GAGAL BOLEH, MENYERAH JANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1. Awal Perjuangan

Arif Rahman

University dan teman seangkatanku berhasil masuk ke Universitas Islam Madinah yang sebelumnya dia berkuliah di LIPIA, Jakarta.

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

Dari Kuli Bangunan Jadi Mahasiswa STAN

Buah Kejujuran Putri Amanda Karimatullah LL

Bab 1. Kehilangan mimpi

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU (P2 MABA) ESAI TENTANG KAMPUS PSIK, MOTIVASI MASUK PSIK, DAN DESKRIPSI TENTANG PSIK.

Rencana-Nya Lebih Hebat

Musim Semi Buku harian untuknya Satu Hari bolong

Naskah Film Pendek. Mencari Masa Depan

Awalnya aku biasa saja tak begitu menghiraukannya, karena aku menganggap, dia sedang melampiaskan

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

SAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah.

Bolehkah kuhapus air matamu ibu

huh, akhirnya hanya mimpi, ucapnya sambil mengusap dada.

"Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku."

Ah sial aku selingkuh!

Pemilik jiwa yang sepi

banyak sudah mewarnai perjalanan hidup kami. Jika sebagian anak-anak lain berada dalam lingkungan rumah adem-ayem, tidak demikian dengan kami,

Oleh: Windra Yuniarsih

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

"BOLA DAN CINTA" TRI ISTANTO S1TI-07

Izinkan Aku Mencintaimu Ukhti

Mungkin mereka tidak akan menemuiku, ujarku dalam hati.

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata.

TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU UNEJ 2015 DISKRIPSI TENTANG PSIK, MOTIVASI DIRI DI PSIK DAN KEGIATAN DI PSIK. oleh.

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA

Nama saya Andy. Saya lahir dan besar di Kota

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

***** 2 Bintang Bersinar di Negeri Berlian

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Selain kesini daftar kemana aja?


BAB I MANUSIA BISA TUMBUH SAYAP

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 5. Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebil, Nadjmi Zen. 6. Penulis Naskah : Oka Aurora dan Ahmad Al Habsyi

Sahabat Terbaik. Semoga lekas sembuh ya, Femii, Aldi memberi salam ramah. Kemarin di kelas sepi nggak ada kamu.

AZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM)

Masa Kecil Tanpa Tangisan

SINOPSIS. Universitas Darma Persada

Dibalik perjuangan seorang "PAPA"

Lebih dekat dengan Mu

Level 2 Pelajaran 12

PERANCANGAN FILM KARTUN SINOPSIS DAN NASKAH FILM PENDEK (POLA C.VOLGER) Ujian MID Perancangan film kartun

BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG

.satu. yang selalu mengirim surat

Raihlah Keikhlasan. Panduan-1

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

Pada suatu hari saat aku duduk di bangku sudut sekolah, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang.

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

IBU DAN CINTA INT.DI DAPUR TEMPAT IBU MULYADI MEMASAK(PAGI)

Berdoa, Berdoa, Berjuang

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

"Maafin gue Na, hari ini gue banyak melakukan kesalahan sendiri" Tutur Towi yang mengimbangi langkah Leana.

Sinar yang Hilang. Ketika Takdir Menyapa 1

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Atau ada juga yang hanya di dalam kota. Ada yang ke Dufan, Water Boom, atau ke Puncak. kata Anti lagi.

Chapter 1 A Pieces Love And Red Maroon Betta Fish

Chapter 1. Baik, selagi kalian mencatat, saya absen.

HANYA KAMU BAB 1 AMANDA

Budi Mulyanto. Hati Bicara

STAN-ku Sayang, Ayahku Tersayang

SAAT TERJADI KONFLIK

Mahesa Bayu Suryosubroto

Naskah Film Pendek. Sahabat Karib

Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut.

Di Unduh dari : Bukupaket.com

PAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

I. Arga ( tentang Dia dan Dia )

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

PIPIN, KAKEK, DAN KERETA API. El Johan Kristama

Semua kupersembahkan untukmu..

