Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN AUDIO WATERMARKING BERBASIS DISCRETE WAVELETE TRANSFORM DAN MODIFIED DISCRETE COSINE TRANSFORM DENGAN OPTIMASI ALGORITMA GENETIKA

AUDIO WATERMARKING DENGAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN HISTOGRAM MENGGUNAKAN OPTIMASI ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI AUDIO WATERMARKING BERBASIS DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK M-ARY MENGGUNAKAN ALGORTIMA GENETIKA

ANALISIS DIGITAL AUDIO WATERMARKING BERBASIS LIFTING WAVELET TRANSFORM PADA DOMAIN FREKUENSI DENGAN METODE SPREAD SPECTRUM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI AUDIO WATERMARKING BERBASIS DISCRETE COSINE TRANSFORM DENGAN TEKNIK SINGULAR VALUE DECOMPOSITON MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

ALGORITMA DETEKSI ADAPTIF BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL DALAM DOMAIN TRANSFORMASI

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

Implementasi Teknik Watermarking menggunakan FFT dan Spread Spectrum Watermark pada Data Audio Digital

Adaptif Audio Watermarking Berdasarkan Nilai Snr Pada File Audio Dengan Informasi Sisipan Teks

BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL DALAM DOMAIN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT) BERBASIS ALGORITMA GENETIKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI AUDIO WATERMARKING BERDASARKAN FITUR LOG COORDINATE MAPPING (LCM) DENGAN METODE SPREAD SPECTRUM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

ROBUST BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI KOEFISIEN DISCRETE WAVELET TRANSFORM

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

ADAPTIVE WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN TEKNIK DISCRETE WAVELET TRANSFORM-DISCRETE COSINE TRANSFORM DAN NOISE VISIBILITY FUNCTION

Penerapan Watermarking pada Citra berbasis Singular Value Decomposition

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Analisis Hasil Implementasi HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan Reversible Contrast Mapping pada Audio Watermarking

Audio Watermarking Stereo Tersinkronisasi Berbasis Stationary Wavelet Transform Dengan Perhitungan Centroid

PENDAHULUAN. Latar Belakang

WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK MODIFIKASI INTENSITAS PIKSEL DAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT)

Watermarking Citra Digital Berwarna Dalam Domain Discrete Cosine Transform (DCT) Menggunakan Teknik Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)

BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (SVD)

BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT)

Blind Watermarking Citra Digital Pada Komponen Luminansi Berbasis DCT (Discrete Cosine Transform) Irfan Hilmy Asshidiqi ( )

BAB I PENDAHULUAN. MMS (Multimedia Messaging Service) adalah puncak dari evolusi SMS

Teknik Watermarking Citra Digital Dalam Domain DCT (Discrete Cosine Transform) Dengan Algoritma Double Embedding

Kata Kunci : non-blind watermarking, complex wavelet transform, singular value decomposition.

WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL BERBASIS DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION

Teknik Watermarking dalam Domain Wavelet untuk Proteksi Kepemilikan pada Data Citra Medis

Gambar 13 Pembangkitan ROI Audio dari 4.wav Dimulai dari Titik ke i = 1,2,,2L K, j = 1,2,,2 p.

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah...

ANALISIS AUDIO WATERMARKING MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM DENGAN PENGKODEAN BCH

PENYISIPAN WATERMARK MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM PADA CITRA DIGITAL

METODE PENELITIAN. Gambar 1 Alur metode penelitian.

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI AUDIO WATERMARKING MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION (SVR) BERDASARKAN KOMBINASI DWT DAN DCT

STUDI DAN IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI HASH

WATERMARKI G PADA DOMAI FREKUE SI U TUK MEMBERIKA IDE TITAS (WATERMARK) PADA CITRA DIGITAL

OPTIMASI AUDIO WATERMARKING BERBASIS LIFTING WAVELET TRANSFORM DENGAN TEKNIK M-ARY MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB I PENDAHULUAN. di internet. Sisi negatifnya yaitu apabila pemilik tidak mempunyai hak cipta untuk

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS BLIND AUDIO WATERMARKING MENGGUNAKAN SVD (SINGULAR VALUE DECOMPOSITION)

