ANALISIS PEMASARAN BENGKUANG (Pachyrryzus erosus) DI DESA BUKIT PAYUNG KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS USAHATANI BENGKUANG (Pachyrizisus erosus) DI DESA BUKIT PAYUNG KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum) DI DESA SUNGAI GERINGGING KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

ANALISIS PEMASARAN PADI DI DESA RAJA BEJAMU KECAMATAN SINABOI KABUPATEN ROKAN HILIR

FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN JAGUNG MANIS DI DESA RIDAN PERMAI KECAMATAN BANGKINANG KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS PEMASARAN JERUK SIAM DI DESA LIMAU MANIS KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

ANALISIS PEMASARAN TEMPE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MULTI BAROKAH DI KOTA PALU

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

Analisis Pemasaran Gabah di Kecamatan Kubu Kabupaten Rokan Hilir. Analize Of Rice Marketing At Sub - District Of Kubu District Of Rokan Hilir

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

METODOLOGI PENELITIAN

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI PEPAYA MINI (Carica papaya L.) DI KELURAHAN TERITIP KECAMATAN BALIKPAPAN TIMUR KOTA BALIKPAPAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PEMASARAN BIJI KAKAO DI KECAMATAN PAYAKUMBUH SELATAN KOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS PEMASARAN KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN

ANALISIS PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI BAHAN OLAHAN KARET (BOKAR) DI DESA SEI TONANG KECAMATAN KAMPAR UTARA KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BINA BARU KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PISANG KEPOK DI KABUPATEN SERUYAN ABSTRACT

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BALAM MERAH KECAMATAN BUNUT KABUPATEN PELALAWAN

Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran

28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

ROOSJE KAPARANG

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Nida Nuraeni (1) Rina Nuryati (2) D. Yadi Heryadi (3)


Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP

Maqfirah Van Tawarniate 1, Elly susanti 1, Sofyan 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

ANALISIS MARJIN PEMASARAN AGROINDUSTRI BERAS DI KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

SISTEM PEMASARAN KARET DI DESA UJUNG BATU TIMUR KABUPATEN ROKAN HULU. Kata Kunci : Pemasaran, karet, efisiensi pemasaran, patron client

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Sebuah Kasus di Industri Rumah Tangga di Desa Cigemblong Kecamatan Cigemblong Kabupaten Lebak)

ANALISIS PEMASARAN JAGUNG PULUT (WAXY CORN) DI DESA PAKATTO KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS SALURAN PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA KARET (Havea brasiliensis) PADA PETANI SWADAYA DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

dwijenagro Vol. 5 No. 1 ISSN :

ANALISIS SISTEM PEMASARAN IKAN PATIN SEGAR DESA KOTO MESJID KE DAERAH TUJUAN PEMASARAN

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

Magrobis Journal 24 DAMPAK PASAR MALAM TERHADAP TATANIAGA HASIL PERTANIAN DI KECAMATAN TENGGARONG ABSTRACK

DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAMBU AIR DI DESA MRANAK KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

ANALISIS MARGIN PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO (Study kasus di Pasar Bersehati Calaca dan Pinasungkulan Karombasan)

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOMODITAS PANDANWANGI DI DESA BUNIKASIH KECAMATAN WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1, Letak dan Keadaan Geogrqfls Desa Pantai Raja terletak di kecamatan Perhentian

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi

MARGIN PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA PANGIAN KECAMATAN PASSI TIMUR MARKETING MARGINS SHALLOTS IN THE VILLAGE PANGIAN DISTRICT OF EAST PASSI

ANALISIS SALURAN TATANIAGA SAWI DI KELURAHAN TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN

Marketing Efficiency carp seed (Cyprinus carpio) in Kenagarian Lansek Kadok South Rao Pasaman District of West Sumatra Province ABSTRACT

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

ANALISIS PEMASARAN STROBERI DI KABUPATEN KARANGANYAR (STUDI KASUS DI KECAMATAN TAWANGMANGU) SKRIPSI

ANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis) PETANI DI DESA MUARA RENGAS KECAMATAN MUARA LAKITAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

MARKETING ANALYSIS OF RUBBER IN THE VILLAGE OF KOPAH SUB DISTRICT OF KUANTAN TENGAH DISTRICT KUANTAN SINGINGI. Sapri, Eri Sayamar dan Kausar

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

ANALISIS TATANIAGA AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

ANALISIS SALURAN, MARGIN, DAN EFISIENSI PEMASARAN ITIK LOKAL PEDAGING MARKETING CHANNEL, MARGIN, AND EFFICIENCY ANALYSIS OF LOCAL BROILER DUCK

