BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV MANAJENEN SARANA DAN PRASARANA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 2 PENAWANGAN GROBOGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Paparan Data, dan Temuan Penelitian, di MTsN Pucanglaban Tulungagung dan MTsN Bandung Tulungagung

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA

PENGADILAN AGAMA PEKALONGAN

PENGADAAN PERLENGKAPAN KANTOR

Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

MANAJEMEN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR /UN40/HK//2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PENGADILAN AGAMA PURWOKERTO. Standard Operating Procedure ( SOP ) ADMINISTRASI UMUM

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PENGHAPUSAN BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. dalam pengadaan sumber belajar di MA Al-Fatah Palembang.

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pembiayaan dalam Meningkatkan Eksitensi dan Daya Saing

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PEKANBARU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SOP WAKIL SEKERTARIS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

SALINAN BUPATI BULELENG, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 511 ayat (1),

BAB IV ANALISA MANAJEMEN PEMBIAYAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI PERGURUAN ISLAM MATHOLI UL FALAH

PELAPORAN BARANG MILIK NEGARA UNIVERSITAS GADJAH MADA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB IV MANAJEMEN KEUANGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI SMK SYAFI I AKROM PEKALONGAN

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN PERIODE 31 Desember 2017

Permasalahan Kapitalisasi Aset Tetap Pada Instansi Pemerintah

RANCANGAN. (disempurnakan) RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

Petunjuk Update Aplikasi SAIBA dan Referensi SAIBA Versi 3.4

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen logistik yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo

ACTUATING. Actuating merupakan realisasi perencanaan kebutuhan

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

f. apakah ada aset jalan, irigasi dan jaringan yang benar-benar sudah tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah dan direklasifikasikan ke

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) SUB. BAGIAN UMUM PT. MEDAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu organisasi, baik organisasi swasta (private sector) maupun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 2 Tahun 2018 Seri E Nomor 2 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA (CALBMN) UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG (UAKPB) UNIVERSITAS BENGKULU SEMESTER 1 TAHUN

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BAB IV ANALISIS TENTANG OPTIMALISASI MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMP NASIMA SEMARANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 111 TAHUN 2008 TENTANG

Heri Wanto G

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/IN/M/2011 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perka BNN Nomor tahun 2012 tentang tunkin

sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan lebih rinci lagi dituangkan

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2004 SERI D NOMOR 8

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA (CALBMN) AUDITED UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG (UAKPB) UNIVERSITAS BENGKULU TAHUN ANGGARAN

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA (CALBMN) AUDITED UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG (UAKPB) UNIVERSITAS BENGKULU TAHUN ANGGARAN

2013, No

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 06/I3/LK/2008 Tentang PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 153 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH YANG DIPISAHKAN MENTERI DALAM NEGERI,

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

Lampiran-1. Prosedur Kerja Penatausahaan Barang Milik Negara (BMN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 113/PMK.01/2006 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

INDIKATOR DAN TOLAK UKUR KINERJA BELANJA LANGSUNG

BUPATI KULON PROGO KEPUTUSAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

139 Dwi Lestari Yuniawati, 2013 Manajemen Sekolah Berbasis Program Akselerasi Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.45/Menhut-II/2008 TENTANG PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN

BUPATI INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

DEFINISI. Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA (CALBMN) AUDITED UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG (UAKPB) UNIVERSITAS BENGKULU TA.

