PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MURID MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH NURADE NIM : F. 34210492 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2013
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MURID MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Nurade, Kaswari, Marzuki Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura, Pontianak Nurade.03@gmail.com Abstrak: Permasalahan pada penelitian ini adalah usaha untuk meningkatkan aktivitas belajar murid menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di kelas IV SDN 30 Sungai Raya. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu : (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) observasi dan (d) refleksi. Data yang diambil berupa data hasil observasi aktivitas murid selama proses pembelajaran dan observasi kegiatan guru. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif, Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas belajar murid. Subjek penelitian guru, dan murid kelas IV Sekolah Dasar Negeri 30 Sungai Raya yang berjumlah 20 orang. Hasil penelitian disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar murid. Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Aktivitas Belajar Abstract: Issue in this study is an attempt to improve student s learning activies using capital kooperative jigsaw learning in the class IV SDN 30 Sungai Raya. This class observation do in two cycles, each cycle consist in four phase is : (a) planning, (b) implementation, (c) student observation during the learning process and teacher observation activity. This research method is descriptive method, the techniques used are observation, interview and documentation. As for the data collection tool used in this study is the observation sheet student learning activies. Research subject teacher is student class IV SDN 30 Sungai Raya totaling 20 people. The final conclusion is that the process of learning by using learning models kooperative jigsaw type activity can improve student learning. Keywords: Kooperative jigsaw learning, Learning Activity P ada lembaga pendidikan formal, guru merupakan salah satu unsur yang bertanggung jawab atas peningkatan dan penyempurnaan sistem pendidikan. Maka dari itu, seorang guru dituntut untuk dapat menyelenggarakan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan baik. Kegiatan belajar mengajar
akan berhasil apabila terjadi perubahan tingkah laku pada anak didik sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti terhadap pembelajaran langsung di kelas, di peroleh informasi bahwa proses pembelajaran di kelas IV SDN 30 Sungai Raya, masih banyak murid yang kurang aktif saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran matematika. Hal ini mengakibatkan rendahnya hasil ulangan harian murid kelas IV SDN. 30 Sungai Raya. Kenyataan lainnya dalam pembelajaran matematika di SDN. 30 Sungai Raya, masih sering dijumpai kurangnya kerjasama antara murid. Hal ini karena dominasi guru dalam proses pembelajaran yang menyebabkan murid lebih bersifat pasif, sehingga mereka lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan atau sikap yang mereka butuhkan dengan cara berdiskusi atau bertanya baik dengan temannya maupun guru itu sendiri. Kegagalan pembelajaran tersebut di atas tidaklah mutlak disebabkan oleh faktor murid saja, kemampuan guru dalam menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan tentunya juga menjadi faktor yang ikut menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran. Selama ini guru hanya mengejar target materi yang ditetapkan kurikulum sehingga dalam menyampaikan materi guru dominan menggunakan model pembelajaran yang monoton, yaitu menyampaikan materi, memberikan contoh, memberikan latihan dan memberikan pekerjaan rumah. Berdasarkan pengamatan awal diperoleh informasi sebagai berikut: (1) murid yang aktif bertanya selama proses pembelajaran adalah 20%; (2) murid aktif menjawab pertanyaan adalah 11,8%; (3) murid yang menyimak penjelasan guru adalah 60%; (4) murid yang mengerjakan tugas adalah 47,61%; dan (5) murid yang mencatat adalah 30.95%. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut diyakini dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar murid. Oleh karena itu, peneliti menganggap pentingnya dilakukan penelitian tindakan kelas, permainan dua warna dimaksudkan untuk mengembangkan pembelajaran aktif inovatif efektif dan menyenangkan ( PAIKEM). Diperkirakan dapat meningkatkan aktivitas belajar murid kelas IV SDN. 30 Sungai Raya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan fokus masalah umum dalam penelitian ini adalah Apakah dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar murid kelas IV SDN 30 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya? dengan sub masalah (1) Bagaimana merancang RPP model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mata pelajaran matematika pada materi penjumlahan bilangan bulat dikelas IV SDN. 30 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya? (2) Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mata pelajaran matematika pada materi penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SDN. 