Achmad Barru Rosadi, Adeng Slamet, dan Kodri Madang Universitas Sriwijaya

dokumen-dokumen yang mirip
JENIS-JENIS KADAL (LACERTILIA) DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS LIMAU MANIH PADANG SKRIPSI SARJANA BIOLOGI OLEH HERLINA B.P.

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL HUTAN LESTARI (2015) Vol. 3 (1) : 30 34

Jurnal MIPA 38 (1) (2015): Jurnal MIPA.

METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2014,

Keragaman Jenis Kadal Sub Ordo Sauria pada Tiga Tipe Hutan di Kecamatan Sungai Ambawang

KEANEKARAGAMAN HERPETOFAUNA DI KAWASAN TAMBLING WILDLIFE NATURE CONSERVATION (TWNC) TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN (TNBBS) PESISIR BARAT LAMPUNG

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (ORDO ANURA) DI KAWASAN TAMAN WISATA ALAM SURANADI - LOMBOK BARAT*

II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Bio Ekologi Herpetofauna 2.1. Taksonomi Taksonomi Reptil Taksonomi Amfibi

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

POTENSI, PELUANG, DAN TANTANGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN LAHAN BASAH SECARA BERKELANJUTAN

KEANEKARAGAMAN ORDO ANURA DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU. A. Nola 1, Titrawani 2, Yusfiati 2

Keanekaragaman Herpetofauna di Lahan Reklamasi Tambang Batubara PT Singlurus Pratama, Kalimantan Timur

Jenis-Jenis Kadal (Sub-Ordo Sauria) di Hutan Harapan Jambi. The lizards species (Sub-Order Saurian) in Harapan Rainforest Jambi

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

Identifikasi Jenis Amphibi Di Kawasan Sungai, Persawahan, dan Kubangan Galian Di Kota Mataram. Mei Indra Jayanti, Budiono Basuki, Susilawati

I. PENDAHULUAN. Amfibi merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem yang memiliki

KEANEKARAGAMAN EKTOPARASIT PADA BIAWAK (Varanus salvator, Ziegleri 1999) DIKOTA PEKANBARU, RIAU. Elva Maharany¹, Radith Mahatma², Titrawani²

PERSEBARAN DAN KEANEKARAGAMAN HERPETOFAUNA DALAM MENDUKUNG KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI KAMPUS SEKARAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Keanekaragaman Jenis Kadal dan Ular (Squamata: Reptilia) di Sepanjang Sungai Code, Daerah Istimewa Yogyakarta

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

JENIS-JENIS REPTILIA DI PPKA BODOGOL, TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

Jenis-Jenis Reptilia di PPKA Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Reptile species in PPKA Bodogol, Gunung Gede Pangrango National Park

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

Kepadatan Populasi dan Distribusi Kadal (Mabuya multifasciata. Kuhl) Di Pulau-pulau Kecil Kota Padang

Keywords : Diversity in Cikaweni PPKAB Bodogol, Dominance, Inventory, Herpetofauna, VES with Time Search methods

II. TINJAUAN PUSTAKA. (perairan) lainnya, serta komplek-komplek ekologi yang merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN JENIS HERPETOFAUNA DI SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL (SPTN) I, ALAS PURWO, BANYUWANGI, JAWA TIMUR

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lainnnya yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Menurut Ummi (2007)

BAB I PENDAHULUAN. satu keaneragaman hayati tersebut adalah keanekaragaman spesies serangga.

Karakterisik dan Kepadatan Populasi Genus Microhyla Di Wilayah Cagar Alam dan Taman Wisata Alam (CA-TWA) Telaga Warna ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah tepatnya di kabupaten Karanganyar. Secara geografis terletak

Teknik Identifikas Reptil

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tungau Karakterisasi dan Infestasi Tungau pada Cicak

BAB I PENDAHULUAN. secara vegetatif mempunyai kemiripan dengan alga dan jamur. Thallus ini ada yang

BAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan

I. PENDAHULUAN. liar di alam, termasuk jenis primata. Antara tahun 1995 sampai dengan tahun

PENGENALAN KUCING CONGKOK (Prionailurus bengalensis) BERDASARKAN JEBAKAN KAMERA di TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS (TNWK)

Overlay. Scoring. Classification

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlin Nur Fitri, 2015

Keanekaragaman dan Ekologi Biawak (Varanus Salvator) di Kawasan Konservasi Pulau Biawak, Idramayu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kekayaaan sumber daya dan keanekaragaman hayati berupa jenis-jenis satwa maupun

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia, termasuk juga keanekaragaman Arthropodanya. 1. Arachnida, Insecta, Crustacea, Diplopoda, Chilopoda dan Onychophora.