PERANCANGAN DAN ANALISIS STEGANOGRAFI VIDEO DENGAN MENYISIPKAN TEKS MENGGUNAKAN METODE DCT

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3446

ANALISA WATERMARKING MENGGUNAKAN TRASNFORMASI LAGUERRE

Perancangan Teknik LWT-DCT-SVD Pada Audio Watermarking Stereo Dengan Sinkronisasi Dan Compressive Sampling

PERANCANGAN WATERMARKING AUDIO BERBASIS OFDM MENGGUNAKAN METODE QUANTIZATION INDEX MODULATION (QIM) DAN BCH CODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penarikan kesimpulan HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Penggunaan Parameter Alpha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DAFTAR SINGKATAN. : Human Auditory System. : Human Visual System. : Singular Value Decomposition. : Quantization Index Modulation.

PERBANDINGAN KUALITAS WATERMARKING DALAM CHANNEL GREEN DENGAN CHANNEL BLUE UNTUK CITRA RGB PADA DOMAIN FREKUENSI ABSTRAK

WATERMARKING DENGAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR PADA CITRA DIGITAL

BLIND WATERMARKING ADAPTIF PADA CITRA DIGITAL BERDASARKAN NOISE VISIBILITY FUNCTION DALAM DOMAIN DWT-DCT

PERANCANGAN DAN ANALISIS AUDIO WATERMARKING BERBASIS TEKNIK MODULASI DIGITAL DENGAN PENGKODEAN KONVOLUSI

dalam Reversible Watermarking

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI WATERMARKING PADA CITRA BIOMETRIK MENGGUNAKAN ALGORITME GENETIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

* Kriptografi, Week 13

WATERMARKING CITRA DIGITAL YANG TAHAN TERHADAP GEOMETRIC ATTACKS

Removable Watermarking Sebagai Pengendalian Terhadap Cyber Crime Pada Audio Digital Removable Watermarking As Cyber Crime Control In Digital Audio

ANALISIS KETAHANAN AUDIO WATERMARKING DI DOMAIN FREKUENSI PADA AMBIENT MODE DENGAN MENGGUNAKAN FREQUENCY MASKING METHOD

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3508

KINERJA TEKNIK COMPRESSIVE SAMPLING DAN SINKRONISASI PADA AUDIO WATERMARKING STEREO BERBASIS STATIONARY WAVELET TRANSFORM DENGAN METODE HISTOGRAM

Watermarking Audio File dengan Teknik Echo Data Hiding dan Perbandingannya dengan Metode LSB dan Phase Coding

BAB I PENDAHULUAN. diakses dengan berbagai media seperti pada handphone, ipad, notebook, dan sebagainya

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DIGITAL WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL FOTOGRAFI METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM

Studi dan Analisis Teknik-Teknik Steganografi Dalam Media Audio

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan digital watermarking. Watermarking bekerja dengan menyisipkan

Metode Steganografi Penyisipan Karakter dengan Teknik LSB dan Penempatan Bit mengikuti Langkah Kuda Catur (L-Shape)

APLIKASI ALGORITMA SEMI FRAGILE IMAGE WATERMARKING BERDASARKAN PADA REGION SEGMENTATION

ANALISIS OPTIMASI METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM PADA AUDIO WATERMARKING BERBASIS CEPSTRUM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

PENERAPAN DISCRETE DAUBECHIS WAVELET TRANSFORM D A L A M W A T E R M A R K I N G C I T R A D I G I T A L

A B C D E A -B C -D E

PEMBERIAN TANDA AIR PADA CITRA DIGITAL DENGAN SKEMA TANDA AIR BERDASARKAN KUANTITASI WARNA DAN MENGGUNAKAN STANDARD ENKRIPSI TINGKAT LANJUT

LOGO PEMBERIAN TANDA AIR MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI RATA-RATA DENGAN DOMAIN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT. Tulus Sepdianto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENYISIPAN WATERMARK PADA CITRA GRAYSCALE BERBASIS SVD

Grafik yang menampilkan informasi mengenai penyebaran nilai intensitas pixel-pixel pada sebuah citra digital.

