KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

dokumen-dokumen yang mirip
128 Universitas Indonesia

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

Ajeng Wulan Apriyanti 1 Ridwan Zahdi Sjaaf 2

ANALISIS TIGA FAKTOR DOMINAN SISTEM PROTEKSI AKTIF DAN PASIF SERTA SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG VOKASI UI TAHUN 2013

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS KATA PENGANTAR

1 Universitas Indonesia

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

EVALUASI SARANA MENYELAMATKAN DIRI KEADAAN DARURAT PADA BANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN SEBAGAI UPAYA IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KEBAKARAN

Evaluasi Fungsi Tangga Darurat pada Gedung-gedung di Universitas Negeri Semarang

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

Lampiran 1 DENAH INSTALASI ICU. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

Sistem Proteksi Kebakaran pada Gedung UKM Universitas Brawijaya Malang

MAINTENANCE SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF PROYEK PEMBANGUNAN TANGRAM HOTEL DAN SADIRA PLAZA KOTA PEKANBARU

AUDIT SARANA PRASARANA PENCEGAHAN PENANGGULANGAN DAN TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG FAKULTAS X UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2006

BAB 1 : PENDAHULUAN. potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga

BAB II TINJAUN PUSTAKA

Penggunaan APAR dan Kedaruratan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS UPAYA PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI GEDUNG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau

EVALUASI KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus Gedung Kantor Bupati Indragiri Hilir) ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

BAB 6 HASIL PENELITIAN

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PRAKATA ABSTRAKSI

PERANCANGAN SARANA PENYELAMAT DIRI DAN KEBUTUHAN APAR PADA DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II BALIKPAPAN

EVALUASI SISTEM PENCEGAHAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI PADA BANGUNAN ADMINISTRASI TINJAUAN TERHADAP BEBAN API

BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN

5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

Gangges Gasaskhaa, Sjahrul Meizar Nasri

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran

ANALISIS RISIKO KEBAKARAN DALAM PEMENUHAN SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2014

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI

Ari Wibisono

DESAIN KESELAMATAN TERHADAP RISIKO KEBAKARAN (FIRE SAFETY ENVIRONMENT AREA) PADA LINGKUNGAN PERUMAHAN & PERMUKIMAN DI DKI JAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Muhamad Anggraito, Adrianus Pangaribuan, Fatma Lestari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK

- Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko - Mencegah kecelakaan dan cidera, dan - Memelihara kondisi aman

ANALISIS STRUKTUR BANGUNAN YANG DITINJAU DARI TANGGA DARURAT PADA PUSAT PERBELANJAAN MESRA INDAH MALL SAMARINDA

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI...

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. industri penyedia jasa angkutan laut seperti pelayaran kapal laut. (1)

AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN DI GEDUNG PT. X JAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI

PERSYARATAN BANGUNAN UNTUK PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BAB V HASIL PENELITIAN. 1. Dalam melakukan wawancara terkadang proses wawancara terganggu dengan kondisi sekitar.

Perancangan Emergency Response Plan di PT E-T-A Indonesia

ANALISIS KEANDALAN SISTEM KESELAMATAN KEBAKARAN BANGUNAN MENGGUNAKAN Pd-T C DI FKM UNSRAT MANADO Hendrina Mandey*, P.A.T Kawatu*, V.

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR

Manual Prosedur Safety Health

STUDI TINGKAT KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN APARTEMEN (Studi Kasus Apartemen Di Surabaya)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sehat melalui pelayanan kesehatan yang bermutu dan

Branch Exchange) dengan Hunting System.

Lampiran 1 Hasil Penilaian

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

LAMPIRAN PERATURAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER RUMAH SAKIT SEHAT SEJAHTERA NOMOR : 1/Dir-RSSS/2014 TANGGAL : 9 Januari PENDAHULUAN Salah satu hal

Tika Prasetyani, Sjahrul Meizar Nasri

ANALISIS RISIKO KEBAKARAN PADA TAHAP OPERASIONAL HOTEL DI KOTA BANDUNG STUDI KASUS HOTEL H

6 PEMBAHASAN. 6.1 Kelembagaan Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta. Bagian Tata Usaha. Bidang Tata Operasional

BAB III LANDASAN TEORI. A. Evaluasi Sistem Proteksi Kebakaran Gedung

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PT. INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL, Tbk SEMARANG

Nono Haryono, Adrianus Pangaribuan, Fatma Lestari

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB I PENDAHULUAN. sebuah pemikiran dan upaya dalam menjamin keutuhan baik jasmani maupun

Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan Gedung.

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

SKRIPSI PERANCANGAN KEBUTUHAN APAR DAN SARANA PENYELAMAT DIRI PADA DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II BALIKPAPAN

GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH DASAR A DAN SEKOLAH DASAR B BANTEN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN PADA KAPAL PENUMPANG MELALUI UPAYA PERANCANGAN DETEKTOR

ANALISIS SARANA PROTEKSI AKTIF DAN SARANA PENYELAMATAN JIWA DALAM ANTISIPASI BENCANA KEBAKARAN PADA RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

STUDI ANALISIS TENTANG KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PT.APAC INTI CORPORA SEMARANG 2014

IDENTIFIKASI TINGKAT KEANDALAN ELEMEN-ELEMEN PENANGGULANGAN BENCANA KEBAKARAN GEDUNG PD PASAR JAYA DI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN.

