BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan, karena guru yang berinteraksi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Untuk mewujudkan sumber daya yang berkualitas maka

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Azzra (Ambarita, 2010:37) mengatakan seorang guru yang

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. dalam lingkungan yang lebih luas, harus dapat ditumbuh kembangkan melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Maka dibutuhklan kesadaran dalam diri kita masing-masing untuk bertekat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolompok orang (kepala sekolah guru-guru, staf, dan siswa) untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemakmuran bagi suatu bangsa sangat berhubungan dengan mutu

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas.salah satu wahana untuk

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

Studi tentang pelaksanaan pengajaran geografi di sekolah standar nasional. Oleh : Siti Zahratul Hajar NIM K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang makin. berkembang pesat dan arus globalisasi yang hebat maka muncullah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

I. PENDAHULUAN. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perkembangan dunia pendidikan. Dengan adanya kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan, karena guru yang berinteraksi langsung dengan peserta didik. Dalam proses pembelajaran, guru sangat berperan dalam hal peningkatan prestasi belajar siswa terutama penguasaan materi ajar. Meskipun sarana dan prasarana sudah begitu lengkap dan canggih, akan tetapi tidak ditunjang oleh keberadaan guru yang kompoten dan profesional, maka mustahil pendidikan bisa berjalan dengan maksimal karena guru adalah faktor kunci bagi terlaksananya pendidikan nasional. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Guru dituntut untuk memiliki kinerja yang baik sehingga menghasilkan lulusan yang cerdas dan berprestasi. Pada kenyataannya terdapat ketidak seimbangan antara pelaksanaan kerja dengan harapan hasil yang maksimal padahal kerja guru yang baik adalah penentu keberhasilan pendidikan. SMA Yuppentek 1 Tangerang sebagai salah satu sekolah swasta terbesar di kota Tangerang bertujuan memajukan mutu pendidikan nasional menerapkan manajemen berbasis sekolah dengan kegiatan sistemik memberikan pelayanan pendidikan formal untuk mencapai atau melebihi Standar Nasional Pendidikan. 1

2 Berbagai upaya peningkatan telah dilakukan, seperti menerapkan manjemen ISO:9001:2008, moving class system, dan klinik mata pelajaran dalam bentuk perbaikan atau pengayaan. Sedangkan sistem informasi untuk pelanggan atau internal sekolah dengan menggunakan SISMAKO (Sistem Manajemen Sekolah) jaringan internet yang dapat diakses oleh pelanggan ataupun guru dan karyawan. Untuk pengembangan kurikulum berpedoman pada standar kurikulum 2013. Dengan dukungan Guru yang profesional diharapkan menghasilkan proses dan hasil pendidikan yang bermutu dalam rangka mewujudkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Penilaian kinerja guru pada pelaksanaan pembelajaran dilakukan di dalam kelas (untuk kegiatan yang dapat diamati) dan di luar kelas (untuk kegiatan yang tidak dapat diamati di dalam kelas). Kegiatan di dalam kelas berupa kunjungan kelas atau supervisi. Kegiatan yang tidak dapat diamati di dalam kelas misalnya: penyusunan silabus, RPP, pengembangan kurikulum, tingkat kehadiran guru di kelas, praktik pembelajaran di luar kelas/sekolah/madrasah dan sebagainya. Untuk semua kegiatan yang dilakukan guru, baik yang dapat diamati di dalam kelas maupun yang tidak dapat diamati, penilai kinerja guru wajib melampirkan buktibukti fisik yang berupa dokumen. Penilaian kinerja guru adalah hal yang sangat penting dilakukan dalam memperoleh informasi untuk perbaikan pendidikan di sekolah khususnya di SMA Yuppentek 1 Tangerang. Penilaian kinerja guru dilakukan dalam bentuk supervisi

3 oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah. Hasil supervisi tersaji pada tabel di bawah ini. Tabel 1.1 Hasil Supervisi Kelas Tahun 2013 No Jumlah guru Rentang Nilai Hasil Suvervisi 1 1 0 50 Kurang 2 41 51 80 Cukup 3 20 81 110 Baik 4 7 111-130 Sangat Baik Total 69 Sumber : Kurikulum SMA Yuppentek 1 Dari tabel hasil supervisi di atas terlihat penguasaan kelas, kewajiban membawa administrasi saat mengajar rata-rata dengan nilai cukup. Pada kenyataannya tidak jarang terjadi guru pada saat supervisi berusaha menampakkan kinerja terbaiknya baik pada aspek perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya ia akan kembali bekerja seperti sedia kala, kadang tanpa persiapan yang matang serta tanpa semangat dan antusiasme yang tinggi. Bila perilaku ini berlangsung terus akan menjadi komponen pembentuk budaya sekolah. Budaya organisasi dibentuk oleh sebuah pola dari keyakinan, harapan, dan arti yang mempengaruhi dan mengarahkan pemikiran dan perilaku anggota organisasi tersebut.( Hartman,2011:117-118 ). Untuk membangun budaya disekolah, kode etik profesional guru perlu diketahui dan dipahami, sehingga diharapkan setiap guru menjalankan tugas dengan baik dalam menciptakan generasi penerus bangsa. Kode etik guru sebagai kode etik profesional mencakup: tugas pokok guru, kejujuran, professional, komunikasi, membangun iklim sekolah, mengembangkan

