BAB IV GAMBARAN UMUM. secara geografis Kota Pekalongan terletak di dataran rendah pantai utara

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGGABUNGAN KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

Presiden Republik Indonesia,

DATA SENTRA INDUSTRI KECIL YANG AIR LIMBAHNYA BERPOTENSI MENCEMARI LINGKUNGAN KOTA : PEKALONGAN KECAMATAN: PEKALONGAN SELATAN

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

(STRATEGI SANITASI KOTA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pekalongan Tahun 2013 sebanyak 1838 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2011 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR : 1 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. 80-an telah berubah, dari paradigma government driven growth ke public

WALIKOTA PEKALONGAN, PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nomor : 9 PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN

Nomor : 2 PARTAI KEBANGKITAN BANGSA

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Pasar Tiban Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan. kamus bahasa Indonesia karangan Badudu-Zain kata tiba

Sumber: data pribadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dan perkembangan di era globalisasi ini, perkembangan

BAB III GAMBARAN UMUM PENGUSAHA BATIK KAUM SANTRI DI KAMPUNG BATIK KELURAHAN BUARAN KOTA PEKALONGAN

Studi Kerentanan Air Tanah Terhadap Kontaminan Menggunakan Metode Drastic di Kota Pekalongan

Nomor : 5 PARTAI GOLONGAN KARYA

PEKALONGAN BATIK CENTER

Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Nomor : 4 PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Peran edukasi..., Zahir Widadi, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

PANITIA PENGADAAN BARANG / JASA DPUPT KOTA PEKALONGAN TAHUN ANGGARAN 2011

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

Nomor : 1 PARTAI NasDem

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif di Indonesia. Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

PEMETAAN AREA GENANGAN BANJIR PASANG DI KAWASAN LAHAN BUDIDAYA AIR PAYAU KOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA PEKALONGAN TAHUN

MEDIA INFORMASI MENGENAL BATIK PEKALONGAN

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO (United Nation Educational, Scientific, and Culture Organization) telah

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. ProvinsiNusa Tenggara Barat yang terletak di sebelah timur Pulau Lombok.

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA PEKALONGAN NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

PUTUSAN Nomor 65/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

IMPLIKASI KEBIJAKAN PENGGABUNGAN KELURAHAN TAHUN TERHADAP DINAMIKA SOSIAL DAN POLITIK DI KOTA PEKALONGAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB IV GAMBARAN UMUM

2015 PERKEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) BONEKA KAIN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan jarak. Hal itu berkaitan dengan pola persebaran yang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Gejala Intrusi Air Laut di Daerah Pantai Kota Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan di daerah tersebut. Tinggi-rendahnya aktivitas perdagangan

pembuatannya dengan cara tertentu (mula-mula ditulis atau ditera dengan lilin, laludiwarnakan dengan tarum dansoga).

KATA PENGANTAR. Kiranya tiada kata yang tepat untuk disampaikan pada kesempatan pertama, kecuali

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun perekonomian nasional dalam konteks perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

Bab II Gambaran Umum Kota Surakarta

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

Transkripsi:

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Wilayah dan Letak Geografis Kota Pekalongan merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah, secara geografis Kota Pekalongan terletak di dataran rendah pantai utara Pulau Jawa dengan ketinggian kurang lebih 1 meter diatas permukaan laut dengan posisi gografis antara 6º50 42 6º55 44 Lintang Selatan dan 109º37 55 109º42 19 Bujur Timur serta dengan koordinat fiktif 510.00 518.00 Km membujur dan 517.75 526.75 Km melintang. Letak wilayah yang berada pada daerah katulistiwa menjadikan Kota Pekalongan memiliki iklim tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim panas. Kota Pekalongan memiliki luas wilayah 45,25 Km 2 yang terbagi dalam 4 kecamatan yang terdiri dari 47 kelurahan yaitu: 1. Kecamatan Pekalongan Barat Kantor Kecamatan Pekalongan Barat terletak di Kelurahan Kramat Sari, Kecamatan Pekalongan Barat terdiri atas 13 Kelurahan yaitu: a) Kraton Kidul; b) Kramatsari; c) Bendan; d) Podosugih; e) Pringlangu; f) Medono, g) Bumirejo; h) Tegalrejo; i) Sapuro; j) Kergon; k) Kebulen; l) Tirto; dan m) Pasirsari. 2. Kecamatan Pekalongan Timur Kantor Kecamatan Pekalongan Timur terletak di Kelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur terdiri atas 13 kelurahan, yaitu: a) Baros; b) Dekoro; c) Gamer; d) Karang Malang; e) Kauman; f) Klego; 38

