Oleh : Faris Zakaria Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Rimadewi Supriharjo, MIP

dokumen-dokumen yang mirip
Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan

Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan

KRITERIA PENGEMBANGAN DESA SLOPENG SEBAGAI DESA WISATA DI KABUPATEN SUMENEP MIRA HAWANIAR

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA DI NAGARI KOTO HILALANG, KECAMATAN KUBUNG, KABUPATEN SOLOK

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN TERTINGGAL KABUPATEN PAMEKASAN

Pengembangan Kawasan Wisata Budaya Kabupaten Sumenep

HOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PESISIR TALANG SIRING DI KABUPATEN PAMEKASAN

BAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

Revitalisasi Desa Bungaya sebagai Desa Wisata Budaya di Kabupaten Karangasem

Arahan Pengembangan Pariwisata di Kawasan Tanjung Lesung Berdasarkan Partisipasi Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

Arahan Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Singosari Malang sebagai Heritage Tourism

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALANG SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA DPR RI KOMISI X TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2016

BAB II KAJIAN TEORI...

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kriteria Pengembangan Kawasan Wisata Alam Air Terjun Madakaripura, Kabupaten Probolinggo

BAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN

Besarnya dampak positif yang dihasilkan dari industri pariwisata telah mendorong setiap daerah bahkan negara di dunia, untuk menjadikannya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. tempat kerja, di rumah, maupun di tempat lain. Aktivitas rutin tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1.

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

PENDAHULUAN Latar Belakang

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara agraris karena memiliki area pertanian

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

3. Pelayanan terhadap wisatawan yang berkunjung (Homestay/Resort Wisata), dengan kriteria desain : a) Lokasi Homestay pada umumnya terpisah dari

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

FAKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB II METODE ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

Kabupaten Sumba Barat Daya. Fasilitas & rambu lalulintas pada jalan menuju tempat wisata masih belum ada

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN. berikut : Investasi industri pariwisata dengan didukung keputusan politik ekonomi

PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA Oleh : Dr. Ir. Sriyadi., MP (8 Januari 2016)

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER

IDENTIFIKASI POTENSI DAN KENDALA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA ALAM DI KECAMATAN CIGUDEG, KABUPATEN BOGOR. Oleh ;

BAB I PENDAHULUAN. berani mempromosikan diri untuk meningkatan citra dan perekonomian Kota

BAB V ANALISIS KAWASAN PERENCANAAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

PENGEMBANGAN DESA WISATA TANGGUL WETAN KECAMATAN TANGGUL - KABUPATEN

STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

6. MODEL PENGEMBANGAN DAN RANCANGAN IMPLEMENTASI

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

TINJAUAN PULO CANGKIR

Transkripsi:

Oleh : Faris Zakaria 3610100014 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Rimadewi Supriharjo, MIP Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknelogi Sepuluh Nopember Surabaya 2014

Desa Bandungan Kawasan Desa Bandungan yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan desa wisata Sampai saat ini belum ada pengelolaan desa wisata yang tepat 1. Desa Bandungan Kecamatan Pakong memiliki potensi berbagai komoditi pertanian dan perkebunan, sosial budaya dan pemandangan alam. 2. Tujuan penataan ruang Kabupaten Pamekasan adalah mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Pamekasan yang dapat mengoptimalkan pengembangan sumber daya alam berbasis pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan dalam menunjang pembangunan secara berkelanjutan (Perda RTRW Kabupaten Pamekasan No. 16 Tahun 2012). 3. Kawasan pedesaan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup manusia kareana kawasan pedesaan memiliki fungsi sebagai sentra pertanian 1. Memiliki berbagai komoditi hasil tani seperti padi, jagung, pisang, durian, kelapa, rambutan. 2. Pusat kegiatan pertanian kawasan agropolitan. 3. Bentangan alam yang luas dan indah. 4. Produk lokal seperti barang kerajinan, makanan dan minuman khas. 5. Masyarakat setempat belum mengoptimalkan potensi sumberdaya yang ada Perlu adanya konsep pengembangan kawasan desa wisata di Desa Bandungan

Rumusan Masalah : Desa Bandungan memiliki Potensi yang ada di Desa Bandungan seperti hasil bumi dari sektor pertanian yang mendominan, letaknya berdekatan dengan daerah alam yang luar biasa yang berlandaskan pola kampung dan arsitektur bangunan rumah tradisional dan juga masyarakat setempat, menggali, keanekaragaman seni budaya, dan tersedianya makanan khas daerah dari bahan bahan mentah yang ada di desa. Dari potensi-potensi yang ada di Desa Bandungan masih belum di manfaatkan secara optimal untuk dijadikan kawasan desa wisata. Pertanyaan Penelitian : Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi berkembangnya kawasan desa wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan?