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyelenggaraan pendidikan dan keselamatan kerja di lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI DESAIN JALUR EVAKUASI PENGGUNA BANGUNAN DALAM KONDISI DARURAT PADA BANGUNAN APARTEMEN X

Transkripsi:

EVALUASI SARANA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI GEDUNG PUSKESMAS KECAMATAN Y DAN Z TAHUN 2013 Helga Rosianna S *, Fatma Lestari** Abstrak Sistem proteksi kebakaran, sarana penyelamatan jiwa dan program pemeriksaan dan pemeliharaan sarana tersebut merupakan bagian dari sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang harus terdapat pada gedung bertingkat khususnya gedung yang merupakan sarana pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemenuhan sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang ada di gedung puskesmas kecamatan Y dan Z terhadap standar. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Analisis yang dilakukan adalah analisi perbandingan dengan standarkeputusn Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10 tahun 2000, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 26 tahun 2008 dan NFPA 10, 13,14, 25,72 dan 101. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7 elemen sistem proteksi aktif, 8 elemen sarana penyelamatan jiwa dan 7 elemen program pemeriksaan dan pemeliharaan sarana pencegahan dan penangggulangan kebakaran di puskesmas kecamatan Y tidak sesuai dengan standar. 13 elemen sistem proteksi aktif, 11 elemen sarana penyelamatan jiwa dan 7 elemen program pemeriksaan dan pemeliharaan sarana pencegahan dan penangggulangan kebakaran di puskesmas kecamatan Z juga tidak sesuai dengan standar. Kata kunci: Sistem proteksi kebakaran, sarana peyelamatan jiwa, NFPA, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Abstract Fire protection system, means of ecsape and inspection and maintenance program of that means is part of means of prevention and control of fire in building especially in health center building. The purpose of this research is to know the compliance of prevention and control of fire at Puskesmas Kecamatan Y and Z building in 2013 to Indonesian and International standard. Design of this research is observational with cross sectional approach and doing comparison analysis with Kepmen PU No.10/KPTS/2000, Permen Pu No.28/RTP/2008 and NFPA 10,13,14,25,72 and 101 standard.the result of this research showed that 19 element of fire protection system, 8 element of means of rescue and 37 element of inspection and maintanance program in Puskesmas Kecamatan Y does not according to the standard. 13 element of fire protection system, 11element of means of rescue and 7 element of inspection and maintanance program in Puskesmas Kecamatan Z does not according to the standard too. Keywords: Fire protection system, means of escape, NFPA, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. *Peminatan K3 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia(silalahihelga@gmail.com) **Departemen K3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.Gd.C lt.1 FKM UI, Depok 16424 (flestari68@gmail.com)

Pendahuluan Bahaya kebakaran merupakan suatu risiko yang sangat merugikan manusia karena dapat menghilangkan nyawa dan harta benda. Kerugian yang ditimbulkan oleh kebakaran tidak sedikit, baik korban jiwa maupun kerugian materi yaitu berupa kerusakan alat produksi, bangunan, produk dan aset lainnya. Meski sudah diasuransikan pihak asuransi tidak pernah dapat mengganti kerugian akibat kebakaran ( misalnya hilangnya nyawa, sumber daya, bangunan dan data-data perusahaan/instansi) secara penuh. Data National Fire Protection Association, pada tahun 2011 melaporkan telah terjadi 1.389.500 kebakaran di Amerika Serikat. Kebakaran yang terjadi ini mengakibatkan 3.005 orang penduduk meninggal dunia, 17.500 orang penduduk mengalami cedera dan kurusakan material dengan nominal mencapai US $ 11,7 milyar, sementara data dari Dinas Pemadam Kebakaran, hingga bulan Maret 2013, kebakaran sudah mencapai 191 kasus. Wilayah Jakarta Timur merupakan daerah terbanyak terjadinya kebakaran yakni mencapai 54 peristiwa. Disusul Jakarta Barat dengan 44 peristiwa, Jakarta Selatan 37 peristiwa, Jakarta Pusat 32 peristiwa dan dan terakhir Jakarta Utara dengan 24 peristiwa. Adapun penyebab utama terjadinya kebakaran masih didominasi hubungan pendek arus listrik sebanyak 141 kasus dan akibat kompor 11 kasus. Puskesmas Kecamatan kecamatan Y dan Z merupakan gedung bertingkat yang memiliki fungsi sebagai tempat pelayanan kesehatan umum dengan lokasi yang berdekatan dengan wilayah pemukiman masyarakat. Puskesmas melakukan kegiatan dengan didukung oleh sarana yang menggunakan arus listrik, gas elpiji, kertas serta bahan kimia yang memiliki risiko untuk menimbulkan kebakaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemenuhan sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran di gedung Puskesmas Kecamatan Y dan Z terhadap standar yang berlaku. Metode Penelitian Disain penelitian dalam studi ini menggunakan disain penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Objek penelitian ini adalah sistem proteksi kebakaran yaitu sistem proteksi aktif dan pasif, sarana penyelamatan jiwa, yaitu jalan keluar, petunjuk arah jalan keluar, pencahayaan darurat, pintu darurat, tangga darurat, dan tempat berkumpul dan program