g) Kaputran; h) Ladungsari; i) Noyontaan; j) Poncol; k) Sampangan; l) Sokorejo; m) Sugihwaras. 3. Kecamatan Pekalongan Selatan Kantor Kecamatan Pekalongan Selatan terletak di Kelurahan Kuripan Kidul, Kecamatan Pekalongan Timur terdiri atas 11 kelurahan, yaitu: a) Buaran; b) Kertoharjo; c) Jenggot; d) Banyurip Ageng; e) Banyurip Alit; f) Kuripan Lor; g) Kuripan Kidul; h) Soko; i) Yosorejo; j) Duwet; k) Kradenan 4. Kecamatan Pekalongan Utara Kantor Kecamatan Pekalongan Utara terletak di Kelurahan Panjang Wetan. Kecamatan Pekalongan Utara terdiri dari 10 kelurahan yaitu: a. Bandengan; b) Degayu; c) Dukuh; d) Kandang Panjang; e) Krapyak Kidul; f) Krapyak Lor; g) Kraton Lor; h) Pabeyan; i) Panjang Wetan; j) Panjang Baru Secara administratif batas-batas wilayah Kota Pekalongan adalah sebagai berikut: 1. Sebelah selatan : Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang 2. Sebelah barat : Kabupaten Pekalongan 3. Sebelah utara : Laut Jawa 4. Sebelah timur : Kabupaten Batang 39

Sumber: Peta Kota Pekalongan, 2014 Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Pekalongan Jumlah penduduk di Kota Pekalongan pada tahun 2013 adalah 290.870 jiwa yang terdiri dari 145.450 laki-laki (50,01%) dan 145.420 perempuan (49,99%). Kepadatan penduduk di kota Pekalongan cenderung meningkat seiring dengan kenaikan jumlah penduduk. 40

B. Kondisi Industri Kecil Menengah di Kota Pekalongan Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) industri dibedakan berdasarkan nilai dari investasinya yaitu Industri Besar dengan nilai investasi (> 5 Miliyar Rupiah), Industri menengah dengan nilai investasi (>299 Juta Rupiah 5 Miliyar Rupiah), dan industri kecil dengan nilai investasinya ( 200 Juta Rupiah). Industri di kelompokkan menjadi tiga jenis yaitu Industri Logam Mesin Kimia (ILMK), Industri Aneka (IA), Industri Hasil Pertanian (IHP). Perusahaan-perusahaan industri di Kota Pekalongan sebagian besar merupakan industri kecil. Pada tahun 2013, jumlah industri kecil sebanyak 3.803 usaha. Yang terdiri dari ILMK sebanyak 466, IA sebanyak 1.794, dan IHP sebanyak 1.549. Data tentang klasifikasi industri dan tenaga kerja disajikan dalam Tabel 4.1 Tabel 4.1 Banyaknya Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Klasifikasi Industri di Kota Pekalongan Tahun 2013 No Klasifikasi Industri Perusahaan Tenaga Kerja 1 Industri Logam Mesin dan Kimia (ILMK) a. Besar b. Menengah c. Kecil 2 Industri Aneka (IA) a. Besar b. Menengah c. Kecil 3 Industri Hasil Pertanian (IHP) a. Besar b. Menengah c. Kecil Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014 0 16 460 3 83 1.794 2 35 1.549 0 462 1.692 1.172 4.647 20.527 533 3.694 6.277 41