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014

Delianne Savitri 1), Rahmantha Ginting 2) dan Salmiah 3) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis, 2) dan 3) Dosen Program Studi Agribisnis

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Natar terdiri dari 24 desa yaitu Desa Banda Rejo, Suka Bandung,

PEMASARAN MINYAK KELAPA DI KABUPATEN PURWOREJO ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JERUK SIAM DI KECAMATAN TEBAS KABUPATEN SAMBAS

EFFICIENCY MARKETING ANALYSIS OF HONEY BEE IN PASURUAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. ditanam di lahan kering daerah pengunungan. Umur tanaman melinjo di desa ini

ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN

ANALISIS JALUR DISTRIBUSI SAYURAN BUNGA KOL (Brassica oleraceae) DARI PETANI DI KECAMATAN BATURITI HINGGA KONSUMEN DI KOTA DENPASAR SKRIPSI

ANALISIS PEMASARAN KOPRADI DESA TAMBU KECAMATAN BALAESANG KABUPATEN DONGGALA

EFISIENSI PEMASARAN SUSU PASTEURISASI DI CV. CITA NASIONAL KABUPATEN SEMARANG. P. S.A. Sihombing, T. Ekowati, W. Sumekar

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat

IV. METODE PENELITIAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

1 ANALISIS PEMASARAN BENGKUANG (Pachyrryzus erosus) DI DESA BUKIT PAYUNG KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR Oleh: Dedy Harianto, Susy Edwina, Cepriadi Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau Abstrack This study was conducted in the village of Bukit Payung Sub of Bangkinang Seberang Regency of Kampar for 3 months. The purpose of this study was to determine the marketing functions performed by of marketing agencies, marketing channels, marketing margins, marketing costs, profit of marketing, and the efficiency marketing of yam in the Village of Bukit Payung Sub of Bangkinang Seberang Regency of Kampar. The research method used is a survey method with a total sample of 20 people yam farmers, as many as 3 people of middlemen and 10 people of retailers. The results showed that marketing functions are performed by the institutions involved in the marketing of yam farmers, middlemen, and retailers include exchange function, physical functions, and function facilities. Yam marketing channels in the village of Bukit Payung consists of 3 channels where total costs, margins and profits are greatest in marketing yam on the third line while the value of marketing efficiency can be concluded that the first marketing channels more efficiently than marketing channels II and III. Keywords: Marketing Functions, Channel of Marketing, Marketing Margins, Efficiency Of Marketing I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tanaman bengkuang banyak dihasilkan di Desa Bukit Payung Kecamatan Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar. Produksi dari daerah ini banyak dipasarkan ke pasar-pasar tradisional di daerah Bangkinang dan Pekanbaru melalui pedagang pengumpul. Selain itu, para petani juga ada yang menjual produksinya disepanjang jalan lintas petapahan dan bangkinang. Pemasaran merupakan bagian terpenting dalam usahatani bengkuang. Dalam usaha memasarkan hasil produksi bengkuang di Desa Bukit Payung pada umumnya petani menjual hasil panennya melalui pedagang pengumpul. Secara teoritis semakin panjang saluran pemasaran cenderung akan menyebabkan sistem pemasaran yang terbentuk menjadi tidak efisien. Tujuan dari penilitian yaitu untuk mengetahui fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran bengkuang, saluran pemasaran bengkuang, margin pemasaran, biaya pemasaran, keuntungan pemasaran, dan efisiensi pemasaran bengkuang di Desa Bukit Payung Kecamatan Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar.

