BAB 1 PENDAHULUAN. rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Negara Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dan

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi beras sebesar 113,7 kg/jiwa/tahun. Tingkat konsumsi tersebut jauh di

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kemiskinan merupakan penyakit sosial ekonomi terbesar yang

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sebagaimana dalam pasal 27 Undang-undang Dasar Pertimbangan tersebut mendasari terbitnya Undang-undang No.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2008:2). Sedangkan pengertian sistem menurut Romney dan Steinbart

BAB I PENDAHULUAN. bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan berkelanjutan secara terus menerus.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. program darurat bagian dari jaring pengaman sosial (social safety net), namun

Regulasi Penugasan Pemerintah kepada Perum BULOG 1

BAB I PENDAHULUAN. berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011

BAB I. PENDAHULUAN. berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar. Tugas pokok BULOG sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No 50 tahun

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangganya. Program raskin tersebut merupakan salah satu program

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. agraris beras menjadi komoditas pangan yang paling pokok bagi sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Raskin adalah hak masyarakat berpendapatan rendah yang. diberikan dan ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka mencukupi

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 dan 34 mengamanatkan bahwa pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kemerdekaannya Bangsa Indonesia telah bercita-cita untuk

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

I. PENDAHULUAN. dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari serta berkelanjutan. Diantara kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa kebijakan atau program penanggulangan kemiskinan. itu sendiri sebagai manusia yang memiliki hak-hak dasar.

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan internasional, yaitu : Universal Deklaration Of Human Right. (1948), Rome Deklaration on World Food Summit

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

10. Satuan kerja beras miskin yang selanjutnya disebut Satker Raskin adalah petugas yang melayani dan bertangung jawab atas pengambilan dan

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. dari perjuangan merebut kemerdekaan menjadi langkah baru bagi generasi

BAB I PENDAHULUAN. yang cocok digunakan untuk pertanian. Sedangkan berdasarkan letak astronominya,

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu Sumber Daya Manusia(SDM) yang

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 29 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu faktor yang menentukan tingkatan kesejahteraan

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN GABAH/BERAS DAN PENYALURAN BERAS OLEH PEMERINTAH

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN. medanseru.co

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik

BAB I PENDAHULUAN. itu sesuai dengan aturan pokok dantata cara yang telah ditetapkan.

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 95 TAHUN 2009 PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DI JAWA BARAT TAHUN 2009

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN GABAH/BERAS DAN PENYALURAN BERAS OLEH PEMERINTAH

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 45

PELAKSANAAN DISTRIBUSI DAN PENGENDALIAN PROGRAM RASKIN DI KELURAHAN SINGOTRUNAN KABUPATEN BANYUWANGI (INPRES NOMOR 1 TAHUN

Andalan Ketahanan Pangan

BAB V SISTEM DAN IMPLEMENTASI KONTROL PROGRAM RASKIN

PELAKSANAAN DAN PENYALURAN PROGRAM RASKIN (EXISTING)

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN A.

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

ANALISIS EFEKTIVITAS DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Marulak Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi)

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan tipe kualitatif. Moleong (2011:6)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. penulis mengenai distribusi raskin di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 s/d 2019

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

Oleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. akan diterapkan atau dengan memperbaiki sistem transportasi yang sudah

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG BELANJA SUBSIDI KEPADA PERUSAHAAN UMUM BULOG DIVISI REGIONAL BALI

pelaksanaan dan pengawasan dengan mengedepankan peran serta masyarakat;

BERPENDAPATAN RENDAH (RASKIN) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAKSANAAN PENGGUNAAN BERAS REGULER UNTUK KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- Dasar Hukum : Undang-Undang Nomor 60 Tahun 1958; Undang-Undang Nomor 17

