BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keputusan investasi dan pembelanjaan jangka panjang, serta keputusan untuk menentukan berapa banyak deviden yang dibagikan kepada pemegang saham adalah masalah penting perusahaan. Keputusan-keputusan dari masalah ini akan mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham perusahaan. Kebijakan pemecahan saham (stock split) merupakan bagian dari kebijakan dividen (devident policy) perusahaan. Selain dengan melihat deviden, alternatif lain untuk pendekatan devident hyphotesis dengan memperhatikan informasi earning yang ada pada stock split. Pemecahan saham (stock split) merupakan perubahan nilai nominal per lembar saham dan menambah jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahan (split factors). Pemecahan saham tidak akan mengakibatkan perubahan jumlah modal dan tidak mempengaruhi kas perusahaan. Beberapa pelaku pasar khususnya para emiten berpendapat bahwa aktivitas pemecahan saham (stock split) diyakini dapat memberikan manfaat bagi perusahaan. Penelitian untuk menguji pengaruh pemecahan saham yang telah dilakukan oleh Bar-Yosef & Brown (1977), Johnson (1966), Foster & Vickrey 1
(1978) yang terdapat dalam jurnal Komsiyah dan Sulistiyo tahun 2001. Menemukan adanya reaksi positif atas pengumuman pemecahan saham. Reaksi ini tidak semata-mata karena pemecahan saham, tetapi juga adanya informasi lain. Informasi pemecahan saham tidak mudah diduga oleh investor karena manajer mempunyai motivasi yang berbeda-beda dalam memecah sahamnya. Motivasi manajer memecah sahamnya, antara lain adalah meningkatkan jumlah pemegang saham, menaikkan harga dan ukuran perdagangan, penentuan harga rata-rata saham pada kisaran yang ditargetkan, serta informasi mengenai kesempatan investasi yang berupa peningkatan laba dan dividen kas. Walaupun pemecahan saham tidak secara langsung mempengaruhi arus kas perusahaan, namun karena manajer mempunyai alasan ketika memecah saham maka pemecahan saham menjadi suatu hal yang perlu dipertimbangkan oleh investor dalam mengambil keputusan. Investor dan calon investor dapat mengambil keputusan untuk membeli atau melepas saham yang dimilikinya berdasarkan analisis mengenai informasi apa yang terkandung dalam pemecahan saham ketika mereka mencoba mengetahui alasan manajer melakukan pemecahan saham. Di Indonesia penelitian serupa dilakukan oleh Ediwijaya dan Indriantoro (Khomsiyah dan Sulistiyo, 2001). Reaksi pasar sebenarnya bukan karena respon terhadap tindakan pemecahan saham namun terhadap prospek perusahaan yang disinyalkan oleh pemecahan saham tersebut. Sinyal yang ditunjukkan dalam pemecahan saham tersebut adalah bahwa perusahaan yang melakukan pemecahan saham merupakan perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik. 2
Penelitian akan dilakukan pada perusahan manufaktur yang telah go public di BEJ. Alasan pemilihan perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur menggunakan teknologi mesin yang memproduksi dalam jumlah yang banyak, dengan waktu relatif cepat dibandingkan dengan perusahaan tradisional. Dimana perusahaan manufaktur sangat diperlukan karena menghasilkan produk-produk kebutuhan sehari-hari yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Penelitian akan dilakukan pada semua perusahaan manufaktur yang telah go public di BEJ. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti: Pengaruh Faktor Kemahalan Harga Saham dan Kinerja Perusahaan terhadap Stock Split. B. Perumusan Masalah Penelitian ini merumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah faktor kemahalan harga saham dan kinerja perusahaan mempengaruhi stock split? C. Batasan Masalah Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut : 1. Sampel perusahaan yang diteliti adalah semua perusahaan manufaktur yang telah go public di BEJ dan aktif memperdagangkan saham tahun 1999-2003. 3
