BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Proses ekstraksi

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan

III. METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized design yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi

III. METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Syaratnya adalah hanya ada

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL ). Perlakuan yang diberikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak daun

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan the post test only control group design. 1) Larva Aedes aegypti L. sehat yang telah mencapai instar III

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian the post test only control group design. Yogyakarta pada tanggal 21 Desember Januari 2016.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, FMIPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. post test only controlled group design. Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Jawa Tengah.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian daya tolak ekstrak daun pandan wangi (P. amaryllifolius) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit

III. METODE PENELITIAN. Penelitian penentuan daya tolak ekstrak daun sirih (Piper bettle L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

UJI EFEKTIVITAS FRAKSI N-HEKSANA EKSTRAK BATANG KECOMBRANG (Etlingera elatior) SEBAGAI LARVASIDA TERHADAP LARVA INSTAR III Aedes aegypti

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2012

BAB III METODE PENELITIAN

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komponen Bioaktif, Jurusan

EFFECTIVENESS OF THE PEPAYA LEAF (Carica papaya Linn)ETHANOL EXTRACT AS LARVACIDE FOR AEDES AEGYPTI INSTAR III

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN

Universitas Lampung. Abstrak. Larvacide Effects of Leaf Extract Aloe vera (Aloe vera) Against Third Instar larva of Aedes aegypti.

III. METODE PENELITIAN. Molekuler dan Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Universitas Lampung ABSTRAK. Efektivitas Pemberian Ekstrak Ethanol 70% Akar Kecombrang (Etlingera elatior)

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan the post test only controlled group design (Taufiqurahman, 2004).

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Proteksi Tanaman

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Pengadaan dan Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan

III. METODE PENELITIAN. pendekatan Pre test - Post Test Only Control Group Design. Perlakuan hewan coba dilakukan di animal house Fakultas Kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk eksperimen semu (Quasi ekspperiment) yaitu meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr.

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis, dimana negara

TATA CARA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi

Keywords: Aedes aegypti, binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis), larvasida

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. (BALITTAS) Karangploso Malang pada bulan Maret sampai Mei 2014.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian post test only controlled group design. Universitas Lampung dalam periode Oktober November 2014.

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

BAHAN DAN METODE. Pestisida, Medan Sumut dan Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Medan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen karena dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah terapan.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. metode difusi dengan teknik sumuran.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

Transkripsi:

27 BAB III METODE PENELITIAN A. Design Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola posttest only with control group design. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2014 di Laboratorium Zoologi dan Kimia Organik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. C. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva Aedes aegypti. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah larva Aedes aegypti instar III. Telur nyamuk ini diperoleh dari Loka Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (Litbang P2B2) Ciamis dalam bentuk kering dengan media kertas saring. Untuk memudahkan dalam penentuan sampel maka dipakai kriteria inklusi dan eksklusi. 1. Kriteria Inklusi a. Larva Aedes aegypti yang telah mencapai instar III b. Larva usia 4-6 hari

28 c. Larva bergerak aktif 2. Kriteria Eksklusi Larva mati sebelum perlakuan 3. Besar Sampel Berdasarkan acuan Guidline WHO (2005), disebutkan bahwa setiap seri pemeriksaan setidaknya melibatkan 4 konsentrasi, masing-masing 4 kali ulangan dari 25 larva Aedes aegypti instar III yang diuji, maka pada penelitian ini dibutuhkan total larva sebanyak 700 larva dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1. Jumlah Total sampel Jumlah larva x jumlah Total pengulangan Kontrol (-) : 0% 25 larva x 4 100 larva Perlakuan I : 0,2% 25 larva x 4 100 larva Perlakuan II : 0,4% 25 larva x 4 100 larva Perlakuan III : 0,6% 25 larva x 4 100 larva Perlakuan IV : 0,8% 25 larva x 4 100 larva Perlakuan V : 1% 25 larva x 4 100 larva Kontrol (+) : Abate 1% 25 larva x 4 100 larva Jumlah total larva yang dipakai dalam penelitian 700 larva D. Variabel Penelitian Variabel penelitian pada penelitian ini adalah. 1. Variabel Bebas Konsentrasi ekstrak ethanol rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) 2. Variabel Terikat Larva Aedes aegypti instar III yang mati

29 E. Definisi operasional Untuk memudahkan pelaksanaan dan agar penelitian tidak menjadi terlalu luas maka dibuat definisi operasional (Tabel 2).

