J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK)

Efektivitas Penyuluhan NAPZA Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Di SMK DD Kabupaten Tanah Laut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di Kabupaten Gorontalo, tepatnya jalan Raya Limboto No 10,

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA DENGAN KEJADIAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KELAS II B PEKANBARU TAHUN 2015

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja Usia Tahun Di Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

DUKUNGAN KELUARGA PADA KEKAMBUHAN PENYALAHGUNA NARKOTIKA

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang

PERSEPSI REMAJA TENTANG PENYALAHANGUNAAN NARKOBA DI SMK KUSUMA BANGSA BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO. Wiwit Widyawati

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PELAJAR DI SALAH SATU SMA DI BANJARMASIN MENGENAI MASALAH MEROKOK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. juga dianggap sebagai pelanggaran hukum.

KARYA TULIS ILMIAH. Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Yayasan Perguruan Sultan. Iskandar Muda Sunggal Terhadap Efek dan Bahaya Amfetamin

BAB 1 : PENDAHULUAN. United Nation, New York, telah menerbitkan World Drugs Report 2015 yang

efek stupor atau bingung yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau kecanduan (Fransiska, 2012).

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KB PRIA DI KABUPATEN DEMAK (Studi Pada Masyarakat Pesisir Dan Masyarakat Kota di Kabupaten Demak)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN BAHAYA NAPZA DENGAN SIKAP DAN TINDAKAN PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala yang semakin memprihatinkan. 1

Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat 2. Departemen Administrasi Kebijakan dan Kesehatan 3

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI MENARCHE PADA SISWI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG NAPZA DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA SISWA SMA NEGERI 3 SEMARANG SKRIPSI

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NAPZA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS III SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMP YANG MENERAPKAN PIK-R DAN TIDAK MENERAPKAN PIK-R

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENYEBAB DENGAN KEKAMBUHAN PADA PENYALAHGUNA NARKOBA DI YAYASAN MAHA KASIH KUNINGAN TAHUN 2013

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, BODY IMAGE, DAN PERILAKU MAKAN DENGAN STATUS GIZI SISWI SMAN 6 KOTA JAMBI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PERINGATAN BAHAYA MEROKOK DAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN MINAT BERHENTI MEROKOK PADA REMAJA BELLA PRAWILIA

NASKAH PUBLIKASI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KEPATUHAN PENASUN DALAM MENGIKUTI PTRM DI RSJD SUNGAI BANGKONG PONTIANAK 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah bagi sebagian besar negara di dunia. Hal ini dapat dimengerti

HUBUNGAN ANTARA KEADAAN KELUARGA DENGAN PERILAKU RELAPSE (KEKAMBUHAN) NARKOBA PADA RESIDEN

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

Syahrial, Volume 1 Nomor 2 Tahun Pengetahuan Siswa Kelas X dan XI Tentang Narkoba di SMKN 1 Bangkinang Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat Aditif lainnya) semakin marak terdengar dari usia

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU MENGENAI HIV / AIDS PADA SISWA SISWI KELAS DUA DAN TIGA SALAH SATU SMA SWASTA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2006

Faktor Penyebab dan Peranan Orang Tua terhadap Remaja Penyalahguna Narkoba di Yayasan Lantera Minangkabau. Oleh: Melyulida Putri

DETERMINAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMAN 24 JAKARTA

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA GURU DI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA SMP TENTANG NAPZA

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan, remaja tidak lagi

(Submited : 10 Oktober 2017, Accepted : 25 Oktober 2017) Muhsinin, Zaqyyah Huzaifah, Noor Khalilati

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 2 / Agustus 2012

HUBUNGAN TERPAAN KAMPANYE ANTI ROKOK DAN INTENSITAS KOMUNIKASI SIGNIFICANT OTHERS DENGAN SIKAP UNTUK BERHENTI MEROKOK

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. kecakapan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba. Informasi mengenai