4 dan meningkatkan pengetahuan, menjunjung kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan, sebagai pedoman perilaku yang dapat menggambarkan baik buruknya tingkah laku guru tercantum dalam keputusan kongres PGRI ke-13 tahun 1973 dapat dijadikan sebagai acuan membangun budaya sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan nasional secara umum. Apabila kita lihat dari aspek akademis, sampai saat ini hasil belajar siswa SMA Yuppentek 1 Kota Tangerang belum menunjukan hasil yang diharapkan, karena masih ada siswa yang nilainya rendah pada UN (Ujian Nasional) atau Ujian Akhir Semester (UAS). Nilai rata-rata Ujian Sekolah yang masih perlu perbaikan, baik program IPA maupun pada program IPS. Hal ini dapat kita lihat dari tabel rata-rata nilai Ujian Nasional program IPA dan IPS berikut ini: Tabel 1.2 Hasil Ujian SMA Yuppentek 1 Tangerang Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) NILAI UN TIAP TAHUN PELAJARAN Matematika Fisika Biologi Kimia 2012 2013 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014 Nilai Ujian Tertinggi 9.50 8.75 8.75 8.75 7.00 9.00 9.25 9.00 8.00 9.50 9.25 9.50 Nilai Ujian Terendah 4.25 3.75 1.50 3.50 3.00 2.25 3.50 3.75 2.00 5.25 4.00 1.75 Rata-rata 8.71 7.03 5.19 7.11 4.23 6.71 7.94 5.94 4.61 8.19 7.41 4.65 Sumber : Panitia UN SMA Yuppentek 1 Kota Tangerang Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa belum memuaskan pada beberapa pelajaran. Hal ini dapat terlihat dari nilai tertinggi dan terendah UN (Ujian Nasional) dan rata-rata dari tahun ketahun semakin menurun untuk mata pelajaran Matematika, Biologi, Kimia. Sedangkan Fisika nilai rata-ratanya fluktuatif. Demikian juga pada program Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ). Seperti yang telihat pada Tabel berikut ini :

5 1 2 Tabel 1.3 Hasil Ujian SMA Yuppentek 1 Tangerang Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) Rata-rata 6.70 5.18 6.70 7.49 6.54 6.48 7.30 6.46 4.99 8.14 7.53 4.01 Sumber : Panitia UN SMA Yuppentek 1 Kota Tangerang Pada mata pelajaran Matematika, Sosiologi dan Geografi terjadi penurunan dari tahun ketahun. Sedangkan pada mata pelajaran Ekonomi nilai rata-rata fluktuatif. NILAI UN TIAP TAHUN PELAJARAN Ekonomi Sosiologi Geografi Matematika 2012 2013 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014 Nilai Ujian Tertinggi 8.25 10.0 9.00 8.60 9.00 9.20 8.80 8.80 8.40 9.50 9.50 7.75 Nilai Ujian Terendah 3.00 3.00 2.00 4.60 3.60 2.60 2.00 3.20 2.60 4.25 4.25 1.50 Secara umum melalui data dari program IPA dan IPS, sekolah sebagai lembaga pendidikan dinilai belum maksimal dalam upaya peningkatan kinerja organisasi, karena itu penulis berkesimpulan bahwa kinerja guru SMA Yuppentek 1 Tangerang sebagai tenaga pendidik yang profesional masih rendah. Selain kualitas (nilai) hasil belajar menurun juga terjadi penurunan pada jumlah siswa yang mendaftar di SMA Yuppentek 1 Tangerang, menandakan menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sekolah. Kebijakan kepala sekolah dalam peningkatan pendidikan yang bermutu yang dilaksanakan oleh guru atau organisasi sering mendapat suatu perbedaan pandangan atau kurangnya persamaan persepsi antara guru dan pegawai atau organisasi, kekurang pahamannya guru terhadap penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran yang bermutu, kurangnya kesadaran untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan manfaatnya. Pada akhirnya mereka dalam menjalankan dan melaksanakan tugasnya menjadi rendah. Untuk itu kemampuan berkomunikasi

