BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem perawatan elemen mesin telah dikenal luas teknik

dokumen-dokumen yang mirip
Kecepatan putaran poros / journal BAB I PENDAHULUAN

EFEK PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA MINYAK PELUMAS MULTIGRADE TERHADAP KEKENTALAN DAN DISTRIBUSI TEKANAN BANTALAN LUNCUR

ANALISA TEKANAN PADA BANTALAN LUNCUR YANG MENGGUNAKAN MINYAK PELUMAS ENDURO SAE 20W/50 DAN FEDERAL SAE 20W/50 DENGAN VARIASI PUTARAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat dewasa ini telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan. dari dunia industri, sebab adanya ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB III. Universitas Sumatera Utara MULAI PENGISIAN MINYAK PELUMAS PENGUJIAN SELESAI STUDI LITERATUR MINYAK PELUMAS SAEE 20 / 0 SAE 15W/40 TIDAK

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah peralatan atau mesin berputar (rotary machine) sudah pasti terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu

ANALISA TEKANAN PADA BANTALAN LUNCUR YANG MENGGUNAKAN MINYAK PELUMAS MULTIGRADE DENGAN DAN TANPA ADITIF DENGAN VARIASI PUTARAN

BAB III METODELOGI PENGUJIAN

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB I PENDAHULUAN. Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara, dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang

kekentalan terhadap perubahan temperatur disebut dengan indeks viskositas

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

Bahasan: Bearing. Bearing/Elemen Mesin III/ ybsi

BAB I PENDAHULUAN. dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda.

I. PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Mesin adalah salah satu jurusan yang terdapat di Fakultas Teknik

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini harus di akui hampir semua kalangan masyarakat,

Penelitian Sifat Fisis dan Mekanis Roda Gigi Transduser merk CE.A Sebelum dan Sesudah Di-Treatment

ANALISA KUALITAS MATERIAL BEBERAPA PRODUK CRANK SHAFT SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian penelitian terdahulu berhubungan dengan pelumas M. Syafwansyah Effendi dan Rabiatul Adawiyah (2014).

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA BEBAN DAN UMUR BEARING PADA ROLL STAND TIGA ROUGHING MILL

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif, perkembangan dari bidang otomotif sendiri sangat pesat

BAB II TEORI UMUM. Gambar 2.1 Gambar rantai transmisi daya

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

ANALISIS PROSES PERMESINAN PADA BAGIAN- BAGIAN REKAYASA DAN RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG KERUPUK

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan

Bantalan Sebagai Bagian Elemen Mesin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KEAUSAN DISC DENGAN MATERIAL BAJA St 70 MENGGUNAKAN ALAT TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI PELUMASAN

BAB 7 BANTALAN (BEARING)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

TUGAS AKHIR REKAYASA DAN RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG RUMPUT (DORONG) DENGAN MOTOR PENGGERAK HONDA WB 20T

I. PENDAHULUAN. Menurut sistem penyalaannya motor bakar terdiri dari dua jenis yaitu spark

ANALISA PENGARUH VISKOSITAS LUBRICANT PADA BEARING TERHADAP JUMLAH PUTARAN DAN DAYA YANG DITRANSMISIKAN

BAB III PERANCANGAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rifki Galang Hadi Permana, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

KARAKTERISTIK BANTALAN LUNCUR MENGGUNAKAN PELUMAS SAE 90

ANALISA KERUSAKAN BANTALAN MOTOR PADA KOMPRESOR SEKRUP DENGAN METODE TERMOGRAFI DI PT. PJB UP GRESIK

KAJIAN EKSPERIMENTAL CACAT PADA BANTALAN BERDASARKAN LEVEL GETARAN

BAB I PENDAHULUAN. zat cair melalui saluran tertutup. Pompa menghasilkan suatu tekanan yang

CORRECTIVE MAINTENANCE BANTALAN LUNCUR LORI PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKUT 2,5 TON TBS MENGGUNAKAN ANALISA KEGAGALAN

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB I PENDAHULUAN. salah satu pasar yang sangat potensial dalam dunia otomotif. Berbicara tentang

Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

ANALISA KEGAGALAN MAIN BEARING CRANKSHAFT PADA KENDARAAN RODA EMPAT

BAB II TEORI DASAR. dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang

TUGAS AKHIR REKALKULASI MESIN DIESEL 4-TAK MULTI SILINDER

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak.

