KONSTRUKSI PEMIMPIN NASIONAL DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS. (Analisis Framing Laporan Jajak Pendapat KOMPAS dengan Topik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Teori yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN. menerapkan konsep, strategi dan teknik-teknik public relations salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berbicara tentang kepemimpinan nasional yang juga merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin, kebijakan dan kemana arah masa depan bangsa. Kita ketahui

Setelah Pesta Usai. Kubu Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono lebih memilih menyerahkan masalah DPT ini pada KPU untuk diambil langkah penyelesaiannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 ini. Politik selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas bagi

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.

Hasil Riset Media Monitoring Parpol dan Capres April-Juni 2013

HASIL SURVEI NASIONAL PROGRAM PARTAI POLITIK DAN KOMPETENSI CALON PRESIDEN 2014 SURVEI DAN POLING INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kasus korupsi di Indonesia merupakan salah satu berita yang sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pertama Kedua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Salah

BAB I PENDAHULUAN. DPR atau MPR. Karena pergantian sistem pemerintahan, banyak wajah wajah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan

TANTANGAN DAN STRATEGI PARPOL DALAM PILKADA SERENTAK

Pemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ideologi. Bagi Boediono dalam praktek kebijakan ekonomi tidak ada satu pun

Pilpres 2019 Pertarungan Antar-Dinasti:

Headline Berita Hari Ini Periode: 02/04/2014 Tanggal terbit: 02/04/2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Publik Sangat Kecewa Kiprah Politisi Muda

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aburizal Bakrie merupakan salah satu tokoh politik nasional di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

Veronika/ Mario Antonius Birowo. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Abstrak

BAB V PENUTUP. ikatan-ikatan sosial. Selain itu keberadaan masyarakat sipil juga berpengaruh

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dengan diumumkannya dua pasangan calon bupati dan wakil bupati, maka rangkaian Pilkada Serentak 2015 di Kabupaten Bantul

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum melalui penggunaan media berbayar (surat kabar, radio, TV, dll)

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia.

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan

BAB IV PENUTUP. sebuah realitas media yang dianggap benar oleh khalayak. Masyarakat percaya

BAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tetap eksis selama bertahun-tahun hingga saat ini. Pada harian

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, secara otomatis merubah sistem politik di Indonesia. Hal ini dikarenakan

FOKUS PAGI MQ 92,3 FM Jogjakarta Edisi Jumat, 24 April 2009 Tema: Politik Topik: Boikot Pilpres, Pilpres Tunggal Bisa Melenggang

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

BAB I PENDAHULUAN. sedang dihadapi oleh Indonesia saat ini, karena korupsi merupakan sebuah

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

BAB I PENDAHULUAN. intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak

Lembaga Survei Indonesia - IFES Indonesia. Survei Nasional Pasca Pemilihan Umum Presiden 2014 Oktober 2014

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)

PRESENTASI KEPRIBADIAN CAPRES. Keterpilihan Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemilu presiden tahun

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

2015 MODEL REKRUTMEN DALAM PENETUAN CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. yang memperoleh suara 20%. Perolehan suara tertinggi dimiliki oleh PDIP

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Setelah Perang Dunia II, demokrasi menjadi salah satu wacana sentral di

Bab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

Lembaga Survei Indonesia - IFES Indonesia. Survei Nasional Pasca Pemilihan Umum Presiden 2014 Oktober 2014

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Setelah memasuki masa reformasi, partai politik telah menjadi instrumen

BAB I PENDAHULUAN. Presiden dan kepala daerah Pilihan Rakyat. Pilihan ini diambil sebagai. menunjukkan eksistensi sebagai individu yang merdeka.

