BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DATA DAN ANALISA. didapatkan dari literatur dan informasi dari internet.

BAB 2 DATA & ANALISA. 2.1 Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Kalender Baru. Redaksi

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN. Brigadir Jenderal Ignatius Slamet Rijadi lahir di Surakarta, 26 Juli

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa

DR. MAYOR DUSTIRA PRAWIRAAMIDJAYA Sang Dokter Pejuang ( )

I PENDAHULUAN. dikorbankan demi meraih kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

Berkunjung Ke Monumen Yogya Kembali Menemukan dan Meneladani Tata Nilai dari para Pahlawan.

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Soedirman ( ).Soedirman sebenanya keturunan wong cilik yaitu dari

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 2 DATA & ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

Latar belakang terjadinya Pertempuran di Ambarawa diantaranya adalah

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

BAB III METODE PENELITIAN

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

Oleh : Uci Sanusi, SH., MH

BAB III METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR. penelitian yang digunakan adalah metode Historis atau metode sejarah.

41!"#"0 1'234-)53/'() Materi pesan yang akan disampaikan berupa informasi tentang Jendral Soedirman. Topic tentang Jendral Soedirman dipilih dikarenak

KONSTRUKSI WACANA NASONALISME DAN PATRIOTISME PADA FILM MERAH PUTIH (ANALISIS SEMIOTIK PADA FILM MERAH PUTIH)

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. pengetahuan, keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG PENETAPAN, PENGHARGAAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PAHLAWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki sejarah panjang untuk mendapatkan kemerdekaannya di tahun Hanya saja, tidak banyak yang

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Definisi Buku

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan

M PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

PASUKAN IMAM *) Oleh: Ir. Sunardi, MT. **)

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG PENETAPAN, PENGHARGAAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PAHLAWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

PERANAN TOKOH KUNINGAN dari Masa Pergerakan hingga Revolusi Kemerdekaan. Mumuh Muhsin Z.

B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PAGELARAN KETOPRAK SMP KANISIUS GIRISONTA TANGGAL 7 MARET 2014

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah membuat game

BAB II KAJIAN TEORI. mempunyai fungsi langsung dan kepentingan masing-masing, sehingga

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014

Jaya), kota ini berkembang pesat semenjak kemerdekaan Republik. dengan begitu pesat, ini terlihat dari banyaknya bangunan bangunan

2015 OPERASI MANDALA DALAM RANGKA PEMBEBASAN IRIAN BARAT : PASANG SURUT HUBUNGAN INDONESIA - BELANDA

Meneladani Sikap Pahlawan Kita, Yos Sudarso.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. negara di pesisir Atlantik, yang kemudian diarahkan oleh satu Konstitusi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

Disusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

PERANCANGAN AUDIO VISUAL INFOGRAFIK PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak

BAB I. Bersama dengan Lamongan di barat laut, Gresik di barat, Bangkalan di timur laut,

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sejarah akan meningkatkan kohesi (ikatan) sosial, dan hal tersebut

BAB I KAMPANYE NILAI PENGORBANAN BANDUNG LAUTAN API. Dzulfikri Abdul Jabbar

SAMBUTAN BUPATI SEMARANG

BAB V KESIMPULAN. permasalahan yang dibahas. Dalam kesimpulan ini penulis akan memaparkan. telah dikaji. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut.

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam

Transkripsi:

1 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: 2.1.1 Data Literatur 2.1.2 Artikel Lestariningsih, Amurwani Dwi. (2008). Soedirman Patriotisme, Gerilya, dan Martabat Bangsa. Jakarta: Departemen Kebudayaandan Pariwisata Republik Indonesia. Soekanto. (1984). Perjalanan Bersahaja JenderalSoedirman. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Tim Tempo. (2012). SoedirmanSeorangPanglima, SeorangMartir. Jakarta: Kpg. Susilo, Taufik Adi. (2010). Soedirman : Biografi Singkat 1916-1950. Bandung, Garasi. Tjokropranolo. (1998). Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman Pemimpin Pendobrak Terakhir Penjajahan di Indonesia. Jakarta; CV Alonso Pratama. 2.1.2.1 Artikel Media Elektronik www.serbasejarah.wordpress.com www.sejarah.kompasiana.com www.disjarah-ad.org www.forum.kompas.com www.tempo.co

2 2.1.3 Kuisioner Kuisioner disebar melalui social media Seperti Facebook, Twitter, Line, Path dan juga melalui forum Kaskus, Indowebster dan Deviantart. Survey ini dibentuk untuk mengetahui minat dan selera target pembaca mengenai tema yang akan diangkat dalam proyek ini. Berdasarkan survey ternyata masih 70 % ingat akan sosok Jenderal Soedirman sebagai sosok pahlawan di Indonesia, 91 % masyarakat masih menginginkan dibuatkannya buku berilustrasi yang menarik untuk dibaca. 2.1.3.1 Hasil Kuisioner

