BAB 1. PENDAHULUAN. dunia menderita skizofrenia selama hidupnya, biasanya bermula dibawah usia 25 tahun, berlangsung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

Artikel Penelitian Majalah Kesehatan Pharmamedika 2013, Vol 5 No. 1 15

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa berat yang perjalanan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan disability (ketidakmampuan) (Maramis, 1994 dalam Suryani,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tersebar di ke 5 Kabupaten Provinsi D.I. Yogyakarta. Puskesmas Bambang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dengan karakteristik berupa gangguan pikiran (asosiasi longgar, waham),

BAB I PENDAHULUAN. jiwa adalah salah satu komponen penting dalam menetapkan status kesehatan. menghambat pembangunan (Hawari, 2012)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Waham adalah keyakinan yang salah, menetap, dipegang teguh. dan tidak dapat digoyahkan dan tidak sesuai dengan latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis, yang berarti dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT GRHASIA YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2007-DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. perilaku berkaitan dengan gangguan fungsi akibat gangguan biologik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan lainnya ( Samuel, 2012). Menurut Friedman, (2008) juga

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA

BAB I PENDAHULUAN. bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, memalukan,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. perannya dalam masyarakat dan berperilaku sesuai dengan norma dan aturan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesalahpahaman, dan penghukuman, bukan simpati atau perhatian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gangguan jiwa (Neurosa) dan sakit jiwa (Psikosa) (Yosep, hubungan interpersonal serta gangguan fungsi dan peran sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum dan Karakteristik Responden Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. ringan dan gangguan jiwa berat. Salah satu gangguan jiwa berat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyebut suatu kondisi akumulasi lemak pada hati tanpa adanya

BAB III METODE PENELITIAN. demografi dengan kualitas hidup pasien skizofrenia. Penelitian cross sectional

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat 125 juta orang dengan usia 80 tahun bahkan lebih. (World Health

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup (AHH). Namun, dalam bidang kesehatan karena meningkatnya jumlah penduduk lanjut

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh gangguan jiwa. Skizofrenia adalah penyakit yang menyebabkan. yang mengakibatkan perilaku psikotik, gangguan dalam memproses

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat. kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (DepKes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan kelainan pada sistem kardiovaskular yang masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kesehatan jiwa merupakan

BAB 1. PENDAHULUAN. Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan untuk laki-laki adalah 19 tahun. Namun data susenas 2006

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1. PENDAHULUAN. Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas.

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan bangsa yang signifikan tidak terlepas dari Pembangunan

BAB 1. PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kejadiannya (Depkes, 2006). Perkembangan teknologi dan industri serta. penyakit tidak menular (Depkes, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kurangnya aktivitas fisik (Wild et al., 2004).Di negara berkembang, diabetes

BAB I 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani (yang berarti terengah-engah) dan pertama kali

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

BAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut,

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutaan merupakan suatu masalah kesehatan di dunia, dilaporkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam

Transkripsi:

1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering dijumpai. Hampir 1% penduduk di dunia menderita skizofrenia selama hidupnya, biasanya bermula dibawah usia 25 tahun, berlangsung seumur hidup, dan mengenai orang dari semua kelas sosial. Jika gangguan skizofrenia dimasukkan dalam estimasi prevalensi, maka jumlah orang-orang terserang bertambah sekitar 5%. 1 Skizofrenia merupakan salah satu gangguan yang paling menarik dimana beberapa peneliti telah menangani perhatian mereka sejak abad XIX. Menurut Morel pada tahun 1850, sebagai gangguan yang mempengaruhi anak-anak muda dengan cara yang akut dan berkembang mengakibatkan terjadinya gangguan mental. Saat ini, dianggap sebagai gangguan kronis yang biasanya terjadi pada akhir masa remaja, ditandai dengan gejala positif dan gejala negatif terutama dalam working memory, perhatian terus-menerus, dan fungsi eksekutif. Gangguan ini memiliki kecenderungan dan dampak yang luas pada berbagai fungsi kehidupan yang erat kaitannya dengan kualitas kesehatan yang berhubungan dengan kualitas hidupnya. 2 Beberapa penelitian mengenai kualitas hidup baik secara umum dan populasi yang terganggu jiwanya telah gagal menemukan hubungan antara jenis kelamin dan kualitas hidup. Dua penelitian oleh Lehman, Slaughter dan Myers pada tahun 1992, serta penelitian oleh Lehman, Rachuba dan Postrado pada tahun 1995, melaporkan adanya interaksi antara usia dan jenis kelamin yaitu laki-laki berusia di bawah usia 25 tahun, dan laki-laki antara 36 45 tahun memiliki kualitas hidup lebih tinggi dibandingkan wanita pada usia tersebut. Untuk waktu luang dan kesehatan dalam beberapa kategori usia, laki-laki dinilai lebih tinggi kualitas hidupnya, sementara perempuan menunjukkan kepuasan yang lebih besar. Di berbagai negara, melaporkan skor yang lebih tinggi kualitas hidup dalam kategori lain seperti jenis