Anam Rufisa. Catatan Anak Kelinci. Penerbit. Ana Monica Rufisa

Part 1 : Aku Menghajar Nenek-Nenek Dengan Cangkul

Karya Kreatif Tanah Air Beta. Karya ini diciptakan untuk menuturkan isi hati Mama Tatiana di dalam buku hariannya. Karya

Suatu hari. Fara, kamu ibu ikutkan ke olimpiade Ipa ya! Seru Bu Guru yang membuat Fara kaget sekaligus senang.

Penerbit Lintang Fajar

Hadiah dari Kejujuran. Oleh : Nahya Qisthi Buchari S1 Teknik Industri

Sejatinya, semua manusia terlahir untuk dua hal, mendapatkan berita terbaik dan terburuk. Berita ini adalah sebuah misteri, ketika mereka terus

HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION INDONESIAN 2/3 UNIT (COMMON) LISTENING SKILLS TRANSCRIPT

STUDENT PLAN. : Egy Naufan Millatina NIM :

Kring...kring...kring...pukul menunjukkan waktu 05:45 WIB.

ZAIM YANG PENYAIR KE ISTANA

Dulu di lapangan hitam, kalo kakak PSB teriak, Kekuataaannn kita akan jawab,

Kenapa Menolong Sesama dan Menjadi Relawan?*

Belajar Memahami Drama

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DAN STRATEGI PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH MENGGUNAKAN MOBILE BANKING SKRIPSI

Dengan senyum aku menyapanya. Tapi dia tidak merespon dan tetap saja membaca sebuah novel. Sekali lagi aku mengulangi sapaanku.

Perjuangan Meraih Cita-cita

ruang tamu, ruang tengah yang agak lebar, 1 kamar mandi dan dapur.

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.

TRILOGI NOVEL MARITO

Transkripsi:

GAGAL BOLEH, MENYERAH JANGAN Makassar 2010 Teringat, sudah saatnya untuk aku mempersiapkan diri menghadapi ujian masuk perguruan tinggi negeri. Aku merasa bahwa empat bulan masa belajar adalah masa yang cukup untuk menyongsong momen punca sebagai seorang mahasiswa. Tiga perguruan tinggi yang sudah siap menyambut perjuanganku, yaitu, STAN, Universitas Hasanuddin, dan Program Beasiswa di Jepang. Di sisi lain, aku begitu naif menganggap perjuangan sekecil dan sesingkat itu, aku mampu meraih semuanya. Ditambah dengan begitu sibuknya aku dengan hobi di panggung band antar sekolah. Tibalah masa ujian saringan masuk perguruan tinggi, dari SNMPTN hingga USM STAN 2010. Aku masih begitu percaya diri dengan beranggapan bahwa aku akan bersekolah di Bintaro atau paling tidak aku akan bersekolah di Fakultas Kedokteran di UNHAS. Sedangkan program beasiswa dari pemerintah Jepang itu tak lagi begitu menarik sejak aku sadar bahwa aku tak sekalipun dipanggil untuk ujian lanjutannya. Dengan modal percaya diri dan belajar seadanya, aku mengharap banyak. Hasilnya, tak satupun yang menerimaku. Di saat lain, rasa sedih dan senang menggejolak dadaku ketika kawan sekolahku yang mendaftar STAN mengetahui kelulusannya melalui aku. Setibaku di rumah, orang tuaku menghibur hatiku. Mereka menjamin pendidikanku kelak di perguruan tinggi swasta. Aku mengusulkan diri untuk mengambil jurusan yang bisa menambah kemampuanku dalam tes potensi akademik, yaitu Fakultas Matematika dan IPA. Sayangnya, mereka menolak permohonanku dan mendaftarkanku di jurusan Akuntansi. Waktu terus berjalan, aku berusaha menguatkan jiwaku yang masih sedih karena kegagalanku. Hingga masuk masa kuliah, aku masih tak bisa bangkit dari kegagalan kemarin. Pengaruhnya ke mana-mana, akhirnya aku meminta kepada kedua orang tuaku untuk mengundurkan diri dari kampus itu. Permohonanku dikabulkan setelah diskusi panjang keluargaku. Tak cukup satu semester aku berkuliah di sana, merasakan sendu kegagalan yang pahit namun tak bisa kuatasi. Aku menganggur setelahnya meskipun hakikinya aku membantu orang tuaku di kedainya. Hikmahnya, aku banyak berdiskusi dengan orang tuaku tentang masa depanku. Di masa penantian, benakku berikrar untuk menebus kesalahanku karena tak bisa mengatasi kesedihanku.