ABSTRAK. Kata kunci : Watermarking, SVD, DCT, LPSNR. Universitas Kristen Maranatha

Aplikasi Metode Steganografi Berbasis JPEG dengan Tabel Kuantisasi yang Dimodifikasi Kris Reinhard /

WATERMARKING CITRA DIGITAL PADA RUANG WARNA YUV DENGAN KOMBINASI METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (SVD)

Digital Watermarking

ANALISIS DAN SIMULASI STEGANOGRAFI VIDEO MENGGUNAKAN METODE WAVELET PADA FRAME YANG DIPILIH BERDASARKAN DETEKSI FASA

PENYEMBUNYIAN CITRA DALAM CITRA DENGAN ALGORITMA BERBASIS BLOK ABSTRAK

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. Pembahasan analisa program meliputi tahapan analisis, perancangan dan pembuatan.

BAB II LANDASAN TEORI. Citra digital sebenarnya bukanlah sebuah data digital yang normal,

Rancang Bangun Perangkat Lunak Transformasi Wavelet Haar Level 3 Pada Least Significant Bit (Lsb) Steganography

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

PENYEMBUNYIAN GAMBAR DALAM GAMBAR MENGGUNAKAN SISTEM FUNGSI ITERASI ABSTRAK

Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom Jln. Telekomunikasi No.1 Terusan Buah Batu Bandung Indonesia

BAB IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

Perancangan Audio Watermarking Dengan Teknik Dwt- Histogram Yang Diterapkan Pada Aplikasi Web

Transkripsi:

ANALISIS AUDIO WATERMARKING MENGGUNAKAN LIFTING WAVELET BERDASARKAN KARAKTERISTIK STATISTIK DARI SUB- BAND KOEFISIEN DENGAN OPTIMASI ALGORITMA GENETIKA Rike Arfina 1), Maghfira Rifki Hariadi 2),Gelar Budiman 3) 1,2,3, Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi No.1 Terusan Buah Batu, Bandung Email : riekearfina092@gmail.com Abstrak. Penyebaran informasi dan data yang beraktifitas di jaringan Internet saat ini telah menimbulkan masalah dalam perlindungan hak cipta produk audio digital. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan sebuah teknik yang handal yaitu salah satunya dengan menggunakan teknik audio watermarking. Dalam penelitian ini dilakukan watermarking pada audio dengan citra biner, diharapkan citra yang disisipkan tidak mengganggu kualitas audio dan watermark yang disisipkan tahan terhadap serangan. Metode audio watermarking yang digunakan yaitu Lifting Wavelet Transform berdasarkan karakteristik statistik dari sub-band koefisien yang diusulkan. Pertama-tama, sinyal audio asli yang tersegmentasi dan masing-masing segmen dibagi menjadi dua bagian. LWT (Lifting Wavelet Transform) dilakukan pada setiap bagian, kode sinkronisasi dan watermark yang disisipkan ke dalam bagian pertama dan bagian kedua, dengan memodifikasi nilai rata-rata statistik dari sub-band koefisien. Algoritma genetika digunakan untuk menentukan parameter yang paling optimal sehingga audio watarmarked memiliki imperceptibility dan ketahanan yang baik. Untuk menguji kualitas file audio yang telah disisipkan citra biner didalamnya dilakukan penilaian parameter BER, PEAQ (ODG), MSE, dan PSNR. Hasil yang didapatkan pada saat ekstraksi tanpa menggunakan serangan yaitu memiliki nilai BER= 0. Dengan metode ini dilakukan optimasi parameter menggunakan Algoritma Genetika diharapkan watermark yang disisipkan memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap serangan pemrosesan sinyal umum seperti LPF, noise, resampling, cropping dan kompresi MP3, dan menghasilkan parameter audio watermark yang paling optimal. Kata Kunci : Audio Watermarking, Lifting Wavelet Transform, Karakteristik Statistik, Koefisien subband, Algoritma Genetika 1. Pendahuluan Pengenalan teknologi digital audio watermarking telah dianggap sebagai salah satu cara efektif untuk menangani perlindungan hak cipta produk audio digital, tanpa mempengaruhi kegunaan dari produk, penyisipan informasi hak cipta ke dalam sinyal asli, dan memverifikasi hak cipta serta integritas dari dokumen audio yang terdeteksi Banyak dari skema Audio Watermarking yang menggunakan Wavelet Transform telah terbukti memiliki kinerja yang baik dalam beberapa tahun terakhir karena karakteristik multi-resolusi [6]. Bagaimanapun, Wavelet Transform Klasik membutuhkan perhitungan yang luas dan kompleks serta memiliki penyimpanan yang lebih tinggi. Selain itu,biasanya Wavelet Transform klasik ini menghasilkan angka floating dan juga sinyal asal dari audio tidak dapat direkontruksi karena panjang kata maupun text yang disisipkan terbatas sehingga membatasi kinerja audio watermark sampai dengan batas tertentu [3]. Sebuah algoritma Lifting Wavelet,dimana sinyal disisipkan ke dalam koefisien sub band dengan memanfaatkan metode kuantisasi, Hal ini menunjukkan bahwa deteksi audio watermarking dapat B51.1