Tujuan : Menyusun konsep pengembangan kawasan desa wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan Sasaran : 1. Mengidentifikasi karakteristik kawasan desa Wisata di Desa Bandungan 2. Mengidentifikasi potensi kawasan desa wisata di Desa Bandungan 3. Menganalisa faktor-faktor pendukung pengembangan desa wisata 4. Menyusun konsep pengembangan kawasan desa wisata di Desa Bandungan

Ruang Lingkup Pembahasan : Studi ini memfokuskan pada aspek pengembangan kawasan desa wisata di Desa Bandungan, dengan ruang lingkup yaitu materi meliputi sumber daya alam yang bisa di kembangkan untuk pariwisata, aksesbilitas, kehidupan masyarakat, budaya dan kelembagaan serta sistem aktivitas harian penduduk yang ada di Desa Bandungan. Lingkup materi ini juga menggali faktor-faktor pengembangan dari kawasan desa wisata dan menentukan konsep pengembangan kawasan untuk dijadikan kawasan desa wisata. Ruang Lingkup Substansi : Penggunaan pustaka dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan teori pariwisata, jenis-jenis pariwisata, komponen pariwisata, kajian tentang pedesaan, komponen pedesaan, kajian tentang kawasan desa wisata dan teori terkait dengan pengembangan kawasan desa wisata.

1. Pengertian Pariwisata 2. Jenis-jenis pariwisata 3. Komponen pariwisata 4. Pengertian desa 5. Ciri-ciri desa 6. Tipologi desa 7. Sarana dan prasarana desa 8. Pengertian desa wisata 9. Komponen desa wisata 10. Pengembangan Kawasan Desa Wisata

4. Mendorong perkembangan kewirausahaan masyarakat setempat. No. Pustaka Hasil Kajian Indikator Penelitian 1. Komponen Desa Wisata Komponen untuk pengembangan desa wisata ini tidak jauh berbeda dengan komponen pariwisata. Pariwisata Perdesaan adalah suatu wilayah perdesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian perdesaan, baik dari kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, adat istiadat keseharian, arsitektur bangunan maupun struktur tata ruang desa yang khas atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen kepariwisataan yaitu, atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukungnya (Putra,2006). 1. Budaya seni dan tradisi khas setempat 2. Kegiatan sehari-hari masyarakat setempat yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani 3. Sarana dan prasarana dasar yang tersedia di kawasan desa wisata 4. Sistem adat desa yang masih berlaku dan berpengaruh 2. Prinsip Pengembangan Desa wisata Prinsip pengembangan desa wisata adalah sebagai salah satu produk wisata alternatif yang dapat memberikan dorongan bagi pembangunan pedesaan yang berkelanjutan. Kriteria pengembangan desa wisata antara lain adalah : 1. Penyediaan fasilitas dan prasarana yang dimiliki masyarakat 2. Mendorong peningkatan pendapatan dari sektor pertanian dan kegiatan ekonomi tradisional lainnya. 3. Penduduk setempat memiliki peranan yang efektif dalam proses pembuatan keputusan tentang bentuk pariwisata yang memanfaatkan kawasan lingkungan dan penduduk setempat memperoleh pembagian pendapatan yang pantas dari kegiatan pariwisata. 1. Partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan kawasan desa wisata 2. Ketersediaan fasilitas pendukung desa wisata yang berciri khas setempat 3. Kelembagaan yang mengelola pengembangan kawasan desa wisata