30 Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Variabel bebas: Konsentrasi ekstrak ethanol rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) Ekstrak ethanol rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) dinyatakan dalam persen (%). Setiap konsentrasi dibuat dengan pengenceran. Pada penelitian ini dicari dosis subletalnya yaitu LC 50 yang ditentukan dengan analisis probit. Efektivitas dari ekstrak ethanol rimpang kunyit (rimpang yang telah dipotong, dicuci, dikeringkan, diblender dan di rendam selama 1x24 jam dengan pelarut ethanol 96% sehingga diperoleh suatu bentuk ekstrak) dilihat dari jumlah larva yang mati dan disesuaikan dengan parameter efektivitas. Refractom eter,gelas ukur, kalkulator Menimbang ekstrak dan menghitung dengan rumus: V 1 M 1 =V 2 M 2 Konsentr asi ekstrak ethanol rimpang kunyit Kategorik Variabel terikat: Larva Aedes aegypti yang mati Larva yang tidak bergerak saat disentuh dengan jarum di daerah siphon atau lehernya. Tubuh larva kaku. Larva yang hampir mati juga dikategorikan kedalam larva yang mati, dengan ciri-ciri tidak dapat meraih permukaan air atau tidak bergerak aktif (bergerak naik turun dari bawah ke permukaan air untuk menghirup oksigen) ketika air digerakkan (WHO, 2005). Larva instar III berukuran 4-5 mm, berumur 4-6 hari setelah telur menetas, duri-duri dada mulai jelas, dan corong pernafasan berwarna coklat kehitaman (Ditjen PP&PL, 2005) Efektivitas kemampuan untuk menghasilkan suatu efek tertentu atau menghasilkan pengaruh tertentu yang dapat diukur (Dorland, 2010). Alat ukur: Hand counter Jarum Parameter efektivitas WHO dan Komisi Pestisida Mencatat jumlah larva yang mati Parameter: Mortalitas larva Aedes aegypti instar III Membandingk an hasil perlakuan dengan parameter efektivitas Larva Aedes aegypti yang mati (0-25 larva) Efektif dan tidak efektif Numerik Nominal

31 F. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Alat untuk preparasi bahan uji 1. Baskom plastik dengan diameter lebih kurang 30 cm untuk tempat memelihara larva 2. Gelas plastik ukuran 400 ml untuk tempat meletakkan larva uji 3. Jaring nyamuk untuk menutup tempat memelihara larva b. Alat untuk pembuatan larutan uji 1. Timbangan untuk menimbang rimpang kunyit yang diperlukan 2. Blender untuk menghaluskan rimpang kunyit 3. Botol untuk pengenceran ekstrak 4. Alumunium foil untuk menutup botol 5. Kertas saring dan labu erlenmeyer untuk memisahkan hasil maserasi dengan ampasnya 6. Rotatory evaporator 7. Gelas ukur untuk pengenceran larutan 8. Pipet ukuran 1 ml untuk mengambil ekstrak rimpang kunyit c. Alat untuk uji efektivitas 1. Gelas ukur 250 ml untuk mengukur jumlah air yang diperlukan 2. Pipet larva untuk mengambil larva 3. Lidi untuk mengetahui larva yang mati

32 2. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) sebanyak 500 gr, ethanol 96% sebanyak 970 ml sebagai pelarut saat pembuatan ekstrak, aquades sebanyak 1000 ml sebagai pengencer stock ekstrak untuk mendapatkan konsentrasi yang diinginkan. Penelitian ini juga memerlukan pelet kelinci sebagai makanan larva. G. Prosedur Penelitian 1. Preparasi Bahan Uji Telur nyamuk Aedes aegypti yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Ruang Insektarium Loka Litbang P2B2 Ciamis, Pengandaran, jawa Barat. Telur diletakkan di dalam baskom plastik yang berdiameter lebih kurang 30 cm berisi air untuk pemeliharaan larva. Telur akan menetas menjadi larva dalam waktu 1-2 hari. Telur yang sudah menetas menjadi larva dipisahkan dengan menggunakan pipet larva dan diberi makan pelet. Setelah usia larva mencapai instar III (usia 4-6 hari), larva dipindahkan dengan menggunakan pipet larva kedalam gelas plastik yang berisi ekstrak ethanol rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) dengan konsentrasi yang berbeda tiap gelas. 2. Pembuatan Larutan Uji Pembuatan ekstrak ethanol rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) ini menggunakan rimpang kunyit yang didapat dari lingkungan sekitar peneliti di daerah Tanjung Bintang, Kabupaten lampung Selatan (kunyit segar yang dipanen pada usia 7-10 bulan) dengan bahan pelarut