Makassar 2011 Aku mengajukan permohonan kepada orang tuaku untuk mengikuti bimbingan belajar khusus USM STAN dan jika kelak aku tak bisa menembus perguruan tinggi negeri, aku akan bekerja. Permohonanku direstui, hingga aku bertemu kawan-kawan baru di bimbingan belajar yang ternama di kotaku. Kembali dengan rasa percaya diriku, aku seolah menyepelekan keberuntungan dari Tuhan. Menjelang USM STAN 2011, tak banyak dari kami di bimbingan belajar itu yang melanjutkan proses seleksi mengingat banyak di antara mereka yang terlebih dahulu lulus di universitas negeri selain STAN. Namun hal itu tidak berpengaruh besar padaku karena kursi yang disiapkan oleh STAN hanya untuk dua jurusan saja, sedangkan peminat kian bertambah tahun ke tahun. Aku gagal lagi. Mengetahui itu, aku memenuhi ikrarku. Aku melamar kerja di berbagai tempat, mulai dari retail, konsultan bisnis di bursa berjangka, sales representatif, sales properti, hingga pelayan restoran. Dari situlah aku menemukan jalan menghilangkan kesedihan. Karena dengan bekerja, aku tak lagi menyusahkan orang tuaku. Makassar 2012 Aku mulai menikmati dunia kerjaku meskipun duniaku seolah hanya untuk bekerja. Bekerja selama 5 hari tiap pekan kemudian pulang mengunjungi ayah-ibu. Juga bekerja di tempat yang jika pulang ke rumah hanya untuk istirahat dan mandi serta bersedia menanggung risiko besar mengantarkan pembayaran yang berjuta-juta rupiah menembus gelapnya malam. Dari sinilah aku mengerti seberapa berharganya orang tua dan keluarga. Aku beresolusi lebih maju. Aku meminta untuk kedua kalinya untuk kuliah di universitas negeri dengan syarat aku harus meninggalkan dunia kerjaku. Dan seperti sebelumnya, jika aku gagal lagi, aku akan kembali bekerja serta mengupayakan sendiri pendidikanku. Di sisi lain, aku mulai jatuh sakit karena jam terbang yang tinggi, orang tuaku mempertimbangkannya dan setuju. Dengan sisa penghasilanku yang cukup untuk pemuda seumuranku, aku mempersiapkan berbagai media belajarku. Sayangnya, pemerintah mengeluarkan moratorium penerimaan pegawai negeri untuk tahun 2011 dan 2012, sehingga USM STAN 2012 tidak diselenggarakan. Di lain waktu, aku menemukan berita bahwa lulusan sekolah kedinasan ke depannya akan dites kembali sebelum memasuki dunia kerja. Akhirnya, aku memilih untuk di universitas negeri saja. Sebelum mendaftar, aku mengajukan syarat agar aku sendiri yang menentukan jurusan yang akan aku