30 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya? (3) Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas fisik murid dalam pembelajaran matematika di kelas IV SDN 30 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya? (4) Apakah dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas mental murid dalam pembelajaran matematika di kelas IV SDN 30 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya? (5) Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas emosional murid dalam pembelajaran matematika di kelas IV SDN 30 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya? Secara umum tujuan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan aktivitas belajar murid kelas IV SDN 30 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya dengan dibagi beberapa sub tujuan penelitian (1) Untuk mendeskripsikan rancangan RPP pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mata pelajaran matematika pada materi penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SDN. 30 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya (2) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mata pelajaran matematika pada materi penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SDN. 30 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya (3) Untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas fisik murid dalam pembelajaran matematika di kelas IV SDN 30 Sungai RayaKabupaten Kubu Raya menggunakanmodel pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (4) Untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas mental murid dalam pembelajaran matematika di kelas IV SDN 30 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (5) Untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas emosional murid dalam pembelajaran matematika kelas IV SDN. 30 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. METODE Menurut Hadari Nawawi (2007:67), metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lainlain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Karena tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh informasi mengenai aktivitas belajar melalui penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran dan bagaimana proses pembelajarannya sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar murid maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 30 Sungai Raya yang mana kegiatannya berada di dalam kelas. Subjek penelitiannya adalah guru dan murid kelas IV Sekolah Dasar Negeri 30 Sungai Raya yang berjumlah 20 orang. Langkah-langkah Tindakan dalam penelitian ini adalah : 1. Pada tahap persiapan, guru bersama kolaborator menyiapkan masalah kontekstual tentang penjumlahan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. 2. Memperkenalkan strategi pembelajaran yang akan dipakai kepada kolaborator.
3. Pada tahap pembukaan guru memperkenalkan kepada murid masalah dari dunia nyata,yaitu guru menceritakan bahwa suhu didalam kulkas 5 derajat dibawah nol ditulis dengan mengapa air menjadi beku? 4. Meminta murid untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara mereka sendiri dalam kelompok. 5. Mengamati jalannya diskusi kelas dan memberi tanggapan sambil mengarahkan murid untuk mendapatkan strategi yang baik serta menemukan aturan atau prinsip yang bersifat lebih umum dalam pemecahan masalah. 6. Setelah selesai mencapai kesepakatan tentang strategi terbaik melalui diskusi kelas, murid diajak menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. 7. Merefleksikan proses penerapan pendekatan matematika dalam konsep bilangan bulat. 8. Pada akhir pembelajaran murid mengerjakan soal evaluasi dalam bentuk matematika formal. Pada penelitian ini variabel yang akan ditingkatkan adalah aktivitas belajar. Aktivitas belajar dikelompokkan menjadi akivitas fisik, mental dan aktivitas emosional. Teknik pengumpul data yang dilakukan dalam penelitian yaitu teknik observasi langsung dan teknik komunikasi langsung.adapun data yang dikumpulkan pada penelitian tindakan kelas ini adalah berupa : 1. Data hasil observasi aktivitas belajar murid. 2. Data hasil wawancara terhadap murid setelah pembelajaran berlangsung. 3. Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran setiap siklus yang dilakukan oleh guru. Kumpulan data yang diperoleh dari hasil observasi di analisis dengan cara mendiskripsikan catatan kolaborator, kemudian data hasil observasi penelitian terhadap aktivitas belajar murid dianalisis dengan presentase, dengan rumus menurut NarHerryanto dan Akib Hamid (2007:66) X% = n x 100% N Keterangan X% = rata-rata presentase n = jumlah murid yang tampak aktivitas belajarnya N = jumlah keseluruhan murid