pemeriksaan dan pemeliharaan sarana proteksi kebakaran yang terdapat di Gedung Puskemas Kecamatan Y dan Z. Data primer didapatkan dengan menggunakan metode observasi, pengukuran dan wawancara dengan menggunakan alat ukur checklist, meteran dan kamera untuk dokumentasi. Data sekunder yang dikumpulkan yaitu gambaran umum gedung Puskemas Kecamatan Y dan Z. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, checklist, pengukuran, telaah dokumen dan observasi di lapangan diolah dengan cara membandingkan dengan standar yang digunakan di Indonesia dan internasional tentang sistem proteksi kebakaran, penyelamatan jiwa, dan program pemeriksaan dan pemeliharaan sarana proteksi kebakaran yang ada di gedung Puskemas Kecamatan Y dan Z. Hasil Berdasarkan observasi, wawancara, pengukuran dan telaah dokumen didapatkan hasil penelitian di gedung Puskemas Kecamatan Y dan Z. sebagai berikut: a. Puskesmas Kecamatan Y 1. Data Umum Gedung Gedung Puskesmas kecamatan Y memiliki 5 lantai kerja dengan tinggi gedung sekitar 18 m dan luas bangunan 3240 m 2. Sumber pasokan daya listrik utama yang digunakan berasal dari PLN dengan daya sebesar 6500 watt, sedangkan untuk sumber daya listrik darurat digunakan genset dengan daya sebesar 250 KVA. Kontruksi bangunan gedung Puksesmas tersusun atas beton, kaca, kayu dan baja. Gedung Puskesmas kecamatan Y termasuk ke dalam bangunan kelas 9a dan potensi bahaya kebakaran ringan. 2. Sistem Proteksi Kebakaran Sistem Proteksi Aktif 1) Detektor kebakaran Jenis detektor yang dipergunakan adalah detektor panas dengan jenis detektor suhu tetap (fixed temperature detector) dan rate of rise detector dan detektor asap. Jumlah detektor yang terdapat dipuskesmas adalah sebanyak 87 buah. Detektor yang di pasang di gedung Puskesmas Y merupakan detektor otomatis dan terhubung dengan main control fire alarm (MFCA)

2) Alarm kebakaran Jenis alarm kebakaran yang terdapat di gedung Puskesmas adalah alarm manual dan alarm otomatis dengan jumlah 10 buah. Alarm manual terdapat pada Titik Panggil Manual (TPM) sedangkan alarm berupa lampu indikator dan bell yang terdapat pada kotak hidran. Titik panggil manual, lampu indikator dan bell berada pada koridor dekat dengan pintu darurat pada setiap lantainya dan terhubung dengan panel kontrol. 3) Sprinkler Jenis sprinkler yang terdapat di gedung Puskesmas Kecamatan Y adalah thermatic sprinkler, karena cairan dalam tabung pada kepala sprinkler berwarna merah yang menandakan kepala sprinkler akan pecah pada suhu 68 0 C. 4) Alat pemadam api ringan pada gedung terdapat APAR jenis dry chemical 3 kg, 3,5kg dan 9kg yang ada di lantai 1 sampai lantai 5.APAR digantung tanpa menggunakan kotak kaca dan diletakkan ditempat yang mudah terlihat dan mudah dijangkau dengan jarak 20-50 cm. 5) Hidran Puskesmas Kecamatan Y memiliki dua jenis hidran yaitu hidran gedung dan hidran halaman. Pada gedung terdapat 10 Hidran sedangkan untuk hidran halaman ada sebanyak 2 buah. 2 Unit hidran halaman terdiri dari 2.hidran box, 2 hidran pillar dan 2 siamese connection. Semua hidran yang ada di Gedung Puskesmas Kecamatan Y berwarna merah dan bertuliskan HYDRANT berwarna putih pada kotak hidran. Didalam kotak hidran terdapat selang berukuran 1,5 inch dan panjang 20 meter, nozzle yang berukuran 1,5 inch dan valve berukuran 1,5 dan 2,5 inch. Kotak hidran gedung diletakkan pada tempat yang mudah terlihat yaitu di dekat pintu darurat dan lift. Sistem Proteksi Pasif Bahan bangunan yang digunakan di gedung Puskesmas kecamatan Y merupakan bahan bangunan yang memiliki mutu baik dalam mempertahan struktur gedung