ABSTRAK KUALITAS HIDUP KLIEN TERAPI METADON DI PTRM SANDAT RSUP SANGLAH

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

PERILAKU KENAKALAN REMAJA DI SMA PANCA BUDI MEDAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG NARKOBA DAN SIKAP MENGGUNAKAN NARKOBAPADASISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN SLEMAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat

Sri Wulandari : Pengetahuan Siswa Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMP Negeri 2 Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu 2017

PERAN IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN REMAJA. Di SMAN 1 Pulung Ponorogo

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNA NARKOBA TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI R.S.K

BAB 1 PENDAHULUAN. konsekuen dan konsisten. Menurut NIDA (National Institute on Drug Abuse), badan

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

BAB I PENDAHULUAN. Merokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan. menghisap rokok yang diminati oleh banyak kaum laki-laki.

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA DAN REMAJA PUTUS SEKOLAH TERHADAP BAHAYA MEROKOK. Oleh : MEISYARAH KHAIRANI

Hubungan antara Komunikasi Verbal Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa di SMK Dwija Praja Pekalongan

ABSTRAK. Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Prevention of Mother To Child HIV Transmission (PMTCT) ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA PESTISIDA, PENDIDIKAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANI BAWANG MERAH

Mahasiswa Bagian Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro **)

UNIVERSITAS UDAYANA TINGKAT EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA PADA REMAJA TENTANG SEKSUALITAS REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWATI I TAHUN 2016

Transkripsi:

J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 ISSN 1693-3443 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP SISWA TENTANGBAHAYA NARKOBA DAN PERAN KELUARGA TERHADAPUPAYA PENCEGAHAN NARKOBA (Studi Penelitian di SMP Agus Salim Semarang) Yesi Ratnasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK Latar Belakang: Peningkatan kasus pada semakin meningkat pada remaja, terutama padaremaja usia SMP dan SMA, oleh karena itu perlu dilakukan upaya pencegahan. Faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan pada remaja yaitu pengetahuan remaja dan peran keluarganya. Oleh karena itu dilakukan tentang hubungan pengetahuan, sikap siswa tentang dan upaya pencegahan. Tujuan: Mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap siswa tentang dan peran keluarga terhadap upaya pencegahan. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan pendekatan cross crossectional Populasi dalam penelitian ini sebanyak 161 siswa dengan besar sampel 62 responden. variabel bebas adalah upaya pencegahan dan variabel terikat adalah pengetahuan, sikap siswa tentang dan peran keluarga. Analisis menggunakan korelasi pearson product moment.hasil: Sebanyak (64,5%) responden mempunyai pengetahuan cukup, sebanyak responden yang mempunyai sikap tidak mendukung tentang bahaya sebanyak ( 61,3%), responden memiliki peran keluarga tidak mendukung sebanyak ( 53,2%) dan responden yang memiliki upaya pencegahan baik sebanyak (51,6%). Simpulan : Ada hubungan peran keluarga dengan upaya pencegahan. Variabel pengetahuan dan sikap dengan upaya pencegahan tidak ada hubungan.kata kunci: Narkoba,pengetahuan, sikap siswa tentang, peran keluarga, upaya pencegahan RELATED KNOWLEDGE, ATTITUDE STUDENTS ABOUT THE DANGERS OF DRUGS AND THE ROLE OF FAMILY DRUG PREVENTION EFFORTS (Research Studies on SMPS Agus Salim Semarang) ABSTRACT Background: Increase in drug case in ever-increasing in teenagers, especially during theadolescent age of junior high school and high school, then drug prevention efforts need to be made Factors influencing drug abuse in teens is a teen's knowledge and the role of the family. Therefore it was done about the correlation of knowledge, the student's attitude about drugs and drug prevention efforts.. Objective: Knowing the correlation between knowledge, attitude of students about drugs and the role of the family with respect to drug prevention efforts. Methods: The type of research used is explanatory research with cross sectional.popu lation in this study as many as 161 students with a large sample of 62 respondents. Independent variable was drug prevention efforts and dependent variable is the knowledge, the attitude of the students about drugs, the role of the family and prevention efforts. Analysis using pearson product moment correlation. Results: As much as 64.5%) of respondents (have enough knowledge, as many of the respondents who had not supported the attitude about the dangers of drugs as much as (61,3%) respondents have the role of the family do not support as many (53.2%) and respondents who have as much good prevention efforts (51.6 percent). Conclusion: There was a correlation with the family's role in drug prevention efforts. variables therewhere no correlation knowledge and attitudinal with drug prevention efforts.keywords: Drugs, the knowledge, the attitude of the students about drugs, the role of thefamily, drugprevention efforts 90