2 kelamin dan kepuasan dengan hubungan sosial untuk perempuan lebih besar kualitas hidupnya. Untuk sampel Kuba sebaliknya, dan Amerika Serikat tidak ada perbedaan. 3 Caron dan kawan-kawan pada tahun 2004, mengemukakan dalam kehidupan sehari-hari perempuan memiliki kualitas hidup yang lebih besar dibanding laki-laki. Kebanyakan penelitian tentang populasi umum dan gangguan jiwa telah menemukan bahwa semakin tua semakin puas mereka dengan kualitas hidupnya khususnya dalam hal keuangan. Pasien yang bekerja menunjukkan kualitas hidup secara signifikan lebih tinggi dari segi kesehatan fisik, hubungan dan dukungan sosial, dan skor kualitas hidupnya lebih tinggi secara keseluruhan. Sebagian besar penelitian epidemiologi sampai saat ini mengemukakan peningkatan kualitas hidup baik keberadaan dan kualitas hidup pada orang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi serta pendapatan yang lebih tinggi. Jarema dan kawan-kawan, menemukan korelasi negatif antara kualitas hidup dan usia pasien dan korelasi positif antara penilaian kualitas hidup dengan pendidikan. 3 Menurut Badli dan kawan-kawan pada tahun 2008, kualitas hidup pasien skizofrenik secara signifikan berhubungan dengan etnis/ras, status pekerjaan, bangsa Cina memiliki kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan dengan ras lain. 5 Menurut Xiang dan kawan-kawan pada tahun 2010, status perkawinan menikah berkontribusi terhadap kualitas hidup. Secara umum, perkawinan dapat memperkuat dukungan untuk pasien skizofrenik, sehingga meningkatkan kualitas hidup mereka, juga dapat menurunkan kualitas hidup mereka dikarenakan masalah-masalah dalam pernikahannya. 6 Selama periode pengamatan, situasi kehidupan pasien skizofrenik,tampaknya hidup sendiri menjadi lebih sering, sementara hidup di suatu lembaga atau dengan anggota keluarga menjadi berkurang. Secara umum, dijelaskan bahwa situasi tempat tinggal pasien skizofrenik dapat mempengaruhi hubungan sosial. 7

3 Dalam studi multisenter cross-sectional yang mencakup semua negara-negara Nordic, dimana ratarata lama sakit adalah lima belas tahun, 70% yang hidup secara mandiri /sendiri, sedangkan 26 % tinggal dilingkungan keluarga. Karakteristik sosiodemografik seperti jenis kelamin perempuan, usia yang lebih muda, tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan lama sakit yang pendek memiliki kualitas hidup yang lebih baik. 8 Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui hubungan karakteristik sosiodemografik dan lama sakit dengan kualitas hidup pada pasien skizofrenia paranoid yang berobat di poliklinik BLUD Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara. 1.2. Rumusan masalah Apakah terdapat perbedaan antara karakteristik sosiodemografik (usia, jenis kelamin, suku, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan situasi tempat tinggal) serta lama sakit dengan kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid. 1.3. Hipotesis Terdapat perbedaan karakteristik sosiodemografik serta lama sakit dengan kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid. 1.4.Tujuan penelitian a. Tujuan Umum

4 Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik sosiodemografik serta lama sakit dengan kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid. b. Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui tingkat kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid 2. Untuk mengetahui kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid masing-masing skala komponen kesehatan 3. Untuk mengetahui skor rata - rata kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid yang diukur dengan kuesioner SF-36 berdasarkan karakteristik sosiodemografik serta lama sakit. 4. Untuk mengetahui skor kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid masing-masing skala komponen kesehatan berdasarkan kelompok usia 5. Untuk mengetahui skor kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid masing-masing skala komponen kesehatan berdasarkan jenis kelamin 6. Untuk mengetahui skor kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid masing-masing skala komponen kesehatan berdasarkan pekerjaan 7. Untuk mengetahui skor kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid masing-masing skala komponen kesehatan berdasarkan tingkat pendidikan 8. Untuk mengetahui skor kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid masing-masing skala komponen kesehatan berdasarkan status perkawinan. 9. Untuk mengetahui skor kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid masing-masing skala komponen kesehatan berdasarkan suku. 10. Untuk mengetahui skor kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid masing-masing skala komponen kesehatan berdasarkan situasi tempat tinggal

5 11. Untuk mengetahui skor kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid masing-masing skala komponen kesehatan berdasarkan lama sakit. 1.5. Manfaat penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan karakteristik sosiodemografik ( usia, jenis kelamin, suku, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan situasi tempat tinggal ) serta lama sakit dengan kualitas hidup pasien skizofrenia paranoid. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya atau penelitian sejenis.