2 Perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan yang selalu untung selama periode tahun 1999-2003. 3. Perusahaan digolongkan menjadi dua yaitu perusahaan yang melakukan stock split dan perusahaan yang tidak melakukan stock split. 4. Kinerja perusahaan diukur dengan Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Devident Per Share (DPS). 5. Kemahalan harga saham diukur dengan Price Book Value (PBV) dan Price Earning Ratio (PER). D. Devinisi Operasional Kinerja perusahaan diukur dengan (Khomsiyah dan Sulistiyo, 2001) : Earning Per Share (EPS) = Laba bersih setelah bunga dan pajak (EAT) Jumlah Saham yang Beredar Return On Assets (ROA) = Laba Bersih Total Aktiva Return On Equity (ROE) = Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak (EAT) Modal Bersih 4
Devidend Per Share (DPS) = Laba Bersih untuk Saham Biasa Rata-rata jumlah Saham yang Beredar Kemahalan harga saham diukur dengan (Khomsiyah dan Sulistiyo, 2001) : Price Book Value (PBV) = Rasio Harga Saham Nilai Buku Price Earning Ratio (PER) = Harga Per Lembar Saham Earnaing per Lembar Saham (EPS) E. Hipotesis Kinerja keuangan perusahaan yang baik akan meningkatkan harga saham, karena sebelum membeli saham, emiten melihat kinerja keuangan perusahaan terlebih dahulu (Purnomo, 1998: 38). Kemahalan harga saham yang diukur dengan PER (Price Earning Ratio) dan kinerja perusahaan yang diukur dengan EPS (Earning Per Share) dan PBV (Price Book Ratio) berpengaruh terhadap stock split. (Khomsiyah dan Sulistiyo, 2001). 5
Berdasarkan pada Signaling Theory, kinerja perusahaan merupakan faktor yang memotivasi perusahaan untuk melakukan keputusan pemecahan saham. Pada Trading Range Theory, tingkat kemahalan harga saham merupakan motovasi perusahaan untuk melakukan pemecahan saham. Untuk mengambil kesimpulan akhir dari penelitian, penulis menggunakan pengujian hipotesis untuk melihat pengaruh faktor kemahalan harga saham dan faktor kinerja perusahaan terhadap perusahaan yang melakukan pemecahan saham dan perusahaan yang tidak melakukan pemecahan saham: Ho = Kemahalan harga saham dan kinerja perusahaan tidak mempengaruhi stock split. Ha = Kemahalan harga saham dan kinerja perusahaan mempengaruhi stock split. F. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dengan memberikan bukti empiris apakah faktor kemahalan harga saham dan kinerja perusahaan mempengaruhi stock split? 6
G. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi : 1. Investor Memberi masukan tambahan informasi bagi investor dalam berinvestasi. Dalam melakukan investasi, investor perlu menilai kinerja keuangan dan menilai harga saham terlebih dahulu. 2. Perusahaan Menginformasikan kepada perusahaan bahwa faktor kinerja perusahaan dan kemahalan harga saham akan mempengaruhi stock split atau tidak. H. Metodologi Penelitian 1. Obyek Penelitian Perusahaan-perusahaan dalam industri manufaktur yang go public di BEJ yang aktif memperdagangkan saham dan mengalami keuntungan dari tahun 1999-2003. 2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah metode observasi, yaitu meneliti kepustakaan dari sumber-sumber yang resmi, dengan melakukan pencatatan secara cermat dan sistematis. 3. Sumber Data Jenis data yang digunakan ialah data sekunder yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory tahun 1999 2003 di pojok BEJ. 7
4. Metode Pemilihan Sampel Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel sesuai dengan tujuan penulis bahwa dengan sampel yang diambil dapat dilakukan analisis terhadap teknik yang digunakan. Sampel yang digunakan adalah semua perusahaan manufaktur yang telah go public di BEJ, aktif memperdagangkan saham dan mengalami keuntungan dari tahun 1999-2003. 5. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan adalah regresi dengan data panel. Regresi menggunakan dummy variable, dimana perusahaan yang melakukan stock split diberi angka 1 dan perusahaan yang tidak melakukan stock split diberi angka 0. 6. Alat Analisis Metode analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah regresi dengan data panel dengan alat bantu E - view 3. Untuk menguji hipotesis dan melihat pengaruh kinerja keuangan yang diwakili oleh ROA (Return On Asstes), ROE (Return On Equity), EPS (Earning Per Share), PER (Price Earning Ratio), DPS (Devidend Per Share) dan PBV (Price Book Value) Rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan, sehingga dapat diketahui apakah faktor kinerja keuangan dan kemahalan harga saham mempengaruhi perusahaan untuk stock split. 8