pada saat terjadi kebakaran. Pada bagian-bagian tertentu dari gedung seperti sarana jalan keluar, tangga darurat dilengkapi dengan bahan bangunan tahan api sehingga pada saat terjadi kebakaran dapat menahan penjalaran api. Bahan bangunan pada gedung Puskesmas kecamatan Y dapat menahan penjalaran api dan asap hingga 2 jam. Konstruksi bangunan gedung memiliki unsur pembentuk yang memiliki tingkat ketahanan terhadap api. Konstruksi untuk dinding terbuat dari bahan beton dan bata. 3. Sarana Penyelamatan Jiwa 1) Sarana Jalan Keluar Jumlah sarana jalan keluar yang terdapat di gedung puskesmas kecamatan Z adalah 2-3 sarana jalan keluar pada setiap lantai, yang terdapat di sisi kiri dan kanan gedung. Pada lantai 2 terdapat 3 sarana jalan keluar. Jarak antara jalan keluar pada setiap lantai gedung adalah lebih kurang 8 m. 2) Petunjuk Arah Jalan Keluar Tanda petunjuk arah jalan keluar pada Gedung Puskesmas Kecamatan Y di pasang pada langit-langit dekat lift dan pintu darurat. Tanda petunjuk arah yang dipasang di gedung Puskesmas Kecamatan Y berupa papan berwarna hijau bertuliskan EXIT, tetapi tidak dilengkapi dengan tanda panah yang menunjukkan arah menuju jalan keluar atau pintu darurat. Tulisan EXIT pada papan tersebut berwarna putih dan kontras dengan warna papan. Huruf pada tulisan EXIT berukuran sekitar 10 cm dengan lebar 5 cm dan diberikan penerangan. 3) Pencahayaan Darurat Pencahayaan darurat dipasang pada langit-langit di pertengahan tangga darurat. Pencahayaan darurat yang dipasang berupa lampu yang mendapat sumber listrik dari PLN dan pada saat listrik padam sumber listriknya akan berganti dari genset dan apabila aliran listrik PLN menyala kembali maka lampu darurat akan mati secara otomatis

4) Komunikasi Darurat Sistem komunikasi darurat di gedung Puskesmas Kecamatan Y menggunakan sistem tata suara seperti peralatan telepon dan speaker yang terdapat disetiap ruangan serta handy talky yang dioperasikan oleh security 5) Pintu Darurat Puskesmas Kecamatan Y memiliki 5 pintu darurat yang terhubung langsung dengan tangga darurat pada masing-masing lantai bangunan. Pintu darurat terletak dibagian kanan gedung dan tidak terlihat langsung dari koridor. Pintu darurat yang disediakan sudah khusus untuk proses evakuasi tanggap darurat termasuk bencana kebakaran, bukan untuk pintu yang digunakan untuk lalu lalang umum. Pintu darurat yang terdapat pada Gedung Puskesmas Kecamatan Y terdiri atas satu daun pintu dan merupakan jenis engsel satu sisi. Pintu darurat merupakan pintu baja yang tahan terhadap api. Tinggi pintu darurat sekitar 2 m dan lebar 94 cm. Pintu darurat pada Gedung Puskesmas Kecamatan Y merupakan pintu yang dibuka mengarah keluar dan umumnya pintu darurat selalu dalam keadaan terbuka. Pada pintu darurat terdapat tanda yang menunjukkan bahwa pintu tersebut merupakan pintu darurat yang langsung menuju ke tangga darurat. 6) Tangga Darurat Tangga darurat terdapat pada lantai 1 sampai 5 yang berada pada bagian kanan gedung. Jenis tangga darurat pada Gedung Puskesmas Kecamatan Y bukan merupakan tangga spiral atau melingkar. Tangga darurat dilengkapi handrail yang terbuat dari besi dengan tinggi 94 cm. Lebar tangga darurat 108 cm dengan tinggi anak tangga 20 cm. Lebar pijakan anak tangga adalah 30 cm. Injakan anak tangga terbuat dari beton dan dilapisi keramik. Jumlah anak tangga pada satu lintasan tangga darurat adalah 11 anak tangga. 7) Tempat Berkumpul Lokasi yang dijadikan sebagai tempat berkumpul saat kebakaran atau keadaan darurat lainnya terjadi adalah di halaman gedung Puskesmas Kecamatan Y yang menuju langsung ke gerbang keluar gedung yang merupakan tempat tujuan akhir pada saat evakuasi. Pada tempat berkumpul terdapat tanda yang

