BAB III METODOLOGI. Studi Literatur. Identifikasi Masalah. Predesain mesin compression molding dan mekanisme kerjanya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1V HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Komponen Sistem Pneumatik

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur & Observasi Lapangan. Identifikasi & Perumusan Masalah

Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN PROYEK AKHIR PERANCANGAN SISTEMPNEUMATIK TRANSFER STATION

4.4 Elektro Pneumatik

Pneumatik Bab B4 1. Bab 4 Katup katup

BAB I PENDAHULUAN. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan. dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat,

BAB III METODE PERANCANGAN

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Nama : Hakim Abdau NIM : Pembimbing : Nur Indah. S. ST, MT.

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

RANCANG BANGUN PROTOTIPE MESIN CETAK INJEKSI DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO-PNEUMATIK

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil)

Gambar 2.32 Full pneumatik element

Bab 3 Katup Kontrol Arah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keperluan seperti konstruksi rumah, meubeler, panel-panel, accecories. kelestarian alam dan ekosistem yang ada.

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen

BAB III METODE PERANCANGAN

PERANCANGAN MESIN WEIGH CHECKER OTOMATIS DENGAN SISTEM PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Komponen mesin pendingin

MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC

a. Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan) b. Directional Control Valve (Katup Control Arah) c. Flow control valve (katup pengontrol aliran)

BAB II STUDI LITERATUR

MODIFIKASI MESIN PRESS SOL SEPATU. Rahmat Hadi Sukarno ( ) Ir. Hari Subiyanto, MSc. DENGAN SISTEM PNEUMATIK

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin

RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMINDAH BARANG

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya.

BAB IV EVALUASI PROTOTIPE DAN PENGUJIAN PROTOTIPE

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.2 MESIN EXTRUSI MOLDING CETAK PELLET PLASTIK

ANALISA ALAT PNEUMATIK MESIN PEMOTONG SPON / GASKET DENGAN TEKANAN 60 PSI

RANCANG BANGUN MESIN HOT EMBOSSING SANDAL DENGAN SISTEM ELEKTRO PNEUMATIK

TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

BAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke

PERENCANAAN INSTALASI KONTROL PNEUMATIK MENGGUNAKAN METODE CASCADE PADA ALAT PELUMATAN TANAH LIAT SEBAGAI BAHAN DASAR BATU BATA MERAH.

DAFTAR ISI Prinsip Kerja Kegunaan Macam-macam Silinder Kerja Tunggal. 1.3 Silinder Kerja Ganda Konstruksi..

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang diletakkan terhadap spesimen dan bahan, baik bahan yang digunakan pada

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan

BABI PENDAHULUAN. dilatarbelakangi oleh semakin banyaknya perusahaan Air Minurn Dalam Kemasan

PERANCANGAN MESIN PRESS DENGAN SISTEM PNEUMATIK UNTUK PRODUKSI PAVING BLOK DENGAN GAYA TEKAN N

Pengeluaran Benda Kerja Dari Tempat Penyimpanan

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suku cadang merupakan salah satu bagian penting untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol.

BAB IV METODE PEMBUATAN ALAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PELIPAT BAJU DENGAN PENGONTROL SISTEM ELEKTRO PNEUMATIK DAN PLC UNTUK INDUSTRI KONVEKSI

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

APLIKASI KONTROLER PID DALAM PENGENDALIAN POSISI STAMPING ROD BERBASIS PNEUMATIC MENGGUNAKAN ARDUINO UNO

BAB III METOLOGI PENELITIAN

Bab4 Katup kontrol direksional digerakkan listrik

PENGATURAN LEVEL PADA TANGKI LATEKS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK (Aplikasi PT.Medisafe Technologies) O L E H. Erwin Sitanggang Nim.