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pengelolaan sarana dan prasarana sangat penting karena dengan adanya pengelolaan sarana dan prasarana lembaga pendidikan akan terpelihara dan jelas kegunaanya. Dalam pengelolaan pihak sekolah harus dapat bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana terutama kepala sekolah yang langsung menangani sarana dan prasarana tersebut. Dan pihak sekolahpun harus dapat memelihara dan memperhatikan sarana dan prasarana sekolah yang sudah ada. Maka dengan adanya sarana dan prasarana di sekolah siswa dapat belajar dengan maksimal dan seefesien mungkin. Jadi pengelolaan terhadap sarana dan prasarana harus lebih ditekankan lagi dalam lembaga pendidikan seperti sekolah. Dan harus ada yang bertanggung jawab atas pengelolaan sarana dan prasarana tersebut. Dengan pengelolaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah kepala sekolah dapat merencanakan dan mendata apa saja sarana dan prasarana yang harus digunakan di sekolah tersebut. Jika semua langkah-langkah pengelolaan telah berjalan dengan baik seperti yang diharapkan maka akan berdampak positif terhadap siswa-siswa dalam proses belajar mengajar dan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Maka penyelenggara pendidikan baik itu pemerintah, kepala sekolah, guru, personil sekolah yang lainnya maupun masyarakat perlu terus berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan tuntutan zaman. Manajemen sarana dan prasarana dalam meningkatkan motivasi belajar siswa tidak mungkin berjalan maksimal tanpa adanya perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan secara baik. Paparan berikut merupakan diskusi hasil penelitian tentang manajemen sarana dan prasarana dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Negeri Pucanglaban dan MTs Negeri Bandung Tulungagung. A. Perencanaan Sarana dan Prasarana Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar 1. Program kerja sarana prasarana di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung Dalam memenuhi sarana prasarana MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung sudah sama sama memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Telah disebutkan sebelumnya bahwa program kerja sarana prasarana ada dua jenis, program kerja yang sifatnya periodik dan program kerja yang bukan periodik atau yang

sewaktu waktu perlu penanganan langsung. MTsN Pucanglaban dan MTsN Bandung Tulungagung selalu berupaya adanya penambahan sarana dan prasarana terutama bidang prasarana, seperti penambahan lokal karena semakin meningkatnya minat masyarakat akan lembaga pendidikan berbasis Islami. 2. Perencanaan pengadaan sarana prasarana di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung Dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana di MTsN Pucanglaban Tulungagung dan MTsN Bandung Tulungagung, melaksakannya sesuai aturan Karena apa-apa saja sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan oleh siswa dan guru untuk menunjang proses belajar mengajar telah direncanakan jauh-jauh hari dan telah disepakati secara bersama-sama oleh kepala sekolah, waka sarana prasarana, karyawan tata usaha yang mengatur mengenai sarana dan prasarana, guru-guru serta komite sekolah yang disampaikan dalam rapat bersama. Semua kebutuhan yang diperlukan dalam proses belajar mengajar dibicarakan secara bersama-sama oleh pihak sekolah. Sedangkan proses perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di Madrasah ada beberapa langkah mulai dari sekolah menganalisis kebutuhan sekolah untuk KBM maupun untuk fisik, selanjutnya diadakan pengaturan dan pencatatan barang-barang milik sekolah ke dalam daftar inventaris secara teratur, kemudian sekolah menyeleksi sarana dan prasarana yang telah direncanakan dengan melihat dana yang tersedia. Setelah melalui proses di atas sekolah menetapkan rencana pengadaan akhir sarana prasarana yang akan dilakukan oleh sekolah. 3. Pelaksanaan perencanaan sarana dan prasarana di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung Pelaksanaan Perencanaan sarana dan prasarana di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung selalu melihat kebutuhan yang ada, baik itu kebutuhan pembelajaran maupun kebutuhan kantor, selain itu juga melihat sarana dan prasarana yang sudah ada dengan cara melakukan pemeriksaan/pengecekan sisa barang atas pembelian atau pemakaian barang yang telah lalu, serta menambahnya sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan perencanaan sarana dan prasarana di dilakukan jika ada sarana dan prasarana yang rusak ataupun hilang sehingga perlu diganti, dan atau jika sekolah membutuhkan guna pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, kemudian jika ada guru atau pegawai yang mempengaruhi kebutuhan sarana dan prasarana. Selanjutnya dilakukan analisis kebutuhannya, kemudian diadakan

