BAB 1 PENDAHULUAN. Dampak akibat krisis multidimensi yang terjadi mulai tahun 1998 masih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri perhotelan tidak terlepas dari tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mengakibatkan tingkat persaingan di dalam dunia usaha akan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia didefinisikan dalam Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Bab 1. Pendahuluan. Dalam memasuki era globalisasi, laju perekonomian di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung mencanangkan diri sebagai kota jasa, yang memfokuskan pada

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat, ditambah dengan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. i KATA PENGANTAR. v DAFTAR TABEL. ix DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat,

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman dan cepatnya arus globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB I PENDAHULUAN. Sri Mulyono Herlambang, ketua umum Dewan Pariwisata Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi dan perdagangan bebas yang dihadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan memenuhi suatu bentuk persaingan yang semakin kompleks dengan

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk merencanakan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, kehidupan perekonomian perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini audit operasional semakin diperlukan dalam suatu perusahaan. Audit

BAB 1 PENDAHULUAN. Apalagi dalam menghadapi era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena seperti yang dinyatakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Statistik Kunjungan Wisatawan di Indonesia RATA-RATA PENGELUARAN PER ORANG (USD) PER KUNJUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, perubahan dalam segala bidang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan profit oriented adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa memasuki era globalisasi serta perdagangan bebas, bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman pada saat ini, pengendalian internal

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas penjualan merupakan salah satu aktivitas terpenting dari suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. praktik bisnis dan kebutuhan konsumen yang semakin kompleks,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas, persaingan dunia usaha semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang dialami oleh Bangsa Indonesia beberapa tahun silam,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang- undangan. 2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada masa sekarang ini sedang bertumbuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang baru, lebih cepat, dan lebih andal. Demi memenuhi

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian belum stabil seiring dengan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini kinerja instansi pemerintah banyak menjadi sorotan,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan adanya perkembangan perekonomian yang diiringi dengan

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan, yaitu sarana akomodasi dan sarana pelengkap lainnya sebagai penunjang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. BAB I Pendahuluan. Tingkat persaingan dunia usaha yang semakin tinggi, membuat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap jenis perusahaan yaitu perusahaan dagang, industri, jasa dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. negara, untuk mengatasinya maka Indonesia harus siap menghadapi hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, dunia pariwisata merupakan salah satu asset

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku bisnis dan manajemen merasakan bahwa semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia usaha di Indonesia sedang mengalami persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Halim, dkk. (2005;6)

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini berisi penjelasan mengenai dasar penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, perkembangan perekonomian sangat pesat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan di dunia usaha semakin tinggi dan ketat, disamping itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha Indonesia agaknya sudah melalui masa trauma pasca krisis

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. hal yang akan memperburuk keadaan. Kesenjangan ekonomi pun akan terjadi, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini Indonesia memasuki era perdagangan bebas, sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dampak akibat krisis multidimensi yang terjadi mulai tahun 1998 masih terasa akibatnya. Salah satu konsekuensi dari globalisasi (dunia tanpa batas) adalah adanya persaingan dan liberalisasi perdagangan dan jasa, termasuk didalamnya adalah industri pariwisata. Era globalisasi ditandai dengan kemajuan teknologi, terutama kemajuan teknologi informasi (virtual/internet) (www.bapeda.pemda-diy.go.id/). Di Indonesia, pariwisata mengalami perkembangan yang cukup berarti. Program Sapta Pesona merupakan ajakan bagi para pelaku pariwisata agar wisatawan yang berkunjung mendapatkan kepuasan. Produk-produk wisatanya merupakan ciri khas yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk datang ke berbagai kawasan yang tersebar di persada Indonesia (www.bapeda.pemda-diy.go.id/). Industri pariwisata merupakan komoditi yang dikembangkan dan diandalkan sebagai salah satu alat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berpengaruh signifikan terhadap perekonomian masyarakat. Industri pariwisata merupakan kegiatan yang tidak mengenal batas ruang dan wilayah (borderless). Pengaruh globalisasi akibat perkembangan teknologi informasi yang diikuti dengan kemudahan akses membuat pergerakan manusia menjadi lebih cepat, lebih 1

