BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang sampai dengan saat ini sedang giat melakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pajak memiliki peranan yang sangat penting. Pajak merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia berupaya untuk

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara Republik Indonesia antara lain berasal dari pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia sedang giat-giatnya mencari sumber pemasukan baru

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spiritual (Waluyo, 2013:2). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan potensi yang sangat besar dalam pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dimana persaingan menjadi semakin ketat dan bersifat global,

BAB I PENDAHULUAN. secara keuangan. Sedangkan bagi Pemerintah, pajak merupakan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. berusaha melakukan pembangunan disegala bidang dengan melibatkan

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Tujuan pembangunan nasional Indonesia yaitu mewujudkan. sangat besar untuk pembiayaan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan pembangunan Negara Indonesia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memerlukan sumber daya alami, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik. untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemerintah dalam mencapai tujuan yang bermanfaat untuk mendorong

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan suatu bangsa. Pendapatan dari penerimaan pajak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan penting bagi negara untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. syarat mutlak yang harus dilakukan oleh pemerintah, demi terwujudnya. kesejahteraan rakyat. Dalam melaksanakan pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Marantha

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pemungutan tetapi hanya merupakan pemberian sukarela

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian An Inguiry Into The Nature and Causes of the Wealth of Nation

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang. Pembayar

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Bisa dikatakan, hampir semua sektor-sektor yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB II LANDASAN TEORI. dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. beberapa sektor pajak masih perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dukungan dana terutama yang berasal dari penerimaan dalam negeri. dari sektor pajak disajikan pada Tabel I di bawah ini:

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan pajak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi ketergantungan Negara kita terhadap hutang luar negeri. Sektor pajak

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. pajak untuk membiayai segala kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita sadari semua bahwa pembangunan ekonomi tidak

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan perundang-undangan perpajakan yang mengatur Pajak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional yang berlangsung terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di negara Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang sedang mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BABl PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan kepentingan antara Wajib Pajak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1:

Judul : Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada Pegawai Tetap dengan Menerapkan Metode Gross-Up sebagai Upaya Perencanaan Pajak.

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan pemerintahan diperlukan sarana dan prasarana yang tentunya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar kekuasaan belaka. Begitu pula dengan kewenangan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN... x. 1.1 Latar Belakang...1

BAB I PENDAHULUAN. besar dan potensial untuk sumber penerimaan pajak. Oleh sebab itu penerimaan dari

Perpajakan 1. Pengantar, Pungutan Lain, Fungsi Pajak, Dasar Teori Pemungutan Pajak, Kedudukan Hukum Pajak, Hk. Pajak Materil dan Formil

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Hal ini dapat dilihat dari persentase dalam APBN tahun 2006 yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi rakyatnya. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. didapatkan melalui iuran wajib dari warga negaranya yang disebut pajak.

Abstrak. Kata-kata kunci: PPh Pasal 21, gross up, PPh terutang. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara yang berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. disebabkan masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kemakmuran rakyatnya secara adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pembangunan Nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novi Norma Melya Nugraha, 2015

membiayai segala pengeluaran-pengeluarannya. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan yang

ABSTRAK. Kata kunci : Alternatif Kebijakan PPh Pasal 21, Pajak Penghasilan Terutang. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI. pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. atau definisi pajak yang berbeda-beda, namun demikian berbagai definisi

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

PENGERTIAN DAN DEFINISI CIRI CIRI YANG MELEKAT PADA DEFINISI PAJAK ISTILAH-ISTILAH PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar dibandingkan penerimaan

PENGHASILAN SKRIPSI. Disusun oleh: ARI GUNADI B

BAB II LANDASAN TEORI. keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 ketentuan Umum dan Tata

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi daya beli (purchasing power) atau kemampuan belanja

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

BAB I PENDAHULUAN. semakin menurun, sehingga pendapatan perkapita masyarakat juga semakin kecil. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang yang sampai dengan saat ini sedang giat melakukan pembangunan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, baik secara material maupun spiritual, negara Indonesia membutuhkan dana yang cukup besar. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa penerimaan negara melalui ekspor, baik migas maupun non migas, kurang memuaskan karena Indonesia masih kalah bersaing dengan negara-negara lainnya. Meskipun Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah, namun jumlahnya sudah menipis. Oleh karena alasan itulah, pemerintah sekarang memberikan perhatian khusus pada sektor pajak, dengan harapan dapat memperoleh pemasukan yang lebih besar dari sektor pajak. Bagi masyarakat Indonesia, pajak merupakan salah satu kewajiban mereka kepada negara yang bersifat memaksa dan tidak langsung. Artinya, masyarakat Indonesia memiliki kewajiban membayar iuran dan mereka akan mendapatkan sesuatu dari negara secara tidak langsung, misalnya berupa pelayanan kesehatan, keamanan, jalan raya, jembatan, dan sebagainya. Sementara bagi negara, pajak merupakan salah satu sarana untuk mendistribusikan kekayaan dari si kaya ke si miskin, sehingga dapat mengurangi jurang pemisah antara mereka. Untuk membantu warga negara dalam menghitung pajak, setiap warga negara Indonesia diberikan kebebasan untuk memilih metode perhitungan dan