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini menggunakan melalui 2 siklus dengan fokus penelitian bagaimana meningkatkan aktivitas belajar murid dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 30 Sungai Raya. Siklus I penelitian ini dilaksanakan dalam 2 dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 12 dan 16 September 2013. Langkah-langkah tindakan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan kartu dua warna pada penjumlahan bilangan bulat pada siklus I, terdiri dari persiapan, pembukaan,proses pembelajaran dan penutup. Pelaksanaan dari hasil penelitian tindakan kelas siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 12 dan 16 September 2013 dapat dipaparkan sebagai berikut: A. Siklus I a. Perencanaan Siklus I Agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan terlebih dahulu guru menetapkan materi/standar kompetensi, yaitu : melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah, dengan kompetensi dasar : melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat. Kemudian guru membuat RPP (Lampiran I) sebagai panduan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran dikelas yang terdiri dari 3 tahapan yaitu : kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Selanjutnya guru menyiapkan topik-topik diskusi, yaitu : melakukan penjumlahan bilangan bulat. Guru menyiapkan media pembelajaran, yaitu kertas karton dua warna, guru membuat lembar observasi tentang aktivitas belajar murid selama proses pembelajaran berlangsung. observasi untuk mengamati penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan kartu dua warna yang dilakukan oleh guru, dan pedoman wawancara untuk murid yang telah dirundingkan bersama teman sejawat mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan kartu dua warna. b. Pelaksanaan Siklus I Untuk mempermudah proses pengamatan,peneliti berkolaborasi dengan rekan sejawat yang bernama Juwardi, S. Pd. SD guru kelas IV SDN. 30 Sungai Raya yang bertindak sebagai observasi sedangkan peneliti sebagai pelaksana tindakan. Langkah-langkah tindakan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan kartu dua warna pada penjumlahan bilangan bulat pada siklus I, terdiri dari persiapan, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. 1) Tahap persiapan Sebagai persiapan, guru mempelajari dahulu materi penjumlahan bilangan bulat yaitu bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Setelah itu guru
menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Dalam hal ini guru akan menggunakan kartu dua warna dalam melakukan penjumlahan bilangan bulat. Selanjutnya guru menyiapkan skenario pembelajaran yang akan digunakan di kelas. Berbagai strategi yang mungkin akan ditempuh murid dalam kegiatan pembelajaran sudah diantisispasi pada langkah ini, sehingga guru bisa mengendalikan proses pembelajaran dikelas. 2) Kegiatan Pendahuluan guru menginformasikan cara belajar yang akan dilaksanakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 3) Kegiatan Inti Pada saat pembelajaran berlangsung guru hanya memperhatikan kegiatan setiap kelompok melakukan penjumlahan bilangan bulat dengan kartu dua warna pada lembar kerja murid. Kemudian guru memberi kesempatan kepada wakil setiap kelompok untuk menyajikan cara mereka menjumlahkan bilangan bulat dengan menggunakan kartu dua warna. Guru mengarahkan murid dalam diskusi kelas untuk membuat kesimpulan bersama tentang penjumlahan bilangan bulat campuran (positif dan negatif) dan cara menjumlahkannya 4) Kegiatan Penutup Sebagai penutup, murid diminta mengerjakan soal dan diberi pekerjaan rumah yang berkaitan dengan materi penjumlahan bilangan bulat.pada akhir pelajaran guru mengajak murid bersama-sama menyimpulkan apa yang sudah mereka kerjakan dan pelajari saat itu. c. pada siklus I dilaksanakan untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai aktivitas belajar murid dan guru, serta data mengenai proses pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SDN.30 Sungai Raya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1 Aktivitas Belajar Murid Dengan Menerapkan Model Pembelajaran KooperatifTipe Jigsaw Siklus I No 1 2 Indikator fisik mental Base Line Capaian di siklus I Tampak Tdk tampak Jlh Jlh 48% 68% 32% 30% 43% 57% Metode Pencapaian 3 emosional 46,2% 61% 39%
Berdasarkan hasil pengamatan tiap aspek tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas fisik murid sebelum dan sesudah tindakan mengalami peningakatan rata-rata sebesar 20%, aktivitas mental 13,3%, aktivitas emosional 3,2%. Untuk lebih jelasnya mengenai belajar murid dengan menerapkan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada siklus I dapat dilihat dalam bentuk grafik berikut: 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 48% 68% 32% 30% 43% 57% 46,20% 61% fisik mental emosional Base Line Tampak Tidak tampak 39% Gambar 1 Grafik Aktivitas Belajar Murid Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I d. Refleksi Pada tahap refleksi peneliti mengumpulkan dan menganalisis data kemudian mengkaji, melihat dan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan tindakan yang sudah dilakukan (hasil observasi). Dari hasil temuan dalam observasi yang dilakukan oleh observasi diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1) Guru tidak memperhatikan kesesuaian waktu pembelajaran. 2) Guru tidak merespon ketika ada anggota kelompok yang hanya bergurau/bermain dan mengganggu kelompok lain ketika kelompok sedang melakukan kegiatan menjumlahkan bilangan bulat. 3) Tidak semua anggota kelompok dengan serius mengikuti pembelajaran. 4) Tidak semua anggota kelompok ikut bekerja sama dalam menjumlahkan bilangan bulat.