6 harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah untuk mendorong semangat bagi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai yang diharapkan sekolah. Manajemen kinerja memerlukan gaya manajemen yang bersifat terbuka dan jujur serta mendorong terjadinya komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan. Komunikasi dua arah menunjukkan adanya sikap keterbukaan dan saling pengertian antara dua pihak. Dengan demikian dapat dihindari terjadinya salah persepsi diantara keduanya. ( Wibowo, 2009:16-17 ) Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan kerja. Hal ini mudah dipahami sebab komunikasi yang tidak baik bisa mempunyai dampak yang luas terhadap kehidupan organisasi, misalnya konflik antar pegawai dan sebaliknya. Upaya untuk mewujudkan partisipasi anggota organisasi dalam mewujudkan atau membina hubungan manusia merupakan peluang bagi para anggota organisasi untuk mengkomunikasikan hasil pemikiran dan merupakan kesempatan setiap kepala sekolah untuk menggali kreatifitas dan inisiatif yang dapat dimanfaatkan memajukan dan mengembangkan organisasi. Komunikasi interpersonal dapat memperoleh umpan balik secara langsung, pimpinan mengetahui tanggapan bawahan ketika itu juga. Komunikasi yang baik dapat saling memperoleh informasi selanjutnya dapat meningkatkan saling pengertian, dan kerja sama. Oleh sebab itu, hubungan komunikasi yang terbuka harus diciptakan dalam organisasi satuan pendidikan. 1.2. Identifikasi Perumusan dan Batasan Masalah

7 1.2.1.Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang penelitian maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Supervisi belum dilaksanakan secara berkesinambungan. 2. Mutu hasil pendidikan yang relatif menurun. 3. Belum seluruhnya berorientasi kepada manajemen mutu. 4. Sistem penilaian kinerja yang belum baik. 5. Pengembangan karir belum berdasarkan kinerja. 1.2.2.Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja guru SMA Yuppentek 1 Tangerang? 2. Apakah komunikasi interpersonal berpengaruh terhadap kinerja guru SMA Yuppentek 1 Tangerang? 3. Apakah secara bersama-sama budaya organisasi dan komunikasi interpersonal berpengaruh terhadap kinerja guru SMA Yuppentek 1 Tangerang? 1.2.3.Pembatasan Masalah Pembatasan ruang lingkup permasalahan ini penting agar penelitian terfokus pada masalah-masalah yang akan diteliti, dalam hal ini dibatasi pada pengkajian budaya organisasi, komunikasi interpersonal dan kinerja guru pada SMA Yuppentek 1 Tangerang.

8 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1.Maksud Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, maka maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fakta, data dan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan variabel budaya organisasi, komunikasi interpersonal dan pengaruhnya terhadap kinerja guru SMA Yuppentek 1 Tangerang. 1.3.2.Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui dan menganalisa pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru SMA Yuppentek 1 Tangerang (2)Mengetahui dan menganalisa pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja guru SMA Yuppentek 1 Tangerang (3)Mengetahui dan menganalisa pengaruh budaya organisasi dan komunikasi interpersonal secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMA Yuppentek 1 Tangerang 1.4. Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1.4.1.Manfaat Penelitian Sejalan dengan masalah penelitian yang telah dirumuskan di atas, maka manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan dalam manajemen sumber daya manusia pendidikan khususnya diterapkan di

9 sekolah yang berkaitan dengan budaya organisasi, komunikasi interpersonal dan kinerja guru. 2. Bagi institusi sebagai pedoman untuk meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja guru fokus pada budaya organisasi dan komunikasi interpersonal. 1.4.2.Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian secara teoritis maupun praktis adalah sebagai berikut : a) Secara teoritis Secara teoritis, kegunaan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Menambah khasanah dalam ilmu manajemen khususnya manajemen pendidikan terkait sumber daya manusia yang berhubungan dengan budaya organisasi, komunikasi interpersonal, dan kinerja guru. 2. Memberi kontribusi akademis bagi ilmu pengetahuan dan pengembangan konsep budaya organisasi, komunikasi interpersonal, dan kinerja guru. b) Secara Praktis Secara Praktis, kegunaan penelitian adalah sebagai masukan kepada : Institusi dan Kepala SMA Yuppentek 1 Tangerang sebagai bahan yang berguna untuk mengambil kebijakaan sekolah dalam rangka peningkatan kinerja guru.