diimplementasikan dengan cepat tanpa sinyal asli, namun metode tersebut tidak terbukti sangat kuat terhadap berbagai serangan [12].Sehingga, ditingkatkan algoritma dengan metode lain dari kuantisasi yang lebih kuat, yaitu dengan penyisipan watermarking melalui modifikasi komponen frekuensi tengah dan watermark yang terdeteksi dengan menghubungkan pendekatan. Namun pendekatan ini tidak lagi baik terutama dalam kaitannya dengan kompresi MP3. Oleh karena itu, diusulkan sebuah strategi untuk peenyisipan watermarking ke dalam nilai rata rata dari sub band koefisien dengan kuantisasi dalam domain LWT. Metode ini terbukti sangat kuat terhadap serangan umum [13]. Algoritma audio watermarking berdasarkan Lifting Wavelet diatas mewujudkan penyisipan watermark dengan memodifikasi satu atau beberapa koefisien sub band diposisi khusus. Jadi bergantung pada keselarasan yang tepat dari sinyal watermark audio yang harus dideteksi dan sinyal asal ketika penyisipan watermark. Setelah posisi itu hilang, watermark yang tepat tidak dapat dideteksi dengan cara yang sederhana termasuk sinyal sinkronisasi sementara penyisipan watermark, dan proteksi dimulai setelah sinyal sinkronisasi terletak. Meskipun metode ini dapat menahan beberapa serangan umum, watermark yang tepat masih tidak dapat dideteksi jika sinyal mengandung watermark yang dipotong (cropping) [7]. Penelitian [14] mengusulkan suatu algoritma yang digunakan untuk penyisipan watermarking menjadi gambar dengan mengangkat transformasi wavelet (LWT). Penelitian ini membuktikan bahwa LWT tidak hanya dapat mengurangi kompleksitas pengolahan gambar saat memasukkan watermarking, tetapi juga menyerap beragam serangan, sehingga algoritma memiliki ketahanan yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, algoritma audio watermarking dengan lifting wavelet berdasarkan karakteristik statistik pada sub band koefisien yang diusulkan. Sebelum penyisipan watermarking ditambahkan kode sinkronisasi yang membuat watermark disinkronisasi dan menyisipkan watermark kedalam karakteristik statistik dari sub band koefisien yang tidak sensitif terhadap berbagai serangan. Hasil dari penelitian ini diharapkan, dengan metoda yang digunakan secara efektif dapat menahan serangan pengolahan sinyal umun dan memiliki ketahanan yang kuat terhadap cropping. 2. Pembahasan Dalam penelitian tugas akhir ini menggunakan metode Lifting Wavelet berdasarkan karakteristik statistik pada sub band koefisien dan melakukan proses optimasi dengan menggunakan algoritma genetika. Dalam kasus watermarking akan melewati 2 tahap pemrosesan sinyal, tahap pertama adalah penyisipan (embedding) yaitu proses penyisipan informasi yang diinginkan berupa image grayscale pada audio sehingga audio yang dihasilkan sudah disisipi oleh informasi image tersebut. Tahap kedua adalah proses ekstraksi, dilakukan pada sinyal audio yang sudah tertanam informasi kemudian dilakukan proses pendetesian informasi yang disisipkan sehingga mendapatkan nilai BER dengan membandingkan bit penyisipan di awal dan bit hasil ekstraksi. Untuk menguji ketahanan audio yang telah disisipkan infomasi berupa image grayscale diberikan serangan pemprosesan sinyal umum yaitu LPF, noise, random cropping, resampling, serta kompresi MP3. Setelah dilakukan pencapaian serangan, dilakukan optimasi dengan menggunakan algoritma genetika agar mendapatkan parameter audio watermarking yang paling optimal. 2.1 Proses penyisipan Perancangan model sistem embedding audio watermarking dengan menggunakan metoda lifting wavelet transform berdasarkan karakteristik statistik dengan sub band koefisien ditunjukkan pada gambar 3.3. Pertama-tama, sinyal audio asli tersegmentasi dan masing-masing segmen dibagi menjadi dua bagian. Kemudian, kode Barker digunakan untuk sinkronisasi, Dekomposisi sinyal audio sebagai tempat penyisipan watermark dilakukan dengan dekomposisi k level untuk mendapatakan koefisien lifitng wavelet LWT (Lifting Wavelet Transform) dilakukan pada setiap bagian, sebelum embedding ditambahkan kode sinkronisasi yang membuat watermark disinkronisasi dan watermark yang disisipkan ke dalam karakteristik statistik dari koefisien sub-band sehingga didapat watermarked audio. Pada proses penyisipan ini dihitung nilai PSNR dan PEAQ. B51.2