III. METODE PENELITIAN. dilakukan pada bulan Desember Maret Penelitian dilaksanakan di

keadaan seimbang (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

Indonesia: Mega Biodiversity Country

I. PENDAHALUAN. dan kehutanan. Dalam bidang kehutanan, luas kawasan hutannya mencapai. (Badan Pusat Statistik Lampung, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Anggapan ini terbentuk berdasarkan observasi para ahli akan keanekaragamannya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. tumbuhan asing yang dapat hidup di hutan-hutan Indonesia (Suryowinoto, 1988).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang cukup besar

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

DISTRIBUSI VERTIKAL ANURA DI GUNUNG SEBLAT KABUPATEN LEBONG, BENGKULU VERTICAL DISTRIBUTION OF ANURA IN SEBLAT MOUNT LEBONG REGENCY, BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan kehidupan dan peradaban manusia, hutan semakin

TINJAUAN PUSTAKA. Langkat. Pulau Sembilan ini memiliki luas ± 15,65 km 2 atau ± 9,67% dari total

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. buaya, Caiman, buaya, kura-kura, penyu dan tuatara. Ada sekitar 7900 spesies

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA. fungsi pokok sebagai hutan konservasi yaitu kawasan pelestarian alam untuk

Amfibi mempunyai ciri ciri sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999, hutan adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Arthropoda merupakan filum terbesar dalam dunia Animalia yang mencakup serangga, laba-laba, udang,

PERBANDINGAN KEANEKARAGAMAN DAN SEBARAN SPASIAL REPTIL DI PULAU PEUCANG DAN CIDAON CATUR SOTARADU RADJA GULTOM

I. PENDAHULUAN. dunia. Frekuensi erupsi Gunungaapi Merapi yang terjadi dalam rentang waktu 2-

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional,

KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Transkripsi:

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS REPTILIA (SUB ORDO SAURIA) DI TAMAN WISATA ALAM (TWA) BUKIT KABA KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU DAN KONTRIBUSINYA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA Achmad Barru Rosadi, Adeng Slamet, dan Kodri Madang Universitas Sriwijaya email : achbarru@gmail.com Abstract: This research aim to know about morphology characteristic of Reptillia (Sub Ordo Sauria) and determination key of Reptillia in Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Kaba. This research used descriptive and Visual Encounter Survey (VES) methods. Species was collected by hand and trap net. The morphology data was analised by descriptively to establish name and description of kinds. The result of the research was successed to find seven kinds of lizard and classified on four family which is Gekkonidae family s (Gekko monarchus, Hemidactylus frenatus, dan Hemidactylus platyurus), Scincidae family s (Eutropis multifasciata), Agamidae family s (Bronchocela cristatella anddraco volans), and Varanidae family s (Varanus salvator). Morphology Characteristic on each kinds of lizard were various that is Head character, Body, legs, tail, skink and tongue. Result of the research expect could be usefully as early information for next research and also it able to become a studies source in learning biology at SMA X class 2th semester on Basic Competency 3.2. analyzing the data of observation result in any level of various biodiversity (Gen, kinds and ekosistem) at Indonesia. Keyword: Lizard, Morphology characteristic, and TWA Bukit Kaba Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis jenis Reptillia (Sub Ordo Sauria), mendeskripsikan karakter morfologi Reptillia dan kunci determinasi Reptillia di Taman Wisata Alam Bukit Kaba, Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan metode Visual Encounter Survey (VES). Spesimen ditangkap dengan tanganserta menggunakan jaring tangkap. Data morfologi dianalisis secara deskriptif untuk menentukan nama dan deskripsi dari jenis. Hasil penelitian ini berhasil ditemukan tujuh jenis kadal tergolong dalam empat Familli yaitu Familli Gekkonidae (Gekko monarchus, Hemidactylus frenatus, dan Hemidactylus platyurus), Familli Scincidae (Eutropis multifasciata), Familli Agamidae (Bronchocela cristatella dan Draco volans), dan Familli Varanidae (Varanus salvator). Karakter morfologi setiap jenis kadal beragam meliputi karakter kepala, badan, kaki, ekor, sisik, dan lidah. Hasilpenelitian diharapkan dapat dijadikan informasi informasi awal untuk penelitian selanjutnya serta menjadi bahan belajar pada pembelajaran Biologi di SMA kelas X semester II pada Kompetensi Dasar 3.2. Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia Kata Kunci: Kadal, Karakter Morfologi, dan TWA Bukit Kaba. PENDAHULUAN Indonesia memiliki jenis Reptil yang berbeda pada setiap wilayah dengan total 511 jenis dan 150 yang endemik (Bappenas, 2003). Penelitian reptil pertama kali dilakukan oleh Roiij (1915), yang mendeskripsikan 267 jenis kadal. Selanjutnya Penelitian lain di wilayah Indonesia yang telah dilakukan peneliti di antaranya, Iskandar (1996) menemukan 407 jenis kadal dari sembilan Familli di Sumatera, Jawa, Borneo, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan New Guinea. Kurniati (2003) menemukan 16 jenis kadal di Cagar Alam Gunung Supiori, Biak- 88

