BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL DI PT ASURANSI SINAR MAS SYARIAH PEKALONGAN Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai akad yang digunakan dalam asuransi mobil pada PT. Asuransi Sinar Mas (ASM) dalam menjalankan semua usahanya berupaya semaksimal mungkin menghindari dari unsur maisir (judi atau untung-untungan), gharar (ketidak pastian) dan riba (bunga). Kedudukan PT ASM dalam transaksi kerugian adalah sebagai wakil atau pemegang amanah sekaligus pengelola, sedangkan peserta sebagai pemberi kuasa. Hal ini tertuang dalam akad perjanjian yang diterapkan kedua belah pihak guna penerbitan polis asuransi. 1 Wakalah bil Ujrah adalah pemberian kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta dan atau melakukan kegiatan lain sebagaimana disebutkan pada bagian ketiga angka 2 (dua) Fatwa ini dengan imbalan pemberian ujrah (fee). 2 Selanjutnya dijelaskan mengenai akad wakalah akan berakhir bila ada halhal sebagai berikut: 3 1. Matinya salah seorang dari yang berakad karena salah satu syarat sah akad adalah orang yang berakat masih hidup. 1 Wawancara dengan Agung Dhamar bagian relationship manager PT Asuransi Sinar Mas Syariah Pekalongan tanggal 06/10/2011 2 Fatwa No.52/DSN-MUI/2006 3 Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007 ) hlm 237 50
51 2. Bila salah seorang yang berakat gila, karena syarat sah akad salah satunya orang yang berakat mempunyai akal. 3. Dihentikan pekerjaan yang dimaksud, karena jika telah berhenti, dalam keadaan seperti ini al-wakalah tidak berfungsi lagi. 4. Pemutusan oleh orang yang mewakilkan terhadap wakil belum mengetahui, (pendapat Syafi i dan Hambali). Menurut Mazhab Hanafi wakil wajib mengetahui hal itu, tindakannya itu tak ubah seperti sebelum dipastikan, untuk segala hukumnya. 5. Wakil memutuskan sendiri, menurut Mazdhab Hanafi tidak pelu orang yang mewakilkan mengetahui pemutusan dirinya atau tidak perlu kehadirannya, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. 6. Keluar orang yang mewakilkan dari status pemilikan. Dalam akad wakalah bil ujrah, harus disebutkan sekurang-kurangnya: 1. Hak dan kewajiban peserta dan perusahaan asuransi 2. Besaran, cara dan waktu pemotongan ujrah fee atas premi 3. Syarat-syarat lain yang disepakati, sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan. Kedudukan dan ketentuan para pihak dalam akad wakalah bil ujrah: 1. Dalam akad ini, perusahaan asuransi bertindak sebagai wakil (yang mendapat kuasa) untuk melakukan kegiatan pengelolaan dana. 2. Peserta sebagai individu dalam produk saving bertindak sebagai muwakil (pemberi kuasa).
52 3. Peserta sebagai suatu benda/kelompok, dalam akun tabarru bertindak sebagai muwakil (pemberi kuasa). 4. Wakil tidak boleh mewakilkan kepada pihak lain atas kuasa yang diterimanya, kecuali atas izin muwakil (peserta). 5. Akad wakalah adalah bersifat amanah (yad amanah) sehingga wakil tidak menanggung risiko terhadap kerugian investasi dengan mengurangi fee yang telah diterimanya, kecuali karena kecerobohan atau wanprestasi. 6. Perusahaan asuransi sebagai wakil tidak berhak memperoleh bagian dari hasil investasi, karena akad yang digunakan adalah akad wakalah. 4 Bentuk kegiatan usaha ataupun bisnis dalam islam salah satu syarat sah harus dipenuhi yaitu adanya suatu akad. Di sisi lain manusia selalu berhadapan dengan kenyataan bahwa kadang kala mereka tidak dapat menunaikan kewajiban atau menerima haknya secara langsung yang di sebabkan oleh halangan-halangan tertentu. Oleh karena itu ia memerlukan jasa orang lain untuk menyelesaikan urusan-urusan atau kewajiban. Dengan adanya akad wakalah kesulitan yang dihadapi akan terbantu. Akad wakalah bisa di laksanakan dengan atau tanpa upah. ketika akad wakalah bil ujrah telah sempurna, maka akad tersebut bersifat mengikat. Dalam artinya wakil dihukumi layaknya ajir (orang yang di sewa tenaganya) yang memiliki kewajiban untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan, kecuali ada hal yang bersifat syar i. Jika perwakilan bersifat terikat, wakil berkewajiban mengikuti apa saja yang ditentukan oleh orang yang mewakilkan. Maka wakalah sering kali digunakan 4 Zainudi Ali, Hukum Asuransi Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008) hlm 148
