BAB VII MEMBANGUN KESADARAN MASYARAKAT PETANI UNTUK MEMBEBASKAN KETERGANTUNGAN PEMILIK MODAL (TENGKULAK) ANALISIS REFLEKSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. wilayah kecamatan sebanyak 15 kecamatan. Produktifitas rata-rata

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

BAB VIII REFLEKSI HASIL PENELITIAN DAN PENGORGANISASIAN

BAB VI MEMBANGUN KESADARAN PEREMPUAN BURUH TANI UNTUK MEMBEBASKAN BELENGGU TENGKULAK DAN RENTENIR (ANALISA REFLEKTIF)

BAB VII REFLEKSI MEMBANGUN KESADARAN PEMUDA DARI KESENJANGAN DAN HILANGNYA PERAN DALAM DESA. 1. Membangun Kesadaran Pemuda Menjadi Agen

BAB VI REFLEKSI. selama dua Bulan Sembilan Hari terlihat ada perubahan dan perkembangan

BAB VI ANALISA DAN REFLEKSI. A. Kemandirian Nelayan Terbebas Dari Bayang-Bayang Mini Trawl

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

MENGURAI KETERGANTUNGAN PETANI BAWANG MERAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur

BAB V MEMBONGKAR YANG MEMBELENGGU. A. Pembentukan Kelembagaan Perempuan Buruh Tani

STRATEGI PENGUATAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA NOVRI HASAN

KEMANDIRIAN PANGAN DI DAERAH 1.

MOTTO "BERMARTABAT DAN BERMANFAAT BAGI MAKHLUK" (HR. Ath Thabarani) Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya. (H.R.

BAB III METODE RISET AKSI PARTISIPATIF. Pada proses pendampingan yang telah dilakukan di Dusun Satu

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.

BAB I PENDAHULUAN. andil pada perubahan sistem dan tata nilai dalam masyarakat Islam.

BAB I PENDAHULUAN. indikator perkembangan ekonominya. Perkembangan ekonomi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia Bandung, Bandung, 2013, hlm. 23

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. PAR sendiri memiliki kepanjangan participatory action research. PAR

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. kg/kapita/tahun (daging 10,1, telur 4,7 dan susu 6,1 kg/kapita/tahun. 1

BAB I PENDAHULUAN. bahwa bangsa yang berada dalam tahap pembangunan dan perkembangan,

Diterbitkan melalui:

KKN Terintegrasi Multisektoral BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN 2018

PASANGAN BALON BUPATI/WAKIL BUPATI KAB.HUMBANG HASUNDUTAN PALBET SIBORO,SE-HENRI SIHOMBING,A.Md VISI, MISI, TUJUAN DAN PROGRAM

BAB III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. PAR (Participatory Action Research). Metode PAR (Participatory Action

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Hamdani menyatakan bahwa active learnig adalah strategi belajar

BAB VII CATATAN REFLEKSI PENDAMPINGAN. yang melatarbelakanginya. Dari persoalan ekonomi, pendidikan, agama, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan bidang penting dalam sebuah negara. Hasil-hasil

KONSEP KOMPETENSI GURU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN (Kajian Ilmu Pendidikan Islam)

B A B V P E N U T U P. Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh masyarakat telah terpenuhi. Sektor pertanian dan perkebunan adalah salah satu sektor yang

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda-beda dalam menciptakan pakaian itulah yang disebut mode.