No. Indikator Variabel Alasan Memih Variabel Budaya seni dan tradisi khas 1. Jenis ragam Daya tarik desa wisata Budaya khas setempat juga merupakan sajian utama dalam desa wisata. 1 setempat 2. Jenis keunikan kebudayaan dan kesenian tradisional Oleh karena itu hal ini sangat penting untuk diketahui. 2 3 4 5 6 Kegiatan sehari-hari masyarakat setempat yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani Sistem adat desa yang masih berlaku dan berpengaruh Partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan kawasan desa wisata Sarana dan prasarana dasar yang tersedia di kawasan desa wisata Ketersediaan fasilitas pendukung desa wisata yang berciri khas setempat 1. Jenis kegiatan perekonomian yang unik dan khas yang berkaitan dengan desa wisata 1. Sistem adat yang masih berlaku di kehidupan masyarakat setempat 1. Partisipasi masyarakat setempat yang mendukung pengembangan kawasan desa wisata 2. Partisipasi kelompok pariwisata di kawasan penelitian 1. Ketersediaan sarana kesehatan 2. Ketersediaan sarana peribadatan 3. Kondisi jalan 4. Jenis sarana transportasi 5. Ketersediaan prasana listrik 6. Ketersediaan prasarana telekomunikasi 7. Ketersediaan prasarana air bersih 1. Ketersediaan fasilitas penginapan dari masyarakat setempat dan berciri khas desa setempat 2. Ketersediaan toko souvenir dari masyarakat setempat dan berciri khas desa setempat 3. Ketersediaan fasilitas rumah makan dari masrakat setempat dan berciri khas desa setempat Jenis kegiatan masyarakat ini diperlukan karena kegiatan sehari-hari masyarakat setempat adalah salah satu daya tarik utama dalam pengembangan desa wisata ini. Sistem adat yang masih berlaku dibutuhkan untuk diketahui terkat dengan penerimaan masyarakat dengan desa wisata yang akan dikembangkan Keterlibatan masyarakat dalam pengembangan desa wisata merupakan salah satu hal penting. Selain itu kelompok masyarakat yang terkait pengembangan pariwisata seperti kelompok budaya perlu untuk dimanfaatkan. Ketersediaan sarana dan prasarana dasar penting untuk diketahui yang nantinya jumlah kebutuhannya akan meningkat terkait peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung. Fasilitas pendukung yang berciri khas setempat dapat menjadi salah satu daya tarik desa wisata 7 Kelembagaan yang mengelola pengembangan kawasan desa wisata 1. Ketersediaan pengelola desa wisata Pengelola kawasan desa wisata diperlukan agar pengembangan desa wisata dapat berkelanjutan.

Pendekatan Penelitian Pendekatan Rasionalistik : suatu pendekatan dengan sumber kebenaran teori dan berdasarkan fakta empiri Populasi dan Sample Responden : - berpengaruh dalam pencapaian sasaran - Analisa Stakeholder Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran yang benar mengenai suatu obyek

No Sasaran Variabel Teknik Pengambilan Data Teknik Analisa Output 1. Mengidentifikasi karakteristik kawasan desa Wisata di Desa Bandungan - Kegiatan perekonomian yang unik dan khas - Sistema adat yang masih berlaku di kehidupan masyarakat setempat - Ketersediaan sarana kesehatan - Ketersediaan sarana peribadatan - Jaringan jalan - Moda transportasi - Ketersediaan prasarana listrik - Ketersediaan prasarana telekomunikasi - Ketersediaan prasarana iar bersih - Observasi di kawsan penelitian - Survey instansi Statistik Deskriptif Karakteristik kawasan desa wisata di Desa bandungan 2. Potensi kawasan desa wisata di Desa Bandungan - Ragam daya tarik desa wisata - Keunikan kebudayaan dan kesenian tradisional - Kegiatan perekonomian yang unik dan khas - Sistem adat yang masih berlaku di kehidupan masyarakat - Observasi di kawsan penelitian - Survey instansi Skoring Potensi kawasan desa wisata di Desa Bandungan

No Sasaran Variabel Teknik Pengambilan Data Teknik Analisa Output 3. Menganalisa faktor-faktor pendukung pengembangan desa wisata - Partisipasi masyarakat setempat yang mendukung pengembangan kawasan desa wisata - Partisipasi kelompok pariwisata di kawasan penelitian - Ketersediaan fasilitas penginapan dari masyarakat setempat dan berciri khas desa setempat - Ketersediaan tooko souvenir dari masyarakat setempat dan berciri khas desa setempat - Ketersediaan fasilitas rumah makan dari masyarakat setempat dan berciri khas desa setempat - Observasi di kawasan penelitian - Wawancara - Survey instansi Delphi Faktor-faktor pengembangan kawasan desa wisata