bervariasi, lebih nyaman, lebih ekonomis, lebih mudah (www.bapeda.pemdadiy.go.id/). Pemeritah berupaya untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pariwisata ini dan diharapkan dapat menjadi salah satu sumber penting bagi devisa negara. Hotel sebagai salah satu unsur dalam sektor pariwisata tentunya mempunyai peranan penting untuk ikut berpartisipasi di dalamnya. Kebijakan pemerintah di sektor pariwisata mengakibatkan persaingan antarhotel menjadi lebih ketat. Dalam kondisi ini, sebagai industri jasa, hotel harus lebih mengusahakan pelayanan yang lebih baik (yayanm.wordpress.com/2007/05/25). Manajemen memerlukan lebih banyak informasi yang relevan atas pelaksanaan operasi mereka dan hasil yang berkaitan daripada apa yang dapat ditemukan semata-mata dalam data keuangan. Manajemen mencari lebih banyak informasi untuk mempertimbangkan mutu operasi dan melakukan perbaikan operasional (Tunggal, 2001:1). Manajemen, dengan bantuan pihak lain, baik internal maupun eksternal, diminta lebih sering menilai operasi suatu organisasi. Audit operasional mencakup suatu penelaahan yang sistematis atas aktivitas-aktivitas organisasi yang dihubungkan dengan tujuan khusus. Audit operasional (sering juga disebut audit manajemen) merupakan audit atas operasi yang dilaksanakan dari sudut pandang manajemen untuk menilai ekonomi, efisiensi, dan efektivitas dari setiap dan seluruh operasional, terbatas hanya pada keinginan manajemen (Tunggal, 2001:1). Pemeriksaan operasional merupakan kegiatan perusahaan yang penting, dan cara pelaksanaannya bisa mempunyai pengaruh yang besar (Tunggal, 2001:3). 2

Banyak definisi audit operasional mencakup penyebutan efficiency (pengeluaran yang minimum dari sumber daya), effectiveness (pencapaian hasil yang diinginkan), economy, atau kinerja dari suatu entitas (Tunggal, 2001:5). Pemeriksaan operasional merupakan suatu teknik pengendalian yang dapat membantu manajemen dengan menerapkan metode untuk mengevaluasi keefektivan prosedur kegiatan dan pengendalian intern. Tujuan utamanya adalah mengurangi pemborosan dan ketidakefisienan (Widjayanto, 1985:28). Pemeriksaan operasional mencakup setiap tahap kegiatan perusahaan, dimana pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai apakah kebijaksanaaan perusahaan, pedoman standar kerja telah dipatuhi oleh para pelaksana demi untuk meyakinkan apakah para pelaksana telah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan ditinjau dari segi latar belakang pendidikan, kemampuan dan pengalaman yang cukup untuk melakukan pekerjaannya (http://library.usu.ac.id/). Dalam perusahaan perhotelan, titik berat kegiatannya adalah penjualan kamar hotel. Oleh karena itu, aspek pengelolaan penjualan kamar perlu mendapat perhatian serius dari para pengelola hotel, karena bagi hotel penjualan kamar hotel merupakan sumber pendapatan utama. Agar penjualan kamar dapat direalisir dan ditingkatkan jumlahnya dari waktu ke waktu, maka kinerjanya harus senantiasa diperbaiki untuk meningkatkan efektivitas hotel (Muslimansyah, 2002:3). Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian terhadap pemeriksaan operasional terhadap penjualan kamar pada Hotel Santika Bandung, yang akan penulis tuangkan dalam skripsi 3

yang berjudul: Peran Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional dalam Meningkatkan Efektivitas Penjualan Kamar Hotel 1.2. Identifikasi Masalah Sesuai dengan judul di atas, maka masalah yang akan dibahas diidentifikasikan sebagai berikut: Apakah pelaksanaan pemeriksaan operasional berperan dalam meningkatkan efektivitas penjualan kamar hotel? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah: Untuk mengetahui apakah terdapat peran pelaksanaan pemeriksaan operasional dalam meningkatkan efektivitas penjualan kamar hotel. 1.4. Kegunaan Penelitian 1. Bagi penulis: a. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai audit operasional, khususnya tentang hubungan pemeriksaan operasional terhadap pengelolaan penjualan kamar hotel. b. Penulis memperoleh kesempatan untuk lebih memahami dan menerapkan teknik pengumpulan data serta penarikan kesimpulan dari suatu penelitian. 4