pilih dan mereka hanya perlu memberi masukan. Akhirnya aku memilih jurusan Bahasa Inggris dengan harapan bisa melanjutkan pendidikanku di luar negeri. Aku menjalani ujian tersebut dengan suka cita dan berharap banyak untuk penebusan kesalahanku atas kedua orangtuaku yang pernah aku kecewakan. Di hari pengumuman, aku sudah mempersiapkan diri menghadapi kesedihan yang terulang. Dengan berat langkah dan dada yang sempit, aku mengunjungi warung internet dekat rumahku. Sungguh, Allah Ta ala Maha Baik kepada makhluk-nya, aku lulus universitas negeri. Setelah mengetahui kelulusanku, aku bergegas pulang dengan tetesan air mata. Setiba di rumah, aku memeluk ayah ibuku seraya menangis haru. Aku lulus negeri, Bu, Pak, di Bahasa Inggris Universitas Negeri Makassar. Demikian kataku. Haru menyelimuti keluargaku. Dari sinilah, aku menemukan jalan yang baru menuju perubahan watak dan visiku mengejar pendidikan. Aku mulai terlupa dengan kesedihan yang saling bertumpuk sebelumnya. Di kampus tersebut, aku menemukan sahabat-sahabat baik yang saling menyemangati. Makassar 2013 Aku sudah menikmati peranku sebagai calon guru dan membentuk pribadi pemimpinku sebagai ketua tingkat. Hampir setahun aku berkuliah di tempat itu, hingga akhirnya tersebar pengumuman USM STAN Tahun Ajaran 2013. Aku sedikit mengendurkan semangatku saat mengetahui informasi tersebut dan beranggapan bahwa aku takkan bisa mendaftar lagi mengingat aku lulus SMA tahun 2010. Dengan niat iseng, aku membuka pengumuman resmi USM STAN 2013 tersebut. Aku menemukan hal bahwa aku masih bisa mengikuti USM STAN untuk terakhir kali karena persyaratan tahun lulusan tak lagi diberlakukan dan persyaratan umur masih dapat kupenuhi. Bagai minyak bertemu api, semangatku membara. Menjelang ujian semester di kampusku saat itu, aku berbicara pribadi dengan ibuku tentang USM STAN ini. Ibuku dengan mantap berkata, TIDAK. Ibuku memintaku untuk fokus di kampusku ini. Di satu sisi, aku yakin ibuku tak ingin melihatku bersedih lagi andai saja aku gagal.

Aku melawan nuraniku untuk patuh, aku bersikukuh untuk mendaftar walaupun tanpa sepengetahuan mereka. Toh, kalaupun tidak lulus, aku sudah berkuliah di universitas negeri. Akhirnya, aku meminta bantuan finansial kepada kakakku yang dulunya lulusan STAN dan alhamdulillah, ia membantuku. Aku mendiskusikan ini dengan seluruh kakakku agar berita ini tak terdengar oleh kedua orang tuaku. Dengan niat membahagiakan orang tua, aku maju menghadapi USM STAN chapter 3, the last chapter. Aku belajar sekeras mungkin, secantik mungkin merencanakan bahagia untuk orang tuaku. Di satu sisi, aku maju sesenyap mungkin, setenang mungkin, tanpa sepengetahuan pihak lain di luar keluargaku sebelum aku mengikuti ujian. Sebelum berangkat ke tempat ujian, aku bingung setelah mengetahui tetanggaku juga akan mengikuti ujian itu. Sedangkan saat itu, setiap peserta diminta untuk memakai pakaian kemeja putih lengan panjang dengan bawahan hitam. Mengatasi kekhawatiran informasi pendaftaranku diketahui oleh orang tuaku, aku melapisi kemejaku dengan baju batik. Dan saat ditanya oleh ibuku, Fahri mau ke mana? Aku menjawab dengan diplomatis, Mau ke kampus, Bu. Ibuku membiarkanku pergi, sedangkan aku harus bertanggung jawab atas kata-kataku. Menuju lokasi ujian yang cukup jauh dari rumahku, aku memotong jalurku menuju kampus terlebih dahulu. Cukup dengan masuk ke lingkungan kampus kemudian keluar lagi, aku berharap telah memenuhi kata-kataku dan tidak berbohong. Ujian tertulisnya dapat aku selesaikan dengan baik. Aku pun bertemu dengan beberapa sahabatku yang baru sadar bahwa aku ikut USM STAN lagi. Sehari sebelum pengumuman kelulusan tahap pertama, aku menerima telepon dari sahabatku yang kutemui di tempat ujian. Fache, kamu lulus! Katanya dari seberang telepon. Lulus apaan? Bingung memelukku di pagi yang dingin. Lulus STAN! Sahutnya. Masa sih, kan besok pengumumannya? Kalau kamu? Balasku tak percaya. Seriusan, kalau aku tidak lulus. Katanya.