2 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bukit Payung Kecamatan Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar selama 3 bulan yaitu mulai bulan Oktober 2012 hingga Desember 2012. Metode Pengambilan Sampel dan Data Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei yang dilakukan terhadap petani yang melakukan usahatani bengkuang di Desa Bukit Payung Kecamatan Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar. populasi petani bengkuang sebanyak 20 orang petani. Penentuan pedagang pengumpul dan pedagang pengecer dilakukan dengan mengikuti saluran pemasaran bengkuang. pedagang pengumpul yang dijadikan responden sebanyak 3 orang dan jumlah pedagang pengecer sebanyak 10 orang, selanjutnya dilakukan wawancara yang berpedoman pada daftar kuisioner yang telah disiapkan sebagai panduan dalam pengambilan data dilapangan untuk menjawab semua tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Analisis Data Data yang telah dikumpulkan dilanjutkan dengan pentabulasian yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Setelah data disajikan dalam tabel, dilanjutkan dengan penganalisaan. Margin Pemasaran Margin pemasaran adalah selisih harga yang dibayar konsumen akhir dengan harga yang diterima petani (Sudiyono, 2001). MP = Hk Hp Keterangan: Mp : Margin Pemasaran (Rp / kg) Hk : Harga yang dibayar konsumen akhir(rp / kg) Hp : Harga yang diterima produsen (Rp / kg) Keuntungan Pemasaran Keuntungan pemasaran menurut Soekartawi (2002), merupakan selisih antara margin pemasaran dengan biaya pemasaran atau dirumuskan : Π = Hj (Hb+ Cost) Keterangan: Π = Keuntungan Pemasaran (Rp/kg) Hj = Harga Jual (Rp/kg) Hb = Harga Beli (Rp/ kg) Cost = Biaya Pengeluaran Efisiensi Pemasaran Efisiensi pemasaran adalah perbandingan antara sumberdaya yang digunakan terhadap keluaran yang dihasilkan selama berlangsungnya proses pemasaran. Untuk menghitung efisiensi pemasaran (Soekartawi, 2002). Ep = Keterangan: Lp = Efisiensi pemasaran (%) TBP = Total biaya pemasaran (Rp/kg) TNP = Total nilai produk yaitu harga beli pada konsumen (Rp/kg)

3 Bagian yang Diterima Petani Bahagian yang diterima petani, menurut Azzaino (1981) dalam Dede (2009) untuk menghitung bahagian yang diterima petani adalah sebagai berikut: Lp = x 100% Keterangan : Lp = Bahagian atau presentase yang diterima petani (%) Hk = harga Konsumen (Rp/kg) Hp = Harga Produsen (Rp/kg) HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Daerah Penelitian Desa Bukit Payung memiliki luas 1.640 Ha yang terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun Ringin Sari, Dusun Bangun Sari, dan Dusun Mekar Sari serta terdiri dari 6 RW dan 24 RT. Adapun batas-batas wilayah Desa Bukit Payung adalah: Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kenantan Muara Mahat Baru Sebelah timur berbatasan dengan Desa Sei Lambu Makmur Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bukit Sembilan dan Laboi Jaya Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sukamulya. Topografi Desa Bukit Payung cenderung datar (0 0-3 0 atau 0-5%), dengan jenis tanah podsolik merah kuning (PMK), terletak pada ketinggian 55 meter DPl, memiliki struktur tanah berpasir dengan tekstur tanah yang remah, memiliki ph tanah dan ph air berkisar 4,7 sampai 7, suhu udara berkisar antara 24 0-34 0 C, kelembaban udara yaitu 65%-90%, memiliki rata-rata hari hujan 165 hari hujan pertahun dan rata-rata curah hujan 3.264 mm pertahun (Monografi, 2011). Profil Petani Karakteristik petani bengkuang di Desa Bukit Payung berdasarkan tingkat umur menunjukkan bahwa sebagian besar (95%) petani bengkuang di Desa Bukit Payung berada pada usia yang produktif sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan sebanyak 40 % petani hanya tamatan SD, 30% petani tamatan SMA/SLTA, 20% tamatan SMP/SLTP dan 10 % petani Tidak Tamat SD sehingga dapat disimpulkan tingkat pendidikan petani relatif rendah. Rata-rata jumlah tanggungan keluarga petani bengkuang sebanyak 4 orang dan sebagian besar (70%) petani punya tanggungan keluarga 3-4 orang. Petani bengkuang di Desa Bukit Payung adalah petani transmigrasi asal Prembun dan Kebumen, Jawa Tengah yang merupakan sentra produksi bengkuang. Pengalaman petani dalam budidaya bengkuang sudah mereka dapatkan dari daerah asalnya sehingga pengalaman petani sudah relatif lama dimana rata-rata pengalaman responden selama 14 tahun. Luas lahan rata-rata petani bengkuang yaitu 0,3 ha dimana 60% petani mempunyai luas garapan antara 0,01-0,20 ha. Profil petani bengkuang di Desa Bukit Payung secara rinci di tampilkan pada Tabel 1.