Identifikasi Jenis-Jenis Reptilia (Sub Ordo Sauria), Achmad B. R., Adeng Slamet, Dan Kodri Madang 89 Numfor: Daerah Korido dan Sekitarnya. Area penelitian dilakukan di perkebunan, permukiman, dan berbagai tipe hutan dengan ketinggian 600 mdpl.lisa (2011) menemukan sembilan jenis kadal di Bukit Sulap Kota Lubuk Linggau Provinsi Sumatera Selatan, kawasan penelitian menunjukkan lokasi di daerah perkotaan, dengan topografi yang menanjak dengan ketinggian 471 mdpl. Amri, dkk., (2015) menemukan 10 jenis kadal di Kawasan Hutan Lindung Gunung Semahung Desa Sebatih, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Selatan. Area pada penelitian menunjukkan tipe hutan dataran rendah, dengan luas wilayah 2.812 ha dan ketinggian 695 mdpl. Dengan mencermati penelitian yang telah dilakukan, tampak pada setiap wilayah memiliki morfologi kawasan dan keragaman jenis kadal yang berbeda. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian serupa mengenai keragaman jenis kadal di lokasi yang berbeda, seperti di TWA Bukit Kaba. Hasil Observasi lapangan yang telah dilakukan di TWA Bukit kaba menunjukkan bahwa di wilayah tersebut memiliki vegetasi yang rapat, dengan topografi yang berbukitbukit dengan luas 13.490 Ha serta ketinggian 1952 mdpl. Kawasan TWA Bukit Kaba memiliki keanekaragaman hayati berupa jenis hewan dan tumbuhan yang beragam. Vegetasi yang tumbuh di sekitar kawasan tersebut antara lain berupa pohon, semak, dan perdu, sedangkan beberapa jenis hewan yang teramati di wilayah ini beberapa di antaranya hewan vertebrata dari kelas Reptilia Sub Ordo Sauria (kadal). Kadal hidup pada berbagai jenis habitat, beberapa hidup di pepohonan, di atas tanah bahkan di dalam tanah. Kadal menyukai tempat yang lembab dan memiliki banyak serasah, pepohonan dan semak-semak. Setiap Familli dari Sub OrdoSauria menempati habitat yang berbeda. Familli Scincidae hidup di serasah, lubang-lubang dan pohon, FamilliAgamidae hidup di pepohonan, Familli Gekkonidae di pepohonan, bangunanbangunan, sedangkan Familli Lacertidae pada perkebunan dan semak-semak (Mistar, 2008). Kadal merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem dan merupakan bagian keanekaragaman hayati yang menghuni kawasan hutan, perkebunan, dan lingkungan masyarakat. Sebagai salah satu komponen ekosistem, kadal memegang peranan penting dalam rantai makanan di lingkungan hidupnya, keseimbangan alam, serta bagi lingkungan manusia. Keberadaan kadal di suatu tempat merupakan indicator terhadap melimpahnya serangga yang ada. Kadal merupakan predator karena makanan utama kadal adalah berbagai macam larva serangga dan serangga yang menjadi hama (Kurniati, 2001), oleh karena itu dapat menekan keberadaan serangga yang merugikan bagi lingkungan manusia. Mengingat peran kadal di suatu ekosistem sangat penting, maka upaya untuk menjaga keberlanjutan peran kadal di suatu ekosistem merupakan hal yang perlu dilakukan, berkaitan dengan itu cukup penting informasi data mengenai keragaman jenis kadal di suatu daerah. Namun, pada saat ini kelengkapan informasi data mengenai keragaman jenis kadal harus dipertimbangkan, karena data mengenai jenis-jenis kadal tersebut dapat digunakan untuk melengkapi data dasar keragaman jenis kadal di Provinsi Bengkulu tepatnya di TWA Bukit Kaba. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitia Penelitian dilaksanakan di TWA Bukit Kaba Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu pada ketinggian 800 mdpl s.d 1300 mdpl. Jalur penelitian terdiri dari empat titik pengambian sampel, titik pertama dengan ketinggian 800 mdpl, titik kedua dengan ketinggian 1000 mdpl, titik ketiga dengan ketinggian 1100 mdpl, dan titik keempat dengan ketinggian 1300 mdpl. Waktu