5) Semua kelompok mengerjakan dengan benar sesuai dengan petunjuk dari guru. 6) Ada 4 dari 6 kelompok yang kebingungan melakukan penjumlahan bilangan bulat campuran dengan permainan dua warna menggunakan media kartu dua warna. 7) RPP perlu diperbaiki dan dan disederhanakan kegiatan pemebelajarannya karena banyak murid mengalami kesulitan menjumlahkan bilangan bulat campuran (bilangan bulat positif dan negatif). B. Siklus II a. Perencanaan Siklus II Pada siklus II ini adalah ditetapkan : 1) Materi : menyelesaikan soal terkait masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan bilangan bulat. 2) Standar kompetensi : 1 melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. 3) Kompetensi Dasar : 1.3 melakukan operasi hitung bilangan bulat. 4) Membuat RPP (lampiran III dan IV) sebagai panduan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas yang terdiri dari 3 tahapan yaitu : kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. 5) Topik diskusi yaitu : melakukan penjumlahan yang terkait dengan masalah sehari-hari. 6) Membuat lembar observasi tentang aktivitas murid selama proses pembelajaran berlangsung. observasi untuk menilai RPP yang dibuat guru, lembar observasi untuk mengamati penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada penjumlahan bilangan bulat yang dilakukan oleh guru, dan pedoman wawancara untuk murid yang telah dirundingkan bersama teman sejawat mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. b. Pelaksanaan Tindakan pada siklus II ini peneliti tetap berkolaborasi dengan rekan sejawat yang bernama Juwardi, S. Pd, SD guru kelas IV SDN. 30 Sungai Raya yang bertindak sebagai observatory sedangkan peneliti sebagai pelaksana tindakan.langkah-langkah tindakan Penerapan model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran penjumlahan bilangan bulat pada siklus II, terdiri dari persiapan, pembukaan, proses pembelajaran, dan penutup. 1) Tahap Persiapan Pada siklus II kembali guru akan mengemukakan masalah yang harus murid pecahkan bersama dalam kelompok yaitu melakukan penjumlahan bilangan bulat yang berkaitan dengan masalah sehari-hari melalui permainan dua warna. Untuk pertemuan pertama disiklus II anggota kelompok diacak antara murid yang aktivitas dan hasil belajarnya sudah bagus pada siklus I dengan murid yang kurang aktif pada siklus I. Jumlah murid tiap kelompok sebanyak 5 orang. Sedangkan untuk pertemuan kedua pada siklus II jumlah murid tiap kelompok 4 orang dengan anggota kelompok yang dipilih berdasarkan tingkat aktivitas murid
pada pertemuan pertama disiklus II sehingga kegiatan penelitian akan dipusatkan pada kelompok dari kumpulan murid yang kurang aktif. 2) Kegiatan Pendahuluan Guru menjelaskan cara melakukan penjumlahan bilangan bulat melalui permainan dua warna. Kemudian murid bekerja kelompok menyelesaikan lembar kerja murid, menjumlahkan bilangan bulat yang berkaitan dengan masalah seharihari dengan media kartu dua warna. Setelah waktu yang diberikan habis setiap kelompok diberikan kesempatan untuk menyajikan cara yang mereka tempuh untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan, sedangkan kelompok lain memberikan kritik dan saran melalui sebuah diskusi kelas. 3) Kegiatan Inti Pada saat pembelajaran berlangsung guru hanya memperhatikan dan mengamati kegiatan setiap kelompok dalam membuat kartu dua warna yang akan digunakan dalam permainan dua warna, Kemudian guru memberi kesempatan kepada siapa saja dalam tiap kelompok yang bersedia mempresentasikan cara mereka melakukan penjumlahan bilangan bulat menggunakan kartu dua warna melalui permainan dua warna,kelompok lain dipersilahkan memberi kritik dan saran tentang presentasi dari penyaji. 4) Kegiatan Penutup Pada akhir pembelajaran guru mengajak murid bersama-sama menyimpulkan apa yang telah mereka kerjakan dan pelajari saat itu dan diberi pekerjaan rumah yang berkaitan dengan materi penjumlahan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. c. Hasil observasi pada siklus II dilaksanakan untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai peningkatan aktivitas belajar murid dan keterampilan guru baik dari merancang pembelajaran maupun melaksanakan proses pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooperatif model jigsaw dalam pembelajaran penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SDN.30 Sungai Raya seperti pada tabel berikut : Tabel 2 Aktivitas Belajar Murid Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II No 1 2 Indikator fisik mental Base Line Capaian di siklus I Tampak Tdk tampak Jlh Jlh 48% 94% 6% 30% 83,3% 16,7% Metode Pencapaian