4 Tabel 1. Profil Petani Bengkuang Di Desa Bukit Payung Keterangan (jiwa) (%) Tingkat Umur 26-35 7 35 36-45 4 20 46-55 8 40 >56 1 5 20 100 Tingkat Pendidikan Tidak Tamat SD 2 10 SD 8 40 SMP/SLTP 4 20 SMA/SLTA 6 30 20 100 Tanggungan 1 2 2 10 3 4 14 70 5 6 4 20 20 100 Pengalaman Berusahatani 0 5 3 15 06 10 6 30 11 15 1 5 16 20 3 15 21-25 7 35 20 100 Luas Lahan Garapan 0,01-0,20 12 60 0,21-0,40 3 15 0,41-0,60 3 15 0,61-0,80 2 10 20 100 Sumber: Data Olahan 2012 Profil Responden Tingkat Umur Tingkat umur pedagang pengumpul dan pedagang pengecer pada proses pemasaran bengkuang disajikan pada Tabel 2. Tabel.2. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur No Tingkat Umur (tahun) Pengumpul (%) 1 21-30 0 0 2 20,00 2 31-40 1 33,33 6 60,00 3 41-50 2 66,67 2 20,00 3 100,00 10 100,00 Dari Tabel 2. dapat disimpulkan bahwa tingkat umur pedagang pengumpul dan pedagang pengecer berada pada usia yang produktif. Tingkat umur pedagang pengumpul berada pada kisaran 31 50 tahun dimana sebanyak 2 orang (66,67 %) berada pada tingkatan usia 41-50 tahun dan 1 orang (33,33%) berada pada tingkatan umur 31-40 tahun, sedangkan tingkat umur pedagang pengecer berada

5 pada kisaran 21 50 tahun. pedagang pengecer terbanyak berada pada tingkatan usia 31 40 tahun sebanyak 6 orang (60%), 2 orang (20%) berada pada tingkatan usia 41-50 dan 2 orang (20%) berada pada tingkatan umur 21-30 tahun. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan yang dimiliki pedagang sangat berpengaruh terhadap daya nalar dan pola pikir serta sikap dan perilaku pedagang. Tingkat pendidikan pedagang pengumpul dan pedagang pengecer berada pada tingkat pendidikan formal yang berada pada tingkat pendidikan sekolah dasar, menengah pertama dan menengah atas. Tingkat pendidikan pedagang ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan NO Tingkat pendidikan Pengumpul (%) (%) 1 SD 0 0 5 50,00 2 SMP 2 66,67 2 20,00 3 SMA 1 33,33 3 30,00 3 100,00 10 100,00 Tanggungan Keluarga Tanggungan keluarga pedagang secara rinci di tampilkan pada Tabel 4. Tabel 4. Distribusi Tanggungan Keluarga No Tanggungan (Jiwa) (%) (%) 1 1-2 0 0 4 40,00 2 3-4 2 66,67 5 50,00 3 5-6 1 33,33 1 10,00 3 100,00 10 100,00 Dari Tabel diatas terlihat bahwa jumlah tanggungan keluarga pedagang pengumpul berada pada tingkat sedang dengan jumlah tanggungan yaitu 3-4 orang sebanyak 2 orang (66,67%) dan 1 orang mempunyai jumlah tanggungan 5-6 orang. tanggungan keluarga pedagang pengecer juga berada pada tingkat sedang dimana sebanyak 5 orang (50%) mempunyai jumlah tanggungan 3-4 orang, 4 orang mempunyai jumlah tanggungan 1-2 orang dan 1 orang mempunyai tanggungan 5-6 orang. Pengalaman Berdagang Pengalaman merupakan salah satu syarat bagi keberhasilan bagi suatu usaha. Rata-rata pedagang pengumpul sudah mempunyai pengalaman berdagang yang sudah lama dimana sebanyak (66,67%) mempunyai pengalaman berdagang dalam rentang 11 15 tahun. pengecer juga mempunyai pengalaman berdagang yang cukup lama berkisar antara 1-15 tahun dimana (40%) mempunyai pengalaman berdagang selama 6 10 tahun, sebanyak 3 orang (30%) mempunyai pangalaman selama 11 15. Pengalaman berdagang pada pedagang bengkuang ditampilkan pada Tabel 5.