90 JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI, VOLUME 4, NOMOR 1, MEI 2017 pengambilan sampel di mulai pada bulan Oktober 2016 sampai November 2016. Alat Penelitian Alat yang digunakan adalah jaring tangkap, kamera, sarung tangan, pisau, tali, penggaris, toples, kardus, kertas label, spidol, alat suntik, alkohol 70%, kloroform, kapas, buku panduan lapangan, jam, alat untuk mengukur faktor lingkungan, dan tongkat kayu. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan metode Visual Encounter Survey (VES) dengan langkah yaitusurvei lapangan, pengumpulan spesimen, pengamatan karakter morfologi spesimen, identifikasi spesimen, danpengawetan spesimen(bismark, 2011).Setiap jenis spesimen (Sub Ordo Sauria) yang ditemukan diidentifikasi dan dikoleksi. Pencatatan data-data ekologi juga dilakukan seperti suhu, kelembapan, keadaan cuaca, bentuk habitat, lokasi penemuan dan aktivitas yang dilakukan. Sampel dikumpulkan dengan penangkapan langsung di kawasan TWA Bukit Kaba. HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Reptilia (Sub Ordo Sauria) di Taman Wisata Alam Bukit Kaba Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu Berdasarkan hasil penelitian ditemukan empat famili dan tujuh jenis Reptilia (Sub Ordo Sauria) di Taman Wisata Alam Bukit Kaba, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Data Hasil Identifikasi terdapat pada Tabel 1 Tabel 1 Jenis Reptilia (Sub Ordo Sauria) di Taman Wisata Alam Bukit Kaba Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. No Famili Jenis Nama Umum 1 Gekkonidae Gekko monarchus Tokek Rumah Hemidactylus frenatus Cicak Kayu Hemidactylus platyurus Cicak Rumah 2 Scincidae Eutropis multifasciata Kadal Kebun 3 Agamidae Bronchocela cristatella Bunglon Draco volans Kadal Terbang 4 Varanidae Varanus salvator Biawak Jenis Reptilia (Sub Ordo Sauria) yang ditemukan pada wilayah penelitian sebanyak Tujuh Jenis dan empat Famili yaitu Famili Gekkonidae (Tiga jenis), Famili Scincidae (satu jenis), Famili Agamidae (dua jenis), dan Famili Varanidae (satu jenis). Deskripsi Morfologi Jenis Reptilia (Sub Ordo Sauria) di Taman Wisata Alam Bukit Kaba Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu Karakter Morfologi setiap jenis Reptilia (Sub Ordo Sauria) memiliki beberapa perbedaan ukuran dan perbedaan morfologinya. Ukuran setiap jenis Reptilia (Sub Ordo Sauria) terdapat pada Tabel 2