ISSN 1693-3443 J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 PENDAHULUAN Narkoba adalah obat atau zat yang terbuat dari bahan zat kimia sintetis maupun semisintetis (buatan) atau zat alamiah yang berasal dari tanaman. 1 Narkoba bila masuk kedalam tubuh manusia baik secara oral (melalui mulut), dihirup ( melalui hidung), dan melalui intravena ( melalui jarum suntik), 1 dapat menyerang susunan syaraf terutama otak. Apabila digunakan secara berlebihan akan mengakibatkan kecanduan, sehingga akan terjadi berbagai gangguan antara lain gangguan psikis, fisik dan fungsi sosial. 2 Hasil penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN) jumlah penyalahgunaan di Indonesia pada kelompok usia 10 59 tah un pada tahun 2004 mencapai 1,75%, meningkat pada tahun 2008 sebesar 1,99% dan mengalami peningkatan kembali yang cukup signifikan mencapai 2,2% pada tahun 2011. 3 Data BNN menunjukan pengguna di kalangan siswa Sekolah Menengah pada tahun 2004 terdapat 18.000 orang dan naik menjadi 73.253 orang di tahun 2007. pada tahun 2009 menunjukan bahwa prevalensi penyalahgunaan narkotika dan psikotropika di kalangan pelajar dan mahasiswa adalah 4,7% atau sekitar 921.695 orang. 3 pada tahun 2010 dinyatakan bahwa pengguna narkotika dan psitropika menunjukan bahwa pada remaja usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 6. 859 orang, pada Sekolah Menegah Atas (SMA) sebanyak 14.986 orang, dan pada usia perguruan tinggi sebanyak 975 orang. 4 Faktor-faktor yang menyebabkan remaja menyalahgunakan antara lain oleh 3 faktor antara lain: 1. faktor predisposisi ( disposing faktor) meliputi pengetahuan, sikap siswa, aspek kepribadian dan kepercayaan. 2. faktor penguat (enabling factor) meliputi faktor ketersediaan dan media massa. 3. faktorpenguat (reinforcing faktor) meliputi faktor keluarga, faktor teman sebaya. 5 SMP Agus Salim Semarang yang merupakan sekolah yang berbasis Agama Islam dengan mayoritas siswa dari kalangan menengah ke bawah. Jumlah siswa 161 siswa dimana terdapat 100 siswa laki-laki dan 61 siswa perempuan. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 siswa dan Kepala Sekolahmenyatakan bahwa ada siswa yang merokok. Dalam kurun waktu satu tahun pihak sekolah telah melakukan razia, dan menemukan ada beberapa siswa yang membawa rokok di Sekolah, biasanya para siswa merokok di toilet sekolah. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan jenis Explanotory Research yaitu dengan pendekatan cross sectional (belah melintang) dimana variabel terikat diambil dan diukur pada waktu yang bersamaan. 6 Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa-siswi SMP Agus Salim Semarang kelas VII diambil dengan menggunakan rumus proportional ramdom sampling dan diperoleh besar sampel 62 responden.variabel bebas penelitian ini adalah Pengetahuan, Sikap siswa tentang bahaya dan Peran keluarga. Sedangkan variabel terikat adalah Upaya pencegahan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan korelasi pearson product moment. 91