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

MODIFIKASI MESIN PELUBANG PLAT PNEUMATIK UNTUK PAHAT BENTUK LINGKARAN DAN SEGI ENAM TUGAS AKHIR

AC (AIR CONDITIONER)

RANCANG BANGUN MESIN PENGGORENG OTOMATIS KAPASITAS 20 LITER

PERANCANGAN SISTEM PNEUMATIK ALAT PRAKTIKUM RUBBISH COMPACTOR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)

RANCANG BANGUN ALAT BANTU PEMBELAJARAN SIMULASI VARIASI GERAK SILINDER PNEUMATIK BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III METODE PENELITIAN

2. Pengendalian otomat dengan tenaga hydroulic

Hidrolik & Pneumatik

PENGENDALIAN LINGKUNGAN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

Bab III Metodelogi Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Perancangan Perancangan yang akan dilaksanakan mengacu pada diagram alir dibawah ini agar meminimalisir terjadinya kesalahan yang sering terjadi di lapangan. MULAI Studi Literatur Identifikasi Masalah Predesain mesin compression molding dan mekanisme kerjanya Perhitungan pembebanan, menetukan ukuran komponen rangka, dan pemilihan bahan Rancangan Diagram Sistem Pneumatik Perhitungan silinder pneumatik Perhitungan sistem pneumatik Pemilihan bahan dan material Pemilihan komponen pelengkap sistem pneumatik B A 43

44 B A Tidak Sesui Kebutuhan? Ya Desain Mold dengan Sampel Produk Pemilihan Material mold dan Bahan rubber Perhitungan kebutuhan elemen panas Pemilihan komponen pelengkap Perencanaan Heater Tidak Sesui Kebutuhan? Ya Perakitan Seluruh komponen A

45 A Hasil dan Pembahasan Kesimpulan SELESAI Gambar 3.1 Diagram alir perancangan compression molding dengan sistem pneumatik 3.2 Alat Proses perancangan yang dilakukan membutuhkan peralatan pendukung agar menghasilkan rancangan yang sesuai dengan visi yang dituju. Alat-alat yang digunakan diantaranya yaitu: 1. Alat tulis dan kertas 2. Kalkulator 3. Penggaris dan jangka sorong 4. Software Solidwork 5. Software festo fluidsim pneumatic

46 3.3 Perencanan Rangka Mesin Comprresion Molding Gambar 3.2 Predesain mesin compression molding sitem pneumatik Dalam merencanakan pembuatan rangka sebuah mesin dibutuhkan desain awal (predesain), gambar 3.2 merupakan desain awal mesin compression molding setelah menentukan desain perlu memperhatikan pemilihan bahan, perencanaan teknik, dan faktor keamanan. Langkah mendesain menggunakan gambar teknik manual dan menggunakan software solidwork. Berikut perencanaan pada setiap komponen rangka mesin compression molding dan aktuator pneumatik. 3.3.1 Rangka kaki penegak Rangka penegak merupakan rangka kaki berbentuk silinder yang akan menopang plat dasar dan atas yang akan digunakan sebagai tempat proses molding. Gambar 3.3 a, merupakan rangka yang akan digunakan sebagai kakikaki dari plat penekan atas dan dasar, sementara Gambar 3.3 b dan c merupakan bagian rangka yang digunakan untuk menstabilkan rangka kaki silinder dan menopang plat dasar.

47 a b c Gambar 3.3 Rangka Penegak (a) poros, (b) silinder dan (c) spull 3.3.2 Plat dasar dan atas Plat dasar merupakan bagian yang akan menjadi dudukan dari molding (Gambar 3.4 a), sementara plat atas menjadi dudukan dari aktuator pneumatik (Gambar 3.4 b). a b Gambar 3.4 Plat (a)dasar dan (b) atas mesin compression molding 3.4 Perancangan Sistem Pneumatik Merancang sistem pneumatik untuk mesin compression molding dengan skala home industry perlu mempelajari setiap faktor yang berkaitan dengan parameter-parameter kerja mesin compression molding seperti faktor keamanan kerja, parameter kritis pressure dari metode compression molding, dan tingkat