No Sasaran Variabel Teknik Pengambilan Data Teknik Analisa output 4 Menyusun konsep pengembangan kawasan desa wisata di Desa Bandungan Kecamatan pakong, Kabupaten Pamekasan Input dari sasaran 1,2 dan 3 (hasil analisa sasaran 1,2 dan 3) - Penelitian sebelumnya - Wacana empirik - Studi literatur Analisa triangulasi Konsep pengembangan kawasan desa wisata

Gambaran umum Kabupaten Pamekasan Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Jawa Timur yang memiliki luas daratan 679.230 Ha dan luas pantai 18.000 Ha. Secara astronomis berada pada 6 52 7 13 Lintang Selatan dan 113 19 113 58 Bujur Timur. Kabupaten Pamekasan memiliki batas-batas administrasi wilayah sebagai berikut : Sebelah utara : Laut Jawa Sebelah selatan : Selat Madura Sebelah timur Sebelah barat : Kabupaten Sumenep : Kabupaten Sampang Kabupaten Pamekasan terdiri dari 13 kecamatan yaitu Tlanakan, Pamekasan, Proppo, Pademawu, Galis, Larangan, Palengaan, Pegantenan, Pakong, Kadur, Waru, Pasean dan Batumarmar. Kabupaten Pamekasan terdiri dari sebanyak 178 desa dan 11 kelurahan. Untuk kecamatan Batumarmar sebagai kecamatan terluas yaitu 67, 705 Ha atau 12,25. Sedangkan untuk wilayah terkecil yaitu Kecamatan Pamekasan dengan luas 62,647 Ha atau 3,34%. Gambaran umum Desa Bandungan Secara administrasi, Desa Bandungan merupakan sebuah desa yang termasuk dalam bagian Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan yang merupakan kawasan penelitan berada pada Kecamatan pakong, Kabupaten Pamekasan. Desa bandungan memiliki luas 361,44Ha. Adapun batas dari kawasan penelitian adalah : Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Desa Pakong : Desa Pakong : Desa Bicorong : Desa Lebbek Desa Bandungan terdiri dari 4 (empat) dusun yaitu Dusun Ba Asam, Duko, Sumber Balang dan Masjid. Desa Bandungan terletak 20km dari arah pusat kota Pamekasan. di bawah ini adalah data kependudukan Desa Bandungan dari tahun 2008 sampai tahun 2012.

No Penggunaan Lahan Luas (Ha) 1 Permukiman 40,72 2 Pendidikan 0,46 3 Kawasan Lindung 41,54 5 Pertanian Tanaman Pangan 121.02 6 Pertanian Tanaman Perkebunan dan 155,51 Hortikultura 7 Pergudangan 0,16 8 Pemakaman 2,02 9 Kantor Pemerintahan 0,01 Total 361,44

10% 25% 8% 5% 52% Petani Buruh tani PNS Lainnya Berternak Kegiatan sehari-hari masyarakat : - Bertani - Membatik - Membuat batu bata - Memelihara sapi khusus karapan sapi - Memelihara sapi khusus sapi sono Sistem adat istiadat setempat yang mayoritas memeluk agama islam yang mempengaruhi terhadap adat, budaya dan kehidupan sehari-hari. Kerukunan antar umat beragama di kawasan penelitian cukup harmonis. Hal ini ditandai dengan sifat kegotong-royongan dalam masyarakat yang tidak membedakan agama, suku ataupun status sosial, dimana hubungan sosial lebih didasari rasa kebangsaan, sedangkan tata cara dalam pergaulan sehari-hari lebih dipengaruhi adat-istiadat seperti dalam bersopan santun, berbicara dan menjadikan orang tua, guru dan pemimpin sebagai teladan sehari-hari yang di sebut bapa babu guru rato