6 Tabel 5. Distribusi Pengalaman Berdagang Pengalaman No Berdagang Pengumpul (%) (tahun) (Jiwa) (Jiwa) (%) 1 01-05 0 0 3 30,00 2 06-10 1 33,33 4 40,00 3 11-15 2 66,67 3 30,00 3 100,00 10 100,00 Analisis Fungsi-Fungsi Pemasaran -fungsi pemasaran pertanian dilakukan oleh lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran bengkuang yaitu petani, pedagang pengumpul, dan pedagang pengecer. Adapun fungsi-fungsi pemasaran tersebut meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. 1. Fungsi Pertukaran Fungsi pertukaran adalah kegiatan-kegiatan yang terlibat dalam pemindahan hak kepemilikan barang yang meliputi pembelian dan penjualan. Fungsi Pembelian Kegiatan transaksi jual beli pada umumnya terjadi di rumah petani setelah pedagang pengumpul dan pedagang pengecer di petapahan melakukan pemesanan sedangkan pada pedagang pengecer Bangkinang dan Pekanbaru transaksi penjualan dilakukan langsung di pasar. Sistem pembayaran yang dilakukan oleh pedagang yaitu dengan sistem pembayaran langsung tunai (cash). Fungsi Penjualan Petani bengkuang tidak melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen tetapi melalui pedagang perantara yaitu pedagang pengumpul dan pedagang pengecer lokal. Pada umumnya pedagang pengecer lokal menjual bengkuang ke desa-desa tetangga seperti Petapahan, Flamboyan dan Suram sedangkan pedagang pengumpul menjual bengkuang ke pedagang pengecer yang ada dipasar seperti pasar Bangkinang dan beberapa pasar di kota Pekanbaru. 2. Fungsi Fisik Fungsi fisik berhubungan dengan perlakuan terhadap bengkuang yang akan dipasarkan. Fungsi fisik yang dilakukan oleh petani sebelum melakukan pemasaran yaitu: Pencucian Bengkuang yang telah dipanen dilakukan perlakuan yaitu dengan melakukan pencucian agar buah bengkuang bersih, nampak baik, sehat, mulus dan menarik. Setelah dibersihkan dilakukan pengeringan dengan cara dihamparkan pada ruangan terbuka yang telah diberikan alas/tikar dan selanjutnya dibersihkan dari akar dan batang yang masih ikut terbawa dengan menggunakan pisau. Pengikatan Pengelompokkan buah bengkuang atas dasar buah yang besar, sedang dan kecil harus dilakukan untuk memudahkan dan mempercepat waktu pengikatan buah. Buah bengkuang dipasarkan dalam satuan ikat dengan berat ± 1 kg. Seikat

bengkuang terdiri 2 8 buah bengkuang, tergantung besar kecilnya buah bengkuang. Kalau buah bengkuang yang sedang 3 5 buah/ikat. Pengangkutan Ditingkat pedagang pengecer lokal, pengangkutan bengkuang menggunakan sepeda motor. Pada umumnya pedagang pengecer lokal menggunakan sepeda motor pribadi dengan menggunakan keranjang rotan sebagai alat bantu. Pemasaran bengkuang yang dilakukan oleh pedagang pengumpul ke pasar Bangkinang dan Pekanbaru adalah dengan menggunakan mobil pick up. Fungsi pengangkutan juga dilakukan oleh pedagang pengecer karena pada umumnya para pedagang pengecer menggunakan sepeda motor ataupun becak untuk mengangkut bengkuang pada saat pembelian pada petani dan pedagang pengumpul. Fungsi Penyimpanan Fungsi penyimpanan dilakukan oleh pedagang pengecer karena biasanya bengkuang yang mereka pasarkan tidak habis dalam satu hari dan bengkuang juga hanya bisa bertahan selama 1 minggu sehingga diperlukan fungsi penyimpanan agar buah bengkuang yang dipasarkan tidak kena hujan dan cepat busuk sehingga resiko kerugian dapat diperkecil. 3. Fungsi Fasilitas Fungsi fasilitas adalah fungsi yang bertujuan untuk memperlancar fungsi pertukaran dan fungsi fisik. Fungsi Pembiayaan Pemasaran bengkuang di Desa Bukit Payung untuk pembiayaan ditanggung oleh masing-masing lembaga pemasaran dimana sumber modal berasal dari modal pribadi. Pada petani mengeluarkan biaya karet dantenaga kerja untuk kegiatan pengikatan, pedagang pengumpul mengeluarkan biaya transportasi, biaya komunikasi, biaya penyusutan karung dan retribusi sedangkan pedagang pengecer mengeluarkan biaya sewa lapak, biaya angkut, biaya plastik dan biaya retribusi. Fungsi Penanggulangan Resiko Fungsi penanggulangan resiko sangat penting untuk memperkecil resiko yang terjadi, baik tingkat petani, pedagang pengumpul maupun pedagang pengecer. Resiko yang dihadapi petani bengkuang dan pedagang pengumpul adalah harga. Harga bengkuang akan turun jika terjadi persaingan dengan harga buah musiman seperti ketika pada saat musim mangga dan duku sedangkan resiko yang dihadapi pedagang pengecer yaitu apabila bengkuang yang mereka beli tidak habis terjual dalam 1 hari maka para pedagang harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menitipkan dagangannya kepada pedagang lain yang tinggal di pasar atau kepada pengelola pasar. Fungsi Informasi Pasar Fungsi informasi pasar sangat penting untuk memperlancar proses pemasaran bengkuang. Dengan adanya sistem informasi pasar, dapat diketahui mengenai target pasar yang ingin dicapai dan perubahan harga yang terjadi di pasaran. Informasi tentang harga bengkuang biasanya didapat petani langsung dari pedagang pengumpul. 7