53 dalam asuransi lebih tepatnya berinvestasi dan menyerahkan urusan untuk membayarkan bantuan kepada setiap peserta / nasabah yang ditimpa musibah. 5 Selain itu juga dengan adanya akad wakalah kesulitan yang dihadapi akan terbantu. Selain itu, akad wakalah bil ujrah digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya, dengan mendelegasikan kepada lembaga perbankan atau institusi lain dalam hal kemudahan pelayanan ataupun kepada agen pemasaran untuk melaksanakan fungsi marketing. Kerjasama antara perusahaan dengan peserta ini bersifat kemitraan, kerjasama ini tertuang dalam perjanjian kerja keagenan. Dan dalam perjanjian ini menggunakan prinsip wakalah bil ujrah. Wakalah bil Ujrah adalah pemberian kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta dan atau melakukan kegiatan lain sebagaimana disebutkan pada bagian ketiga angka 2 (dua) Fatwa ini dengan imbalan pemberian ujrah (fee). 6 Asuransi syari ah adalah usaha kerjasama saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang dalam menghadapi terjadinya musibah atau bencana malalui perjanjian yang telah disepakati bersama. Selain itu asuransi sebagai satu bentuk kontrak modern tidak dapat terhindar dari akad yang membentuknya. Hal ini disebabkan karena dalam praktiknya, asuransi melibatkan dua orang yang terikat oleh perjanjian untuk saling melaksanakan kewajiban, yaitu antara peserta asuransi dengan perusahaan asuransi. 5 Zainudin Ali, Hukum Asuransi Syariah, (Jakarta : Sinar Grafika, 2009), hlm. 39 6 Fatwa No.52/DSN-MUI/2006
54 Menurut Agung Dhamar selaku Relationship Manager implementasi penerapan asuransi mobil terbagi dalam sembilan tahapan, yaitu 7 : 1. Prosedur permohonan asuransi mobil: a. Calon tertanggung datang ke kantor untuk mengisi formulir aplikasi asuransi b. Menyerahkan fotokopi identitas seperti KTP/SIM dan fotokopi STNK dan BPKB c. Survey terhadap mobil yang akan diasuransikan Cara menghitung harga mobil: - Berdasarkan kondisi mobil tersebut (taksiran harga mobil) - Berdasarkan tahun pembuatan 2. Penerimaan polis asuransi Polis asuransi diterima nasabah dengan diantarkan copy polisnya setelah polis dibayar, kemudian polis yang asli diterima nasabah. 3. Pembayaran premi Pembayaran premi satu kali dimuka, tidak boleh dicicil dan maksimal melakukan pembayaran paling lama 30 hari setelah polis diterbitkan. Contoh perhitungan premi: Harga pertananggungan kendaraan: Rp. 139.000.000 Rate premi : 1,870% Perhitungan premi : 1,870% x 139.000.000 = 2.599.300 7 Wawancara dengan Agung Dhamar bagian relationship manager PT Asuransi Sinar Mas Syariah Pekalongan tanggal 06/10/2011
55 Diskon : 25,00% = 649.825 - = 1.949.475 Biaya polis dan materai = 31.000 + Besar premi yang harus dibayar = 1.980.475 4. Perpanjangan polis asuransi PT Asuransi Sinar Mas Syariah menggunakan sistem renewal automatic. Artinya, 1 bulan sebelum polis jatuh tempo, polis sudah diterbitkan, tetapi di polis perpanjangan tersebut tetap tercantum bulan jatuh tempo polis tersebut. 5. Pengembalian (refund) premi asuransi (atas pembatalan polis sebelum tempo) Pengembalian polis asuransi dihitung secara prorate (membagi rata) hari diimana hanya jumlah hhari yang belum dilalui yang akan diperhitungkan. Contoh: Suatu mobil diasuransikan pada tanggal 1 Januari 2010, jangka waktu asuransi adalah 1 tahun. Tetapi dipertengahan tahun 2010 terjadi pembatalan polis. Maka untuk perhitungan pembatalan pertanggungan atas mobil tersebut, terhitung sejak tanggal 2 Juli 2010 sampai dengan 31 Desember 2010 (183 hari) dengan perhitungan pengembalian premi sebagai berikut: Pengembalian premi = jumlah hari berjalan x jumlah premi Jumlah hari dalam tahun = 183 x Rp 250.000 = Rp 125.342,50 365 Biaya administrasi = Rp 11.000 + 6. Prosedur pengajuan klaim asuransi mobil Jumlah total pengembalian = Rp 114.342,50
56 a. Tertanggung melaporkan kejadian klaim pada perusahaan asuransi selambat-lambatnya 5 hari kerja atau 72 jam sejak terjadinya klaim. b. Laporan klaim disampaikan oleh tertanggung melalui: datang sendiri ke kantor Asuransi Sinar Mas Syariah, Telepon dan FAX. c. Setelah melakukan pelaporan, tertanggung harus datang membawa kendaraannya yang rusak ke kantor Asuransi Sinar Mas Syariah untuk dilakukan survey kerusakan atau staf klaim ASM (surveyor) survey ke rumah / kantor / tempat tertanggung d. Tertanggung tidak boleh langsung membawa kendaraannya ke bengkel sebelum di survey oleh ASM, kecuali kendaraannya tidak dapat dijalankan secara teknis. e. Tertanggung melengkapi dokumen yang dibutuhkan seperti: - Mengisi dan menandatangani formulir pengajuan klaim (dilengkapi stempel perusahaan jika tertanggung institusi) - Fotokopi polis asli, SIM/KTP Pengemudi dan STNK - Apabila pelapor klaim bukan tertanggung, maka pelapor harus membawa KTP asli tertanggung - Surat laporan polisi untuk klaim TJH pihak ke-3, pencurian atau niat jahat. 7. Lamanya waktu pengurusan klaim Lamanya waktu pengurus untuk pembayaran klaim atas kasus kebakaran maksimal 7 (tujuh) hari kerja sejak dokumen lengkap diterima oleh penanggung