Tari rondhing Tari rondhing adalah suatu bentuk drama tari komedi tradisional yang menggambarkan tentang kegiatan baris-berbaris pada jaman penjajahan. Tarian ini juga disebut tari kenca atau hentak karena gerak tariannya dominan berupa gerakan kaki yang dihetakhentakkan ke lantai. Tarian rondhing dipentaskan oleh enam orang penari. Biasanya, tarian ini ditampilkan pada saat acara penyambutan tamu penting. Musik ul-daul Musik ul-daul merupakan jenis musik tradisional madura yang memanfaatkan benda yang berada di sekitar kehidupan warga dan memiliki 20-30 orang. Musik ul-daul awalnya hanya sebatas gentongan yang di pukul mengelilingi desa oleh sekelompok warga untuk membangunkan masyarakat desa pada waktu sahur, namun semakin banyak yang menyukainya semakin berkembang dengan menggunakan kereta dorong dengan dekorasi yang indah dan artistik dan menambahkan alat musik lainnya. Lagu yang di nyanyikan biasanya lagu tradisional madura, lahu dangdut, sampai lagu islami yang di kemas dalam musik qasidah. Macopat Macopat atau yang sering juga disebut mamaca adalah salah satu seni vocal Madura yang merupakan media dakwah dan pendidikan serta media kontemplasi dan pemahaman filsafat. Macopat biasanya dimainkan oleh dua orang pemain, yaitu pembawa lagu dan panegghes. Panegghes adalah juru makna yang menjelaskan arti dari isi lagu yang dinyanyikan oleh pembawa lagu. Ketika macopat dilantunkan, biasanya diiringi seruling, gambang, dan instrumen gamelan lain yang dibunyikan dengan samar atau lirih. Karawitan Karawitan merupakan kesenian musik tradisional yang dibarengi oleh nyanyian-nyanyian sinden, yang menceritakan berbagai kehidupan sosial yang disajikan dengan vocal khas itu, menjadi hiburan tersendiri bagi warga sekitar Desa bandungan. Hadrah dan samroh Hadrah dan samroh ini biasanya muncul dalam event-event perayaan maulid nabi, perayaan hari nasional maupun acara arisan ibuibu. Orkes ini cendrung dimainkan oleh kaum perempuan. Teks lagu merupakan adaptasi dari nyanyian religius (mengambil dari kitab Al barzanji) atau kreasi yang berkaitan dengan tema moral. Bahasa yang dipakai adalah bahasa arab, indonesia atau madura.

Jenis kegiatan sehari hari masyarakat Sistem adat yang masih berlaku di kehidupan masyarakat setempat Sarana dan prasarana

No Variabel Objek 1 2 Ragam daya tarik wisata Kebudayaan dan kesenian tradisional 3 Sistem adat istiadat Skor R1 R2 R3 R4 R5 Total Pemanfaatan hasil pertanian 3 3 3 3 3 15 Pemandangan alam 3 2 2 3 2 12 Batik 2 2 2 3 2 11 Membuat batu bata 2 2 3 2 3 12 Karapan sapi 3 3 3 3 3 15 Sapi sono 3 3 3 3 3 15 Makanan khas 3 3 2 2 3 13 Tari ronding 3 3 3 3 3 15 Musik ul-daul 2 3 2 2 3 12 Macopat 2 2 1 1 1 7 Karawitan 2 1 2 2 2 9 Hadrah dan samroh 2 1 1 2 1 7 Bapa babu guru rato 3 2 3 3 3 14 Agama islam sebagai pedoman 2 3 2 3 3 13

Wisata Utama - Pemanfaatan hasil pertanian - Cara memelihara sapi - Tari rondhing Wisata Pendukung Langsung - Makanan khas - Pemandangan alam - Membuat batu bata - Musik ul-daul Wisata Pendukung Tidak Langsung - Bapa babu guru rato - Agama sebagai pedoman