3 emosional 46,2% 93,8% 6,2% Dari hasil pengamatan tiap aspek tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas fisik murid sebelum dan sesudah tindakan mengalami peningkatan ratarata sebesar 46%. Aktivitas mental mengalami peningkatan rata-rata sebesar 53,3%. Dan aktivitas emosional mengalami peningkatan rata-rata sebesar 47,5%. Berdasarkan uraian di atas, untuk lebih jelasnya mengenai belajar murid dengan menerapkan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada siklus I dapat dilihat dalam bentuk grafik berikut: 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 48% 94% 6% Gambar 2 30% 83% 17% 46,20% 94% fisik mental emosional Base Line Tampak Tidak tampak 6% Grafik Aktivitas Belajar Murid Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II d. Refleksi Dari hasil observasi yang dilakukan oleh observator disimpulkan sebagai berikut: 1) Guru masih belum optimal dalam pemanfaatan waktu pembelajaran. 2) Guru sudah merespon ketika ada anggota kelompok yang hanya bergurau/bermain dan mengganggu kelompok lain ketika kelompok sedang melakukan kegiatan pembelajaran. 3) Masih ditemui beberapa anggota kelompok tidak ikut bekerja sama dalam pembelajaran. 4) Masih ditemui anggota kelompok yang tidak serius dalam mengikuti pelajaran,karena mengerjakan pekerjaan diluar materi pembelajaran
5) Masih ditemui beberapa anggota kelompok yang belum terampil melakukan pejumlahan bilangan bulat positf dan bilangn bulat negatif. 6) Masih dijumpai beberapa murid yang kesulitan melakukan penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif, terutama soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. 7) Murid masih tampak kurang berani untuk mempresentasikan dan menjelaskan cara mereka melakukan pemecahan masalah 8) Murid masih tampak kurang berani mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami dalam pembelajaran. Kemudian segala temuan hasil observasi oleh kolaborator akan dibicarakan bersama peneliti diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1) Pemanfaatan waktu pembelajaran sudah optimal. 2) Masing-masing anggota kelompok sudah tampak bekerja sama dengan baik. 3) Murid berantusias mengikuti pembelajaran sehingga tidak tampak mengganggu teman. 4) Murid sudah terampil menggunakan permainan dua warna sehingga bisa melakukan penjumlahan bilangan bulat positif dan negativ. 5) Murid sudah mulai banyak yang berani maju ke depan kelas untuk mempresentasikan pemecahan masalah. Pembahasan a. Penyajian Data Siklus I dansiklus II Adapun rekapitulasi data dan lembar observasi pada siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut : Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Pratindakan Siklus I dan II No Indikator Base Line Capaian di siklus I Siklu I Siklus II Metode Pencapaian 1 fisik 48% 68% 94% 2 mental 30% 43,3% 83,3% 3 emosional 46,2% 61,3% 93,8% Rata-rata capaian untuk aktivitas Emosional murid pada pratindakan sebesar 46,2%menjadi 61,3% disiklus I selanjutnya meningkat menjadi 93,8% disiklus II. Dengan demikian telah terjadi peningkatan antara pratindakan dengan
setelah tindakan siklus I sebesar 5,3%, dan antara siklus I dengan siklus II sebesar 28%. Berdasarkan uraian tersebut untuk lebih jelasnya mengenai Rekapitulasi Hasil Pratindakan Siklus I dan II, dapat dilihat dalam bentuk grafik berikut: 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 48% 68% 94% 30% 43% 83% 46,20% 61% fisik mental emosional Base Line Siklus I Siklus II 94% Gambar 3 Grafik Rekapitulasi Hasil Pratindakan Siklus I dan Siklus II b. Pembahasan Hasil Siklus I dan Siklus II 1) Rekapitulasi persentase data aktivitas fisikmurid. Akitivitas fisik kelas IV SDN.30 Sungai Raya dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mengalami peningkatan antara baseline dengan setelah tindakan siklus I rata-rata sebesar 20% dan antarasiklus I dengan tindakan siklus II sebesar 26%. Data darihasilobservasi yang dilakukan oleh kolaborator singkron dengan data dari hasil wawancara dengan murid sama-sama menunjukan adanya peningkatan aktivitas fisik murid kelas IV SDN.30 Sungai Raya. 2) Rekapitulasi persentase data aktivitas Mental Murid Aktivitas mental murid kelas IV SDN. 30 Sungai Raya pada pembelajaran penjumlahan bilangan bulat dengan permainan dua warna mengalami peningkatan antara baseline dengan setelah tindakan siklus I rata-rata sebesar 13,3% dan antara tindakan siklus I dengan tindakan siklus II sebesar 40%.Data dari hasil observasi yang dilakukan oleh kolaborator sinkron dengan data dari hasil wawancara