33 berupa ethanol 96%. Rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) sebanyak 5 kg yang telah didapat kemudian dibersihkan dengan menggunakan air setelah itu dipotong kecil-kecil, dikeringkan dan di blender kering (tanpa air). Setelah itu, serbuk rimpang kunyit ditimbang, diambil sebanyak 500 gram untuk dibuat ekstrak. Serbuk rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) direndam selama 24 jam di dalam ethanol 96% sebanyak 1000 ml. Setelah direndam selanjutnya disaring sehingga diperoleh hasil akhir berupa ekstrak rimpang kunyit dengan konsentrasi 100%. Untuk membuat berbagai konsentrasi yang diperlukan dapat digunakan rumus V 1 M 1 =V 2 M 2. Keterangan : V 1 = Volume larutan yang akan diencerkan (ml) M 1 = Konsentrasi ekstrak ethanol rimpang kunyit yang tersedia (%) V 2 = Volume larutan (air+ekstrak) yang diinginkan (ml) M 2 = Konsentrasi ekstrak ethanol rimpang kunyit yang akan dibuat (%) Tabel 3. Jumlah Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val) yang Dibutuhkan M1 V2 M2 V1 Pengulangan V1 x 4 100% 200 ml 1% 2 ml 8 ml 100% 200 ml 0,8% 1,6 ml 6,4 ml 100% 200 ml 0,6% 1,2 ml 4,8 ml 100% 200 ml 0,4% 0,8 ml 3,2 ml 100% 200 ml 0,2% 0,4 ml 1,6 ml Total 24 Ml 3. Uji Pendahuluan Uji pendahuluan pada penelitian ini menggunakan larutan uji yaitu ekstrak ethanol rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) dengan

34 konsentrasi 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8% dan 1%, dimana pada penelitian sebelumnya diperoleh LC 50 dari ekstrak ethanol rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) sebagai larvasida terhadap larva Aedes aegypti instar I-IV sebesar 0,4% (Panghiyangani dkk, 2012). Uji pendahuluan ini dilakukan untuk menentukan konsentrasi yang efektif yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai larvasida terhadap larva Aedes aegypti. Ekstrak ethanol rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) dengan berbagai konsentrasi diletakkan dalam gelas plastik. Larva diletakkan ke dalam gelas plastik yang berisi berbagai konsentrasi ekstrak ethanol rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) dengan menggunakan pipet larva. Masing-masing perlakuan berisi 10 larva Aedes aegypti instar III (WHO, 2005), dan dilakukan tanpa pengulangan. Setelah itu dilakukan pengamatan dan dihitung jumlah larva yang mati. Hasil uji pendahuluan menunjukkan dengan konsentrasi 0,2% sudah mampu membunuh larva sebesar 25% dan dengan konsentrasi 1% dapat membunuh larva 100%. Data ini yang akan digunakan sebagai patokan dalam menentukan konsentrasi yang akan digunakan dalam penelitian. 4. Uji Efektivitas Larutan uji yang digunakan adalah ekstrak ethanol rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) dengan konsentrasi 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8% dan 1%. Uji efektivitas ini dilakukan untuk menentukan nilai LC 50 (Lethal Consentration), LT 50 (Lethal Time) dan konsentrasi yang paling efektif sebagai larvasida terhadap larva Aedes aegypti instar III.

35 Larva diletakkan dalam gelas plastik yang berisi berbagai konsentrasi ekstrak ethanol rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) dengan menggunakan pipet larva. Perlakuan menggunakan ekstrak ethanol rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) hanya diberikan kepada kelompok eksperimen sebanyak 200 ml pada tiap ulangan, sedangkan pada kelompok kontrol negatif (konsentrasi 0%) diberikan perlakuan menggunakan air sumur dengan volume 200 ml pada tiap ulangan dan pada kelompok kontrol positif diberikan perlakuan dengan air sumur yang diberi Abate 1% dengan volume 200 ml pada tiap ulangan. Masing-masing perlakuan berisi 25 larva Aedes aegypti instar III dengan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali. Jumlah larva uji dan jumlah pengulangan berdasarkan acuan WHO, Guidline For Laboratory and Field Testing of Mosquito Larvacides. Menurut WHO (2005), pengukuran pada kelompok-kelompok sampel dilakukan 24 jam dan dibagi setiap interval waktu 5, 10, 20, 40, 60, 120, 240, 480 dan 1440 menit. Pengukuran berakhir pada menit ke-1440 dengan cara menghitung larva yang mati di tiap patokan waktu. 5. Parameter Efektivitas Larvasida Ekstrak Ethanol Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val) WHO (2005) menyebutkan bahwa konsentrasi larvasida dianggap efektif apabila dapat menyebabkan kematian larva uji 10-95% yang nantinya akan digunakan untuk mencari nilai lethal consentration