Persamaan regresinya dapat dijabarkan sebagai berikut: Dummy = β 1 ROA it + β 2 ROE it + β 3 EPS it + β 4 PER it + β 5 DPS it + β 6 PBV it. dimana i = 1, 2, 3, N; menunjukkan saham perusahaan t = 1, 2, 3, N; menunjukkan periode / tahun ROA it = Return on Assets Perusahaan ke-i pada tahun ke- t ROE it = Return on Equity Perusahaan ke-i pada tahun ke- t EPS it PER it DPS it = Earning Per Share Perusahaan ke-i pada tahun ke-t = Price Earning Ratio Perusahaan ke-i pada tahun ke- t = Devidend Per Share Perusahaan ke-i pada tahun ke- t PBV it = Price Book Value Perusahaan ke-i pada tahun ke- t Persamaan diatas tidak menggunakan konstanta alasannya bahwa stock split terjadi karena adanya perubahan kamahalan harga saham dan kinerja perusahaan. Apabila tidak ada perubahan kemahalan harga saham dan kinerja perusahaan maka tidak ada perubahan sehingga konstanta sama dengan nol. Menurut Jan Kmenta (Yogo Purnomo, 1998) dengan pemilihan sampel secara cross section & time series, maka kendala homoskedasticity dan autocorrelation bisa ditekan sekecil mungkin. Dengan kondisi seperti ini maka metode Ordinary Least Square (OLS) baru bisa diterapkan untuk mengestimasi variabel-variabel model. Untuk mengukur kemampuan kinerja keuangan dan kemahalan harga saham dalam menjelaskan varian stock split digunakan adjusted R square 9
(koefisien determinasi), sementara untuk melihat pengaruh masing-masing variabel rasio keuangan digunakan korelasi parsial yang diperoleh dari model regresi antara kemahalan harga saham, kinerja keuangan dan stock split. 7. Pengujian Hipotesis Pengujian terhadap hipotesis yang digunakan: a) Uji t Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel bebasnya. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: Ho = i 1 = 0 Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas it 1 terhadap variabel terikat (P). H 1 = it 1 0 Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas it 1 terhadap variabel terikat (P). Untuk menentukan nilai t-tabel ditentukan tingkat signifikan 5% dengan derajat kebebasan df = (n k 1), dimana n adalah jumlah variabel termasuk intersep dengan kriteria : Jika t Hit > t tabel, maka Ho ditolak Jika t Hit < t tabel, maka Ho tidak dapat ditolak 10
Dalam uji t ini menggunakan 2 sisi. Daerah penolakan Ho Daerah Daerah penolakan Ho (daerah kritis) Ho (daerah kritis) Tdk dpt di tolak -t(α/ 2 ; n 1) t(α/ 2 ; n 1) Ho tidak dapat ditolak apabila : -t (α/ 2 ; n 1) t t(α/ 2 ; n 1) Ho ditolak apabila : t > t (α/ 2 ; n 1) atau t < - t(α/ 2 ; n 1) b) Uji F Uji F statistik digunakan untuk menguji pengaruh dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Variabel bebasnya adalah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Devident Per Share (DPS) dan Price Book Value (PBV). Variabel terikatnya adalah stock slpit. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut: Ho = it 1, it 2, it 3, it 4, it 5, it 6 = 0 11
Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas (i 1 sampai i 6 ) terhadap variabel terikat (P). H 1 = it 1, it 2, it 3, it 4,it 5, it 6 0 Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama sama dari seluruh variabel bebas (i 1 sampai i 6 ) terhadap variabel terikat (P). Untuk menentukan nilai F-tabel, tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5%, dengan derajat kebebasan (df)= n k dan (k- 1), dimana n adalah jumlah observasi termasuk intersept dengan kriteria uji yang digunakan sebagai berikut: Jika F Hit > F tabel, maka Ho ditolak Jika F Hit < F tabel, maka Ho tidak dapat ditolak 12