Identifikasi Jenis-Jenis Reptilia (Sub Ordo Sauria), Achmad B. R., Adeng Slamet, Dan Kodri Madang 91 Tabel 2 Perbedan ukuran Reptilia (Sub Ordo Sauria) di Taman Wisata Alam Bukit Kaba Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu No Jenis Kepala Badan Kaki Kaki Ekor depan Belakang 1 Gekko monarchus 3 cm 6,8 cm 1,5 cm 2,5 cm 11 cm 2 Hemidactylus frenatus 1,5 cm 3,2 cm 0,9 cm 1,5 cm 5,3 cm 3 Hemidactylus platyurus 1,5 cm 4,8 cm 0,5 cm 0,9 cm 3,7 cm 4 Eutropis multifasciata 2,5 cm 6,3 cm 1,6 cm 2,5 cm 11 cm 5 Bronchocela cristatella 3 cm 6,5 cm 5,4 cm 8 cm 29 cm 6 Draco volans 5,5 cm 2,5 cm (membran: 5 cm) 1,2 cm 2,5 cm 10,5 cm 7 Varanus salvator 12 cm 30 cm 7 cm 10 cm 54 cm Berdasarkan Tabel 2 ukuran tubuh setiap jenis Reptilia (Sub Ordo Sauria) memiliki perbedaan ukuran, jenis Varanus salvator merupakan jenis yang paling besar diantara jenis yang lain, dengan total panjang tubuh 96 cm. Sedangkan jenis Hemidactylus frenatus dan Hemidactylus platyurus merupakan jenis yang paling kecil diantara jenis yang lain, dengan total panjang tubuh 10 cm. Gekko monarchus memiliki total panjang tubuh 20,8 cm, jenis Eutropis multifasciata memiliki total panjang tubuh 19,8 cm, jenis Broncocella cristatella memiliki total panjang tubuh 38,5 cm, dan jenis Draco volans memiliki total panjang tubuh 18,5 cm. Karakter morfologi setiap jenis Reptilia (Sub Ordo Sauria) memiliki beberapa perbedan. Perbedaan Karakter morfologi yang khas dari jenis Reptilia (Sub Ordo Sauria) terdiri dari Karakter Permukaan Kulit, sisik, dan Lidah. Tabel 3 Karakter Morfologi Reptilia (Sub Ordo Sauria) di Taman Wisata Alam Bukit Kaba Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. No Jenis Karakter Morfologi Permukaan Kulit Sisik Lidah 1 Gekko monarchus Kasar Granular Pendek & tumpul 2 Hemidactylus frenatus Halus Granular Pendek & tumpul 3 Hemidactylus platyurus Halus Granular Pendek & Tumpul 4 Eutropis multifasciata Halus Sikloid Panjang & berbelah dua 5 Bronchocela cristatella Kasar Sikloid Pendek & tumpul 6 Draco Volans Kasar Sikloid Pendek & tumpul 7 Varanus salvator Kasar Sikloid Panjang & berbelah dua Karakteristik Habitat di Taman Wisata Alam Bukit Kaba Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu Karakteristik Habitat di di Taman Wisata Alam Bukit Kaba Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu memiliki rentang suhu 19 o C - 21 o C, kelembapan 91 %, Keadaan

92 JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI, VOLUME 4, NOMOR 1, MEI 2017 Cuaca pada Bulan Oktober sampai Bulan November 2016 rata rata dalam keadaan Hujan, tetapi pengambilan sampel dilakukan dengan keadaan cuaca Cerah atau Berawan. Bentuk Habitat yang terdapat di Taman Wisata Alam Bukit Kaba Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu yaitu Permukiman, Tanah, Semak, dan Pepohonan. Data Karakteristik Habitat Jenis Reptilia terdapat pada Tabel 4 Tabel 4Karakteristik Habitat di Taman Wisata Alam Bukit Kaba Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Ketinggian titik Jenis Reptilia (Sub ordo No Suhu Kelembapan Profil habitat penelitian Sauria) 1 800 mdpl 21 o C 91% Permukiman Gekko monarchus,hemidactylus frenatus, Hemidactylus platyurus, Eutropis multifasciata, 2 1.000 mdpl 21 o C 91% Semak Gekko monarchus Hemidactylus frenatus, Bronchocella cristatella Varanus salvator 3 1.100 mdpl 20 o C 91% Hutan Eutropis multifasciata Draco volans 4 1.300 mdpl 19 o C 91% Hutan Bronchocella cristatella KESIMPULAN Berdasarkan Hasil Penelitian yang telah dilakukan di Taman Wisata Alam Bukit Kaba Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu berhasil ditemukan Tujuh jenis Reptilia (Sub Ordo Sauria) dan tergolong kedalam EmpatFamilli yaitufamilli Gekkonidae (Gekko monarchus, Hemidactylus frenatus, dan Hemidactylus platyurus), Familli Scincidae (Eutropis multifasciata), Familli Agamidae (Bronchocela cristatella dan Draco volans), dan Familli Varanidae (Varanus salvator). Setiap jenis memiliki perbedaan karakter morfologi khas, yaitu Gekko monarchusmemiliki tekstur kulit yang kasar dan berbintil bintil, memiliki dua sampai tiga corak hitam dari pangkal badan sampai ujung badan. Hemidactylus frenatus memiliki alur alur berduri kecil dan halus pada ekor. Hemidactylusplatyurus memiliki tekstur kulit yang halus dan lembut, serta tonjolan berwarna merah pada ujung jarinya. Eutropis multifasciata pada bagian sisi leher terdapat corak kemerahan dan sisik tubuh yang mengkilap. Bronchocela cristatella memiliki sisik yang menanduk pada bagian atas ujung kepala sampai leher, memiliki tungkai kaki yang panjang, dan pewarnaan tubuhnya tergantung pada substrat, jika keadaan normal warnanya berwarna hijau. Draco volans memiliki membran yang cukup lebar pada kedua sisi badannya. Varanus salvatormemiliki tubuh yang sangat besar, memiliki lidah yang panjang dan sedikit terbelah dua di ujungnya, dan memiliki warna tubuh corak kehijauan dan kekuningan. SARAN Berdasarkan hasil penelitian mengenaijenis Reptilia (Sub Ordo Sauria) di Taman Wisata Alam Bukit Kaba Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai keanekaragaman dan kelimpahan Jenis Reptilia (Sub Ordo Serpentes) di Taman