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia secara individual menjadi manusia yang berakhlakul karimah,

Modul ke: Mengenal Islam. DR. Rais Hidayat. Fakultas: Ilmu komputer. Program studi: Informasitika.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 1 2 Ibid, hlm. 2 3 Sukarno Wibowo, Dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. mengelola tanah hingga menanam bibit sampai menjadi padi semuanya dilakukan

BAB VI CATATAN SEBUAH REFLEKSI

BAB VI DINAMIKA AKSI PERUBAHAN. A. Membangun Kesepahaman Sebagai Warga Lokal. proses inkulturasi dengan masyarakat. Hal ini dikarenakan peneliti

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

. 2 TANDA-TANDA KIAMAT

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2013, hlm Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB II KERANGKA TEORITIK

BAB II METODE PENELITIAN. A. Pengertian Participatory Action Research (PAR) Menurut Yoland Wadworth, Participatory Action Research (PAR) adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KESIMPULAN. dipenuhi dengan budaya-budaya yang beragam di mana mengakui keberagaman,

BAB I PENDAHULUAN. untuk kepentingan pribadi, pendidikan, bisnis dan lain-lain. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan

Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran

MAKALAH ISLAM. Mbah Sa'id, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam (Bagian II, Habis)

BAB I PENDAHULUAN. yang cenderung kepada kelezatan jasmaniah). Dengan demikian, ketika manusia

BAB I PENDAHULUAN. Koentjaraningrat sebagaimana yang dikutip oleh Adon Nasrulloh 2 memberikan

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

SEJARAH PERKEMBANGAN OTONOMI DAERAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB VII REFLEKSI TEORITIS A. ANALISIS TEORI PRESPEKTIF TEORI PEMBERDAYAAN. menggunakan teori pemberdayaan. Dalam konsep pemberdayaan, manusia adalah

DAFTAR TERJEMAH. No Hal Kutipan Bab Terjemah

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. (Semarang: Aneka Ilmu, 1992), hlm

2014 EKSISTENSI INDUSTRI KERIPIK PISANG DI PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang kaya dengan hasil pertanian serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian Indonesia dapat diukur dengan


TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

SAMBUTAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA ACARA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-87 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN WIB.

BAB V POTRET PROBLEM KETERGANTUNGAN PETANI DALAM MODAL USAHA PANGAN. 99% masyarakat memiliki lahan pertanian. 32 Dengan lahan pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan internasional, yaitu : Universal Deklaration Of Human Right. (1948), Rome Deklaration on World Food Summit

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan adalah sektor pendidikan. Menyadari betapa pentingnya. tentang pendidikan harus selalu ditingkatkan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dan diamalkan oleh manusia dari generasi ke generasi berikutnya. 1 Dakwah. ulama` sepakat bahwa hukum dakwah adalah wajib.

Menuju Era Perang Antariksa. Pada buku ini penjelasannya hanya lebih lebar.

TANTANGAN UMAT BERAGAMA PADA ABAD MODERN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam. Agama yang menjamin terwujudnya kebahagiaan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan lebih maju dalam bidang IPTEK dan sains, dengan perbagai cara berhasil

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan nasional. Ketahanan pangan menurut Food and

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelebihan harta atau biasa disebut para aghniya. Agar zakat. yang mampu mendatangkan pendapatan bagi mereka dan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

Transkripsi:

81 BAB VII MEMBANGUN KESADARAN MASYARAKAT PETANI UNTUK MEMBEBASKAN KETERGANTUNGAN PEMILIK MODAL (TENGKULAK) ANALISIS REFLEKSI A. Lepasnya Petani dari Ketergantungan Pemilik Modal Problem yang dihadapi petani Dusun Karang Tengah begitu rumit, mulai dari sistem, metode, dan teknis hingga sampai hal yang strategis. Ketergantungan yang dihadapi masyarakat petani Dusun Karang Tengah akibat dominasi pemilik modal dalam persoalan pemenuhan ekonomi telah membangun serangkaian sistem yang tidak memanusiakan manusia. Penghasilan yang semestinya bisa menjadikan kesejahteraan bagi masyarakat, akan tetapi malah menjadikan masyarakat semakin tidak berdaya. Proses inilah yang awalnya menjadikan program pemberdayaan yang telah dilakukan terhambat. Dialog demi dialok dilakukan bersama masyarakat petani, merumuskan, menganalisa, dan merancang menjadi proses yang berkesinambungan dalam upaya meningkatkan kesadaran kritis dari dalam diri masyarakat yang bergantung pada rentenir tersebut. Benturan juga terjadi pada fasilitator dengan pemilik modal, akan tetapi proses pembelajaran pada masyarakat petani tetap berjalan. Karena adanya semangat petani yang merasa bahwa dirinya sudah terbelenggu dengan kondisi seperti itu. Hingga akhirnya