8 Saluran Pemasaran Bengkuang Saluran pemasaran bengkuang di Desa Bukit Payung secara rinci ditampilkan pada gambar dibawah ini. RRp. 2.500 Rp. 3.500 (28%) Lokal Rp.4.000 (32%) Petani Rp.2.500 Rp. 3.000 Bangkinang Pengumpul Rp. 3.300 Rp. 5.000 (40%) Pekanbaru Konsumen Gambar 1. Bagan Saluran Pemasaran Bengkuang Di Desa Bukit Payung Kecamatan Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar. Keterangan: : Saluran Pemasaran I : Saluran Pemasaran II : Saluran Pemasaran II Analisis Saluran Pemasaran I Margin Pemasaran Pada saluran pemasaran I, petani sebagai produsen yang menjual bengkuang ke pedagang pengecer mengeluarkan biaya pemasaran berupa biaya karet sebesar Rp. 35,60/kg dan biaya tenaga kerja pada kegiatan pengikatan begkuang sebesar Rp.193,48/kg sehingga penerimaan yang diterima petani yaitu Rp. 2.270,92 /kg dengan harga jual ke pedagang pengecer yaitu Rp. 2.500/kg. rata-rata biaya transportasi pedagang pengecer yang digunakan untuk mengangkut bengkuang dari Desa Bukit Payung ke pasar dalam satu kali proses pemasaran yaitu sebesar Rp. 6.000 atau Rp. 49,79/kg. Rata-rata biaya komunikasi pedagang pengecer yaitu Rp. 1.500 atau Rp. 12,45/kg, biaya plastik8 sebesar Rp. 4.800 atau Rp. 39,83/kg, retribusi sebesar Rp. 2.250 atau Rp. 18,67/kg dan penyusutan sebesar 1% yaitu Rp. 3.012,50 atau Rp. 25/kg. Total biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer yaitu Rp. 145,75/kg dan harga penjualan pedagang pengecer ke konsumen adalah sebesar Rp. 3.500/kg. Margin pemasaran pada saluran pemasaran ini adalah Rp. 1.000/kg yang didapat dari selisih harga yang diterima petani dengan harga yang dibayar pihak konsumen. Efisiensi Pemasaran Efisiensi pemasaran bengkuang pada saluran I yaitu 10,71 % artinya persentase perbedaan biaya pemasaran bengkuang dengan total nilai produk adalah sebesar 10,71%. Keuntungan Pemasaran Keuntungan pemasaran bengkuang yang dilakukan petani pada saluran I adalah sebesar Rp. 625,17/kg.

9 Bagian Yang Diterima Petani Bagian yang diterima petani yaitu sebesar 71,43% dengan penerimaan sebesar Rp. 2.500/kg. Analisis saluran pemasaran I di Desa Bukit Payung secara rinci ditampilkan pada Tabel 6. di bawah ini. Tabel 15. Analisis Saluran I Pemasaran Bengkuang Di Desa Bukit Payung Per 1 kg Dalam 1 Bulan No KETERANGAN (Rp/Kg) (%) Petani Harga Jual 2.500,00 A. Biaya Karet* 35,60 Biaya Tenaga Kerja* 193,48 Total biaya Usahatani 229,08 Penerimaan 2.270,92 Harga Beli 2.500,00 Harga Jual 3.500,00 Biaya Transportasi 49,79 34,16 B. Biaya Komunikasi 12,45 8,54 Plastik 39,83 27,33 Retribusi 18,67 12,81 Penyusutan 25,00 17,15 Total Biaya 145,75 100,00 Keuntungan 854,25 C. Konsumen Harga Beli 3.500,00 D. Total Biaya Pemasaran 374,83 100,00 E. Margin Pemasaran 1.000,00 F. Efisiensi Pemasaran 10,71 G. Keuntungan Pemasaran 625,17 H Bagian yang di terima Petani 71,43 Ket *: Sumber Yuli Puji Rahayu (2013)