pengaturan dan pengurusan setelah itu diadakan seleksi. Sehingga bisa disimpulkan untuk mengetahui kapan perencanaan sarana dan prasarana dibutuhkan, sekolah harus mengidentifikasi dan menganalisis dahulu kebutuhan-kebutuhan sekolah yang di butuhkan, kemudian disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki dalam pelaksanaannya. Dalam merencanakan pengadaan sarana prasarana biasanya disusun pada tahun awal anggaran, dan bekerja sama dengan Waka sarana prasarana. Dalam perencanaan tersebut diidentifikasi terlebih dahulu beberapa hal yang menyangkut kebutuhan sarana prasarana baik, dalam arti gedung dan sarana lainnya. Dengan perincian untuk perencanaan dana anggaran tahun 2015 yang dari DIPA sudah keluar pada bulan Maret. Sedangkan perencanaan untuk sarana prasarana tahun 2016 yang dituangkan dalam RKKL keluar pada bulan Desember 2015. Untuk dana dari wali murid, setiap awal tahun mengumpulkan dana dari wali murid lewat jariyah guna sebagai tambahan sarana prasarana. B. Pengadaan Sarana Prasarana Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung 1. Pengadaan serta sumber dana sarana dan prasarana di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung Pengadaan sarana dan prasarana sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan dalam penyusunan program dan anggaran. Prosedur dalam pengadaan barang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Prosedur pengadaan sarana prasarana di Madrasah Tsanawiyah Negeri Pucanglaban dan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Bandung, disusun dulu kebutuhan yang menjadi prioritas kemudian mengajukan proposal kepada PPK dan BPK, menghitung menindak lanjuti dan mengajukan kebutuhan itu untuk diajukan pengadaannya ke KPPN. Sedangkan untuk dana pengadaan sarana prasarana ada dua yaitu dari DIPA APBN dan dari komite, yang berasal dari jariyah siswa. Sumber dana yang ditangani oleh komite biasanya digunakan untuk bantuan perawatan mesin mesin komputer, sedangkan sumber dana dari APBN dimanfaatkan untuk melengkapi sarana pembelajaran siswa, perawatan pemeliharaan gedung gedung dan bangunan, pemeliharaan bangku, sanitasi dan lain sebagainya. Adapun pengadaannya sarana prasarana di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung dilakukan yaitu dengan cara pembelian, pembuatan sendiri, penerimaan hibah atau bantuan, pinjaman, pendaur ulangan, penukaran, perbaikan atau rekondisi.

2. Standarisasi sarana prasarana di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung Untuk standarisasi sarana prasarana Madrasah Tsanawiyah Negeri Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung selalu berusaha untuk memenuhinya dengan kualitas yang terbaik, Dalam memenuhi standar sarana prasarana, Madrasah memiliki kebijakan dikembalikan kepada Permen Diknas tentang Standar Nasional sarana prasarana sebagai rujukannya. Lebih lanjut dijelaskan mengenai standarisasi sarana prasarana disesuaikan dengan spesifikasi masing masing, sebagai contoh bangku, standarisasinya adalah untuk sekolah tingkat menengah ukurannya harus lebih besar dari sekolah dasar, kemudian bangunan adalah harus sesuai dengan bestek, jadi standarisasi masing masing barang tidak sama. namun begitu tetap mengacu pada kemampuan,. C. Pelaksanaan Sarana Prasarana Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung 1. Pencatatan/penginventarisasian sarana prasarana di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung Semua sarana prasarana harus diinventarisasi secara periodik, artinya secara teratur dan tertib berdasarkan ketentuan atau pedoman yang berlaku. Melalui inventarisasi perlengkapan pendidikan diharapkan dapat tercipta administrasi barang, penghematan keuangan, dan mempermudah pemeliharaan dan pengawasan 1. Dalam hal pencatatan sarana prasarana di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung, setiap barang yang diperoleh secara otomatis langsung masuk data inventaris. Prosesnya pengadaan jasa barang dulu, setelah proses selesei barang sudah ada nilainya berapa dimasukkan ke kas sebagai barang inventaris madrasah melalui aplikasi SIMAK. Selanjutnya selama satu semester sekali dilaporkan ke Negara lewat KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang) di Malang. Untuk pelaporan setahun dua kali biasanya tiap bulan Juli awal dan bulan Januari. Pencatatan sarana ada prosedurnya, setelah dilakukan pengadaan barang dan disetujui oleh KPPN maka muncul uang untuk dibelanjakan kemudian setelah belanja dilaporkan kepada Tata Usaha BMN (Barang Milik Negara) kemudian dicatat atau di inventarisasi sesuai dengan klasifikasinya kemudian dibuatkan kodenya. Sebagaimana diketahui barang di sekolah lembaga milik pemerintah itu terbagi menjadi tiga barang milik sendiri, barang milik 1 Dedy H. Karwan, http://pjj-vedca.depdiknas.go.id pengawasan 8/materi/05 Administrasi (sarana dan prasarana) Pdf. 20 Juni 2015

