910 ini dapat diprogram dan langsung digunakan

37 sehingga memudahkan untuk membuat kondisi waktu polarisasi dan pembacaan yang berbeda-beda. Gambar 3.11 Konfigurasi Pin ATmega 16 Mikrokontrol merupakan keluarga yang digunakan adalah mikrokontrol ATmega 16 yang AVR. Pin keluaran yang digunakan hanyaa PA0 dan PA1 untuk mengontrol MOSFET pada rangkaian kontrol polarisasi. Fungsi pada mikrokontroler yang digunakan adalah fungsi timer dengan register-register pengendali TCNT0, TCCR0, OCR0, TIMSK dan TIFR (gambar 3.12). Gambar 3.12 Blok Diagram Timer/Counter0

38 Peneliti menggunakan timer dengan clock internal yang terdapat dalam mikrokontrol yang diset 8MHz, dan menggunakan fungsi interupsi timer biasa yang banyak digunakan. 3.3 Pemograman Mikrokontroler Untuk dapat dijalankan, mikrokontrol terlebih dahulu diprogram. Pemograman bahasa c yang sederhana digunakan agar mudah untuk dirubah. Dengan menggunakan fungsi interupsi timer pada software CodeVisionAVR, pemograman mikrokontroler menjadi lebih sederhana. Dalam CodeVisionAVR, interupsi timer yang digunakan adalah <delay.h> yang akan mengendalikan semua register-register timer dalam mikrokontroler. Fungsi ini dituliskan: berikut: #ifndef _DELAY_INCLUDED_ #define _DELAY_INCLUDED_ #pragma used+ void delay_us(unsigned int n); void delay_ms(unsigned int n); #pragma used- #endif Program yang dituliskan pada bagian program utama adalah sebagai while (1) { } PORTA.0=1; //perintah relay on delay_ms(200); //delay relay PORTA.1=1; //perintah polarisasi on delay_ms(5000); //delay polarisasi PORTA.1=0; //perintah relay off delay_ms(2); PORTA.0=0; //perintah polarize off delay_ms(5000); //delay relaksasi Untuk merubah waktu polarisasi, perintah pada delay polarisasi dapat dipercepat atau diperlambat, dan waktu pembacaan atau waktu relaksasi juga

39 dapat dipercepat atau diperlambat pada perintah delay relaksasi. Perintah delay relay digunakan untuk memutuskan pre-amp dengan sensor, tetapi polarisasi belum dijalankan. Perintah ini bertujuan untuk mengosongkan rangkaian pre-amp dari sinyal-sinyal yang sebelumnya ada. 3.4 Interface Interface atau antar muka adalah sebuah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk menyesuaikan kerja dari piranti atau rangkaian luar dengan cara kerja PC. Karena PC hanya mengolah sinyal-sinyal digital, interface ini diperlukan untuk merubah sinyal-sinyal masukan yang berupa sinyal analog menjadi sinyal digital. Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan interface yang telah tersedia dalam PC. Karena sinyal yang dihasilkan PPM akan berupa sinyal analog, interface dalam PC yang digunakan adalah Audio Card. Audio Card akan merubah sinyal analog dari PPM menjadi sinyal digital yang akan dioleh dengan rangkaian Analog Digital Converter (ADC) yang telah ada dalam Audio Card. Selain untuk mengubah data analog menjadi data digital, Audio Card ini juga berfungsi sebagai penguat, sehingga sinyal masukan PPM tidak harus sebesar 3-5V untuk dapat masuk. Dengan sinyal berorde mili volt pun cukup untuk dapat dirubah menjadi sinyal digital oleh Audio Card. 3.5 Teknik Pengolahan Sinyal dan Analisa Pengolahan sinyal dilakukan oleh dua buah software pada Personal Computer (PC). Pengolahan sinyal pertama menggunakan software sony sound forge 10 (Gambar 3.13), software ini dapat merekam seluruh sinyal masukan pada interface dan dibentuk sedemikian rupa sehingga ditampilkan kembali dalam PC

40 sebagai sinyal asli atau sinyal analog nya. Software ini cukup untuk dapat merekam semua sinyal karena presesi proton yang akan diamati berada pada rentang frekuensi radio. Gambar 3.13 Tampilan Sony Sound Forge 10 Software ini dimanfaatkan terutama untuk dapat merekam seluruh sinyal dari PPM selama pengukuran dan dapat disimpan sebagai data untuk dianalisa selanjutnya. Pada software ini akan diketahui sinyal saat terjadi polarisasi dan saat pembacaan, apabila saat polarisasi dilakukan terdapat sinyal-sinyal kecil hal tersebut dianggap sebagai noise yang terdapat dalam rangkaian pre-amp, bandpass dan OpAmp. Software kedua yang digunakan adalah spectrum lab (Gambar 3.14), yang digunakan untuk mengetahui seluruh frekuensi pada sinyal yang diterima. Dengan software ini akan diamati mana yang merupakan frekuensi presesi, yang kemudian akan dihitung berdasarkan data yang telah direkam sebelumnya.

41 Gambar 3.14 Tampilan Spectrum Lab Software spectrum lab dilengkapi grafik spectrum sinyal pada bagian atas, dan FFT waterfall pada bagian bawah yang akan menunjukan nilai frekuensi dengan amplitudo yang cukup besar pada waktu tertentu dengan indikasi perbedaan warna. Selain itu juga pada software ini terdapat nilai perhitungan frekuensi dengan amplitudo terbesar pada sebelah kiri. Setelah nilai-nilai frekuensi presesi untuk beberapa keadaan diperoleh, selanjutnya dilakukan perhitungan manual untuk mendapatkan besar medan magnet bumi total yang diamati. Kemudian dibuat grafik waktu pengamatan terhadap besar nilai medan magnet bumi total yang telah dihitung pada daerah yang diamati.