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi dan Reformasi Hukum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

Transkripsi:

1 KONSTRUKSI PEMIMPIN NASIONAL DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS (Analisis Framing Laporan Jajak Pendapat KOMPAS dengan Topik Kepemimpinan Nasional Periode 2009-2012) Ignatius Eggi Reza Putra / Mario Antonius Birowo Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No 6 Yogyakarta 55281 Abstrak Kepemimpinan Nasional menjadi isu hangat di dalam dunia politik. Maka menjadi wajar jika media massa kerap melakukan pemberitaan terhadap topik ini. Bukan hanya berita, namun topik Kepemimpinan Nasional juga dijadikan bahan dalam survei opini publik. Tulisan ini berisi tentang konstruksi yang dibangun dalam laporan Jajak Pendapat Kompas terkait kepemimpinan nasional. Kompas adalah salah satu media massa yang melakukan jajak pendapat secara mandiri. Di tengah ramainya pemberitaan media terkait kepemimpinan nasional, Kompas

2 hadir dengan opini publik yang disarikan dalam format berbeda yakni jajak pendapat. Keywords: kepemimpinan nasional, konstruksi, jajak pendapat Latar Belakang...Setelah diamandemen, konstitusi tidak lagi menjadi terdepan sebagai pemicu konflik berbangsa dan bernegara. Masalah bangsa yang saat ini terjadi lebih disebabkan karena faktor kepemimpinan yang tidak tegas, sehingga pemerintahan tidak efektif." Syamsuddin Haris (JPNN, 2013). Kepemimpinan menjadi isu yang sangat krusial saat ini. Melihat dari pernyataan di atas, bahkan sampai menyebutkan bahwa kepemimpinan merupakan penyebab dari permasalahan yang kini dihadapi bangsa Indonesia. Masalah-masalah besar dengan tema ekonomi, politik, budaya, sosial, dan bahkan lingkungan menjadi cerminan bahwa kepemimpinan memang benar-benar merupakan masalah yang saat ini tengah dihadapi bangsa ini. Bahkan dalam perjalanannya, masalah ini terus berkembang tiap harinya. Dalam sejumlah survei yang dilakukan beberapa lembaga suvei menunjukkan belum adanya nama calon pemimpin yang paten untuk maju dalam pertarungan Pemilu 2014 mendatang. Tiga lembaga survei yakni CSIS, Lingkaran Survei Indonesia dan Lembaga Survei Indonesia menempatkan tiga nama yang berbeda dalam posisi teratas nama calon pemimpin idaman masyarakat. KOMPAS menjadi satu-satunya media cetak nasional yang secara mandiri melakukan Jajak Pendapat hingga saat ini. KOMPAS coba merangkum opini publik mengenai pemimpin nasional bangsa ini melalui jajak pendapat. KOMPAS melakukan jajak pendapat secara mandiri dan bukan meminjam hasil survei

3 lembaga tertentu, namun justru mengkomparasikannya. Media sekelas Jawa Pos dan Media Indonesia, bahkan tidak atau belum melakukannya. Dalam rentang waktu 2009 hingga 2012, KOMPAS melakukan lebih dari satu kali jajak pendapat mengenai sosok pemimpin. Hal tersebut bisa jadi akan menujukkan suatu kecenderungan yang hendak dibuat oleh KOMPAS dalam menggambarkan pemimpin nasional bangsa ini. Terlebih, patut kita ingat bahwa KOMPAS merupakan media massa nasional yang memiliki oplah besar, dengan keberagaman pembacanya. Melihat KOMPAS juga melakukan jajak pendapat mengenai kepemimpinan, menarik untuk melihat konstruksi yang hendak dibangun. Apalagi sebagai sebuah media, tentu KOMPAS sadar bahwa topik dengan tema kepemimpinan adalah salah satu yang menarik. Penelitian ini sendiri akan melihat Jajak Pendapat KOMPAS mengenai kepemimpinan pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode kedua. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui konstruksi pemimpin nasional di dalam Jajak Pendapat KOMPAS Periode 2009-2012. Hasil Berikut ini hasil penelitian dari 5 teks jajak pendapat yang peneliti gunakan sebagai objek penelitian. 1. Menantikan Calon Pemimpin yang Berkualitas Jajak Pendapat ini menunjukkan bahwa partai politik telah gagal dalam memunculkan tokoh pemimpin berkualitas. Pernyataan publik dalam Jajak

