BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkaitan dengan masalah pendidikan, hal yang menjadi sorotan dewasa ini adalah rendahnya mutu lulusan pada jenjang pendidikan SMA lebih spesifik pada pelajaran kimia. Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran wajib bagi siswa Sekolah Menengah Atas. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhubungan dengan kimia, hal ini menjadikan mata pelajaran kimia menjadi sangat penting kedudukannya dalam masyarakat. Sebagai bagian dari ilmu sains, kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit, hal ini menyebabkan sebagian besar siswa kurang berminat untuk mempelajari ilmu tersebut lebih dalam. Kemungkinan besar hal ini terjadi karena karakteristik ilmu kimia itu sendiri yang bersifat abstrak dan kompleks. Salah satu faktor penting yang memengaruhi rendahnya mutu lulusan pada jenjang pendidikan SMA adalah pembelajaran di dalam kelas. Jika pelaksanaan pembelajaran di kelas bermutu akan menghasilkan output yang berkualitas. Guru memiliki peran yang sangat besar dalam mengorganisasikan kelas sebagai bagian dari proses pembelajaran dan siswa sebagai subyek yang sedang belajar. Kemampuan guru dalam mengemas suatu rancangan pembelajaran yang bermutu tentu diawali dari persiapan mengajar yang matang (Handayani, 2010). Salah satu materi dalam mata pelajaran kimia adalah Kesetimbangan Kimia. Materi ini membutuhkan kemampuan untuk menganalisis dan pemahaman yang cukup karena siswa akan mempelajari tentang konsep kesetimbangan dan perhitungan di dalam pemecahan masalahnya. SMA Negeri 1 Ngemplak, Boyolali merupakan salah satu sekolah yang memiliki prestasi belajar yang rendah dibuktikan dengan rata-rata nilai ujian nasional siswa selama dua tahun berturutturut berada di bawah rata-rata nasional, terutama pada materi Kesetimbangan Kimia. Data nilai Ujian Nasional untuk KD Kesetimbangan Kimia SMA Negeri 1 Ngemplak disajikan dalam Tabel 1 berikut. 1
2 Tabel 1. Nilai Ujian Nasional untuk KD Kesetimbangan Kimia SMA Negeri 1 Ngemplak, Boyolali Tahun Pelajaran Nilai Rata-rata Sekolah Nilai Rata-rata Nasional 2008/ 2009 75,00 87,71 2009/ 2010 47,37 82,60 Menurut guru yang mengajar, rendahnya nilai siswa disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa pada KD tersebut. Pembelajaran yang dilakukan didominasi oleh metode ceramah sehingga pembelajaran kurang menyenangkan dan siswa kurang berpartisipasi dalam pembelajaran. Selain itu berdasarkan survey SNP yang dilakukan di SMA Negeri 1 Ngemplak, terdapat selisih yang cukup besar/ gap antara standar proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Ngemplak dengan Standar Nasional Pendidikan yaitu sebesar 2,9%. Terjadinya gap ini disebabkan kurang optimalnya proses pembelajaran di dalam kelas. Materi kesetimbangan kimia merupakan materi yang membutuhkan pemahaman yang baik tentang konsep kesetimbangan. Pemahaman yang baik ini akan terjadi jika siswa mengalami sendiri pengalaman belajarnya sehingga siswa tidak hanya akan mendapatkan ilmu dari mendengarkan ceramah guru, namun eksplorasi dari dirinya sendiri. Dengan metode ini siswa akan mengalami sendiri cara belajarnya sehingga membuat siswa lebih memahami apa yang mereka pelajari. Di sisi lain, pembelajaran ini akan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar karena adanya pengalaman dalam menggali pengetahuan sehingga siswa memiliki rasa kepemilikan terhadap apa yang telah dipelajarinya (Ghasempour, 2013). SMA Negeri 1 Ngemplak merupakan salah satu sekolah yang memiliki fasilitas belajar yang cukup memadahi. Fasilitas tersebut antara lain adalah ruang laboratorium kimia yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. Namun dalam pelaksanaan pembelajaran, laboratorium ini mash jarang dimanfaatkan. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk permasalahan ini adalah dengan pengembangan modul praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada materi kesetimbangan kimia. Dengan modul tersebut siswa dapat melakukan praktikum