fihak ketiga dan barang pinjaman, barang pinjaman ini bisa dikategorikan barang milik fihak ketiga. Sebagai perbedaan kalau di Madrasah Tsanawiyah Negeri Pucaanglaban ada tiga yakni barang inventaris/milik sendiri, barang wakaf dan barang milik pihak ketiga. Wakaf itu milik yayasan, sebenarnya milik yayasan ini juga bisa berarti milik ketiga juga adalah milik ketiga, sehingga bisa disimpulkan barang yang dimiliki madrasah ini adalah barang milik sendiri dan barang milik fihak ketiga. Mengenai status tanah, tanah yang digunakan Madrasah Tsanawiyah Negeri Pucanglaban adalah dari wakaf, karena wakaf maka adalah milik yayasan sehingga pencatatannya adalah dimiliki oleh fihak ketiga. berbeda dengan status tanah yang digunakan Madrasah Tsanawiyah Negeri Bandung adalah milik sendiri. 2. Bagaimana pemeliharaan sarana prasarana di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung Pemeliharaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus untuk menjaga agar barang milik sekolah selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan memiliki peranan yang sangat penting karena dengan adanya pemeliharaan yang baik maka penyelenggaraan pendidikan akan berjalan baik pula. Pemeliharaan sarana prasarana di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung dengan pendataan atau labelisasi untuk mengecek jumlahnya atau rusak tidaknya sehingga labelisasi ini bisa tercatat sarana tersebut yang baik, sedang atau yang rusak, kemudian disediakan ruangan ruangan yang sesuai kebutuhannya. Didalam pemeliharaan sarana prasarananya di MTsN Bandung ada yang bersifat rutin diprogramkan oleh pemerintah lewat dana DIPA 10 juta per tahun (pemeliharaan yang dilakukan secara berkala), dan program yang lain (sewaktu waktu). Apabila ada kerusakan membutuhkan penanganan maka menggunakan dana acindental (dana dari wali murid) melihat situasi dan kondisi fisik 3. Berapa kali dalam 1 tahun dilaksanakan stock opname fisik (melakukan pemeriksaan sisa barang atas pembelian atau pamakaian barang yang telah lalu) sarana prasarana di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung. Tulungagung Pelaksanaan Stock opname fisik di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung dilaksanakan per-semester sesuai dengan permintaan untuk pelaporan. Semester satu laporan dilaksanakan pada bulan Juli awal dan semester dua dan tahunan dilaksanakan pada bulan Januari tahun kedua. Untuk laporan internal (dalam lingkup sekolah) dilaksanakan perbulan, dari pengguna barang ke penanggung jawab dari SIMAK ke

SAKPA (sekarang SAIBA) untuk melaporkan asetnya perbulan dengan berita acara, sedangkan laporan ke Negara dilaksanakan per-semester. Jadi laporan semester satu dan semester dua dan tahunan menjadi satu.. 4. Pemanfaatan sarana prasarana di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung Proses belajar mengajar akan semakin efektif dan berkualitas bila ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan siswa dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Beberapa indikator pemanfaatan sarana prasarana di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung adalah saat pelaksanaan Ujian Nasional, anak anak MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung mampu melaksanakan Ujian dengan jujur, mandiri tidak ada kepenatan dan kepanikan, artinya sarana prasarana sudah digunakan secara maksimal. Kemudian pemanfaatan sarana yang untuk pembelajaran di kedua lembaga pendidikan itu juga sudah semaksimal mungkin digunakan Keberadaan sarana dan prasarana sangat penting bagi kelancaran proses belajar mengajar dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap maka kebutuhan akan media dan alat pembelajaran akan terpenuhi proses belajar mengajar menjadi bagus dan menarik, guru lebih mudah dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, murid lebih mudah dalam memahami apa yang mereka pelajari, kenyamanan ruang kelas dapat membuat siswa betah dan tidak bosan melaksanakan aktivitasnya di sekolah. Ada satu hal yang menarik disini seperti yang dilakukan oleh MTsN Pucanglaban, ketika Madrasah belum mampu menyediakan sarananya tetapi Madrasah bisa merasakan ada potensi pada anak anak didiknya sudah yaitu kesenian karawitan, disini Madrasah bekerjasama dengan masyarakat, anak anak dikirim berlatih di salah satu rumah warga yang memiliki peralatan gamelan. Karena menurut Kepala Madrasah kalaupun ada potensi anak yang bagus pada bidang yang Madrasah belum mampu memenuhi sarananya, anak yang memiliki potensi/bakat tersebut dikirim ditempat latihan yang menyediaakan sarana demi tumbuh kembang bakat anak tersebut, sebagai suatu langkah yang harus ditempuh Madrasah, sebagai upaya untuk mengembangkan potensi siswanya. Dengan demikian tanpa adanya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dapat dikatakan proses pendidikan kurang berarti. Dalam hal pemanfaatan sarana prasarana sudah digunakan sesuai fungsi nya masing masing. Alokasi terbesar pemanfaatan sarana prasarana terutama untuk kebutuhan KBM dan penunjangnya dalam arti