dengan murid sama-sama menunjukanadanya peningkatan aktivitas mental murid kelas IV SDN.30 Sungai Raya. 3) Rekapitulasi persentase data aktivitas Emosional Murid Hasil pengamatan terhadap murid yang berani tampil untuk mempresentasikan hasil produk sebelum tindakan sebesar 25%,dan setelah tindakan siklus Isebesar 40% serta tindakan siklus II sebesar 85%. Dengan deminkian telah terjadi peningkatan antara baseline dengansiklus I sebesar 15% dan antara siklus I dengan siklus II sebesar 45%. Berdasarkan hasil pengamatan tiap aspek tersebut diketahui aktivitas emosional murid sebelum dan sesudah tindakan mengalami peningkatan rata-rata 15,1% dan antar siklus I dengan siklus II sebesar 32,5%. Data dari hasil observasi yang dilakukan oleh kolaborator sinkron dengan data dari hasil wawancara dengan murid sama-sama menunjukan adanya peningkatan aktivitas emosional murid kelas IV SDN. 30 Sungai Raya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Rancangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dilaksanakan melalui tindakan kelas dengan sistematis mulai dari menganalisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetisi dasar, membuat silabus, RPP, lembar kerja murid, media pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, lembar observasi bagi murid dan guru/peneliti serta menyusun lembar evaluasi yang akan diberikan pada murid diakhir kegiatan pembelajaran sesuai dengan KTSP dan Pemendiknas Nomor 41 Tahun 2007. 2. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilaksanakan menarik, menyenangkan, dialogis, dinamis, bermakna melalui penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus secara keseluruhan dilaksanakan dengan perencanaan yang telah disusun dengan langkah-langkah sesuai RPP pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mengenai aktivitas fisik murid, aktivitas mental murid dan aktivitas emosional murid mengalami peningkatan yang signifikan. 3. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas fisik murid dari rata-rata pratindakan 48% menjadi 68 pada siklus I, dan terakhir 94 pada siklus II. Maka besar peningkatan antara pratindakan dengan setelah tindakan siklus I sebesar 20% dan peningkatan antara siklus I dengan siklus II sebesar 26. 4. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas mental murid dari rata-rata pratindakan 30 menjadi 43,3 pada siklus I dan terakhir 83,3 pada siklus II.Maka besar peningkatan antara pratindakan dengan setelah tindakan siklus I sebesar 13,3% dan peningkatan antara siklus I dengan siklus II sebesar 40. 5. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas emosional murid dari rata-rata pratindakan 46,2 menjadi 61,3 pada siklus I dan terakhir 93,8 pada siklus II.Maka besar peningkatan antara
pratindakan dengan setelah tindakan siklus sebesar 15,1 dan peningkatan antara siklus I dengan siklus II sebesar 32,5.\ Saran Beberapa saran yang peneliti dapat kemukakan dari hasil penelitian ini yakni : 1. Pembelajaran kooperatif wajib diterapkan oleh semua guru kelas maupun guru mata pelajaran matematika. 2. Bagi guru atau penelitian lebih lanjut, pembelajaran kooperatif dapat dicoba dalam ruang lingkup yang lebih luas. 3. Guru senantiasa memperkaya diri dengan pendekatan dan metode mengajar sebagai upaya peningkatan aktivitas fisik, aktivitas mental, dan aktivitas emosional murid dalam pembelajaran yang bermuara pada peningkatan perestasi belajar murid dan profesionalisme guru. DAFTAR PUSTAKA Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Iskandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Cipayung: GP Press. FKIP Untan.(2007).Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.Pontianak:Edukasi Press FKIP Untan. Nawawi, Hadari. (2007). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajahmada University Press. Nar Herrhyanto,Akib Hamid.(2007).Statistika Dasar.Jakarta : Universitas Terbuka. Subyantoro. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Universitas Diponegoro.