No Variabel Kondisi Eksisting Faktor No Variabel Kondisi Eksisting Faktor 1 Ragam daya tarik wisata 1 Ragam daya tarik wisata 2 2 3 3 4 Aksesbilitas tinggi menuju kawasan desa wisata Aksesbilitas tinggi menuju kawasan desa wisata Sarana dan prasarana pendukung kegiatan wisata Sarana dan prasarana pendukung Ketersediaan fasilitas penginapan dari masyarakat kegiatan wisata dan berciri khas desa setempat Kondisi eksisting yang yang dapt dapt dijadikan dijadikan sajian sajian utama utama dari kawasan dari kawasan Desa Bandungan Desa Bandungan adalah : adalah : Kegiatan sehari-hari masyarakat - Kegiatan sehari-hari masyarakat Adat istiadat bapa babu guru rato - Adat Pemanfaatan istiadat hasil bapa pertanian babu guru sebagai rato edukasi tata - Pemanfaatan cara bercocok tanam hasil pertanian sebagai edukasi tata cara bercocok tanam Aksesbilitas menuju Desa Bandungan dapat dikatakan kurang baik, meskipun jalan kolektor primer, tetapi masih kurang penerangan dan angkutan umum yang masih minim Aksesbilitas menuju Desa Bandungan dapat dikatakan kurang baik, meskipun jalan Masih belum ada sarana dan prasaran pendukung kolektor kegiatan wisata primer, di kawasan tetapi masih desa wisata kurang penerangan dan angkutan umum yang masih minim Masih belum ada sarana dan prasaran pendukung kegiatan wisata di kawasan desa wisata Permukiman di Desa Bandungan memiliki ciri khas tersendiri yang disebut tanean lanjeng - Kegiatan sehari-hari masyarakat sebagai daya sebagai tarik daya desa wisata tarik desa di Desa wisata Bandungan di - Mempertahankan adat istiadat sebagai Desa Bandungan daya tarik wisata - Memfokuskan Mempertahankan edukasi adat dalam istiadat bercocok tanam sebagai dan daya mempelajari tarik wisata tentang pertanian sebagai atraksi wisata - Memfokuskan edukasi dalam bercocok tanam dan mempelajari tentang pertanian sebagai atraksi wisata Peningkatan aksesbilitan menuju Desa Bandungan Peningkatan aksesbilitan menuju Desa Bandungan Menyediakan sarana dan prasarana pendukung seperti WC umum dan mushola Menyediakan sarana dan prasarana Menyediakan fasilitas penginapan berkonsep tanean pendukung lanjeng seperti WC umum dan mushola 4 Ketersediaan fasilitas penginapan dari masyarakat dan berciri khas desa setempat Permukiman di Desa Bandungan memiliki ciri khas tersendiri yang disebut tanean lanjeng Menyediakan fasilitas penginapan berkonsep tanean lanjeng

No Variabel Kondisi Eksisting Faktor 5 Ketersediaan toko souvenir dari masyarakat setempat dan berciri khas desa setempat Desa Bandungan yang kaya dengan hasil keseniannya antara lain adalah batik dapat dijadikan souvenir dengan ciri khas Desa Bandungan Menyediakan toko souvenir yang menjual hasil kerajinan khas Desa Bandungan 6 Ketersediaan fasilitas rumah makan dari masyarakat setempat dan berciri khas desa setempat 7 Kualitas SDM 8 Kesempatan investasi Di Desa Bandungan terdapat sebuah rumah makan yang menyediakan menu khas yaitu kald kokot Kualitas SDM yang menyangkut tentang kepariwisataan dan kebudayaan masih sangat terbatas Kondisi eksisting Desa Bandungan yang masih sangat minim tanpa ada tempat hiburan untuk pertunjukan budaya dan kesenian asli dan juga tempat rekreasi sebagai pendukung pengembangan kawasan desa wisata Menyediakan dan meningkatkan rumah makan yang menyajikan menu berciri khas Desa Bandungan Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan memberi pelatihan dalam bidang kepariwisataan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Kesempatan investasi dalam menambah sarana dan prasarana yang mendukung perkembangan kawasan desa wisata

No Faktor R1 R2 R3 R4 R5 R6 1 Media promosi sebagai pengenal kawasan desa wisata di Desa Bandungan ke masyarakat luar S S S S S S 2 Pengelolaan dari masyarakat setempat agar ikut berperan aktif dalam pengembangan kawasan desa wisata S S S S S S 3 Kebijakan pemerintah dalam mengontrol pengembangan kawasan desa wisata di Desa Bandungan 4 Menjadikan edukasi dalam bercocok tanam, mempelajari tentang pertanian, mempelajari cara memelihara sapi untuk karapan sapi dan sapi sono, membuat batu bata dan membatik sebagai atraksi wisata 5 Menyediakan tempat hiburan dan rekreasi tanpa merubah nilai, budaya dan norma yang ada di Desa Bandungan S S S S S S S S S S S S S S S S S S

Secara spasial, konsep pengembangan kawasan desa wisata di Desa Bandungan antara lain sebagai berikut : 1. Untuk memperkenalkan identitas atau ciri khas kawasan desa wisata di Desa Bandungan dengan cara menyediakan rute perjalanan yang mengelilingi kawasan desa wisata yang memperlihatkan kegiatan sehari-hari masyarakat Desa Bandungan. 2. Untuk kemudahan pencapaian wisatawan ke lokasi wisata dalam hal ini meliputi ketersediaan sarana transportasi khusus menuju ke obyek wisata yang belum bisa terjangkau oleh wisatawan dan kondisi jalan yang baik demi kenyaman perjalnan wisatawan menuju obyek wisata. 3. Sarana wisata yang sangat menentukan bagi pengembangan kawasan desa wisata diperlukan penyediaan fasilitas pendukung dan penunjang wisata di setiap obyek wisata yang belum terdapat fasilitas yang mendukung dalam pengembangan obyek wisata yang belum berkembang.