3

4 gambar 2.2.3.1.1 hasil kuesioner Dari kuesioner tersebut dapat disimpulkan bahwa ; - masyarakat Indonesia masih menginginkan adanya sosok pahlawan yang bisa menjadikan inspirasi dan pedoman dikehidupan sehari-hari - Masyarakat Indonesia merasakan kebosanan ketika harus membaca buku sejarah, karena banyak tulisannya dan sedikit gambar pendukung - Masih menginginkan sebuah buku yang dikemas secara menarik yang menceritakan pahlawan di Indonesia - Mengenal Soedirman sejak di pendidikan dasar, dan kebanyakan mengetahui cerita Soedirman 2.1.4 Narasumber Wawancara dengan beberapa kerabat TNI Wawancara dengan Pemandu di Museum Satria Mandala Wawancara dengan Pemandu di Museum Jenderal Soedirman Yogjakarta Wawancara dengan Pemandu di Museum Jenderal Soedirman Magelang

5 2.2 Pembahasan 2.2.2 Tentang Soedirman Jenderal Soedirman merupakan salah satu tokoh paling populer dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ia adalah panglima TNI yang pertama, tokoh agama, pendidik, tokoh Muhammadiyah sekaligus pelopor perang gerilya di Indonesia. Jenderal Soedirman juga salah satu Jenderal bintang lima di Indonesia selain Jenderal AH Nasution, dan Jenderal Soeharto. Beliau lahir di Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah, tanggal 24 Januari 1916 dan meninggal di Magelang, Jawa Tengah, 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun karena penyakit tuberkulosis dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta. ( wikipedia ) Jenderal Soedirman lahir dan dibesarkan dalam keluarga sederhana. Ayahnya, Karsid Kartowirodji, adalah seorang pekerja di Pabrik Gula Kalibagor, Banyumas, dan ibunya, Siyem, adalan keturunan Wedana Rembang. Soedirman sejak umur 8 bulan diangkat sebagai anak oleh R. Tjokrosoenaryo, seorang asisten Wedana Rembang yang masih merupakan saudara dari Siyem. Jenderal Soedirman memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa. Kemudian ia melanjutkan sekolah ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Surakarta tapi tidak sampai tamat. Soedirman saat itu juga giat di organisasi Pramuka. Setelah itu ia menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. Pengetahuan militernya diperoleh dari pasukan Jepang melalui pendidikan. Setelah menyelesaikan pendidikan di PETA, ia menjadi Komandan Batalyon di Kroya, Jawa Tengah. Kemudian ia menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TKR). Soedirman dikenal memiliki pribadi yang teguh pada prinsip dan keyakinan, Ia selalu mengutamakan kepentingan orang banyak banyak dan bangsanya di atas kepentingan pribadinya, bahkan kepentingan kesehatannya sendiri. Pribadinya tersebut ditulis dalam sebuah buku oleh Tjokropranolo, pengawal pribadinya semasa gerilya, sebagai seorang yang selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara. Pada masa pendudukan Jepang ini, Soedirman pernah menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Karesidenan Banyumas. Dalam saat ini ia mendirikan koperasi untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan. Setelah Perang Dunia II berakhir, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Pasukan Sekutu. Momen tersebut digunakan Soekarno untuk mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Soedirman dan pasukannya bertempur di Banyumas, Jawa Tengah melawan Jepang dan berhasil merebut senjata dan amunisi. Saat itu pasukan Jepang posisinya masih kuat di Indonesia. Soedirman mengorganisir batalyon PETA-nya menjadi sebuah resimen yang bermarkas di Banyumas, untuk menjadi pasukan perang Republik Indonesia yang selanjutnya berperan besar dalam perang Revolusi Nasional Indonesia.

Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel. Dan melalui Konferensi TKR tanggal 12 November 1945, Soedirman terpilih menjadi Panglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang RI. Selanjutnya dia mulai menderita penyakit tuberkulosis, namun dia tetap terjun dalam beberapa perang gerilya melawan pasukan NICA Belanda yang ingin menguasai Indonesia kembali setelah Jepang menyerah. Perang besar pertama yang dipimpin Soedirman adalah perang Palagan Ambarawa melawan pasukan Inggris dan NICA Belanda yang berlangsung dari bulan November sampai Desember 1945. Pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Soedirman terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa. Dan pada tanggal 12 Desember 1945, Soedirman melancarkan serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris di Ambarawa. Pertempuran terkenal yang berlangsung selama lima hari tersebut diakhiri dengan mundurnya pasukan Inggris ke Semarang. Perang tersebut berakhir tanggal 16 Desember 1945. Setelah kemenangan Soedirman dalam Palagan Ambarawa, pada tanggal 18 Desember 1945 dia dilantik sebagai Jenderal oleh Presiden Soekarno. Soedirman memperoleh pangkat Jenderal tersebut tidak melalui sistem Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya, tapi karena prestasinya. Jenderal Soedirman tetap terjun ke medan perang saat terjadi agresi militer Belanda II di Ibukota Yogyakarta. Saat itu Ibukota RI dipindahkan ke Yogya karena Jakarta sudah dikuasai Belanda. Soedirman memimpin pasukannya untuk membela Yogyakarta dari serangan Belanda tanggal 19 Desember 1948 tersebut. Dalam perlawanan tersebut, Kondisi kesehatan Jenderal Soedirman sudah dalam keadaan sangat lemah karena penyakit tuberkulosis yang dideritanya sejak lama. Yogyakarta pun kemudian dikuasai Belanda, walaupun sempat dikuasai oleh tentara Indonesia setelah Serangan Umum 1 Maret 1949. Saat itu, Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta dan beberapa anggota kabinet juga ditangkap oleh tentara Belanda. Karena situasi genting tersebut, Soedirman dengan ditandu berangkat bersama pasukannya dan kembali melakukan perang gerilya. Ia berpindah-pindah selama tujuh bulan dari hutan satu ke hutan lain, dan dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit hampir tanpa pengobatan dan perawatan medis. Soedirman pulang dari gerilya tersebut karena kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkannya untuk memimpin Angkatan Perang secara langsung. Setelah itu Soedirman hanya menjadi tokoh perencana di balik layar dalam kampanye gerilya melawan Belanda. Setelah Belanda menyerahkan kepulauan nusantara sebagai Republik Indonesia Serikat dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949 di Den Haag, Jenderal Soedirman kembali ke Jakarta bersama Presiden Soekarno, dan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Pada tangal 29 Januari 1950, Jenderal Soedirman meninggal dunia di Magelang, Jawa Tengah karena sakit tuberkulosis parah yang dideritanya. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan. Pada tahun 1997 dia mendapat gelar sebagai Jenderal Besar Anumerta dengan bintang lima, pangkat yang hanya dimiliki oleh beberapa Jenderal di RI sampai sekarang. ( forum.kompas.com/mengenal dekat sosok jenderal soedirman ) 6

7 2.2.2 Referensi Visual Gaya ilustrasi yang dipakai dalam buku ini menggunakan pendekatan ilustrasi realis, menggunakan tehnik digital painting, Matte Painting, Digital Imaging di proses pada aplikasi, Adobe Photoshop, Adobe Illustrator. Gambar yang di visualisasikan lebih banyak penggambaran environment dan beberapa potrait dari Soedirman. Berikut adalah referensi visual yang akan dibuat : gambar 2.2.2.1 referensi visual ( fleo.cghub.com) gambar 2.2.2.2 referensi visual ( Assasin Creed )

8 gambar 2.2.2.3 referensi visual ( craigspearing.com ) 2.2 Data Target 2.3.1. Psikografi Senang dengan sejarah dan seni Mengikuti perkembangan karya seni dan teknologi Hobi membaca dan mengkoleksi buku Keluarganya anggota TNI Menyukai sesuatu yang beda / unik 2.3.2. Demografi Gender Usia Kewarganegaraan Pekerjaan Jenis Kelamin Kelas Sosial : Pria dan Wanita : 16 sampai 25 tahun : Indonesia : Pelajar, Mahasiswa, Seniman : Laki dan Perempuan : A B 2.3.3. Geografi Domisili : Kota-kota besar, pinggir kota di Indonesia

9 2.3.4. Consumer Behavior Orang-orang Indonesia yang senang dan hobi membaca buku, seni maupun juga sebagai pelaku seni. Mencintai sejarah, mengkoleksi buku. 2.3 Analisa SWOT 2.4.1. Strength Contoh konkrit kepahlawanan Ketokohan Soedirman Nama yang familiar Banyak tanda jasa nya di berbagai bidang 2.4.2. Weakness Masyarakat kurang paham tentang sejarah Soedirman Cerita terlalu jaman dulu sehingga kurang diminati Banyak tokoh pahlawan lainnya yang lebih menarik 2.4.3. Opportunities 2.4.4. Threat Tidak banyak buku yang membuat illustrasi tentang sejarah perjuangan para pahlawan di Indonesia Masyarakat cenderung senang melihat gambar dari pada membaca tulisan Memberikan alternative buku publikasi sejarah perjuangan Indonesia untuk pembaca yang mudah dimengerti Memperkenalkan sosok pahlawan Indonesia ke khalayak yang lebih luas Bersaing dengan tokoh pahlawan dari luar negri, seperti dari Jepang dan Amerika Bersaing dengan gaya ilustrasi yang lebih unik dan segar Beberapa orang terlalu menganggap serius sebuah sejarah, sehingga terpaku dengan point yang baku dan tidak mudah menerima gaya visual yang baru