36 sedangkan Komisi Pestisida (1995) menyatakan bahwa penggunaan larvasida dikatakan efektif apabila dapat mematikan 90-100% larva uji. 6. Menentukan Nilai LC 50 dan LT 50 Kelompok perlakuan dalam penelitian ini terdiri atas 1 kontrol negative, 4 konsentrasi ekstrak ethanol rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) dan 1 kontrol positif. Masing-masing kelompok perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali dan diamati pada menit ke-5, 10, 20, 40, 60, 120, 240, 480, 1440, 2880, dan 4320. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah larva yang mati kemudian dihitung persentase rata-rata kematian masing-masing kelompok perlakuan pada tiap masing-masing waktu pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis Probit dan uji Regresi Linear Sederhana sehingga diperoleh nilai LC 50 pada masing-masing waktu pengamatan dan total pengamatan serta LT 50 pada masing-masing konsentrasi perlakuan dan total perlakuan.. H. Alur Penelitian Proses penelitian disajikan dalam diagram alur penelitian sebagai berikut :

37 6 kg rimpang kunyit segar (Usia 7-10 bulan) Dicuci dan dibersihkan Dipotong ukuran 4-5 mm Dikeringkan Ditimbang (diambil 500 gr Serbuk rimpang kunyit Diblender Direndam didalam larutan ethanol 96% sebanyak 100 ml Disaring Ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica val) 100% Abate 1% Konsentrasi 0% Konsentrasi 0,2% Konsentrasi 0,6% Konsentrasi 0,8% Konsentrasi 1% Kelompok 1 (Kontrol -) Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 (kontrol +) Tiap kelompok dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali Diamati setiap menit Ke-5, 10, 20, 40, 60, 120, 240, 480, 1440, 2880. 4320 Menghitung jumlah larva yang mati Analisis Gambar 6. Diagram alur uji ekstrak ethanol rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) sebagai larvasida terhadap larva Aedes aegypti instar III

38 I. Pengolahan dan Analisis Data 1. One way ANOVA Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan antara perlakuan yang diberikan maka digunakan analisis One way ANOVA, tetapi bila sebaran data tidak normal atau varians data tidak sama, maka dilakukan uji alternatif yaitu uji Kruskal-Wallis. Uji ini bertujuan untuk mengetahui paling tidak terdapat perbedaan antara dua kelompok perlakuan. Apabila dalam uji tersebut didapatkan hasil yang signifikan (bermakna) yaitu p value<0,05 maka dilakukan analisis post-hoc untuk mengetahui kelompok perlakuan yang bermakna. Uji post-hoc untuk One way ANOVA adalah Bonferoni sedangkan untuk uji Kruskal-Wallis adalah Mann Whitney (Dahlan, 2011). 2. Uji Probit Uji ini dilakukan untuk mengetahui nilai LC 50 pada tiap waktu pengamatan dan LT 50 pada masing-masing konsentrasi perlakuan. Lethal Consentration merupakan suatu ukuran untuk mengukur daya racun dari jenis pestisida. Pada uji efektivitas ditunjukkan LC 50 yang berarti berapa ppm atau persen konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian 50% dari hewan percobaan sedangkan Lethal Time atau LT 50 adalah waktu yang diperlukan untuk membunuh 50% dari hewan percobaan. Nilai ini ditentukan dengan analisis probit (Dahlan, 2011). Analisis probit ini diolah dengan menggunakan program penghitungan komputer.

39 3. Uji Regresi Linear Sederhana Uji ini dilakukan untuk menentukan nilai dari LC 50 dan LT 50 dari total perlakuan pada pengamatan berdasarkan persentase rata-rata kematian total larva yang disebabkan oleh masing-masing konsentrasi (Dahlan, 2011). J. Aspek Etik Penelitian Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan nomor surat 2237/UN26/8/DT/2014. Surat lolos kaji etik terlampir.