4 Pendapat menempatkan jalur independen sebagai opsi lain untuk memununculkan sosok pemimpin idaman publik. Parpol dan mekanisme pemilu dinilai gagal dalam upaya melahirkan sosok pemimpin. Teks ini melakukan penekanan pada perlunya memunculkan sosok pemimpin dari jalur selain partai. Harapan akan pemimpin yang berkualitas digambarkan tidak akan lahir dari partai politik. Buruknya kinerja partai politik dalam melahirkan pemimpin dianggap sebagai salah satu penyebabnya. Jajak Pendapat berjudul Menanti Calon Pemimpin yang Berkualitas ini menjelaskan bahwa saat ini publik mengharapkan munculnya sosok pemimpin dari jalur non-partai. Kegagalan partai politik dalam memunculkan sosok pemimpin berkualitas menjadi alasan kuat. Jalur independen dianggap sebagai opsi lain munculnya pemimpin yang berkualitas.

5 2. Orientasi Kepemimpinan Jajak Pendapat KOMPAS ini menunjukkan bahwa kepercayaan publik pada penyelenggaraan negara mengalami penurunan. Publik cenderung tidak puas pada kepemimpinan di negara ini. Maraknya praktik korupsi menjadi salah satu penyebabnya. Publik akhirnya mengharapkan gaya kepemimpinan yang baru. Jajak Pendapat Kompas melakukan penonjolan pada kondisi masyarakat yang mengalami krisis orientasi kepemimpinan. Sulitnya menemukan sosok yang jujur, tegas, berani dan bersih sebagai karakter pemimpin idaman menjadi penyebabnya. Teks ini juga menjelaskan bahwa saat ini publik tengah berada dalam kondisi krisis orientasi akan hadirnya pemimpin yang diidamkan. Publik tidak puas akan kinerja kepemimpinan di mayoritas lemabag negara yang ada. Jujur dan bersih menjadi karakter utama yang didambakan publik pada sosok pemimpin.

6 3. Yang Muda dan Berintegritas Pada teks Jajak Pendapat ini Kompas menunjukkan bahwa publik mengharapkan kehadiran tokoh muda dalam dunia politik Indonesia. Kehadiran sosok muda diharap mampu meregenerasi kepemimpinan yang selama ini dipegang oleh politisi senior. Data dan fakta menempatkan integritas (jujur dan bersih) sebagai faktor utama publik memilih presiden. Kompas juga memunculkan nama-nama tokoh muda yang kemungkinan menjadi sosok baru dalam pemilihan presiden 2014. Nama tersebut muncul di tengah nama-nama senior yang masih cukup dominan saat ini. Regenerasi kepemimpinan parpol yang sehat menjadi kunci munculnya pemimpin yang sesuai dengan keinginan publik. Dalam teks Jajak Pendapat ini dijelaskan dengan gamblang faktor-faktor yang membuat publik memilih presiden. Muda dan berintegritas menjadi faktor utamanya. Parpol sebagai satu-satunya pihak yang berwenang mengajukan calon pemimpin harus melakukan regenerasi kepemimpinan dengan baik.

7 4. Harapan di Pundak Pemimpin Sipil Jajak Pendapat KOMPAS ini menunjukkan bahwa pemimpin dengan latar belakang sipil lebih diharapkan menjadi pemimpin nasional. Pernyataan publik dalam Jajak Pendapat meruncing pada satu suara yang mendukung pemimpin berlatar belakang sipil untuk maju dalam kepemimpinan nasional. Data serta fakta yang dikemukakan dalam Jajak Pendapat menempatkan pemimpin berlatar belakang sipil dalam kondisi yang lebih baik daripada militer. Jajak pendapat ini melakukan penonjolan pada wacana kepemimpinan sipil melalui teks yang menguatkan wacana tersebut. Sosok pemimpin dari kalangan sipil digambarkan sebagai pihak yang mampu memenuhi kebutuhan publik akan seorang pemimpin. Pemimpin berlatar belakang sipil dalam kurun waktu belakangan memiliki rekam jejak yang lebih baik dibandingkan dengan pemimpin militer. Dalam teks ini dituliskan bahwa untuk memimpin pemerintahan di negara ini, publik lebih mengharapkan sosok pemimpin dengan latar belakang sipil. Hal ini dikarenakan rekan jejak kepemimpinan sipil belakangan yang menorehkan catatan apik.