Bab I - Pendahuluan 2 kebijakan dalam perpajakan selama tidak bertentangan dengan Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan yang berlaku. Pertumbuhan ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia menjadi dasar bagi ditetapkannya sistem perpajakan, yaitu self assessment system dimana sistem tersebut memberikan kebebasan kepada wajib pajak untuk menghitung, melaporkan, serta membayar sendiri jumlah pajak terutang. Sistem ini memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban pajaknya. Untuk itulah setiap wajib pajak diharapkan dapat memahami dan menerapkan peraturan-peraturan perpajakan sebagaimana mestinya. Salah satunya adalah tentang pajak penghasilan. Pajak penghasilan merupakan pajak yang berasal dari pendapatan rakyat dan diatur dengan undang-undang, sehingga memberikan kepastian hukum. Usaha pemerintah meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak dapat ditempuh dengan berbagai langkah berupa pengenaan pajak baru, perubahan tarif pajak, memperluas dasar pajak yang ada, dan menyempurnakan administrasi pemungutan pajak. Pada umumnya, pajak penghasilan dikenakan kepada wajib pajak yang melakukan kegiatan usaha, baik itu perusahaan industri yang besar sampai dengan perusahaan kecil/perorangan. Perhitungan pajak ini cukup ironis karena di satu sisi pemerintah menginginkan pajak yang besar dari rakyat, tetapi di sisi lain, khususnya perusahaan, menginginkan pajak yang kecil. Bagi perusahaan, jumlah uang yang harus dibayar sebagai beban pajak lebih baik dipergunakan untuk investasi

Bab I - Pendahuluan 3 pengembangan usahanya. Untuk itulah, diperlukan perencanaan pajak yang baik oleh perusahaan, baik perusahaan besar, menengah, maupun perusahaan kecil. Sebagai salah satu subjek pajak, PT X diharapkan dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak sebagaimana mestinya. Berdasarkan undang-undang perpajakan yang berlaku, perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dapat dilakukan perusahaan melalui empat metode, yaitu: (1) Pajak Penghasilan Pasal 21 ditanggung seluruhnya oleh karyawan, (2) Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang karyawan ditanggung seluruhnya oleh pemberi kerja, (3) Pajak Penghasilan Pasal 21 diberikan dalam bentuk tunjangan pajak, dan (4) Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang karyawan di gross-up. Untuk tujuan penelitian, penulis mencoba membahas mengenai keempat metode tersebut untuk mengetahui metode mana yang paling baik. Selain itu, besarnya Pajak Penghasilan Pasal 21 juga akan mempengaruhi besarnya Pajak Penghasilan terutang perusahaan dan jumlah Take Home Pay karyawan. Oleh karena itu, penulis mencoba mengangkat masalah tersebut di atas sebagai topik penelitian dengan judul: Pengaruh Pemilihan Metode Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Pajak Penghasilan Terutang (Studi Kasus pada PT X) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis merumuskan masalah-masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah metode pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang diterapkan oleh PT X?

Bab I - Pendahuluan 4 2. Bagaimana pengaruh dari penerapan metode pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap Pajak Penghasilan terutang perusahaan? 3. Metode pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 manakah yang paling tepat untuk dipilih agar dapat menghemat Pajak Penghasilan terutang perusahaan? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah diidentifikasi di atas, adapun maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui metode pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang diterapkan oleh PT X. 2. Untuk mengetahui pengaruh dari penerapan metode pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap Pajak Penghasilan terutang perusahaan. 3. Untuk mengetahui metode pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang paling tepat untuk dipilih agar dapat menghemat Pajak Penghasilan terutang perusahaan. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi akademisi maupun praktisi bisnis, yaitu:: 1. Menambah wawasan bagi penulis tentang Pajak Penghasilan Pasal 21, sehingga dapat membandingkan antara kenyataan dalam praktek kehidupan sehari-hari dengan teori-teori yang selama ini dipelajari, serta menjadi pengalaman bagi penulis untuk menyiapkan diri terjun ke masyarakat dengan melihat praktek perpajakan di PT X.

Bab I - Pendahuluan 5 2. Dapat membantu perusahaan dalam memilih metode pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang lebih menguntungkan perusahaan, namun tetap baik bagi karyawan jika dilihat dari Take Home Pay, serta mengetahui pengaruh metode pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 tersebut terhadap Pajak Penghasilan terutang. 3. Sebagai bahan-bahan referensi bagi pihak lain dalam menunjang penghematan Pajak Penghasilan Badan dan Pajak Penghasilan Pasal 21 karyawan. 1.5 Rerangka Pemikiran dan Hipotesis Pajak pada hakekatnya merupakan iuran yang berasal dari masyarakat kepada pemerintah berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan, dimana masyarakat mendapat jasa timbal balik secara langsung maupun tidak langsung, dan sebagai perwujudan pengabdian dan peran serta rakyat untuk membiayai kegiatan-kegiatan negara dan pembangunan nasional. Keadaan perekonomian nasional yang sedang terpuruk sehingga mengakibatkan ketidakstabilan di berbagai bidang, membuat pajak semakin berperan dalam memberikan pemasukan bagi kas negara. Secara garis besar pajak juga memiliki dua fungsi, yaitu sebagai alat untuk memasukkan uang ke kas negara dan sebagai alat untuk mengatur. Dalam menjalankan fungsi pajak sebagai sumber pemasukan kas negara, pemerintah juga dapat mengumpulkan dana yang berasal dari pungutan pajak menjadi penerimaan kas negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Sedangkan