Identifikasi Jenis-Jenis Reptilia (Sub Ordo Sauria), Achmad B. R., Adeng Slamet, Dan Kodri Madang 93 Wisata Alam Bukit Kaba Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu Daftar Pustaka Amri, S., Nurdjali, B., & Siahaan, S. (2015). Keanekaragaman Jenis Reptil Bangsa Squamata di Kawasan Hutan Lindung Gunung Semahung Desa Sebatih, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak. Jurnal Hutan Lestari.3(1), 30 34 Bismark, M.(2011). Prosedur Operasi Standar (SOP) untuk Survei Keragaman jenis pada kawasan Konservasi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan. Indonesia BKSDA. (2002). Profil Kawasan Konservasi di wilayah Propinsi Bengkulu. Bengkulu Departemen Kehutanan Republik Indonesia. (2001). Keputusan Menteri Kehutanan tentang Kriteria dan Standar Pengukuhan Kawasan Hutan No: 43/Kpts-II/01. Jakarta Iskandar, D. T. (1996). The Biodiversity of The Amphibians and Reptiles of The Indo-Australian Archipelago: Assessement for Future Studies and Conservation. Journal Biodiversity and the Dynamics of Ecosystem. 1,359-371 Iskandar, D. T., & Erdelen, W. R. (2006). Conservation of Amphibians and Reptiles in Indonesia: Issues and Problems. Journal Amphibians and Reptile Conservation. 4 (1), 60-87. Kindersley, D. (2008). Ilustrated Ensyclopedia of Animal. London: Dorling Kindersley Limited. Kurniati, H. (2003). Amfibia dan Reptilia Cagar Alam Gunung Supirio, Biak- Numfor: Daerah Korido dan Sekitarnya. Jurnal Berita Biologi. 6(5), 691-497 Lisa, R. (2011). Jenis-jenis Reptilia (SubBangsa Lacertilia) di Bukit Sulap Kota Lubuk Linggau Provinsi Sumatera Selatan dan Sumbangannya pada Pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah Atas. Skripsi. Palembang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya.. Mistar. (2008). Panduan Lapangan Amfibi dan Reptil di Areal Mawas Provinsi Kalimantan Tengah (Catatan di Hutan Lindung Beratus). Kalimantan Tengah: Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo. Roiij, N. D. (1915). The reptiles of Indo- Australian Archipelago. I. Lacertillia, Chelodina, Emydosauria. E. J. Brill. Setiawan, I. (2013). Panduan Praktis Pelatihan Inventarisasi dan Monitoring Herpetofauna. Citarum Watershed Management and Biodiversity Vitt, L.J., & Caldwell, J. P. (2014). Herpetologyan Introductory Biology of Amphibians and Reptiles. Sam Noble Museum and Biology Department. University of Oklahoma Yanuarefa, M. F., Hariyanto, G., & Utami, J.(2012). Panduan Lapang Herpetofauna (Amphibi dan Reptil) Taman Nasional Alas Purwo.Balai Taman Nasiaonal Alas Purwo. Banyuwangi