C. Perkembangan Industri Batik Pekalongan Perkembangan industri batik di Pekalongan dipicu oleh perkembangan fungsi batik dan terbukanya peluang memenuhi kebutuhan sandang di daerahdaerah pendudukan Belanda yang mendorong perkembangan pemasaran industri batik semakin meningkat baik dilihat dari jumlah atau nilai penjualan maupun jangkauan pemasaran yang berskala domestik, nasional maupun internasional (Pratiwi, 2013). Industri batik di Pekalongan di kategorikan ke dalam industri kecil/rumah tangga. Perkembangan batik Pekalongan memang tidak bisa dilepaskan dari pengaruh budaya-budaya bangsa pendatang seperti China, Arab dan India pada zaman dahulu. Batik Jlamprang adalah salah satu motif batik Pekalongan yang populer yang dipengaruhi oleh budaya India dan Arab, untuk jenis Batik Encim dipengaruhi oleh budaya Cina, Batik Belanda yaitu batik yang dihasilkakan oelh keturunan Belanda dengan memasukkan budaya mereka seperti penggunaan motif bunga-bunga yang terdapat di Eropa misalnya bunga Tulip. Batik Rifaiyah yaitu jenis batik yang mendapat pengaruh Islam.Dalam budaya Islam motif-motif yang berhubungan dengan benda bernyawa tidak diperbolehkan untuk dijadikan gambar sama persis sesuai aslinya. Batik Rifaiyah ini biasanya diproduksi oleh keturunan Arab di Pekalongan. Motif batik Pekalongan yang lain yaitu motif batik Jawa Baru, batik terang bulan, batik tiga negeri, batik sogan Pekalongan, batik Tribusana, batik Petani, batik Coletan, batik kemodelan, dan batik Osdekan (Aliya, 2011). 42

Seiring berjalannya waktu industri batik Pekalongan mengalami perkembangan yang pesat dibandingkan dengan daerah-daerah lain. Meskipun ciri-ciri batik Pekalongan motifnya mirip dengan batik Yogykarta dan Solo namun batik Pekalongan sangat bebas dan menarik karena dimodifikasi dengan banyak variasi warna yang atraktif. Batik Pekalongan menggambarkan ciri kehidupan masyarakat pantai yang mudah mengadaptasi pengaruh budaya luar. Sebagai kota pesisir dengan ciri kahas masyarakat yang terbuka menerima budaya telah mengantarkan kota Pekalongan menjadi kota yang sangat identik dengan perkembangan bartik nusantara. Pekalongan merupakan kota yang paling dinamis dalam mengembangkan batik, karena batik sudah menjadi nafas hidup sehari-hari warga Pekalongan. Industri batik pekalongan mampu menjadi soko guru ekonomi masyarakat Pekalongan. Terdapat dua alasan yang menunjukan bahwa industri batik pekalongan menjadi soko guru ekonomi masyarakat Pekalongan yaitu pertama kehidupan pembatikan Pekalongan berhasil mengantarkan suatu sejarah pertumbuhan dan perubahan sosial yang terjadi di Pekalongan, keduamelihat sejarah pasang surutnya industri batik Pekalongan ternyata sulit menjadikan industri batik sebagai industri skala besar sehingga batik lebih tepat menjadi industri rumahan yang bertumpu pada kehidupan rakyat banyak. Batik Pekalongan selain memiliki nilai ekonomis juga memiliki nilai filosofis. Memiliki nilai ekonomis sebab batik merupakan produk kerajinan yang diperjualbelikan dan mendatangkan keuntungan ekonomis sedangkan memiliki nilai filosofis sebab batik merupakan produk kerajinan yang diawali 43

oleh kepentingan keagamaan dan merupakan suatu produk yang spesifik sebab diawali oleh peradaban manusia dalam membangun citra keindahan (Asa, 2006). D. Profil Sentra Industri Batik Kauman Kota Pekalongan Sentra industri batik Kauman Kota Pekalongan termasuk kedalam salah satu dari 13 kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Pekalongan Timur. Akses untuk ke lokasi Kelurahan Kauman sangatlah mudah karena tergolong strategis dan dipusat kota, ±10 meter dari kelurahan terdapat Masjid Agung Kauman dan di depan masjid adalah Alun-Alun Kota Pekalongan dan di sebelah barat Alun-alun terdapat pusat perbelanjaan. Jarak Kelurahan Kauman dengan Balai kota dan pusat pemerintahan Kota Pekalongan adalah 1,5 Km. Luas wilayah Desa Kauman adalah 118.025 Ha terbagi menjadi 17 RT dan 3 RW. Pada tahun 2014 Jumlah penduduk desa Kauman sebanyak 1.714 jiwa yang terdiri dari 825 laki-laki dan 889 perempuan. Batas-batas wilayah Desa Kauman adalah sebagai berikut: 1. Sebelah utara : Kelurahan Sampangan 2. Sebelah Barat : Kelurahan Kergon 3. Sebelah Timur : Kelurahan Noyontaan 4. Sebelah Selatan : Keputeran 44