Bab I - Pendahuluan 6 fungsi pajak sebagai alat mengatur, pemerintah bertugas untuk mengatur kebijaksanaan perekonomian agar dapat tercipta dunia usaha yang produktif dan berkembang dengan pesat sehingga pemasukan dari sektor pajak juga bertambah besar. Pemerintah dapat memberikan keringanan atau pembebasan pajak pada organisasi tertentu dan perorangan, atau dengan cara memperbesar pengenaan terhadap hal-hal yang kurang atau tidak produktif. Saat ini pemerintah sangat berharap pada pajak sebagai sumber penerimaan kas negara untuk dapat terus menjalankan dan mengatur roda perekonomian, serta membiayai pengeluaran rutin dan biaya pembangunan. Agar pendapatan pajak makin meningkat, maka pemerintah harus terus berusaha mengembangkan dunia usaha yang semakin produktif dengan menciptakan sistem perpajakan yang lebih adil, sederhana prosedurnya, dan memberikan kepastian hukum bagi para wajib pajak sehingga lebih bertanggung jawab untuk melaksanakan kewajibannya membayar pajak dan dapat lebih meningkatkan penerimaan negara. Maksud dari pemungutan pajak adalah untuk mencapai kesejahteraan umum dan untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Kelalaian dalam memenuhi kewajiban perpajakan dapat merugikan wajib pajak yang bersangkutan seperti kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut: surat paksa, sita, lelang, serta sanksi-sanksi pidana yang dapat diancam sebagai pidana kurungan atau penjara. yaitu: Pada dasarnya ada tiga sistem pemungutan pajak yang dapat digunakan,

Bab I - Pendahuluan 7 a. Self Assessment System (Sistem Penilaian Pajak Sendiri) yaitu menghitung dan menetapkan sendiri pajak yang terhutang dan membayarnya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan yang berlaku. b. Official Assessment System (Sistem Penilaian Pajak oleh Petugas Pajak). Dalam sistem ini, petugas pajak yang aktif melakukan perhitungan pajak terhutang yang harus dibayar oleh wajib pajak. Dalam melakukan perhitungan tersebut, petugas pajak selalu berpedoman kepada ketentuan yang berlaku dalam undang-undang perpajakan. c. With Holding System (Sistem Pemotongan Pajak oleh Pihak Ketiga) adalah pemotongan pajak dengan bantuan pihak ketiga untuk menghitung dan menetapkan pajak yang terhutang dan membantu pemerintah memungut pajak atas jumlah uang yang dibayarkan kepada karyawan, pemegang saham, dan sebagainya. Dari ketiga sistem di atas, Negara Republik Indonesia menganut Self Assessment System, yaitu sistem pajak yang didasarkan kepada kepercayaan yang diberikan fiskus kepada wajib pajak untuk melakukan sendiri perhitungan, penetapan, dan pelaporan pajak seperti diatur dalam perundang-undangan. Sistem ini bertitik tolak dari asumsi bahwa wajib pajak adalah jujur dan pajak yang dilaporkan berdasarkan undang-undang yang berlaku. Perhitungan pajak meliputi perhitungan jumlah penghasilan termasuk menentukan besarnya penghasilan dan pengurangan yang diperkenankan dalam jumlah pajak.

Bab I - Pendahuluan 8 Perusahaan sebagai pemberi kerja yang membayar gaji, upah, tunjangan, dan pembayaran lainnya, diwajibkan melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak atas pembayaran-pembayaran tersebut sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan. Pemotongan tersebut yaitu Pajak Penghasilan Pasal 21. Terdapat empat metode pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21: (1) Pajak Penghasilan Pasal 21 ditanggung oleh karyawan, (2) Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang karyawan ditanggung perusahaan, (3) Pajak Penghasilan Pasal 21 diberikan dalam bentuk tunjangan pajak, dan (4) Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang karyawan di gross-up. Dari keempat metode tersebut, perusahaan harus memilih salah satu agar pajak yang dibayarkan oleh perusahaan dapat dijadikan biaya oleh perusahaan, dengan demikian Pajak Penghasilan terutang perusahaan menjadi lebih kecil, tetapi laba bersihnya meningkat. Berdasarkan rerangka pemikiran di atas, hipotesis yang akan diuji penulis adalah: Terdapat perbedaan besarnya Take Home Pay karyawan dan Pajak Penghasilan terutang dalam setiap alternatif metode pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21.