57 8. Kelengkapan administari yang harus dipenuhi dalam pengajuan klaim a Tertanggung mengisi formulir laporan klaim b Menyerahkan fotocopy polis dan menyerahkan berita acara atau surat keterangan mengenai peristiwa kerugian tersebut dari pihak yang berwenang. c Menyerahkan laporan rinci dan selengkap mungkin (termasuk rincian biaya perbaikan kembali) tetang hal ihwal yang menyebabkan terjadinya kerugian atau kerusakan. d Memberikan keterangan-keterangan dan bukti-bukti lain yang relevan, yang wajar dan patut diminta oleh penanggung. 9. Nominal yng di ganti Penanggung akan memberikan ganti rugi biaya perbaikan sebesar nilai kerusakan atau kerugian (kerusakan sebagian dan kerusakan total) yang dialami tertanggung dengan risiko sendiri sesuai dengan deductible yang berlaku. Akad wakalah bil ujrah ini menggunakan fatwa DSN-MUI No. 52/DSN- MUI/III/2006 tentang wakalah bil ujrah pada asuransi syariah sebagai pedoman operasional. Ketentuan akad wakalah bil ujrah ini adalah sebagai berikut: 1. Objek akad wakalah bil ujrah antara lain meliputi kegiatan administrasi, pengelolaan dana, pembatalan klaim, underwriting, pengelolaan portofolio resiko, pemasaran dan investasi. 2. Akad wakalah bil ujrah sekurang-kurangnya harus menyebutkan mengenai hak dan kewajiban peserta dan perusahaan asuransi, besaran, cara, dan waktu
58 pemotongan ujrah fee atas premi, syarat-syarat lainnya disepakati, sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan. 3. Perusahaan asuransi bertindak sebagai wakil (yang mendapat kuasa) tidak boleh mewakilkan kepada pihak lain atas kuasa yang diterimanya, kecuali mendapatkan izin dari peserta dan selaku pemegang amanah wajib menginvestasikan dana yang terkumpul melalui investasi sesuai syariah. Akad wakalah bil ujrah ini juga digunakan dalam hubungan kerja sama antara perusahaan dengan peserta asuransi syariah. Adapun konsep dasar akad wakalah bil ujrah antara perusahaan asuransi dengan peserta asuransi syariah yaitu: 1. Wakalah bil ujrah adalah akad pemberian kuasa kepada perusahaan asuransi (takaful) untuk mengelola dana peserta atau melakukan kegiatan lain dengan imbalan pemberian ujrah (fee) 2. Peserta bertindak sebagai pemberi kuasa kepada perusahaan untuk mengelola dananya berupa premi yang disetorkan menjadi dana investasi dan atau tabarru (kebijakan) 3. Premi atau kontribusi yang dibayarkan peserta asuransi tidak serta merta menjadi pendapatan perusahaan asuransi tetapi milik peserta asuransi secara kolektif setelah dikurangi fee pengelola untuk perusahaan asuransi 4. Premi tersebut diakumulasikan untuk membagi resiko yang timbul diantara peserta asuransi 5. Premi atau kontribusi yang dibayarkan peserta memiliki komposisi dana tabarru dan ujrah yang besarnya sebagimana tercantum dalam polis
59 6. Peranan perusahaan asuransi terbatas dalam peran underwriter, collector, claim payer and fund manager dengan kompensasi perlindungan (manfaat takaful) bagi peserta 7. Sumber pendapatan asuransi berasal dari fee pengelolaan dan bagi hasil investasi 8. Setiap surplus operasi atau deficit operasi merupakan tanggung jawab peserta asuransi secara kolektif. Dengan kata lain dalam akad wakalah bil ujrah di PT. Asuransi Sinar Mas Syariah benar-benar ada dan ada buktinya, yaitu diterbitkannya bukti pembayaran polis sebagaimana terlampir. Menurut Agung Dhamar, 8 bahwa bukti pembayaran polis, para nasabah mempunyai pegangan secara legal atas akad wakalah bil ujrah yang di laksanakan dengan PT. Asuransi Sinar Mas Syariah, sehingga sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang terdapat dalam Fatwa No52/DSN-MUI/2006. 8 Wawancara dengan Agung Dhamar bagian relationship manager PT Asuransi Sinar Mas Syariah Pekalongan tanggal 06/10/2011