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebanyak 95% jumlah penduduk Indonesia mengkonsumsi beras, dengan rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula yang mendorong beras menjadi komoditas pangan yang sangat strategis. Beras juga menjadi salah satu kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seseorang. Meskipun beras menjadi komoditas pangan terbesar di Indonesia, tetapi masih banyak masyarakat yang tidak mampu membeli beras tersebut untuk memenuhi kebutuhan primernya. Hal ini dikarenakan masih terdapat banyak masyarakat yang berpenghasilan rendah sehingga berpengaruh pada daya beli masyarakat tersebut. Kemiskinan merupakan suatu keadaan yang mencerminkan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Kemiskinan dapat disebabkan oleh beberapa faktor sulitnya dalam memenuhi kebutuhan dasar, memperoleh pendidikan dan perkerjaan, atau hidup dalam lingkungan yang tidak nyaman sehingga mengurangi kesempatan untuk memperluas kemampuan dan potensi diri. Negara Indonesia merupakan Negara berkembang yang masih memiliki garis kemiskinan yang cukup tinggi. Hal ini didukung dengan adanya pendataan terhadap masyarakat berpenghasilan rendah yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Pada tahun 2011 1

2 sampai dengan tahun 2014, angka kemiskinan di Indonesia megalami penurunan dari 12,36% menjadi 10,96%. Namun pada tahun 2015 kemiskinan di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 0,17% dari tahun 2014. Pemerintah memiliki beberapa upaya dalam penanggulangan kemiskinan. Salah satunya yaitu dengan menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok guna menjamin daya beli masyarakat miskin. Dalam upaya menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok, pemerintah membentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu Perum BULOG. Perum BULOG didirikan atas dasar Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 7 Tahun 2003 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 61 Tahun 2003 (Kementrian Keuangan, 2014). Menyelenggarakan usaha logistik pangan pokok merupakan salah satu tugas dari Perum BULOG. Selain itu, tugas Perum BULOG yang termuat dalam Instruksi Presiden (Inpres) tentang Kebijakan Perberasan Nasional yaitu penyaluran beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat miskin dan rawan pangan serta penyediaan beras untuk menanggulangi keadaan darurat dan bencana. Penyaluran beras bersubsidi tersebut dilakukan melalui program raskin. Penyaluran raskin merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh Perum BULOG untuk membantu pemerintah dalam program kesejahteraan rakyat guna mengurangi beban pengeluaran RTS-PM (rumah tangga miskin di Kelurahan/Desa yang berhak untuk menerima raskin yang telah terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat yang ditetapkan oleh Kepala Lurah/Desa dan

3 disahkan oleh Camat) dalam memenuhi kebutuhan pangan (Kementerian Bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia, 2015). Penyaluran raskin sudah dimulai sejak tahun 1998. Krisis moneter yang terjadi pada tahun tersebut merupakan awal pelaksanaan raskin yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan rumah tangga miskin. Pada awalnya program ini disebut program Operasi Pasar Khusus (OPK), kemudian diubah menjadi raskin pada tahun 2002. Raskin yang tadinya menjadi program darurat (social safety net) kini telah diperluas fungsinya sebagai bagian dari program perlindungan sosial masyarakat. Penyaluran raskin merupakan salah satu program pro rakyat yang dimunculkan oleh pemerintah Indonesia sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan. Hal ini diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia No 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Dalam penyaluran raskin Perum BULOG terbagi menjadi beberapa cabang, diantaranya Divisi Regional/Divre, Sub Divisi Regional/Subdivre, Kantor Logistik/Kanlog, dan Gudang. Subdivre Surakarta merupakan salah satu lokasi Subdivre Perum BULOG yang beralamat di Jl. L.U Adi Sucipto No 17 Surakarta. Dalam melakukan penyaluran raskin, Subdivre Surakarta menangani 1 Kota dan 6 Kabupaten yang berada dalam wilayah Karesidenan Surakarta. Wilayah-wilayah tersebut yaitu Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Wonogiri.