Berdasarkan hasil analisa yang sudah dilakukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan sehari-hari masyarakat yaitu bertani yang menjadi ciri khas Desa Bandungan sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan desa wisata yang berbasis agrowisata yang memiliki atraksi wisata lain yaitu mempelajari cara memelihara sapi khusus karapan sapi dan sapi sono dan juga mempelajari cara membatik menggunakan alat tradisional yang kemudian konsep pengembangannya terbagi menjadi tiga, yaitu menyediakan rute perjalanan wisata yang mengelilingi kawasan desa wisata yang memperlihatkan kegiatan sehari-hari masyarakat Desa Bandungan, menyediakan sarana transportasi khusus untuk menuju kawasan desa wisata untuk mempermudah wisatawan berkunjung kawasan desa wisata dan menyediakan fasilitas pendukung dan penunjang kegiatan wisata. Dengan penyusunan prinsip penanganan, maka yang harus dilakukan untuk mengembangkan kawasan desa wisata di Desa Bandungan agar dapat berkembang antara lain : Menyediakan rute perjalanan yang mengelilingi kawasan desa wisata yang memperlihatkan kegiatan sehari-hari masyarakat Desa Bandungan. Menjadikan adat istiadat sebagai peraturan kepada wisatawan yang berkunjung dan melakukan aktivitas wisata di kawasan desa wisata di Desa Bandungan. Mengembangkan kawasan desa wisata yang berbasis agrowisata yang juga memiliki atraksi lain yaitu mempelajari cara memelihara sapi khusus karapan sapi dan mempelajari cara membatik menggunakan alat tradisional. Ketersediaan sarana transportasi khusus menuju ke obyek wisata yang belum bisa terjangkau oleh wisatawan dan kondisi jalan yang baik demi kenyaman perjalnan wisatawan menuju obyek wisata.

Menyediaan fasilitas pendukung dan penunjang wisata di setiap obyek wisata yang belum terdapat fasilitas yang mendukung dalam pengembangan obyek wisata yang belum berkembang. Menyediaan fasilitas penginapan berkonsep tanean lanjheng yang juga menjadikan ciri khas Desa Bandungan Menyediakan toko souvenir yang menjual hasil pertanian, hasil membatik ataupun cinderamata yang berciri khas kawasan desa wisata sehingga dapat dikenal oleh masyarakat luar. Menyediaan fasilitas rumah makan yang memberikan suasana pedesaan, terjaga kebersihannya dan menyajikan menu berciri khas Desa Bandungan yaitu rujak, kaldu kokot dan minuman khas Desa Bandungan. Memberikan pelatihan, menambah wawasan tentang pariwisata, cara memperlakukan wisatawan dan juga lancar berbahasa inggris agar masyarakat dapat merasakan secara langsung dampak dari pengembangan kawasan desa wisata Menyediakan tempat rekreasi yang masih memanfaatkan kondisi eksisting yang ada di Desa Bandungan.

Dari penelitian yang dilakukan, saran yang dapat diberikan adalah : 1. Desa Bandungan memiliki potensi yang cukup besar di bidang pariwisata, sebagai bagian dari sajian wisata maka pemanfaatan hasil pertanian dan kehidupan sehari-hari masyarakat yang merupakan sebagian dari sajian desa wisata yang berpotensi tinggi masih belum dimanfaatkan di Desa Bandungan dan perlu ditingkatkan untuk dapat meningkatkan perekonomian lokal. 2. Pengembangan kawasan Desa Bandungan sebagai kawasan desa wisata harus memperhatikan pendekatan sosial, budaya, dan juga lingkungan, karena tanpa pendekatan tersebut agar tidak terjadi pengrusakan potensi sumber daya alam yang dimiliki dan pengembangan kawasan dengan prinsip berkelanjutan tidak dapat dilakukan. 3. Dalam pengembangan kawasan desa wisata tersebut, pemerintah harus melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan juga pengewasan kegiatan wisata. 4. Pemerintah segera melaksanakan pengembangan kawasan desa wisata agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang selama ini masih sebagai petani dan masyarakat sudah lama mengharapkan daerahnya dapat segera dikembangkan.