J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 ISSN 1693-3443 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di SMP Agus Salim Semarang. SMP Agus Salim berdiri sejak tahun 1990, dengan status terakreditasi A. Pengumpulan data ini dilakukan pada 15 Juli 2014 di SMP Agus Salim khususnya kelas VII jumlah siswa 62 siswa yang terdiri dari 4 kelas yaitu VII A sebanyak 16 siswa, VIIB sebanyak 15 siswa, kelas VII C sebanyak 16 siswa dan VII D sebanyak 15 siswa. Penelitian dilakukan dengan membagi kuesioner pada responden kemudian peneliti menjelaskan per item pertanyaan agar responden dapat menjawab dengan mudah. A. Analisis Univarit 1. Pengetahuan Berdasarkan Hasil penelitian diperoleh total skor pengetahuan minimal 25 dan skor yang tertinggi sebesar 52 dengan rerata 39,66 simpangan baku 6.089. Skoryang diperoleh dengan kategori pengetahuan baik dengan nilai 76% - 100%, kategori cukup dengan nilai 56% - 75% dan kategori kurang < 56% pengetahuan dikategorikan sebagai berikut: Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan tentang Pengetahuan tentang siswa Frekuensi Presentase (%) Baik 7 11.3 Cukup 40 64.5 Kurang 15 24.2 Total 62 100 Tabel 1 Sebagian besar 64,5% responden berpengetahuan cukup, dan hanya 11,3 % responden berpengetahuan baik. 2. Sikap Siswa tentang bahaya Hasil penelitian diperoleh total skor sikap responden tentang bahaya tertinggi 80 dan skor terendah 59. Rerata 70.03 dengan simpangan baku 5.076. Sikap dapat dikategorikan sebagai berikut: Tabel 2 Distribusi frekuensi kategori sikap siswa tentang bahaya Sikap Frekuensi Prosentase (%) Tidak mendukung 38 61,3 Mendukung 24 38,7 Total 62 100,0 92

ISSN 1693-3443 J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 Tabel 2 menunjukan sikap responden paling banyak adalah responden yang memiliki sikap yang tidak mendukung tentang bahaya sebanyak 38 orang (61,3%). 3. Peran Keluarga Hasil penelitian diperoleh skor tertinggi peran keluarga 18, sedangkan skor peran keluarga terendah 7. Rerata skor peran keluarga 14,15 dengan simpangan baku 2,592. Distribusi frekuensi kategori peran keluarga disajikan dalam tabel berikut: Tabel 3. Distribusi kategori peran keluarga Peran keluarga Frekuensi Prosentase (%) Tidak mendukung 33 53,2 Mendukung 29 46,8 Total 62 100,0 Tabel 3 menunjukkan 53,2 % responden menyatakan bahwa keluarganya tidak mendukung dalam upaya pencegahan. 4. Upaya pencegahan Berdasarkanhasil penelitian skor upaya pencegahan terendah 5 dan skor tertinggi 14. Rerata 10,15 dengan simbangan baku 2,224. Upaya pencegahan dikategorikan menjadi upaya pencegahan baik dan upaya pencegahan kurang. Masih ada 48,4% upaya pencegahan menunjukan kurang baik yang disajikan sebagai berikut : Tabel 4 Deskripsi frekuensi kategori upaya pencegahan Upaya pencegahan Frekuensi Prosentase (%) Baik 32 51,6 Kurang 30 48,4 Total 62 100,0 93

J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 ISSN 1693-3443 B. Analisis Bivariat 1. Hubungan Pengetahuan dengansikap Siswa tentang Pada uji statistik korelasi pearson didapatkan niai p = 0,349 (p > 0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap siswa tentang bahaya. Gambar 1 Hubungan pengetahuan dengan sikap siswa tentang bahaya 2. Hubungan pengetahuan dengan upaya pencegahan Gambar 2 Hubungan antara pengetahuan dengan upaya pencegahan 94