menunjukkan bahwa tempat tersebut merupakan tempat berkumpul pada saat kejadian kebakaran atau keadaan darurat lainnya 4. Program Pemeliharaan dan Pemeriksaan Sarana Proteksi Kebakaran Puskesmas Y hanya melakukan inspeksi rutin pada sarana APAR yaitu 6 bulan sekali dan tidak pernah mengadakan pemeliharaan dan pemeriksaan terhadap sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran lainnya. b. Puskesmas Kecamatan Z 1. Data Umum Gedung Gedung Puskesmas kecamatan Z memiliki 5 lantai kerja dengan tinggi gedung sekitar 16 m. Luas bangunan adalah 3130 m 2. Sumber pasokan daya listrik utama yang digunakan berasal dari PLN dengan daya sebesar147 KVA, sedangkan untuk sumber daya listrik darurat digunakan genset dengan daya sebesar 125 KVA. Kontruksi bangunan gedung Puksesmas tersusun atas beton, kaca, kayu dan baja. Gedung Puskesmas kecamatan Z termasuk ke dalam bangunan kelas 9a dan potensi bahaya kebakaran ringan. 2. Sistem Proteksi Kebakaran Sistem Proteksi Aktif 1) Detektor kebakaran Jenis detektor yang dipergunakan adalah detektor panas dengan jenis detektor rate of rise detector. Jumlah detektor yang terdapat dipuskesmas adalah sebanyak 102 buah. Detektor yang di pasang di gedung Puskesmas Z merupakan detektor otomatis dan terhubung dengan main control fire alarm (MFCA) 2) Alarm kebakaran Jenis alarm kebakaran yang terdapat di Gedung Puskesmas adalah alarm manual dan alarm otomatis dengan jumlah 16 buah. Alarm manual terdapat pada Titik Panggil Manual (TPM) sedangkan alarm berupa lampu indikator dan bell yang terdapat pada kotak hidran. Titik panggil manual, lampu

indikator dan bell serta diatas tangga darurat pada setiap lantainya dan terhubung dengan panel kontrol. 3) Alat pemadam api ringan pada gedung terdapat APAR jenis dry chemical 3 kg dan 9kg yang ada di lantai 1 sampai lantai 5.APAR digantung tanpa menggunakan kotak kaca dan diletakkan ditempat yang mudah terlihat dan mudah dijangkau dengan jarak 20-50 cm. 4) Hidran Puskesmas Kecamatan Z memiliki dua jenis hidran yaitu hidran gedung dan hidran halaman. Pada gedung terdapat 3 buah hidran dan pada halaman terdapat 3 buah. Semua hidran yang ada di gedung Puskesmas Kecamatan Y berwarna merah dan bertuliskan HYDRANT berwarna putih pada kotak hidran. Didalam kotak hidran terdapat selang berukuran 1,5 inch dan panjang 20 meter, nozzle yang berukuran 1,5 inch dan valve berukuran 1,5 dan 2,5 inch. Kotak hidran gedung diletakkan pada tempat yang mudah terlihat yaitu di dekat pintu darurat dan lift. Sistem Proteksi Pasif Bahan bangunan yang digunakan di gedung Puskesmas kecamatan Z merupakan bahan bangunan yang memiliki mutu baik dalam mempertahan struktur gedung pada saat terjadi kebakaran. Pada bagian-bagian tertertu dari gedung seperti sarana jalan keluar, tangga darurat dilengkapi dengan bahan bangunan tahan api sehingga pada saat terjadi kebakaran dapat menahan penjalaran api. Bahan bangunan pada gedung Puskesmas kecamatan Z dapat menahan penjalaran api hingga 2 jam. Selain itu bahan bangunan pada gedung Puskesmas kecamatan Z mampu menahan asap, panas serta gas yang terbentuk pada saat kejadian kebakaran. Konstruksi bangunan gedung memiliki unsur pembentuk yang memiliki tingkat ketahanan terhadap api. Konstruksi untuk dinding terbuat dari bahan beton dan bata.

3. Sarana Penyelamatan Jiwa 1) Sarana Jalan Keluar Jumlah sarana jalan keluar yang terdapat di gedung puskesmas kecamatan Z adalah 2 sarana jalan keluar pada setiap lantai, yang terdapat di sisi kiri dan kanan gedung. Jarak antara jalan keluar pada setiap lantai gedung adalah lebih kurang 10 m. 2) Petunjuk Arah Jalan Keluar Gedung Puskesmas Kecamatan Z tidak dilengkapi dengan tanda petunjuk arah jalan keluar. Menurut hasil wawancara dengan bagian pemeliharaan gedung 3) Pencahayaan Darurat Pencahayaan darurat dipasang pada langit-langit di pertengahan tangga darurat. Pencahayaan darurat yang dipasang berupa lampu yang mendapat sumber listrik dari PLN dan pada saat listrik padam sumber listriknya akan berganti dari genset dan apabila aliran listrik PLN menyala kembali maka lampu darurat akan mati secara otomatis 4) Komunikasi Darurat Sistem komunikasi darurat di gedung Puskesmas Kecamatan Z menggunakan sistem tata suara yang terpasang pada setiap ruangan dengan sistem paging dan speaker 5) Pintu Darurat Puskesmas Kecamatan Z memiliki 1 pintu darurat yang terhubung langsung dengan tangga darurat pada masing-masing lantai bangunan. Pintu darurat terletak dibagian kanan gedung dan tidak terlihat langsung dari koridor. Pintu darurat yang disediakan sudah khusus untuk proses evakuasi tanggap darurat termasuk bencana kebakaran, bukan untuk pintu yang digunakan untuk lalu lalang umum. Tinggi pintu darurat sekitar 2 m dan lebar 79 cm. Pintu darurat pada Gedung Puskesmas Kecamatan Y merupakan pintu yang dibuka mengarah keluar dan umumnya pintu darurat selalu dalam keadaan terbuka. Pada pintu darurat terdapat tanda yang menunjukkan bahwa pintu tersebut merupakan pintu darurat yang langsung menuju ke tangga darurat.