3 untuk menggali pengetahuannya sendiri namun masih tetap ada sedikit pengarahan dari guru. Dengan adanya modul praktikum berbasis inkuiri ini diharapkan siswa dapat lebih memahami konsep kesetimbangan kimia dan meminimalkan terjadinya kesalahan pemahaman yang mungkin terjadi karena siswa masih tetap berada dalam bimbingan guru. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka kami mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Belum optimalnya prestasi belajar kimia siswa di SMA Negeri 1 Ngemplak. 2. Pembelajaran yang berlangsung masih sering didominasi dengan metode ceramah sehingga siswa kurangnya berpatisipasi dalam menggali pengetahuan. 3. Pelaksanaan pembelajaran masih terlalu didominasi oleh peran guru (teacher centered) dan bukan siswa (student centered). 4. Guru kurang memperhatikan karakteristik materi yang akan diajarkan. 5. Materi kimia seperti kesetimbangan kimia masih dipandang sulit karena siswa merasa harus memahami konsep-konsep yang jumlahnya cukup banyak. 6. Kurang optimalnya penggunaan laboratorium dalam proses pembelajaran. 7. Belum adanya modul praktikum yang dapat membimbing siswa untuk menggali pengetahuannya. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas maka agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik, terarah dan lebih fokus perlu adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Produk yang akan dikembangkan berupa modul praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada materi kesetimbangan kimia kelas XI semester I. 2. Uji coba produk akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngemplak, Boyolali. D. Perumusan Masalah Bagaimanakah bentuk modul praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang dapat meningkatkan pemahaman konsep kesetimbangan kimia untuk siswa kelas XI SMA?
4 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul praktikum berbasis inkuiri terbimbing untuk siswa kelas XI SMA pada materi kesetimbangan kimia. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis: a. Memberi pengetahuan tentang pengembangan modul praktikum berbasis inkuiri terbimbing. b. Masukan dan bahan pertimbangan untuk penelitian sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Menghasilkan produk berupa modul praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada materi kesetimbangan kimia. b. Memberikan masukan bagi guru tentang penggunaan modul praktikum berbasi inkuiri terbimbing. c. Memberikan pengalaman baru pada siswa untuk belajar menggali pengetahuannya sendiri karena pembelajaran yang dilaksanankan berbasis inkuiri. G. Spesifikasi Produk Produk berupa modul praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada materi kesetimbangan kimia yang akan dikembangkan berupa modul yang dapat digunakan oleh siswa sebagai pedoman dalam praktikum untuk materi kesetimbangan kimia. Modul dilengkapi dengan cara penggunaan baik bagi siswa maupun guru. Agar tidak terjadi ketidaksesuaian dalam proses pembelajaran, modul untuk guru akan dilengkapi dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sehingga memudahkan guru dalam melaksanakan model pembelajaran inkuiri yang akan dilaksanakan. Modul untuk siswa hanya berisi arahan-arahan yang diharapkan dapat membantu siswa untuk menemukan sendiri konsep tentang kesetimbangan kimia. DAFTAR PUSTAKA
5 Ghasempour, Z., Bakar, M., Jahanshahloo, G. R. 2013. Innovation in Teaching and Learning through Problem Posing Tasks and Metacognitive Strategies. International Journal of Pedagogical Innovations No. 1, 53-62 (2013) Handayani. (2010). Pembelajaran Kooperatif tipe Team Game Tournamnet (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Pasuruan pada Materi Keragaman Bentuk Muka Bumi. Jurnal Penelitian Pendidikan, Th. 20, No. 2, Oktober 2010. Muhamad Asikin & Adi Nur Cahyono. Penelitian Pengembangan Dalam Bidang Pendidikan. Makalah disajikan di Sekolah Riset FMIPA Unnes.