82 masyarakat sadar dan memunculkan ide-ide baru untuk membangun koperasi Dusun sebagai wadah dan tempat mengumpulkan modal pertanian Dusun Karang Tengah. Koperasi ini bertujuan untuk membantu masyarakat mengurangi beban kebutuhan dalam pertaniannya, juga membantu dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Jika kemarin masyarakat petani meminjam uang kepada rentenir untuk modal pertaniannya, sekarang petani bisa meminjam modal pada koperasi dari uang simpanan yang mereka kumpulkan. Dari hasil pertanian dan perkebunan yang masyarakat miliki juga bisa menambah penghasilan mereka dengan memproduksi menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual. Berubahnya pola kehidupan sosial masyarakat ini tentu juga akan mempengaruhi pola pikir dan pengetahuan masyarakat. Masyarakat akan lebih jeli dan kritis dalam menghadapi masalah yang terjadi. Masyarakat akan lebih mengenali potensi diri dan problematika yang dihadapinya. Tanpa harus dibayang-bayangi oelh ketakutan dan kepesimisan untuk mengarahkan kehidupan ke arah yang lebih baik. Perubahan pola pemenuhan ekonomi juga akan mempengaruhi kualitas dan kebutuhan dasar hidup sehingga tidak ada cela antara masyarakat pedesaan dan perkotaan. Karena justru di desalah pembangunan manusia itu berasal karena desa memiliki keterikatan dengan alam. Manusia yang mampu menyeimbangkan hidupnya dengan alam adalah manusia yang mampu memaknai hakikat kekhalifahannya.

83 B. Kelembagaan Baru Masyarakat sebagai Wadah Edukasi dalam Mengembangkan Potensi Masyarakat Petani Dusun Karang Tengah Agar Terhindar dari Jeratan Rentenir Munculnya kelembagaan baru di masyarakat merupakan cita-cita luhur dari pemberdayaan masyarakat. Selain kelembagaan dibutuhkan adanya local leader yang berfungsi sebagai pengendali, pelaksana, dan pengontrol dari berjalannya program kerja tersebut. Kesepakatan demi kesepakatan telah dilakukan dlan Focus Group Discussion berulang ulang agar kesadaran masyarakat tergugah dan memiliki keinginan untuk berubah ke arah yang lebih baik. Dari kesepakatan itulah muncul pertanggungjawaban. Dari pertanggungjawaban muncul keberlanjutan. Begitulah siklus pemberdayaan masyarakat yang semestinya. Dusun Karang Tengah ini terkenal dengan hasil alamnya yang kaya. Selain bertani masyarakat Dusun ini pandai membuat makanan dari hasil pertanian yaitu gethuk atau samplok. Itu adalah sejenis makanan yang terbuat dari singkong dicampur dengan gula agar memiliki rasa yang manis di lidah. Gethuk dan samplok juga menjadi makanan tradisional di Dusun Karang Tengah ini. Selain dijual gethuk dan samplok menjadi makanan andalan masyarakat Dusun Karang Tengah pada musim paceklik. Maka wadah edukasi berupa koperasi Dusun Karang Tengah merupakan wadah pembelajaran bagi petani, sebagai tempat pemanfaatan hasil pertanian Dusun Karang tengah. Koperasi dusun adalah tempat sharring para petani, media belajar, media pemasaran, media pengembangan potensi diri dan