Gambar 1. Diagram alir penyisipan (embedding) 2.2 Proses Ekstraksi Proses ektraksi dalam skema yang diusulkan tidak memerlukan sinyal asli dapat dilihat pada gambar 2.2 dan prosedur ekstraksi tersebut dapat diringkas sebagai berikut : 1. Cari posisi awal dari segmen yang tertanam menggunakan teknologi frame sinkronisasi komunikasi digital. 2. Menghitung koefisien sub-band dari watermark yang tertanam dibagian audio dengan melakukan LWT k-level diatasnya. 3. Ekstrak waternark yang tertanam menggunakan persamaan berikut : (1) Dimana adalah nilai rata-rata statistik dari. 1. Ulangi langkah diatas sampai seluruh sinyal watermark tertanam diekstrak, dan akhirnya sebuah watermark V optimal 2. Kemudian hitung BER Penentuan nilai BER dilakukan dengan cara menghitung persentase antara jumlah bit yang mengalami kesalahan dengan jumlah bit keseluruhan sebelum proses watermarking. BER bernilai dari skala nol hingga skala satu. BER akan bernilai nol jika bit pengujian yang dilakukan tidak memiliki kesalahan B51.3

sama sekali. Sebaliknya, BER akan bernilai satu jika semua bit hasil pengujian mengalami kesalahan. Berikut adalah rumus untuk perhitungan nilai BER [8]: (2) Gambar 2. Diagram Alir Ekstraksi 2.3 Skema Optimasi dengan Algoritma Genetika Proses optimasi audio watermarking dilakukan dengan algoritma Genetika dimana tahapan pertama melakukan inialisasi populasi dari parameter masukan berupa k-level, sehingga mendapatkan parameter baru dan pada proses penyisipan dengan menghitung nilai PSNR dan PEAQ. Setelah mendapatkan audio watermarked dan mengujinya dengan beberapa serangan, dimana setiap serangan yang memenuhi ekstraksi dengan menghitung nilai BER, kemudian menetapkan nilai fitness, melakukakn seleksi dan Hybridd crossover pada masing masing parameter dan melakukan pemberhentian sehingga dicapai parameter audio watermarrking yang optimal. Proses optimasi pada audio watermarking dengan menggunakan algoritma genetika dengan beberapa tahapan, ditunjukkan pada diagram alir dibawah ini B51.4