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik ini penting pada proses industri untuk menentukan standar

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Thrust bearing [2]

BAB I PENDAHULUAN. dapat diperpanjang dengan melakukan pemeriksaan dan perbaikan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN OIL ADITIF PADA MINYAK PELUMAS TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PREMIUM UNTUK KENDARAAN RODA DUA TYPE 150 CC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR POLA DAN PENGECORAN BODY RUBBER ROLL UNTUK SELEP PADI

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

BAB II KONSTRUKSI MESIN PENGHANCUR PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

Pemakaian Pelumas. Rekomendasi penggunaan pelumas hingga kilometer. Peningkatan rekomendasi pemakaian pelumas hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (a) (b) (c)

ANALISIS KEKUATAN MATERIAL PADA REKAYASA DAN RANCANG BANGUN KONSTRUKSI MESIN PEMOTONG KERUPUK

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN STUDI PUSTAKA KONDISI MESIN DALAM KEADAAN BAIK KESIMPULAN. Gambar 3.1. Diagram alir metodologi pengujian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil pengujian Pengaruh Perubahan Temperatur terhadap Viskositas Oli

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAB I PENDAHULUAN. (a) (b) (c)

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12


BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB II LANDASAN TEORI

IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Data input simulasi. Shear friction factor 0.2. Coeficient Convection Coulomb 0.2

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS. Daniel Parenden Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sistem perawatan elemen mesin telah dikenal luas teknik pelumasan, yang berperan penting dalam mengendalikan gesekan dan keausan. Pada mesin-mesin yang yang mempunyai bagian-bagian bergerak relatif satu sama lain dan saling bergesekan pasti selalu dibubuhkan minyak pelumas ke bagian yang bergesekan tersebut untuk membuat gesekan dan keausan menjadi sekecil mungkin. Gesekan yang tidak bisa dikendalikan tidak saja memberi kerugian langsung dalam energi dan material, juga dapat berpengaruh langsung pada kinerja mesin. Gesekan dan gerakan yang tidak terkendalikan tersebut dapat menyebabkan temperatur bagian yang bergesekan menjadi lebih tinggi dari lingkungan sekitar dan akan semakin tinggi. Jika gesekan tersebut tidak dikendalikan, akan mengganggu operasi mesin dan dapat berakibat pada kegagalan mesin. Hal tersebut mengakibatkan bertambahnya biaya yang diperlukan untuk mereparasi mesin. Dengan mengendalikan bagian yang bergerak dan bagian yang bergesekan tersebut diharapkan dapat memperpanjang umur dari elemen mesin dan mencegah kegagalan dari elemenmesin tersebut. Oleh karena itu teknik atau sistem pelumasan harus dipertimbangkan dalam setiap perancangan mesin khususnya yang memiliki bagian yang bergerak dan bergesekan. Fenomena pelumasan dapat dilihat pada hampir semua jenis bantalan yang berfungsi menumpu poros. Tipe yang paling umum digunakan adalah bantalan gelinding (roller hearing) dan bantalan luncur (journal hearing), sebab 1

konstruksinya sederhana, mudah dalam pekerjaan bongkar-pasang, harga relatif murah dan mudah dalam pelumasannya. Pada bantalan luncur, tipe pelumasan yang biasa dijumpai adalah pelumasan hidrodinamis. Bantalan luncur merupakan tipe bantalan hidrodinamis yang paling banyak digunakan dalam praktek. Penelitian mengenai bantalan luncur telah banyak dilakukan, baik analitis dan experimental, untuk mempelajari dan mengetahui karakteristik bantalan luncur. Peneliti pertama yang tercatat dalam sejarah yang meneliti bantalan luncur adalah Beauchamp Tower, saat meneliti bantalan luncur roda kereta api di laboratoriumnya pada awal tahun 1980-an untuk mengetahui metode pelumasan terbaik pada bantalan tersebut. Bermula pada suatu kejadian error, saat melakukan penelitian tersebut Beauchamp Tower terkejut saat minyak pelumas pada bantalan menyembur keluar melalui lubang pada bagian atas yang dibuat sendiri pada peralatan bantalan uji miliknya. Diambil kesimpulan bahwa minyak pelumas diantara poros (journal) dan bantalan berada di bawah tekanan, dan distribusi tekanan tersebut dapat mengangkat/mendukung poros pada bantalan. Tercatat Tower melaporkan hasil penelitiannya empat kali, namun yang paling terkenal adalah pada tahun 1883 dan 1885. Kemudian hasil eksperimen Seauchamp Tower dianalisa dan dijelaskan secara teoritis oleh Osborne Reynolds, yang kemudian melaporkan tulisannya pada tahun 1886. Didalam laporan tersebut juga dijelaskan mengenai adanya distribusi tekanan pada lapisan pelumas yang memisahkan poros dan bantalan. Distribusi tekanan yang terjadi pada bantalan luncur juga telah dianalisa A.J.W Sommerfeld, dan solusinya diberikan dalam persamaan Sommerfeld. 2