84 juga pemenuhan kebutuhan masyarakat Dusun Karang Tengah. Dengan adanay koperasi tersebut diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup dan terpenuhinya kebutuhan pertanian masyaakat Dusun Karang Tengah. C. Gerakan Komunitas Pertanian dalam Konteks Dakwah Bil Hal 1. Islam dan Kedaulatan Pangan Pangan adalah semua bahan makanan termasuk hasil olahannya yang dapat dimakan, diminum, dan bermanfaat bagi kesehatan (tidak termasuk obat-obatan). Pangan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi manusia. Pangan berkaitan dengan upaya manusia mempertahankan kelangsungan hidupnya, menjaga kesehatan serta berguna untuk mendapatkan energi yang cukup untuk dapat bekerja secara produktif. Kekurangan pangan akan menyebabkan kurangnya asupan gizi dan menyebabkan kualitas sumber daya manusia menurun sehingga produktifitapun menurun. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Tahun 1996 tentang pangan, menjelaskan bahwa ketahanan pangan adalah suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau oleh masyarakat. 37 Komponen ketahanan pangan meliputi: a) kecukupan ketersediaan pangan, b) stabilitas ketersediaan pangan tanpa fluktuasi dari musim ke musim atau dari tahun ke tahun, c) aksesibilitas terhadap pangan, dan d) keamanan pangan. Ketersediaan pangan di rumah tangga sangat tergantung pada hasil 37 http://www. Makalah Kdaulatan Pangan di Indonesia, oleh Sholihatun.html. diakses pada tanggal 29 Juli 2016.

85 pertaniannya dan apa yang dibeli di pasar. Jenis pangan apa yang dibeli dari pasar ditentukan dari beberapa faktor seperti pengetahuan ibu rumah tangga dalam hal pangan dan gizi, kebiasaan makan, dan nilai-nilai sosial budaya yang dianut di rumah tangga. Sumber pangan sendiri yaitu berasal dari pertanian. 38 Seperti halnya mayoritas masyarakat Indonesia pendapatan ekonominya berasal dari sektor pertanian. Dalam Islam, pertanian adalah pekerjaan yang penting, bahkan sampai kiamat menjelang pun, sektor ini harus tetap diperhatikan. Nabi Muhammad saw dalam hadistnya. Andainya kiamat tiba dan ditangan seseorang dari kamu ada sebatang anak kurma, maka hendaklah ia tanpa berlengah-lengah lagi tanamkannya. Hadist ini mengisyaratkan betapa pentingnya pertanian sampai kapan pun. Dalam al-qur an banyak dijelaskan bahwasanya dari tanah pertanianlah diperoleh sumber makanan bagi kehidupan manuasia. Hal ini dapat dilihat pada Surah Al-A raf (7):10.2 Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan disana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu 39 Dan pada Surah Ar-rahman 55:10-11 38 Ibid, 39 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemah, (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2005), hal 152

86.3 Dan Bumi telah dibentangkan-nya untuk makhluk-(nya), didalamnya ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. 40 Ayat ini mengisyaratkan bahwasanya kewajiban manusia untuk mendiami bumi, mengelola dan mengembangkan bumi. Pada dasarnya isyarat ini meliputi kewajiban manusia untuk memenuhi keperluan hidup manusia, seperti makanan, dan pakaian. Setiap individu tanpa terkecuali diwajibkan untuk memenuhi keperluan hidup dengan usahanya sendiri. Ayat ini juga menjadi dasar untuk mengelola sektor pertanian. Dalam memproduksi pertanian tujuannya adalah untuk mencari keuntungan yang berguna bagi diri dan keluarganya terlebih dahulu. Ini yang pertama kali digariskan dalam Islam, terpenuhinya kebutuhan dalam negeri yang baik. Dalam kaitannya dengan pengadaan pangan yang bertujuan untuk ketersediaan pangan yang cukup bagi semua orang dalam sebuah negara. Menurut Islam terdapat 3 cara yang dapat dilakukan yaitu sepenuhnya memproduksi sendiri, dilakukan dengan produksi sendiri dan impor serta sepenuhnya impor. 40 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemah, (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2005), hal 532