ISSN 1693-3443 J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 Pada uji statistik korelasi pearson didapatkan niai p = 0,852 (p > 0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan upaya pencegahan.hal ini di buktikan dengan diagram scater berikut ini: Pada uji statistik korelasi pearson didapatkan niai p = 0,440 (p > 0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap siswa tentang bahaya dengan upaya pencegahan. Untuk lebih jelasnya digambarkan dalam diagram tebar berikut ini. 3. Hubungan sikap dengan upaya pencegahan Gambar 3 Hubungan sikap siswa tentang bahaya dengan upaya pencegahan 4. Hubungan peran keluarga dengan upaya pencegahan Pada uji statistik korelasi pearson didapatkan niai p = 0,015 (p < 0,05) artinya ada hubungan yang signifikan antara peran keluarga tentang bahaya dengan upaya pencegahan. 95

J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 ISSN 1693-3443 Gambar 4 Hubungan peran keluarga dengan upaya pencegahan. PEMBAHASAN 1. Hantara pengetahuan dengan sikap siswa tentang bahaya 96 Dari perhitungan statistik didapatkan nilai p = 0,349 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap siswa tentang.hasil penelitian menunjukan tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan sikap siswa tentang, dimungkinkan pengetahuan siswa yang baik hanya 7 responden (11,3%). Sebanyak 62,9% responden belum pernah mencari informasi tentang, padahal informasi baru akan mempengaruhi pengetahuan dan kemudahan mengakses informasi dapat mempengaruhi pengetahuan baru. 8 Hasil penelitian menunjukan faktor yang mempengaruhi sikap selain pengetahuan adalah faktor keyakinan, hal ini dibuktikan masih terdapat responden yang mempunyai keyakinan bahwa boleh digunakan tidak hanya untuk kepentingan medis. Faktor lain yang mempengaruhi sikap yaitu usia responden, dimana merupakan remaja yang memiliki ciri-ciri : emosi labil, mementingkan ego, ingin lepas dari orang tua dan ingin tahu yang tinggi. 9 Hal ini dapat mempengaruhi sikapnya tentang bahaya. 2. Hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang bahaya terhadapupaya pencegahan

ISSN 1693-3443 J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 Hasil dari perhitungan statistik didapatkan p = 0,852 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan upaya pencegahan. dimungkinkan di pengaruhi oleh pengetahuan yang masih kurang baik, menunjukan pengetahuan responden sebagian besar cukup sebanyak (64,5%) disebabkan kurangnya informasi yang didapat oleh responden, salah satunya responden belum mendapatkan penyuluhan tentang disekolah, Selain informasi keyakinan tentang bahaya masih kurang, dibuktikan masih adanya responden yang beranggapan dapat digunakan secara bebas, menggunakan akan dapat dipandang hebat, menghirup lem dapat tidak berdampak negatif. faktor lain yang mempengaruhi upaya pencegahan dimungkinkan sebagian besar responden merupakan remaja tengah sebanyak 59 responden (95,2%). Ciri-ciri remaja awal yaitu mempunyai ingin tahu, tak mau kalah, ingin lepas dari orang tua, cemas, emosi labil dan kurangnya kendali terhadap ego. 10 3. Hubungan antara peran keluarga dengan upaya pencegahan Hasil dari perhitungan statistik didapatkan p = 0,015 artinya ada hubungan antara peran keluarga dengan upaya pencegahan. Adanya hubungan antara peran keluarga dengan upaya pencegahan karena keluarga mempunyai peranan yang sangat penting, karena dapat membentuk kepribadian dan perilaku anak. 11 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian isna di Gorontalo yang menyatakan keluarga sangat memiliki peranan dalam pencegahan penyalahgunaan Napza remaja.bahwa keluarga berperan sangat penting dalam menciptakan suasana yang dapat menghindarkan penyalahgunaan pada siswa. 12 Berdasarkan pengakuan responden 83,9% keluarganya memberikan nasehat tentang hal-hal yang positif, memberikan masukkan dan pemecahan masalah pada anak. Namun masih ada responden yang menyatakan cara keluarganya menyampaikan nasehat dengan cara menakutmenakuti dan marah-marah. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak akan juga menghasilkan rasa percaya, rasa dihargai, sehingga tercipta keharmonisan. dan akan mempengaruhi anak untuk terbuka mengungkapkan perasaan dan pikirannya 11 Hasil penelitian menunjukan sebagian besar keluarga responden merokok, terutama ayah. Sebanyak 61,3% responden juga menyatakan keluarga tidak melarang anak merokok dan mengkonsumsi alkohol, walaupun demikian ternyata mayoritas 98,4% responden memilih untuk tidak merokok, tidak menggunakan dan tidak mengkonsumsi alkohol. Hal tersebut terjadi kemungkinan karena responden mempunyai kesadaran sendiri bahwa rokok, alkohol dan dapat berbahaya bagi kesehatan, menyebabkan kerusakan organ, dapat memberi efek kecanduandan dapat menyebabkan kematian. 97