5) Tangga Darurat Tangga darurat terdapat pada lantai 1 sampai 3 yang berada pada bagian kanan gedung. Jenis tangga darurat pada gedung Puskesmas Kecamatan Z bukan merupakan tangga spiral atau melingkar. Tangga darurat dilengkapi handrail yang terbuat dari besi dengan tinggi 84 cm. Lebar tangga darurat 100 cm dengan tinggi anak tangga 18 cm. Lebar pijakan anak tangga adalah 30 cm. Injakan anak tangga terbuat dari beton dan dilapisi keramik. Jumlah anak tangga pada satu lintasan tangga darurat adalah 9-10 anak tangga. 6) Tempat Berkumpul Lokasi yang dijadikan sebagai tempat berkumpul saat kebakaran atau keadaan darurat lainnya terjadi adalah di halaman gedung puskesmas yang menuju langsung ke gerbang keluar gedung yang merupakan tempat tujuan akhir pada saat evakuasi. Pada tempat berkumpul tidak terdapat tanda yang menunjukkan bahwa tempat tersebut merupakan tempat berkumpul pada saat kejadian kebakaran atau keadaan darurat lainnya 4. Program Pemeliharaan dan Pemeriksaan Sarana Proteksi Kebakaran Puskesmas kecamatan Z hanya melakukan inspeksi rutin pada sarana APAR yaitu 6 bulan sekali dan tidak pernah mengadakan pemeliharaan dan pemeriksaan terhadap sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran lainnya. Pembahasan Berdasarkan hasil observasi, wawancara, pengukuran dan telaah dokumen, dilakukan analisis perbandingan sistem proteksi kebakaran di gedung Puskesmas Y dan Z yaitu sistem proteksi aktif dan sistem proteksi pasif, sarana penyelamatan jiwa serta program pemeriksaan dan pemeliharaan sarana penangulangan kebakaran dengan standar yang berlaku di Indonesia dan internasional.

1. Sistem Proteksi Kebakaran Sistem Proteksi Aktif 1) Detektor kebakaran Berdasarkan hasil Perbandingan kondisi aktual detektor kebakaran yang ada di gedung Puskesmas kecamatan Y dan Z dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26 tahun 2008, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.10 tahun 2000 dan NFPA 72 terdapat elemen yag tidak sesuai dengan standar yaitu: pada puskesmas kecamatan Z tidak ditemukan detektor asap pada ruang perawatan pasien dan di koridor. 2) Alarm kebakaran Berdasarkan hasil Perbandingan kondisi aktual alarm kebakaran yang ada di gedung Puskesmas kecamatan Y dan Z dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26 tahun 2008, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.10 tahun 2000 dan NFPA 72 terdapat elemen yag tidak sesuai dengan standar yaitu: tidak terdapat alat pemecah kaca pada titik panggil manual dan tidak pernah dilakukan uji coba untuk mengetahui apakah alarm berfungsi atau tidak. 3) Sprinkler Berdasarkan hasil Perbandingan kondisi aktual alarm kebakaran yang ada di gedung Puskesmas kecamatan Y dan Z dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26 tahun 2008, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.10 tahun 2000 dan NFPA 13 terdapat eleman yang tidak sesuai yaitu: Puskesmas kecamatan Z tidak memiliki sprinkler dimana seharusnya puskesmas mempunyai sarana penanggulangan kebakaran berupa sprinkler. 4) Alat pemadam api ringan Berdasarkan hasil Perbandingan kondisi aktual alat pemadam api ringan yang ada di gedung Puskesmas kecamatan Y dan Z dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26 tahun 2008, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.10 tahun 2000 dan NFPA 10 diperoleh hasil yaitu:puskesmas kecamatan Y dan Z sudah memiliki APAR yang ditempatkan dimasing-masing lantai gedung. Tetapi tidak terdapat tanda petunjuk penggunaan APAR, yang akan berisiko menimbulkan keterlambatan dalam penanganan kebakaran.