Persamaan tekanan Sommerfeld juga memberikan solusi dalam bentuk gratik, sehingga mudah dalam menganalisa fenomena tekanan pada bantalan luncur. Namun untuk memperoleh prediksi yang akurat tentang performa dan karakteristik bantalan luncur di bawah berbagai kondisi operasi sangat sulit diperoleh, hal tersebut terjadi seiring dengan perkembangan teknologi bantalan, variasi kecepatan dan beban serta peningkatan kualitas bahan pelumas, misalnya minyak pelumas multigrade. Penelitian ini adalah lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh Amechrisler Sinurat (2003), yang menguji karakteristik bantalan luncur terhadap minyak pelumas multigrade. Pada penelitian tersebut Amechrisler Sinurat menggunakan 3 sampel pelumas multigrade. Dari ketiga sampel tersebut tercatat pelumas SAE 15W/50 memiliki karakteristik yang lebih baik dari ketiga pelumas tersebut. Oleh karena itu penulis terdorong untuk melakukan penelitian atau pengujian terhadap karakteristik bantalan luncur terhadap kecepatan putaran poros dan minyak pelumas multigrade dengan dan tanpa aditif tambahan (oil additives / oil treatment). 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisa karakteristik distribusi tekanan dan kekentalan minyak pelumas multigrade tanpa penambahan aditif pada bantalan luncur (oil additives / oil treatment) menggunakan teori persamaan Sommerfeld. 2. Membandingkan tekanan minyak pelumas SAE 15W/40 dengan minyak pelumas SAE 20W/50, menggunakan teori persamaan Sommerfeld. 3

3. Menganalisa pengaruh putaran dan tekanan terhadap beban bantalan luncur 1.3 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuanserta pengalaman tentang ilmu Pelumasan. 2. Bagi akademik, penelitian dapat digunakan sebagai referensi tambahan untuk penelitian tentang Pelumasan. 3. Bagi industri dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam proses Pelumasan khususnya pada Bantalan Luncur. 1.4 Batasan Masalah Pembatasan masalah penelitian ini adalah untuk memperoleh karakteristik bantalan luncur terhadap perubahan kecepatan poros menggunakan minyak pelumas oli kemasan Super 2000 dan oli kemasan Prima Xp sebagai perbandingan. Karakteristik bantalan luncur yang dianalisa pada penelitian ini adalah distribusi tekanan lapisan minyak pelumas pada bantalan luncur. Sifat atau karakteristik minyak pelumas yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sifat fisika yaitu kekentalan minyak pelumas. Minyak pelumas yang digunakan dalam percobaan ini adalah minyak Pelumas oli kemasan super 2000 dengan SAE 15W/40. Sedangkan minyak pelumas oli kemasan yang digunakan sebagai perbandingan adalah Pelumas oli 4

kemasan Prima Xp dengan SAE 20W/50. Putaran poros yang dipilih pada penelitian ini adalah putaran 1000 rpm, 1250 rpm, 1500 rpm, 1750 rpm dan 2000 rpm. 1.5 Sistematika Penulisan Laporan tugas akhir ini disusun dengan sistematika sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN, yang berisi latar belakang penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, berisi tentang gesekan dan keausan, tentang pelumasan, kekentalan, pengukuran pengujian kekentalan minyak pelumas, dan bantalan luncur. BAB III METODOLOGI PENELITIAN, mencakup diagram alir penelitian berdasarkan data-data yang diperoleh, peralatan pengujian dan langkahlangkah prose pengerjaan dan proses pengujian. BAB IV DATA PENGUJIAN DAN ANALISA, meliputi pengujian kekentalan minyak pelumas, pengujian distribusi tekanan, analisa tekanan pada bantalan menggunakan persamaaan Sommerfeld. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, dari hasil pengujian tersebut pada bab sebelumnya akan diperoleh kesimpulan tentang kekentalan minyak pelumas, distribusi tekanan pada bantalan. DAFTAR PUSTAKA 5