87 2. Mengaktualisasikan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pendampingan Kemandirian Petani dalam Usaha Pangan. Pembedayaan dalam substansial merupakan proses memutus (break down) dari hubungan antara subjek dan objek. Proses ini mementingkan pengakuan subjek akan kemampuan atau daya yang dimiliki objek. Secara garis besar proses ini melihat pentingnya mengalirkan daya dari subjek ke objek. Hasil akhir dari pemberdayaan adalah beralihnya fungsi individu yang semula objek menjadi subjek (yang baru), sehingga relasi sosial yang nantinya hanya akan dicirikan dengan relasi sosial antar subjek dengan subjek lain. 41 Keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu yang bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat bersangkutan. Masyarakat yang sebagian besar anggotanya sehat fisik dan mental, terdidik dan kuat serta inovatif, tentu memiliki keberdayaan tinggi. Keberdayaan masyarakat adalah unsur-unsur yang memungkinkan masyarakat untuk bertahan (survive) dan dalam pengertian dinamis mengembangkan diri dan mencapai kemajuan. Keberdayaan masyarakat ini menjadi sumber dari apa yang dalam wawasan politik pada tingkat nasional disebut ketahanan nasional. 42 Sedangkan pemberdayaan menurut Islam lebih lanjut dikatakan oleh Amrullah Ahmad daam Pengembangan Masyarakat Islam adalah sebuah sistem tindakan yang nyata yang menawarkan alternatif model pemecahan 41 Moh. Ali Aziz, dkk. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi Metodologi. (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), hal. 169 42 Randy R. Wrihatnolo, Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: PT Elex Komputindo, 2007), hal. 75

88 masalah ummah dalam bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam perspektif Islam. 43 Secara tegas al-qur an telah memberikan petunjuk tentang penempatan dakwah pemberdayaan masyarakat dalam kerangka peran dan proses daam surat al-ahzab : 45-46 45. Hay Nabi, Sesungguhnya kami mengutusmu untuk Jadi saksi, dan membawa kabar gembira dan memberi peringatan, 46. da unuk Jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-nya dan untuk Jadi cahaya yang menerangi. Kedua ayat di atas mengisyaratkan sekurang kurangnya lima peran dakwah. Pertama, dakwah berperan sebagai Syahidan. Dakwah adalah saksi atau bukti ketinggian dan kebenaran ajaran Islam. Khususnya melalui keteladanan yang diperankan oleh pemeluknya. Kedua, dakwah berperan sebagai Mubasyiran. Dakwah adalah fasilitas penggembira bagi mereka yang meyakini kebenarannya. Kita dapat saling memberi kabar gembira sekaligus saling memberikan inspirasi dan solusi dalam menhadapi berbagai masalah hidup. Ketiga, dakwah berperan sebagi Nadziran, sejalan dengan perannya sebagai pemberi kabar gembira, dakwah juga berperan sebagai pemberi 43 Nanih Machendrawati, dkk. Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung: Rosdakarya, 2001), hal. 29

89 peringatan. Ia senantiasa berusaha mengingatkan para pengikut Islam untuk tetap konsisten dalam kebajikan dan keadilan sehingga tidak mudah terjebak dalam kesesatan. Keempat, dakwah sebagai Daa ian ila Allah. Dakwah adalah panglima dalam memelihara keutuhan umat sekaligus membina kualitas umat sesuai dengan idealisasi peradaban yang dikehendakinya. Kelima, dakwah berperan sebagai Siraajan Munira. Sebagai akumulasi dari peran-peran sebelumnya, dakwah memiliki peran sebagai pemberi cahaya yang menerangi kegelapan sosial atau kegelapan spiritual. Ia menjadi penyejuk ketika umat menghadapi berbagai problema yang tidak pernah berhenti melilit kehidupan manusia. 44 44 Asep Saiful Muhtadi, Agus Ahmad Safe i. Metodologi Penelitian Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), hal. 17-18