pengadministrasian dan lain sebagainya., demi suksesnya KBM di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung 5. Sarana dan prasarana dan motivasi belajar siswa di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Dalam kegiatan belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha bagi para siswa. Berdasarkan wawancara serta pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ditambah melihat adanya bukti yang ada, seperti anak yang punya bakat dalam bidang apapun bisa tampil dengan maksimal dan mendapatkan prestasi yang luar biasa dan dinyatakan dalam bentuk banyaknya macam penghargaan seperti piala maupun penghargaan yang diterima oleh Madrasah, ini bisa dijadikan bukti ternyata sarana dan prasarana dapat memotivasi belajar siswa di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung. Kemudian dalam pelaksaan ujian bisa melaksanankan dengan mandiri jujur tanpa ada keluhan, juga bisa dijadikan bukti bahwa mereka sanggup dan merasakan adanya motivasi belajar siswa. D. Pengawasan Sarana Prasarana Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung 1. Penanggung jawab sarana prasarana di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung Pengawasan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pengamatan, pemeriksaan, dan penilai terhadap pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Hal ini untuk menghindari penyimpangan, penggelapan, penyalahgunaan. Pengawasan dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan itu. Pengawasan harus dilakukan secara objektif artinya pengawasan itu harus didasarkan pada bukti-bukti yang ada. Apabila dari hasil pengawasan atau pemeriksaan ternyata terdapat kekurangan-kekurangan, maka kepala sekolah wajib melakukan tindakan-tindakan perbaikan dan penyelesaian. 2 Fungsi kegiatan pengawasan adalah menentukan data-data yang terjadi penyebab adanya penyimpangan dalam organisasi, data untuk meningkatkan pengembangan organisasi, dan data mengenai hambatan yang ditemui oleh seluruh anggota organisasi. 2 Soetjipto, Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta Rineke Cipta,2009)Cet.4, 173.

Pengawasan sarana dan prasarana di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung dilimpahkan kepada Kepala Tata Usaha karena Kepala Tata Usaha sebagai kepala kerumah tanggaan dibantu oleh Waka sarana prasarana juga dibantu oleh operator operator BMN (Barang Milik Negara) juga operator yang menjalankan data aplikasi operator BMN yang menangani barang milik negara. 2. Bagaimana perlakuan terhadap sarana yang tidak terpakai di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung Mengenai perlakuan barang-barang yang sudah sudah rusak atau tidak layak pakai dan tidak dapat di perbaiki lagi di MTsN Pucanglaban dan di MTsN Bandung Tulungagung, apabila sarana prasarana yang tidak terpakai dan tidak layak dipakai tersebut masuk dalam barang inventaris dan belum dihapuskan, maka barang tersebut disimpan di gudang yang menyimpan barang barang milik negara, nanti bisa dihapuskan pada waktunya, akan tetapi jika barang tersebut masih bisa dimanfaatkan, sebisa mungkin diperbaiki, kemudian dimanfaatkan lagi kecuali barang barang yang sudah tidak bisa digunakan sama sekali, baru masuk gudang.