Sabar yah, kawan! Aku nomor urut berapa? Aku masih tak percaya. Nomor urut 63. Coba deh dicek, sudah ada pengumuman, kok. Usulnya padaku. Aku terterima kasih padanya setelah itu dan mengakhiri pembicaraan kami. Aku membenak dengan jantung berdegup kencang, Beneran gak, yah? Aku bergegas melihat pengumuman kelulusan ujian tertulis dan benar, aku lulus. Aku berusaha menahan gejolak haru dan senang di dadaku, juga jari-jariku yang gemetar menahan girangku. Aku sampaikan ini kepada kakak-kakakku. Berselang itu, aku mulai membuat heran kedua orang tuaku dengan mulai berolahraga pagi dan sore di Bulan Ramadan. Aku persiapkan banyak hal untuk ujian kebugaran dan kesehatan yang akan aku hadapi. Juga menyiapkan berbagai hal menyongsong ujian wawancara. Hingga tibalah hari ujian yang saling berdekatan. Di hari pertama aku mendapat jadwal wawancara dengan seorang widyaiswara kampus STAN Bintaro. Alhamdulillah, aku melewatinya dengan baik. Di hari kedua, ujian kebugaran dan kesehatan. Seperti hari sebelumnya, aku berangkat dengan doa saudara-saudaraku dan semangatku membahagiakan orang tuaku. Saat berlari, aku sangat semangat karena berfikir aku telah mencetak sebuah gol ke gawang lawan hingga aku menembus jarak kurang lebih 1.500 meter di menit ke-7. Di situ, aku sudah mulai lelah, namun aku memiliki kartu ace yang menguatkanku, yaitu foto ibuku. Aku merogoh kantongku dan menatap fotonya sambil terus berlari. Energiku meledak-ledak seraya aku berteriak, Tahun ini aku pasti lulus, Bu, pasti lulus. Alhamdulillah, aku mampu menembus jarak 2.300 meter lebih dan memimpin di kloter lariku. Tengah malam memasuki tanggal 05 September 2013, juga tepat setahun usia kelasku di Universitas Negeri Makassar, ketua tingkatnya dinyatakan lulus di STAN. Alhamdulillah, aku lulus jurusan Kepabeanan dan Cukai di BDK Makassar, berselang tak lama sejak pesanpesan singkat bahagia anniversary kelas kami. Esok harinya, aku menemui ibuku. Di depannya, aku bersimpuh memeluk kakinya saat ia duduk di kamarnya. Lagi-lagi, aku menangis haru. Bu, maafin Fahri, Bu. Fahri mau berhenti dari UNM. Pengakuanku. Hah, kamu kenapa, Nak? Kok mau berhenti lagi? Ibuku heran.

Maafin Fahri, Fahri gak bilang-bilang. Kamu kenapa, Nak? Ibuku makin heran. Fahri lulus STAN, Bu. Jurusan bea cukai, Bu. Ah, masa? Kamu kan gak daftar. Ibuku terkejut. Aku mengakui rencanaku dan semua yang terlibat di dalamnya. Hingga akhirnya, ibu dan ayahku merestui perjalanan baruku di STAN yang saya impikan sejak dulu. Di kampus ini, aku menemukan banyak hal yang luar biasa, termasuk berani menerbitkan buku antologi cerpen romansa pertamaku sebagai penulis utama. Makassar 2014 Semester II di STAN, ada hal lucu yang kutemui. Di sela-sela jadwal kuliah, aku menerima telepon dari sebuah restoran bento. Benar ini Fahri Mansyur? Tanya seorang wanita di seberang telepon. Iya, benar, ada apa? Masih berniat kerja di restoran bento kami, Pak? Tawarnya. Aku sadar bahwa di tahun 2011, aku pernah melamar kerja di tempat itu. Maaf Bu, saya sudah kuliah. Terima kasih atas tawarannya, Bu. Kami menutup pembicaraan dan aku melanjutkan kuliah sambil tersenyum mengingat perjuanganku dulu. Selesai