10 Analisis Saluran Pemasaran II Analisis saluran pemasaran II secara rinci ditampilkan pada Tabel 7 dibawah ini. Tabel 7. Analisis Saluran II Pemasaran Bengkuang Di Desa Bukit Payung Per 1 Kg Dalam 1 Bulan No KETERANGAN Rp/Kg (%) Petani Harga Jual 2500 A. Biaya Karet* 35,60 Biaya Tenaga Kerja* 193,48 Total biaya Usahatani 229,08 Penerimaan 2270,92 Pengumpul Harga Beli 2500 Harga Jual 3000 BiayaTransportasi 50,96 61,11 B. Biaya Komunikasi 1,91 2,29 Karung 1,70 2,04 Retribusi 3,82 4,58 Penyusutan 25,00 29,98 Total Biaya 83,39 100,00 Keuntungan 416,61 Harga Beli 3000 Harga Jual 4000 Sewa Lapak 33,91 18,22 Biaya Angkut 27,12 14,57 C. Retribusi 27,12 14,57 Plastik 40,84 21,94 Biaya Penyimpanan 27,12 14,57 Penyusutan 30,00 16,12 Total Biaya 186,12 100 D. Keuntungan 813,88 81,27 Konsumen Harga Beli 4000 E. Total Biaya Pemasaran 498,58 100,00 F. Margin Pemasaran 1500 G. Efisiensi Pemasaran 12,46 H. Keuntungan Pemasaran 1001,42 81,27 I. Bagian yang di terima Petani 62,50 Ket *: Sumber Yuli Puji Rahayu (2013) Margin Pemasaran Pada saluran pemasaran II, petani sebagai produsen yang menjual bengkuang ke pedagang pengumpul juga mengeluarkan biaya pemasaran seperti pada saluran I. Pada saluran pemasaran II terdapat 2 pedagang perantara yang bertindak sebagai pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Rata-rata total

11 biaya pemasaran pada saluran ini dalam satu kali proses pemasaran yaitu Rp. 498,58/kg. Total biaya pemasaran pedagang pengumpul pada saluran ini yaitu Rp. 65.458,33 atau Rp. 83,39/kg dan total biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer yaitu Rp. 13.723,11 atau Rp. 186,12/kg. Harga yang ditetapkan pedagang pengumpul ke pedagang pengecer yaitu Rp. 3.000/kg, selanjutnya pedagang pengecer menjual ke konsumen dengan harga rata-rata Rp. 4.000/kg. Hasil penelitian menunjukkan margin pemasaran pada saluran II di Desa Bukit Payung yaitu Rp. 1.500/kg. Efisiensi Pemasaran Nilai efisiensi pemasaran pada saluran II di Desa Bukit Payung yaitu 12,46 % artinya persentase perbedaan biaya pemasaran bengkuang dengan total nilai produk adalah sebesar 12,46 %. Keuntungan Pemasaran Keuntungan pemasaran pada saluran II adalah Rp. 1001,42/kg, jumlah ini cukup besar jika dibandingkan dengan saluran pemasaran I disebabkan karena harga jual pada konsumen akhir saluran II lebih tinggi dari pada saluran pemasaran I. Bagian Yang Diterima Petani Besarnya jumlah bagian yang diterima petani adalah 62,50% dari harga yang diterima petani dengan harga yang di bayarkan konsumen. Saluran Pemasaran III Margin Pemasaran Pada saluran pemasaran III, petani sebagai produsen yang menjual bengkuang ke pedagang pengumpul juga mengeluarkan biaya pemasaran seperti pada saluran I dan II. Total biaya pemasaran pada saluran ini adalah Rp.124.161,8 atau Rp.559,75/kg. Harga yang ditetapkan pedagang pengumpul kepedagang pengecer adalah sebesar Rp. 3.300/kg selanjutnya pedagang pengecer menjual ke konsumen dengan harga rata-rata Rp. 5.000/kg. Berdasarkan Tabel 17 diketahui bahwa margin pemasaran pada saluran III di Desa Bukit Payung yaitu Rp. 2.500/kg yang didapat dari selisih harga yang diterima petani dengan harga yang diterima oleh pihak konsumen. Efisiensi Pemasaran Nilai efisiensi pemasaran pada saluran III lebih kecil dari pada saluran pemasaran II. Nilai efisiensi pemasaran pada saluran III di Desa Bukit Payung yaitu sebesar 11,19% hal ini menunjukan bahwa saluran pemasaran III lebih efisien jika dibandingkan dengan saluran pemasaran II. Keuntungan Pemasaran Keuntungan total pemasaran pada saluran III di Desa Bukit Payung yaitu sebesar Rp. 2.169,33 dimana jumlah keuntungan pedagang pengumpul yaitu Rp. 696,82 dan keuntungan pedagang pengecer yaitu Rp. 1.472,52. Bagian Yang Diterima Petani bagian yang diterima petani bengkuang pada saluran III ini semakin kecil karena terdapat 2 lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran bengkuang sehingga harga menjadi lebih mahal sampai ke konsumen. Besarnya jumlah bagian yang diterima petani adalah 50% dari harga yang di bayarkan konsumen.