4 Pada tahap implementasi program raskin di wilayah Surakarta agar berjalan dengan efektif diperlukan kesiapan dari semua pihak yang terlibat, baik itu Pemerintah Kota, Perum BULOG, Tim Koordinasi Raskin Kota, Tim Koordinasi Kecamatan hingga Kelurahan, masyarakat, dan pihak terkait lainnya. Selain itu juga diperlukan suatu kesamaan persepsi antara masyarakat dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan penyaluran raskin ini. Hal ini diperlukan untuk menghindari adanya permasalahan dalam pelaksanaan penyaluran raskin. Kota Surakarta masih banyak terdapat masyarakat yang berpenghasilan rendah, sehingga masih sulit untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok mereka yaitu beras. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak rumah tangga miskin di wilayah ini yang membutuhkan program beras bersubsidi (raskin). Adanya Program Raskin ini merupakan wujud dari Peraturan Daerah Kota Surakarta No 11 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Kemiskinan pasal 15 poin b yang berbunyi pemberian bantuan pangan dan sandang. Pemerintah Kota Surakarta membentuk Tim Koordinasi Program Raskin yang termuat dalam Keputusan Walikota Surakarta No 972.05/I.30/I/2015 guna menindaklanjuti program raskin tersebut. Kelurahan ditunjuk oleh Walikota sebagai Titik Distribusi sekaligus Titik Bagi. Titik Distribusi merupakan lokasi penyerahan beras raskin dari satuan kerja (satker) raskin yang dibentuk oleh Subdivre Surakarta. Sedangkan Titik Bagi adalah lokasi penyerahan beras dari pelaksana distribusi kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM). Kota Surakarta memiliki 51

5 Kelurahan yang tersebar di dalam 5 wilayah Kecamatan. Hal ini berarti terdapat 51 Titik Distribusi dan Titik Bagi dalam penyaluran beras raskin. Salah satunya yaitu di Kelurahan Pajang yang terletak di Jalan Sidomukti Utara 1 No 7 Pajang. Penulis tertarik melakukan penelitian mengenai penyaluran beras raskin di Kelurahan Pajang, karena jumlah Rumah Tangga Sasaran dari program raskin paling banyak dibandingkan dengan kelurahan-kelurahan lain yang ada di Kecamatan Laweyan yaitu sebanyak 1.083 RTS-PM. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang mengatur tentang proses penyaluran raskin tersebut, sehingga mempermudah dalam melakukan penyaluran raskin. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk memilih judul EVALUASI SISTEM PENYALURAN RASKIN PERUM BULOG SUBDIVRE SURAKARTA KEPADA RUMAH TANGGA SASARAN- PENERIMA MANFAAT (RTS-PM) DI KOTA SURAKARTA. Diharapkan dalam judul ini penulis dapat membahas lebih mendalam mengenai sistem penyaluran raskin dari Perum BULOG Subdivre Surakarta hingga ke masyarakat yang termasuk Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS- PM) di Kota Surakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

6 1. Bagaimana sistem penyaluran raskin dari Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kota Surakarta? 2. Apakah kendala dalam pelaksanaan sistem penyaluran raskin dari Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) dan bagaimana solusi yang telah dilakukan untuk mengatasinya? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang akan dibahas, maka penelitian ini mempunyai beberapa tujuan antara lain sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sistem penyaluran beras raskin dari Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kota Surakarta. 2. Untuk mengetahui kendala dan upaya yang telah dilakukan dalam pelaksanaan sistem penyaluran raskin dari Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kota Surakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perum BULOG Subdivre Surakarta

7 Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi, sehingga perusahaan dapat mengambil kebijakan yang lebih baik dalam menentukan sistem penyaluran beras. 2. Bagi Pemerintah Kota Surakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi terhadap sistem penyaluran raskin yang telah dilakukan. 3. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang baru bagi penulis mengenai sistem penyaluran raskin dari Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran- Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kota Surakarta. 4. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai sistem penyaluran raskin dari Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kota Surakarta dan dapat dijadikan sebagai suatu bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.