5) Hidran Berdasarkan hasil Perbandingan kondisi aktual hidran kebakaran yang ada di gedung Puskesmas kecamatan Y dan Z dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26 tahun 2008, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.10 tahun 2000 dan NFPA 14 diperoleh hasil yaitu: tempat peletakan hidran yang ditutupi oleh beberapa benda seperti meja, lemari, poster, pot bunga dan sebagainya. Hal ini juga berisiko menimbulkan keterlambatan dalam penanganan kebakaran. Sistem Proteksi Pasif Berdasarkan hasil perbandingan kondisi aktual bahan dan konstruksi bangunan gedung puskemas Y dan Z dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.10 tahun 2000, semua elemen yang dibandingkan sesuai dengan standar tersebut. 2. Sarana Penyelamatan Jiwa 1) Sarana Jalan Keluar Berdasarkan hasil Perbandingan kondisi aktual sarana jalan keluar yang ada di gedung Puskesmas kecamatan Y dan Z dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26 tahun 2008, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.10 tahun 2000 dan NFPA 101 terdapat 1 elemen yang tidak sesuai yaitu: sarana jalan keluar pada puskesmas kecamatan Y dan Z terhalangi oleh barang-barang seperti meja, kursi, lemari, timbangan yang diletakkan di sepanjang koridor jalan keluar dan di dekat tangg darurat. Penempatan barang-barang tersebut di dalam ruang tangga darurat dapat menghalangi dan mempersulit proses evakuasi. 2) Petunjuk Arah Jalan Keluar Berdasarkan hasil Perbandingan kondisi aktual petunjuk arah jalan keluar yang ada di gedung Puskesmas kecamatan Y dan Z dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26 tahun 2008, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.10 tahun 2000 dan NFPA 101, pada puskesmas kecamatan Y tidak ditemukan tanda petunjuk arah jalan keluar. Hal ini bisa mempersulit proses evakuasi saat terjadi kebakaran.

3) Pencahayaan Darurat Berdasarkan hasil Perbandingan kondisi aktual pencahayaan darurat yang ada di gedung Puskesmas kecamatan Y dan Z dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26 tahun 2008, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.10 tahun 2000 dan NFPA 101 diperoleh hasil yaitu bahwa pencahayaan darurat pada gedung Puskesmas Y dan Z sudah sesuai dengan standar, dimana pencahayaan darurat dapat bekerja secara otomatis saat lampu utama mati. 4) Komunikasi Darurat Berdasarkan hasil perbandingan antara kondisi aktual komunikasi darurat yang ada di gedung puskesmas kecamatan Y dan Z dengan standar Kepmen PU No.10/KPTS/200 diperoleh hasil yaitu bahwa gedung Puskesmas kecamatan Y dan Z sudah memenuhi seluruh kriteria yang dinilai dimana masing-masing gedung puskesmas sudah memiliki sistem komunikasi dan tata suara seperti telepon, paging microphone dan speaker yang terdapat di gedung puskesmas serta Handy Talky (HT) yang dikendalikan oleh petugas atau security gedung puskesmas, sehingga apabila terjadi kebakaran dan keadaan darurat lainnya bisa diantisipasi dengan cepat. 5) Pintu Darurat Berdasarkan hasil Perbandingan kondisi aktual pintu darurat yang ada di gedung Puskesmas kecamatan Y dan Z dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26 tahun 2008, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.10 tahun 2000 dan NFPA 101 diperoleh hasil yaitu pintu darurat yang terdapat pada gedung Puskesmas Y dan Z sudah sesuai dengan standar. Pintu darurat tersedia dengan ukuran tinggi 2 m, lebar 94 cm dan 79 cm, pintu bersifat self closing door dan membuka ke arah jalan keluar. 6) Tangga Darurat Berdasarkan hasil Perbandingan kondisi aktual tangga darurat yang ada di gedung Puskesmas kecamatan Y dan Z dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26 tahun 2008, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.10 tahun 2000 dan NFPA 101 diperoleh hasil pada gedung puskesmas Y dan Z terdapat 1 elemen yang tidak sesuai dengan standar yaitu disekitar tanga darurat terdapat barang-barang seperti peralatan kebersihan, meja, kardus yang dapat menghalangi proses evakuasi, dimana seharusnya tangga darurat terbebas dari hambatan untuk memudahkan proses evakuasi saat kebakaran terjadi.