Gambar 3. Diagram Optimasi 2.4 Hasil dan Analisis BAB ini membahas mengenai hasil pengujian teknik watermark yang telah diimplementasikan pada host audio. Pengujian dari teknik watermark dilakukan dengan program yang di buat menggunakan software MATLAB, dalam pengujian ketahanan watermark pada audio terhadap serangan dengan 5 file audio yang berbeda jenis. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apa saja yang berpengaruh terhadap kualitas dan ketahanan host audio dengan teknik watermarking yang diimplementasikan. Dari hasil analisis tiap komponen dilakukan optimasi dengan algoritma genetika sehingga dapat ditarik kesimpulan bagaimana menggunakan parameter yang ada untuk mendapatkan hasil terbaik dengan metode LWT dan telah dioptimasi dengan algoritma genetika. File yang digunakan untuk pengujian adalah sebagai berikut: Semua Sinyal audio yang diuji dalam penelitian ini dalam file wav dengan 16 bit / sampel dan frekuensi sampel 44.1 khz. Sebuah citra biner berukuran 50 x 50 piksel digunakan sebagai citra grayscale yang disisipkan kode Baker 16 bit 1111100110101110 digunakan untuk sinkronisasi. Dengan menggunakan dekomposisi level 1 pada lifting waveletyang mana pada proses embedding dari satu bit kode sinkronisasi membutuhkan sampel SL = 128, dan membutuhkan satu bit watermark sampel WL dengan nilai WL = 256. 2.4.1 Ketahanan watermark terhadap serangan Low Pass Filter (LPF) File audio yang telah melewati proses penyisipan dibandingkan dengan audio yang diberi serangan dengan filtering. Dalam pengujian pertama diberikan serangan dengan LPF. Frekuensi cut-off yang digunakan berada pada frekuensi 3 KHz, 6 KHz dan 10 KHz. Berikut hasil BER pada audio watermarked yang di berikan serangan LPF: Tabel 1. Serangan LPF terhadap BER B51.5

Frekuensi cutt-off Audio 1 Audio 2 Audio 3 Audio 4 Audio 5 3kHz 0,142 0,0325 0,0423 0,04 0,0536 6 khz 0,04 0,0021 0,016 0,0016 0,04 10 khz 0,0036 0,0016 0,004 0,00416 0,0012 Dapat terlihat bahwa penggunaan frekuensi cut-off pada frekuensi 3 KHz, 6 KHz dan 10 KHz menghasilkan BER dengan nilai mendekati nol di seluruh audio yang diuji Hal ini dikarenakan pada proses penyisipan, informasi disisipkan pada sub-band LWT pada frekuensi rendah sehingga ketika diuji dengan LPF audio audio watermark dengan metode ini memiliki tingkat ketahanan yang tinggi. 2.4.2 Ketahanan watermark terhadap serangan noise Pada pengujian ini dilakukan dengan penambahan noise berupa white noise yang memiliki variansi 0,01. Tabel 2. Serangan penambahan noise terhadap BER Audio Audio 1 Audio 2 Audio 3 Audio 4 Audio 5 BER 0 0 0 0 0 Dari tabel terlihat bahwa audio memiliki BER 0 yang sangat tahan terhadap serangan penambahan noise yang diberikan. 2.4.3 Ketahanan watermark terhadap resampling Serangan dengan resampling dilakukan dengan mengubah nilai sample pada sinyal yang sudah diberi watermark. Nilai sampling audio diturunkan dari frekuensi sampel awal yaitu 44100 Hz menjadi 11025 Hz, 16000 Hz, 22050 Hz, kemudian dikembalikan lagi ke nilai frekuensi sampe awal yaitu 44100 Hz. Hasil pengujian resampling sebagai berikut: Tabel 3. Serangan resampling terhadap BER Freekuensi sampel Audio 1 Audio 2 Audio 3 Audio 4 Audio 5 11025 Hz 0,0942 0,0782 0,00416 0,0016 0,00246 16000 Hz 0,056 0,0046 0 0 0 22050 Hz 0,004 0 0 0 0 Dari tabel 2.3 dapat dibuktikan bahwa watermark tahan terhadap serangan resampling ini terbukti dengan nilai BER mendekati 0 disemua jenis audio yang diuji. 2.4.4 Ketahanan watermark terhadap kompresi MP3 Pengubahan bit rate yang terdapat pada file wav dengan bit rate MP3 yang berbeda-beda merupakan serangan Kompresi MP3. Pada format file MP3 bit rate memiliki file yang berbeda-beda oleh karena itu, dilakukan proses serangan dengan kompresi MP3 ini. Pada pengujian ini watermark tahan terhadap kompresi MP3 karena nilai BER bernilai nol. Tabel 4. Serangan kompresi MP3 terhadap BER Bit Rate Audio 1 Audio 2 Audio 3 Audio 4 Audio 5 96 kbit/s 0 0 0 0 0 128 kbit/s 0 0 0 0 0 160 kbit/s 0 0 0 0 0 196 kbit/s 0 0 0 0 0 B51.6