8 5. Harapkan Pemimpin Merakyat Teks ini menunjukkan bahwa model kepemimpinan yang diharapkan publik harus berbeda dengan arus utama. Hal ini terlihat dari pernyataan publik yang mayoritas menginginkan model kepemimpinan yang langsung turun ke bawah serta transparan. Dilakukan penonjolan pada tokoh-tokoh yang memiliki model kepemimpinan yang dianggap berbeda dengan pemimpin lainnya. Dengan model kepemimpinan yang mengedepankan sisi demokrasi mereka digambarkan mampu menorehkan lebih banyak prestasi daripada mencatat persoalan. Gambaran pemimpin seperti ini yang diharapkan publik. KOMPAS dalam jajak pendapat ini ingin menjelaskan bahwa publik saat ini menginginkan model kepemimpinan dengan pendekatan dialog serta transparan. Model kepemimpinan yang mengedepankan asas demokrasi menjadi primadona model kepemimpinan di Indonesia saat ini.

9 Analisis Jajak Pendapat Kompas dianalisis dengan pendekatan dua aspek dalam framing yakni memilih fakta atau realitas menuliskan fakta (Eriyanto, 2002:69). Pada teks pertama yang membahas tentang penantian publik terhadap munculnya sosok pemimpin yang berkualitas memasukkan fakta bahwa parpol yang dinilai gagal dalam melahirkan sosok pemimpin ternyata juga melakukan praktik politik uang. Dijelaskan oleh Indonesia Coruption Watch (ICW) bahwa praktik ini bahkan terjadi sejak penentuan nominasi calon pemimpin oleh partai itu sendiri. Selain fakta di atas, dalam teks ini juga disampaikan resiko-resiko jika ditempuh jalur non-partai untuk maju sebagai pemimpin nasional. Teks ini coba untuk realistis terhadap kemungkinan yang akan terjadi bila ditempuh jalur selain partai. Disampaikan juga fakta yang akan dihadapi terkait birokrasi di tingkat DPR yang tidak akan serta merta memberikan keleluasaan untuk seseorang maju melalui jalur independen. Meski demikian, di dalam teks pendukung disampaikan fakta bahwa nama-nama pasangan independen di tingkat daerah sudah mulai banyak. Bahkan beberapa diantaranya mampu untuk meraih hasil positif ata bahkan memenangi pemilihan kepala daerah. Hal ini menunjukkan hasrat politik yang tinggi bahkan dari jalur bukan partai sekalipun. Peneliti melihat bahwa di dalam teks ini penulis menekankan pada kegagalan partai politik. Kegagalan mendapat tekanan untuk menunjukkan bahwa tidak ada pemimpin berkualitas dari parpol. Dari hal itu penulis mencoba menyampaikan opsi-opsi lain dalam memunculkan seorang pemimpin, yakni