7) Tempat Berkumpul Berdasarkan hasil perbandingan kondisi aktual tempat berkumpul di gedung Puskesmas Y dan Z dengan NFPA 101, terdapat elemen yang tidak sesuai dengan standar tersebut. Elemen yang tidak sesuai dengan NFPA 101 adalah tidak terdapatnya tanda petunjuk yang menunjukkan bahwa daerah tersebut digunakan sebagai tempat berkumpul setelah evakuasi dan kondisi tempat berkumpul yang dinilai kurang aman karena merupakan jalur perlintasan kendaraan yang akan parkir ataupun keluar dari gedung puskesmas. 3. Program Pemeliharaan dan Pemeriksaan Sarana Proteksi Kebakaran Berdasarkan hasil Perbandingan kondisi aktual program pemeriksaaan dan pemeliharaan terhadap sarana proteksi kebakaran yang ada di gedung Puskesmas kecamatan Y dan Z dengan NFPA 10, NFPA 14, NFPA 25, NFPA 72 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26 tahun 2008 diperoleh hasil: Pada gedung puskesmas kecamatan Y dari 8 elemen yang dibandingkan hanya 1 yang sesuai dengan standar yaitu dilakukan pemeriksaan APAR sekali dalam 6 bulan yang sesuai dengan ketentuan di NFPA 10. Sedangkan elemen yang lain tidak sesuai dengan standar karena tidak pernah dilakukan pemeriksaan terhadap hidran, sprinkler, detektor, alarm kebakaran dan pencahayaan darurat. Pada gedung puskesmas kecamatan Z dari 7 elemen yang dibandingkan hanya 1 yang sesuai dengan standar yaitu dilakukan pemeriksaan APAR sekali dalam 6 bulan yang sesuai dengan ketentuan di NFPA 10. Sedangkan elemen yang lain tidak sesuai dengan standar karena tidak pernah dilakukan pemeriksaan dan uji operasional terhadap hidran sebagaimana ditentukan pada NFPA 14. Kesimpulan Dari total 86 elemen yang dibandingkan antara sistem proteksi kebakaran, sarana penyelamatan jiwa dan perogram pemeriksaan dan pemeliharaan sarana penanggulangan kebakaran di puskesmas Y terdapat 22 elemen yang tidak sesuai yaitu tidak terdapat petunjuk penggunaan APAR dan hidran,kotak hidran,sarana jalan keluar dan tangga darurat terhalangi oleh benda lain, tempat berkumpul kurang aman karena merupakan jalur perlintasan kendaraan yang akan masuk dan keluar dari gedung puskesmas, program pemeriksaan dan

pemeliharaan serta uji coba terhadap sarana detektor, alarm, hidran, sprinkler, pencahayaan darurat tidak pernah dilakukan. Dari total 86 elemen yang dibandingkan antara sistem proteksi kebakaran, sarana penyelamatan jiwa dan perogram pemeriksaan dan pemeliharaan sarana penanggulangan kebakaran di puskesmas Y terdapat 31 elemen yang tidak terdapat detektor asap pada ruang pasien dan koridor, alarm otomatis tidak terhubung dengan sprinkler, tidak terdapat sprinkler pada gedung, tidak terdapat petunjuk penggunaan APAR dan hidran,kotak hidran,sarana jalan keluar dan tangga darurat terhalangi oleh benda lain, tempat berkumpul kurang aman karena merupakan jalur perlintasan kendaraan yang akan masuk dan keluar dari gedung puskesmas, program pemeriksaan dan pemeliharaan serta uji coba terhadap sarana detektor, alarm, hidran, sprinkler, pencahayaan darurat tidak pernah dilakukan. Saran Kepada pengelola gedung Puskesmas kecamatan Y dan Z perlu melakukan perbaikan terhadap saran pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang ada di gedung Puskesmas kecamatan Y dan Z. Perbaikan dilakukan dengan mengikuti standar yang ada. Perbaikan yang dapat dilakukan antara lain memindahkan barang yang menghalangi hidran gedung dan hidran halaman, meletakkan APAR pada posisi yang mudah terlihat, memindahkan barang-barang yang menghalangi sarana jalan keluar, memasang tanda petunjuk arah jalan keluar, memindahkan area berkumpul sementara, melakukan pengujian pada hidran, sprinkler, dan detektor kebakaran, melakukan simulasi kebakaran serta membentuk tim atau manajemen penanggulangan kebakaran gedung. Referensi Baker,J, et.al. (2013). Categorisation of fire safety management: Results of a Delphi Panel.Fire Safety Journal,59,37-46 Burke, Robert (2007). Fire Protection Systems And Response. United States of America. CRC Press Tailor & Francis Group. Cote, Arthur E. (2004). Fundamentals of Fire Protection, NFPA. Quincy, Massachusetts.

Dafletshina,T.A & Cheremisionoff, N.P. (1998). Fire and Explosion Hazard Handbook of Industrial Chemicals. New Jersey. Noyes Publication. Furness, Andrew & Muckett, Martin. (2007). Introduction to Fire Safety Management. Oxford, UK.Butterworth-Heinemann Publications. Chu,G.,Jinhui, W. (2011). Study on probability distribution of fire scenarios in risk assessment to emergency evacuation. Reliability Engineering and System Safety, 99, 24-32 Huang Yan-bo,et.al. (2011). Research in Assessment Method of Fire Protection System. Procedia Engineering,11,147-155 Jen-Hao Chi. (2011). A fire risk simulation system for multi-purpose building based fire statistics. Simulation Modelling Practise and Theory,19, 1243-1250 Landucci, G, et.al. (2009). Design and testing of innovative materials for passive fire protection. Fire Safety Journal, 44, 1103-1109 Li.Qiang. (2011). Estimation of fire detection time. Procedia Engineering,11,233-234 Lo.S.M, et.al.(2008). A simulation model for studying the implementation of performance-based fire safety design in buildings. Automation in Construction,17,852-863 National Fire Protection Association (NFPA) 101. (2001). Life Safety Code. Scott Dornan. (2008). Industrial Fire Brigade Principle and Practice. United Kingdom. Jones and Barlett Publishers inc. and the National Fire Protection Association.