2.4.5 Ketahanan watermark terhadap cropping Cropping merupakan salah satu serangan ataupun gangguan yang dilakukan dengan memotong panjang sinyal. Pada penelitian ini, random cropping yang dilakukan adalah memotong 10% bagian awal audio,sehingga menyisakan 90% panjang audio awal. Watermark sangat tahan dengan serangan random cropping ini karena BER yang dihasilkan 0 disemua jenis audio Tabel 5. Serangan cropping terhadap BER Audio Audio 1 Audio 2 Audio 3 Audio 4 Audio 5 BER 0 0 0 0 0 2.5 Analisis Pengujian Parameter yang paling Optimal dengan menggunakan algoritma genetika Dalam penelitian ini dilakukan pengujian program dengan jumlah populasi sebanyak 20, probabilitas mutasi sebesar 0,5, dan maksimal generasi ditetapkan sebanyak 300 generasi. Hasil dari pengujian program ini dapat dilihat pada gambar 4.1 yaitu grafik nilai FF terhadap banyaknya jumlah generasi. Nilai parameter optimal akan didapat pada saat generasi dimana grafik mulai terlihat konstan. Gambar 4. Grafik Nilai FF terhadap jumlah generasi Pada Gambar 4 grafik nilai FF terhadap jumlah generasi, dapat dilihat bahwa grafik mulai konstan pada generasi 200 sehingga tidak diperlukan pengujian atau running program sebanyak 300 generasi. Tabel 6 berikut merupakan 10 nilai FF terbaik dari gambar 3.1 yang berisi parameter teroptimasi yang dihasilkan dari pengujian atau running program. Tabel 6. Parameter optimasi dari running program FF Nframe Alfa Subband BER ODG PSNR MSE 0,735 234 0,85714 low 0,0652-1,8796 26,8692 0,0020563 0,825 252 0,9526 low 0,00164-1,883 28,3409 0,0014652 0,835 254 1 low 0,002-1,905 28,2005 0,0015134 0,8425 252 1 low 0,006-1,8945 25,2169 0,0030082 0,8575 248 1 low 0,004-1,8797 28,249 0,0014966 0,865 246 1 Low 0,0112-1,9015 28,3252 0,0014705 0,875 254 1 Low 0,0016-1,9047 25,1913 0,003026 0,880 250 1 Low 0,00304-1,8943 25,2512 0,0028945 0,8825 244 1 Low 0,00484-1,883 28,3409 0,0014652 0,8875 244 1 Low 0,00484-1,883 28,3409 0,0014652 0,890 244 1 Low 0,0096-1,8819 28,3406 0,0014654 Dari tabel 6 terlihat bahwa nilai FF yang didapat sebesar 0,0890, nframe sebanyak 244, nilai alfa sebesar satu dan subband LWT pada subband low yaitu frekuensi penyisipan pada frekuensi rendah. Dan B51.7

parameter output yang didapatkan yaitu BER sebesar 0,000484, ODG senilai -1,8819, MSE = 0,001465 PSNR= 28,3409. Dengan tiga parameter yang terlah dioptimasi, kemudian parameter tersebut digunakan pada proses embedding (penyisipan) untuk mendapatkan file audio terwatermark yang dibandingkan dengan host audio Tabel 7. Parameter hasil penyisipan File Nframe ODG MSE PSNR BER watermarked_wav 244-1,884 0,00137 28,542 0.00484 Tabel diatas menunjukkan parameter hasil penyisipan. Kualitas audio yang didaptkan tergolong baik dengan BER bernilai 0,00484. 2.6 MOS (Mean Opinion Score) Hasil survey terhadap 30 korespon dapat dilihat pada gambar 4.3. Berikut merupakan grafik hasil survey MOS sebelum dan sesudah dioptimasi dengan algoritma genetika : Gambar 2.5 Grafik hasil survey MOS sebelum dan sesudah watermark dan dioptimasi dengan algoritma genetika Berdasarkan gambar grafik 2.5 diatas, hampir keseluruhan responden sependapat bahwa audio watermarking dengan metode lifting wavelet dengan memodifikasi rata rata statistik dan dioptimasi dengan algoritma genetika yang dihasilkan sudah baik yaitu dengan nilai rata-rata minimum 4.012 di mana watermark terasa sedikit tapi tidak mengganggu. Hal tersebut terbukti saat pengujian secara objektif yang menghasilkan nilai PSNR yang baik yaitu > 20 db, dan BER yang sangat baik pula dengan nilai minimum 0 pada nilai BER sebelum diberikan serangan 3. Kesimpulan dan Setelah melakukan analisis dari setiap pengujian yang sudah dilakukan, bab ini berisi tentang kesimpulan selama penelitian dilakukan, kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut : 1. Pengujian yang dilakukan dengan 5 test-bed, yaitu serangan terhadap audio yang sudah disisipkan menguji apakah informasi di dalam sinyal dapat dirusak atau tidak, didapatkan hasil terbaik pengujian yaitu noise, resampling, kompresi mp3 dengan BER yang hampir 0 disemua jenis audio. B51.8