10 dengan menempuh jalur independen. Meski demikian penulis tetap mencoba realistis dengan memaparkan kemungkinan kendala yang akan dihadapi jika menempuh jalur independen. Teks kedua Orientasi Kepemimpinan juga dekimikian. Teks ini lagi-lagi menampilkan fakta terkait kinerja papol serta lembaga pemerintahan yang berakibat pada ketidak percayaan di tingkat masyarakat. Selain itu disampaikan juga fakta terkait maraknya praktik korupsi yang mengakibatkan rasa tidak percaya itu di masyarakat. Bahkan di dalam teks, praktik korupsi dianggap sebagai budaya di dalam pemerintahan. Pada teks pendukung disampaikan catatan kinerja presiden dari era Soekarno hingga SBY. Hal ini peneliti lihat sebagai upaya untuk membuka pikiran publik terkait dengan gaya kepemimpinan. Publik dihadapkan pada kondisi untuk memberikan penilaian terhadap kinerja presiden sebelumnya sehingga tahu betul kebutuhan pemimpin sekarang ini. Di dalam teks ini peneliti melihat bahwa penulis mencoba menunjukkan kinerja buruk pemerintahan. DPR mendapat sorotan terutama terkait dengan kebiajakan rencana pembangunan gedung baru serta wacana pembubaran KPK. Penulis menunjukkan hal ini untuk memberikan kesan buruk pada pemerintahan. Peneliti melihat bahwa penulis memandang korupsi sebagai budaya yang sangat jamak ditemui dalam pemerintahan. Bahkan penulis sampai melihat bahwa korupsi sudah menghiasi dunia politik. Bukan itu saja, peneliti melihat bahwa penggunan diksi loyalitas struktural, budaya feodal serta masyarakat tanpa kepercayaan sebagai imbas dari praktik korupsi yang terjadi. Penulis ingin

11 menggambarkan betapa akutnya praktik korupsi yang terjadi di dalam pemerintahan. Teks jajak pendapat Yang Muda dan Berintegritas mulai mengarah pada karakter pemimpin nasional idaman publik. Di dalam teks ini sosok muda dengan intergritas tinggi ternyata diinginkan publik sebagai pemimpin. Fakta awal yang disampaikan adalah terkait dengan sejarah bangsa ini yang pada awal pemerintahannya dipimpin oleh kalangan muda seperti Soekarno, Bung Hatta dan Syahrir. Selain itu teks ini juga mulai memunculkan nama-nama yang dianggap publik sebagai figur baru calon pemimpin. Nama dari luar partai seperti Anies Baswedan, Mahfud MD dan Dahlan Iskan dijelaskan dengan rekam prestasi mereka selama ini di dalam teks. Sedangkan nama-nama dari dalam partai seperti Anas Urbaningrum, Prabowo Subianto serta Puan Maharani meskipun tidak lagi muda, namun disampaikan sebagai populer disebut oleh masyarakat. Selain itu di dalam teks pendukung juga disampaikan data dari Sugeng Sarjadi Syndicate yang mengatakan bahwa pemilu 2014 masih akan diramaikan oleh politisi senior sejumlah partai. Selain karena mereka tidak siap dengan calon baru, ada juga kecenderungan bahwa politisi lama tersebut masih ingin mencoba untuk menjadi presiden Indonesia. Ada tiga poin utama yang peneliti lihat dari teks ini, yakni eksklusif, politisi lama dan muda. Eksklusif dalam teks ini peneliti lihat sebagai upaya untuk menunjukkan bahwa parpol punya hak lebih dalam memunculkan calon pemimpin. Berkaitan dengan politisi lama, penulis menunjukkan bahwa