12 Analisis pemasaran bengkuang di Desa Bukit Payung pada saluran III secara rinci ditampilkan pada Tabel 8. Tabel 8. Analisis Saluran Pemasaran III Bengkuang Di Desa Bukit Payung Per 1 Kg Dalam 1 Bulan No KETERANGAN Rp/Kg (%) Petani Harga Jual 2.500,00 A. Biaya Karet* 35,60 Biaya Tenaga Kerja* 193,48 Total biaya Usahatani 229,08 Penerimaan 2.270,92 Pengumpul Harga Beli 2.500,00 Harga Jual 3.300,00 Biaya Transportasi 69,20 67,07 B. Biaya Komunikasi 2,72 2,63 Karung 1,32 1,28 Retribusi 4,94 4,79 Penyusutan 25,00 24,23 Total Biaya 103,18 100,00 Keuntungan 696,82 32,12 Harga Beli 3.300,00 Harga Jual 5.000,00 Sewa Lapak 34,48 15,16 Biaya Angkut 50,57 22,23 C. Retribusi 27,59 12,13 Plastik 47,36 20,82 Biaya Penyimpanan 34,48 Penyusutan 33,00 14,51 Total Biaya 227,48 84,84 D. Keuntungan 1.472,52 67,88 Konsumen Harga Beli 5.000,00 E. Total Biaya Pemasaran 559,75 100,00 F. Margin Pemasaran 2.500,00 G. Efisiensi Pemasaran 11,19 H. Keuntungan Pemasaran 1.940,25 100,00 I. Bagian yang di terima Petani 50,00 Ket *: Sumber Yuli Puji Rahayu (2013)

13 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa lembaga pemasaran bengkuang di Desa Bukit Payung melaukan 3 fungsi pemasaran yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Saluran pemasaran bengkuang di Desa Bukit Payung terdiri dari 3 saluran yaitu saluran pemasaran I, saluran pemasaran II dan saluran pemasaran III. Total biaya, margin dan keuntungan terbesar pada pemasaran bengkuang terdapat pada saluran III sedangkan nilai efisiensi pemasaran dapat disimpulkan bahwa saluran pemasaran I lebih efisien daripada saluran pemasaran II dan saluran pemasaran III. Saran Diharapkan para petani bisa meningkatkan pemasaran bengkuang karena berdasarkan hasil penelitian bahwa peluang pemasaran bengkuang di kota pekanbaru memiliki prospek yang sangat baik untuk terus dikembangkan dan diharapkan peran pemerintah untuk mendukung petani bengkuang dalam mengembangkan usahatani dan pemasaran bengkuang baik di dalam maupun diluar provinsi Riau sehingga provinsi Riau khususnya Kabupaten Kampar dapat dikenal menjadi salah satu daerah penghasil bengkuang di pulau Sumatra. DAFTAR PUSTAKA Andriyadi, Dede. 2009. Analisis Usahatani dan Pemasaran Bawang Merah (Allium ascolonicum) di Kelurahan Kulim Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru. Skripsi Fakultas Pertanian. Universitas Riau. Pekanbaru. (Tidak Dipublikasikan). Kantor Desa Bukit Payung. 2011. Data Monografis Desa Bukit Payung. Kabupaten Kampar. Rahayu, Yuli Puji. 2013. Analisis Usahatani Bengkuang (Pachyrizus erosus) Di Desa Bukit Payung Kecamatan Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar.Skripsi Fakultas Pertanian. Universitas Riau. Pekanbaru. (Tidak Dipublikasikan). Soekartawi. 2001. Prinsip Dasar ekonomi, Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudiyono, A.2001. Pemasaran Pertanian. Malang: Penerbit Universitas Muhamadiyah Malang.