2. PSNR/kualitas audio watermarked secara umum menurun, disebabkan trade off dengan naiknya nilai ketahanan 3. Ukuran frame mempengaruhi nilai PSNR, ODG, dan BER. Ukuran frame yang lebih kecil menghasilkan lebih banyak jumlah frame sehingga bit informasi yang disisipkan akan bisa lebih banyak dalam host audio. 4. Grafik FF yang dihasilkan untuk mendapatkan parameter optimal pada generasi 220 dimana grafik perubahan Nilai FF terhadap jumlah generasi terlihat konstan, yaitu dengan nilai FF= 0,0875 5. Algoritma genetika dengan teknik penyisipan koefisien lifting wavelet dapat digunakan untuk meningkatkan ketahanan audio watermarked karena nilai BER yang dihasilkan sebesar 0,00484 yang tahan terhadap serangan LPF, noise, resmpling, kompresi MP3 dan cropping. 6. Dengan adanya penerapan algoritma genetika menghasilkan parameter optimal yang digunakan pada proses penyisipan sehingga mampu menghasilkan parameter output yang paling optimal. 7. Pengujian dengan MOS yaitu mendapat hasil pada kondisi baik (good) terbanyak berada pada jenis audio Daftar Pustaka : [1]. A. D. Setiarsih, T. A. Bw, and A. T. Wibowo. 2010. Watermarking Audio dengan Menggunakan Metode Frequency Hopping Spread Spectrum ( FHSS ), pp. 1 12. [2]. B. Schneiner. 1994. Applied Cryptography: Protocols, Algorithm, and Source Code in C. Wiley. New York. [3]. Gao S.W. et al. 2 7. Lifting wavelet transform and its application in digital watermarking. Application Research of Computers, 24, 6, 201 206. [4]. Hargtung, F., Kutter, M. 1998. Multimedia watermarking techniques, Proc. IEEE, Vol. 86, 1079-1107. [5]. Petrovic, R. 2001. "Audio signal watermarking based on replica modulation", 5th International Conference TELSIKS'01, 227-234. [6]. Qiang Y., Wang Y. 2 4. A Survey of Wavelet-domain Based Digital Image Watermarking Algorithm. Computer Engineering and Applications, 40, 11, 46 50. [7]. Qu J.Y. et al. 2 6. Audio digital watermarking based on the lifting scheme wavelet transform. Computer & Digital Engineering, 34, 4, 91 94. [8]. Suhono H. Supangkat, Kuspriyanto, Juanda. 2000. Watermarking sebagai Teknik Penyembunyian Label Hak Cipta pada Data Digital. Departemen Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung. [9]. Suyanto. 2005. Algoritma Genetika Dalam Matlab. Yogyakarta :Andi Offset. [10]. S. Hussein. 2010. Analisa Audio Watermarking Berbasis Teknik Replica Modulations Menggunakan Metode Phase Shifting Replica Audio Watermarking., Telkom Universit. [11]. Sweldens W. 1997. The lifting scheme: a construction of second generation wavelets.siam Journal Mathematical Analysis, 29, 2, 511 546. [12]. Wang X.Y. et al. 2 5. Content-based adaptive digital audio watermarking algorithm in wavelet domain. Mini-Micro Systems, 26, 8, 1354 1357. [13]. Xu D.W., Wang R.D. 2006. A blind audio watermarking algorithm based on convolu- tional codes. Computer Applications, 26, 7, 1649 1651 [14]. Zh hua, Xian-; Jun-bo Wei. 2012. Audio watermarking scheme based on lifting wavelet transform. ICT and Energy Efficiency and Workshop on Information Theory and Security (CIICT ). B51.9