12 parpol masih berkutat dengan nama-nama tokoh lama. Seakan ingin menunjukkan bahwa kaderisasi di dalam tubuh partai tidak berjalan dengan baik. Muda peneliti lihat sebagai terjemahan yang dilakukan penulsi terhadap keinginan publik dalam memilih pemimpin nantinya. Muda adalah salah satu syarat pemimpin nasional ke depannya. Hal ini menunjukkan bahwa publik ingin sosok baru untuk mengisi kepemimpinan negara ini yangt sudah lama diisi oleh orang-orang lama dunia politik. Teks selanjutnya adalah Harapan di Pundak Pemimpin Sipil yang juga berkaitan dengan Harapkan Pemimpin Merkayat. Kedua teks ini merupakan teks yang berangkat dari fenomena kepemimpinan yang diperagakan oleh pasangan pemimpin Jakarta, Jokowi-Ahok. Meski demikian keduanya menempatkan perspektif yang berbeda. Teks Harapan di Pundak Pemimpin Sipil menunjukkan bahwa pada saat ini publik lebih menaruh harapan pada pemimpin dengan latar belakang sipil. Mereka dianggap mampu menyelesaikan persoalan yang ada di masayarakat. Teks ini menunjukkan Jokowi-Ahok sebagai pasangan gubernur yang bekerja mengutamakan kepentingan rakyat serta bersih dari praktik korupsi. Belum lagi data menunjukkan bahwa 17 dari 33 gubernur di Indonesia terlibat kasus korupsi. Selain Jokowi-Ahok, jajak pendapat ini juga memaparkan kinerja walikota Surabaya Tri Rismaharini yang dianggap mampu membuat kebijakan yang mengedepankan pelayanan publik. Dijelaskan bahwa di Surabaya, taman kota dibangun untuk masyarakat saling berinteraksi satu sama lain.

13 Jajak pendapat ini juga menunjukkan fakta yang membandingkan kinerja pemimpin sipil dengan militer, khususnya antara Megawati dengan SBY. Dijelasakan bahwa di era Megawati upaya pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dilakukan untuk mengatasi persoalan laten ini. Namun, pada pemerintahan SBY justru terjadi pelemahan kinerja KPK yang berujung pada reaksi masyarakat yang menuntut ketegasan SBY. Teks ini peneliti lihat lebih lugas dalam menyampaikan pesan. Meski demikian banyaknya komparasi yang dilakukan terhadap pemimpin berlatarbelakang sipil dan militer dimaksudkan untuk memberi pandangan tertentu. Selain membandingkan Megawati dan SBY terkait KPK, penulis juga memasukkan tabel Kepemimpinan Presiden Indonesia untuk melihatkan kinerja presiden sebelumnya. Terlihat bahwa pemimpin dengan latar belakang sipil lebih ditonjolkan dalam jajak pendapat ini. Pada jajak pendapat terakhir yang diteliti oleh peneliti berangkat dari fenomena model kepemimpinan Jokowi-Ahok yang sering disebut blusukan. Selain memaparkan kinerja Jokowi-Ahok yang turun langsung ke bawah dan juga melakukan transparansi keuangan,, dijelasakan juga kinerja pemimpinn daerah lain. Herry Zudianto dan Tri Rismaharini adalah contoh lain pemimpin dari daerah yang mampu menerapkan kebijakan yang baik. Di dalam teks ini, peneliti melihat upaya untuk menunjukkan karakter pemimpin yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan mengambil contoh dari kepemimpinan yang ada di daerah. Selain mengedepankan praktik kepemimpinan turun ke bawah, teks ini juga menyoroti tentang transparansi pemerintahan.

14 Peneliti melihat bahwa penulis coba untuk menjelaskan bahwa praktik pemerintahan semacam ini mampu mengatasi persoalan di pemerintahan sekalipun dalam intensitas yang rendah. Kesimpulan Jajak Pendapat Kompas menunjukkan bahwa seorang pemimpin, baik berasal dari partai politik maupun di luar partai politik harus memiliki integritas yang tinggi. Kepemimpinan nasional hendaknya berpindah tangan pada sosok baru dengan latar belakang sipil dan bukan militer. Pemimpin harus membuat kebijakan-kebijakan yang mengutamakan kepentingan rakyat umum. Dia harus mengedepankan kepentingan rakyat. Terkait gaya kepemimpinan, seorang pemimpin diharapkan jangan hanya mementingkan citra dan duduk diam, melainkan turun ke bawah untuk tahu persoalan nyata yang terjadi di tengah masyarakat. Tinjauan Pustaka Eriyanto. 2002. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LkiS JawaPos National Network. 2013. Kepemimpinan Nasional Dianggap Sumber Masalah. Plasa MSN, 19 Februari 2013