c. Penulis mendapatkan pengetahuan serta pengalaman langsung di lapangan. 2. Bagi perusahaan a. Memperluas wawasan manajemen perusahaan akan peranan pemeriksaan operasional terhadap pengelolaan penjualan kamar hotel b. Memberikan masukan berupa saran-saran perbaikan yang dapat dijadikan pertimbangan, serta jika perlu, dapat dipakai untuk mengadakan perbaikan-perbaikan dan perubahan yang mungkin diperlukan. 3. Bagi rekan mahasiswa dan pembaca Memberikan informasi bagi pihak yang membutuhkan referensi untuk penelitian lebih lanjut serta menaruh minat terhadap permasalahn yang dibahas penulis. 1.5. Rerangka Pemikiran Kepala Dinas Pariwisata Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, Drs. Agus Suryono, MM. dalam kata sambutannya mengatakan bahwa pembangunan sektor pariwisata adalah bagian dari upaya pembangunan nasional yang terus-menerus dilakukan oleh pemerintah tanpa meninggalkan peran aktif masyarakat dan swasta. Diharapkan hal tersebut dapat ikut memberikan andil demi kemajuan pembangunan, khususnya di bidang pengembangan kepariwisataan ini (Komar, 2006:vii). 5

Keberhasilan pembangunan di bidang pariwisata akan ditandai dengan meningkatnya arus kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara ke daerah-daerah tujuan wisata di Indonesia. Guna meningkatkan pelayanan kepada para wisatawan, khususnya di bidang akomodasi hotel, sebagai ujung tombak dalam menampung arus kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara, maka perlu suatu panduan pelayanan standar yang prima (Komar, 2006:vii). Tanggung jawab manajemen dalam sebuah hotel berada pada seorang atau beberapa orang yang diberi kuasa oleh pemilik untuk mewakili kepentingannya. Manajemen tidak hanya diharapkan untuk menjalankan hotel tapi juga sebagai penghubung dengan pemilik. Manajemen memberi informasi kepada pemilik secara rutin mengenai kesehatan operasi seluruh perusahaannya dan beberapa fakta yang terkait (Komar, 2006:1). Tugas-tugas utama tim manajemen hotel meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan pegawai, pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk memenuhi tugas-tugas ini diperlukan kemampuan untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan di berbagai departemen. Penting juga untuk melihat gambaran yang lebih luas untuk memahami pengaruh dari berbagai aktivitas terhadap keseluruhan tujuan (Komar, 2006:1). Hotel merupakan organisasi yang kompleks dengan beberapa bagian yang mungkin tidak akan terlihat oleh masyarakat biasa pada umumnya. Untuk bisa beroperasi secara efektif dan efisien, para karyawan harus berjalan dengan sangat 6

cepat dan terampil. Tiap karyawan dan departemen harus menyadari dan bekerja untuk mencapai seluruh tujuan perusahaan (Komar, 2006:2). Pemeriksaan operasional merupakan pengujian menyeluruh dengan tujuan menilai organisasi, kegiatan, dan teknik-teknik manajemen. Kegiatan ini dapat dianggap sebagai bentuk kritik membangun. Pemeriksaan operasional mencoba menetapkan sampai sejauh mana tujuan perusahaan dapat dicapai (Widjayanto, 1985:15). Pemeriksaan operasional adalah suatu pemeriksaan yang bertujuan memeriksa efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan dan menilai apakah cara-cara pengelolaan yang diterapkan dalam kegiatan tersebut telah berjalan dengan baik. Ruang lingkup pemeriksaan operasional lebih luas dibandingkan dengan pemeriksaan keuangan, karena tekanan pemeriksaan operasional tidak hanya berkisar pada masalah keuangan saja, tetapi juga mencakup masalah di luar keuangan (Tunggal, 2001:16). Tujuan pemeriksaan operasional bukanlah untuk mencari-cari kesalahan, melainkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan di masa yang akan datang. Dalam pemeriksaan operasional ini manajemen diharapkan mampu untuk tetap mempertahankan efisiensi dan efektivitas, walaupun tingkat kompleksitas kegiatan semakin besar dari manajer sendiri (Tunggal, 2001:8). Pemeriksaan operasional terutama bertujuan untuk memeriksa kehematan, efisiensi, dan efektivitas kegiatan dan juga menilai apakah cara-cara pengelolaan yang diterapkan dalam kegiatan tersebut sudah berjalan dengan baik. Tujuan pemeriksaan di sini adalah bukan untuk mencari kesalahan atau menemukan 7