Kampung Batik ini terletak di kelurahan Kauman, Kecamatan Pekalongan Timur yang terkenal sebagai pusat pengrajin batik sejak lama. Kampung Kauman disinyalir merupakan kampung pertama yang ada dikawasan pekalongan mengingat dikampung kauman banyak ditemukan rumah-rumah kuno peninggalan di masa lalu dan masjid jami' yang didirikan tahun 1852. Selain itu, arsitektur rumah-rumah lawas tempat tinggal perajin dari generasi ke generasi juga menjadi daya tarik tersendiri. Dugaan kampung batik kauman sebagai kampung tertua di kota pekalongan makin kuat setelah ditemukan batik yang merupakan perpaduan batik arab dengan india yang disebut batik jlampang dan batik pengaruh dari cina yang disebut batik encim yang telah lama di kampung batik kauman. Selain itu masyarakat kampung kauman banyak berkecimpung dalam dunia batik terutama membuat batik serta canting yang berlangsung puluhan tahun hingga kini. Latar belakang inilah sejak tahun 2007 kampung kauman ditetapkan sebagai kampung batik kauman. Semenjak kampung kauman menjadi kampung batik kemajuannya kian pesat hampir kampung ini membuat batik dan beberapa accesoris seperti: tas, sandal, dompet dan accesoris lainnya. Menariknya sebagian besar pengrajin memiliki toko atau tempat memajang hasil aneka kerajinan. Kampung batik kauman terus berbenah dengan melengkapi IPAL untuk menanggulangi limbah batik kemudian dilengkapi beberapa fasilitas yang cukup modern seperti batik net misalnya yang dikembangkan untuk memperkaya pengetahuan tentang kampung batik kauman lewat internet kemudian dibentuk kelompok sadar wisata. Pembangunan kampung batik kauman yang didirikan 45

tahun 2007 memberi dampak positif bagi perkembangan ekonomi terhadap kampung kauman dan sekitarnya terlihat tumbuh berkembang homestay, hotel yang jumlah cukup memadai kemudian juga banyak berkembang rumah makan atau restoran yang memadai. Tak kalah menariknya kampung kauman mendirikan showroom untuk memberi ruang bagi wisatawan untuk mengekspressikan kreasinya membatik diatas kain serta uniknya ketika mengunjungi lingkungan kampung Kauman dapat mudah menemui puluhan kios atau toko yang menjajakan aneka kerajinan hasil karya masyarakat kampung kauman. Pembangunan kampung batik kauman juga memberi dampak positif terhadap bangkitnya potensi kampung-kampung batik yang ada disekitar kampung kauman seperti kampung batik Pesindon dan kampung ATBM Modono. Semenjak kampung kauman menjadi kampung batik berbagai festival batik digelar antara lain pesona batik kauman dan beberapa event lainnya. Kesemuanya tak lepas dari peran PNPM Mandiri yang terus mendorong pelatihan dan pembinaan terhadap pengrajin batik dikampung kauman dan masyarakat kauman memanfaatkan semua arahan dan pelatihan yang diberikan PNPM Mandiri secara proporsional sehingga tak heran bila kampung batik Kauman kemudian meraih salah satu desa wisata terbaik 2012 di Indonesia dan penghargaan ini merupakan tantangan tersendiri bagi kampung batik kauman dimasa depan dalam meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam menciptakan aneka motif batik yang berwawasan lingkungan. 46

Daerah ini memang menjadi salah satu sentra pembuatan batik yang diproduksi oleh para pengrajin dari kalangan ibu-ibu. Berbagai motif batik pun sudah banyak di hasilkan dari industri batik ini. Motif tersebut terwujud dalam bentuk berbagai produk yang banyak ditawarkan ketika Anda berkunjung ke kampung wisata ini. Mulai dari produk kaos, jarit (kain), sapu tangan, kain sarung hingga berbagai jenis kerajinan batik lainnya. Semua ditawarkan sebagai souvenir yang bisa dibeli dan dibawa pulang oleh para pengunjung. Harga yang ditawarkan pun beragam, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Kampung ini pun merupakan salah satu kampung yang dapat menciptakan ciri khas motif batik yang unik di Pekalongan. Bahkan menambah daftar panjang motif batik Pekalongan yang sekarang ini jumlahnya sudah mencapai 100-an motif. 47