J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 ISSN 1693-3443 98 KESIMPULAN DAN SARAN Sebanyak 64,5% responden mempunyai pengetahuan cukup dan sebagian besar mempunyai sikap tidak mendukung tentang bahaya sebanyak 61,3 %. Peran keluarga mendukung sebanyak 46,8% dan sebagian besar upayapencegahan responden baik sebanyak 51,6%. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap siswa tentang bahaya didapatkan nilai p = 0,349. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap dengan upaya pencegahan terdapat p=0,852 dan p=0,100. Ada hubungan yang signifikan antara peran keluarga dengan upaya pencegahan, didapatkan nilai p = 0,015 Sebaiknya pihak sekolah menambahkan informasi tentang bahaya seperti memasukkan materi pelajaran, bekerjasama dengan lintas sektoral (BNN dan dinas kesehatan). berharap penelitian ini dapat dikembangkan lagi oleh peneliti lain seperti mengunakan variabel lain yang mempengaruhi pencegahan pada remaja. DAFTAR PUSTAKA 1. Kabain, A. Peran keluarga, guru dan sekolah menyelamatkan anak daripengaruh Napza. Semarang: PT bengawan ilmu. 2010. 2. Rosita, E. mengenal bahaya bagi remaja.universitas Negeri Yogyakarta. 2009 http://staff.uny.ac.id/sites/default/ files/tmp/%28c%29%20mengena l%20baha ya%20narkoba%20bagi%20rem aja%202009_0.pdfdi unduh 15 April 2014 3. Agung, BNN. Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba diindonesia.http://www.bnn.go.id/ portal/index.php/konten/detail/pus litdatin/artikel/2803/penyalahguna an_dan_peredaran_gelap di_indonesia.2010 diakses tanggal 14 april 2014 4. Suranata, K. Pengembangan model konseling logo untuk mencegaih dari Narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya pada siswa di Bali. UniversitasPendidikan Ghanesa Singaraja.2007 2) Suyasa,T. Wijaya,F. Resiliensi dan sikap terhadap penyalahgunaanzat.universitas Taruma Negara: Jakarta.2006 3) Notoatmodjo, S. Metodologi penelitian.jakarta: Rhineka cipta; 2005. 4) Notoatmojo, S.Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Rineka cipta: Jakarta; 2007 5) Sarwono,S. Psikologi remaja edisi revisi. Jakarta: Rajawali pers. 2011. 6) Sunarti,E.Fungsidanperankeluarg a.2012.http://euissunarti.staff.ipb. ac.id/files/2012/04/dr.-euissunarti-ok-fungsi dan peran keluarga.pdfdiakses tanggal 15April 2014 7) Handayani,S. Pengaruh peran keluarga, masyarakat dan pendidikan tehadap pencegahan dikalangan remaja.

ISSN 1693-3443 J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 Universitas Indonesia: Jakarta.2011 8) Sulaiman, I. peranan keluarga dalam pencegahan penyalahgunaan Napzabagi remaja. Universitas gorontalo: Gorontalo.2013 99