kecurangan walaupun dalam pelaksanaannya pemeriksaan akan memberikan perhatian yang serius terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadinya kecurangan itu (Widjayanto, 1985:11). Bagi perusahaan yang berorientasi pada laba, salah satu tujuan utamanya adalah untuk memperoleh laba yang optimal. Hotelpun memegang prinsip yang sama, dengan kata lain dalam mencapai tujuannya, penjualan kamar memegang peranan sangat penting karena dari sinilah hotel memperoleh pendapatan utama, yang kemudian akan dikurangi dengan biaya-biaya akan menghasilkan laba yang berguna bagi kelangsungan hidup perusahaan (Erma, 2006:5). Penjualan dianggap berhasil apabila telah dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Penjualan dapat dikatakan efektif jika perusahaan dapat mencapai target penjualan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan berpedoman pada prosedur dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan. Sedangkan penjualan dapat dikatakan efisien apabila perusahaan menggunakan biaya yang minimal dalam mencapai target penjualan (Lien, 2007:4). Pengelolaan penjualan yang efektif dapat mendukung tercapainya tujuan perusahaan, dan sebaliknya, pengelolaan penjualan yang tidak efektif akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan perusahaan, yaitu target yang diinginkan perusahaan. Karena itu, penjualan harus dijalankan dengan efektif agar apa yang diharapkan dapat tercapai (Lien, 2007:4). Seiring dengan bertambah besarnya suatu hotel, makin terbatas pula kemampuan pimpinan untuk mengendalikan aktivitas yang berjalan di hotel tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan yang dapat membantu 8

pemimpin hotel dalam mengawasi dan mengendalikan kegiatan yang berlangsung dalam perusahaan (Erma, 2006:6). Salah satu cara yang dapat membantu manajemen hotel adalah dengan melakukan pemeriksaan operasional. Melalui pemeriksaan operasional, manajemen dapat menilai secara objektif apakah pelaksanaan dari kegiatan operasi perusahaan telah berjalan dengan benar. Juga dapat pula diketahui kondisi perusahaan, kelemahan dan masalah yang ada, serta akan diusahakan jalan pemecahannya. Selain itu, dapat juga diketahui sampai sejauh mana efektivitas penjualan kamar yang telah dilakukan perusahaan tanpa mengesampingkan ditaatinya dan dilaksanakannya prosedur penjualan yang telah digariskan perusahaan (Erma, 2006:6). Oleh karena itu, penulis beranggapan bahwa dengan dilakukannya pemeriksaan operasional dapat memeriksa apakah terdapat kelemahan dan dapat memberi rekomendasi mengenai kemungkinan-kemungkinan peningkatan (improvement) yang diharapkan dapat menjadikan bagian penjualan berjalan dengan efektif. Selain itu, untuk mengetahui dan meningkatkan kekuatan yang dimiliki serta memperbaiki kelemahan yang ada dalam hotel, khususnya pada bagian penjualan kamar sehingga diharapkan akan meningkatkan keberhasilan operasi hotel secara keseluruhan. 1.6. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan dalam meneliti status 9

sekelompok manusia, suatu subjek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran-gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Peneliti tidak hanya memberikan gambaran terhadap fenomenafenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan (Nazir, 1999:63-64). Adapun teknik yang digunakan dalam memperoleh data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut: 1. Studi Lapangan Pengumpulan data primer dilakukan dengan dengan mengadakan pengamatan langsung ke perusahaan yang menjadi objek penelitian dengan maksud untuk memperoleh data yang berhubungan dengan hal yang diteliti agar lebih meyakinkan dan lebih akurat. Studi lapangan ini dilakukan antara lain dengan cara: a. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (Nazir, 1999:234). 10

b. Observasi Langsung Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut (Nazir, 1999:212). 2. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yaitu penelitian sebagai usaha untuk memperoleh keterangan dan data dengan membaca dan mempelajari literatur berupa buku-buku, majalah, buletin, surat kabar, catatan kuliah, maupun tulisan ilmiah lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sehingga penulis memperoleh landasan teoritis yang cukup dalam melihat dan membahas kenyataan yang ditemui dalam penelitian lapangan. 1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam menyusun skripsi ini, penulis melakukan penelitian dan pengumpulan data di Hotel Santika yang terletak di Jalan Sumatera No. 52-54, Bandung. Penelitian ini dimulai pada tanggal 15 Juni 2007 sampai dengan selesai. 11