48 kemudahan operasi mesin tersebut. Guna menunjang dalam merencanakan instalasi sistem pneumatik maka digunakan software FESTO fluidsim pneumatic. Gambar 3.5 Diagram sistem pneumatik compression molding (Sumber: Crosser & Ebel, 2002) Instalasi sistem pneumatik pada gambar 3.5 merupakan instalasi yang dirancang guna menyuplai tekanan untuk menekan mold, dengan intstalasi diatas maka dapat diketahui komponen-komponen sistem pneumatik yang akan digunakan dalam merancang mesin compression molding dengan penggerak pneumatik. Berikut setiap jenis komponen instalasi dari sistem pneumatik: 1. Single acting silinder dengan tekanan bekerja pada satu arah dan langkah kembali oleh gaya dari luar. 2. Katup pengontrol arah 3/2 Gambar 3.6 Simbol single acting silinder (Sumber: Crosser & Ebel, 2002) Gambar 3.7 Katup 3/2 dengan kontrol katup manual dan pegas pengembali (Sumber: Crosser & Ebel, 2002)

49 3. Unit pelayanan udara Gambar 3.8 Simbol penyederhanan Air service unit (Sumber: Crosser & Ebel, 2002) Terdiri dari beberapa komponen pendukung diantaranya: a. Pengatur tekanan b. Filter c. Manometer 4. Kompresor 5. Selang 3.5 Perancangan aktuator pneumatik Aktuator merupakan unit dari sistem pneumatik yang merubah udara bertekanan menjadi gaya piston pneumatik. Desain pneumatik menyesuaikan terhadap kebutuhan gaya tekan mesin compression molding, dalam proses perancangan silinder dan komponen pneumatik lainnya disesuaikan terhadap standaritas ketentuan ukuran maupun material yang digunakan dengan sedikit custom. 3.5.1 Silinder pneumatik Silinder pneumatik merupakan wadah bagi semua unit aktuator. Kerja pneumatik yang digunakan dalam merancang sistem pneumatik pada mesin ini yaitu single acting silinder, dengan pegas pengembali yang disetting diluar silinder pneumatik.

50 Gambar 3.9 Silinder pneumatik 3.5.2 Tutup silider pneumatik Tutup silinder pneumatik merupakan komponen yang digunakan untuk menutup silinder pneumatik sehingga menghindarkan dari kebocoran, selain itu digunakan untuk mencegah kotoran dari luar masuk kedalam sistem tersebut. Gambar 3.6 (a) yaitu tutup bagian bawah silinder yang juga berfungsi untuk menjaga kestabilan gerak translasi dari rod piston. Gambar 3.6 (b) tutup atas selain fungsi utama sebagai pencegah kebocoran, digunakan juga sebagai pengait pegas di luar silinder. a b Gambar 3.10 Tutup silinder (a) bawah (b) atas silinder pneumatik 3.5.3 Piston dan rod piston Piston dan batang piston memiliki peran sebagai media untuk memindahkan gaya tekan dari udara kompresor mejadi mekanisme gerakan translasi.

51 a Gambar 3.11 (a) Rod piston dan (b) piston b 3.6 Desain Mold Mold yang dirancang merupakan sebuah sampel produk dengan desain custom. Proses perancangan mold menyesuaikan dengan sebuah sampel produk rubber seal yang akan dibuat dengan memperhatikan beberapa faktor seperti pemilihan material, faktor shrinkage dan lain-lain. Gambar 3.12 Produk rubber tutup dongkrak 3.7 Pemilihan Komponen Heater Unit heater digunakan untuk memanaskan plat baja sebagai media panas untuk pembentukan rubber. Plat baja yang dipanaskan akan memindahkan panas secara konduksi ke cetakan (mold).

52 3.7.1 Pemanas elektrik Pemanas elektrik merupakan komponen yang mengonversi energi listrik menjadi energi panas. Pada perancangan mesin compression molding temperature yang digunakan berasal dari pemanas elektrik tersebut. Kebutuhan panas dapat disesuaikan terhadap jenis material rubber yang akan dicetak. 3.7.2 Saklar bimetal Saklar bimetal merupakan saklar otomatis yang memanfaatkan koefisien muai dari dua bahan logam yang berbeda dan direkatkan. Pemanfaatan muai dari bahan logam tersebut yaitu sebagai saklar sekaligus sensor temperature, dengan mengatur kedekatan dua buah logam tersebut maka akan mengalibrasi otomatis dengan kebutuhan temperature dan temperature akan dijaga selalu konstan. Gambar 3.13 Thermostat bimetal (Sumber: shunertrade.com)