Oleh : Faris Zakaria 3610100014 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Rimadewi Supriharjo, MIP Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknelogi Sepuluh Nopember Surabaya 2014
Desa Bandungan Kawasan Desa Bandungan yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan desa wisata Sampai saat ini belum ada pengelolaan desa wisata yang tepat 1. Desa Bandungan Kecamatan Pakong memiliki potensi berbagai komoditi pertanian dan perkebunan, sosial budaya dan pemandangan alam. 2. Tujuan penataan ruang Kabupaten Pamekasan adalah mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Pamekasan yang dapat mengoptimalkan pengembangan sumber daya alam berbasis pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan dalam menunjang pembangunan secara berkelanjutan (Perda RTRW Kabupaten Pamekasan No. 16 Tahun 2012). 3. Kawasan pedesaan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup manusia kareana kawasan pedesaan memiliki fungsi sebagai sentra pertanian 1. Memiliki berbagai komoditi hasil tani seperti padi, jagung, pisang, durian, kelapa, rambutan. 2. Pusat kegiatan pertanian kawasan agropolitan. 3. Bentangan alam yang luas dan indah. 4. Produk lokal seperti barang kerajinan, makanan dan minuman khas. 5. Masyarakat setempat belum mengoptimalkan potensi sumberdaya yang ada Perlu adanya konsep pengembangan kawasan desa wisata di Desa Bandungan
Rumusan Masalah : Desa Bandungan memiliki Potensi yang ada di Desa Bandungan seperti hasil bumi dari sektor pertanian yang mendominan, letaknya berdekatan dengan daerah alam yang luar biasa yang berlandaskan pola kampung dan arsitektur bangunan rumah tradisional dan juga masyarakat setempat, menggali, keanekaragaman seni budaya, dan tersedianya makanan khas daerah dari bahan bahan mentah yang ada di desa. Dari potensi-potensi yang ada di Desa Bandungan masih belum di manfaatkan secara optimal untuk dijadikan kawasan desa wisata. Pertanyaan Penelitian : Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi berkembangnya kawasan desa wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan?
Tujuan : Menyusun konsep pengembangan kawasan desa wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan Sasaran : 1. Mengidentifikasi karakteristik kawasan desa Wisata di Desa Bandungan 2. Mengidentifikasi potensi kawasan desa wisata di Desa Bandungan 3. Menganalisa faktor-faktor pendukung pengembangan desa wisata 4. Menyusun konsep pengembangan kawasan desa wisata di Desa Bandungan
Ruang Lingkup Pembahasan : Studi ini memfokuskan pada aspek pengembangan kawasan desa wisata di Desa Bandungan, dengan ruang lingkup yaitu materi meliputi sumber daya alam yang bisa di kembangkan untuk pariwisata, aksesbilitas, kehidupan masyarakat, budaya dan kelembagaan serta sistem aktivitas harian penduduk yang ada di Desa Bandungan. Lingkup materi ini juga menggali faktor-faktor pengembangan dari kawasan desa wisata dan menentukan konsep pengembangan kawasan untuk dijadikan kawasan desa wisata. Ruang Lingkup Substansi : Penggunaan pustaka dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan teori pariwisata, jenis-jenis pariwisata, komponen pariwisata, kajian tentang pedesaan, komponen pedesaan, kajian tentang kawasan desa wisata dan teori terkait dengan pengembangan kawasan desa wisata.
1. Pengertian Pariwisata 2. Jenis-jenis pariwisata 3. Komponen pariwisata 4. Pengertian desa 5. Ciri-ciri desa 6. Tipologi desa 7. Sarana dan prasarana desa 8. Pengertian desa wisata 9. Komponen desa wisata 10. Pengembangan Kawasan Desa Wisata
4. Mendorong perkembangan kewirausahaan masyarakat setempat. No. Pustaka Hasil Kajian Indikator Penelitian 1. Komponen Desa Wisata Komponen untuk pengembangan desa wisata ini tidak jauh berbeda dengan komponen pariwisata. Pariwisata Perdesaan adalah suatu wilayah perdesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian perdesaan, baik dari kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, adat istiadat keseharian, arsitektur bangunan maupun struktur tata ruang desa yang khas atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen kepariwisataan yaitu, atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukungnya (Putra,2006). 1. Budaya seni dan tradisi khas setempat 2. Kegiatan sehari-hari masyarakat setempat yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani 3. Sarana dan prasarana dasar yang tersedia di kawasan desa wisata 4. Sistem adat desa yang masih berlaku dan berpengaruh 2. Prinsip Pengembangan Desa wisata Prinsip pengembangan desa wisata adalah sebagai salah satu produk wisata alternatif yang dapat memberikan dorongan bagi pembangunan pedesaan yang berkelanjutan. Kriteria pengembangan desa wisata antara lain adalah : 1. Penyediaan fasilitas dan prasarana yang dimiliki masyarakat 2. Mendorong peningkatan pendapatan dari sektor pertanian dan kegiatan ekonomi tradisional lainnya. 3. Penduduk setempat memiliki peranan yang efektif dalam proses pembuatan keputusan tentang bentuk pariwisata yang memanfaatkan kawasan lingkungan dan penduduk setempat memperoleh pembagian pendapatan yang pantas dari kegiatan pariwisata. 1. Partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan kawasan desa wisata 2. Ketersediaan fasilitas pendukung desa wisata yang berciri khas setempat 3. Kelembagaan yang mengelola pengembangan kawasan desa wisata
No. Indikator Variabel Alasan Memih Variabel Budaya seni dan tradisi khas 1. Jenis ragam Daya tarik desa wisata Budaya khas setempat juga merupakan sajian utama dalam desa wisata. 1 setempat 2. Jenis keunikan kebudayaan dan kesenian tradisional Oleh karena itu hal ini sangat penting untuk diketahui. 2 3 4 5 6 Kegiatan sehari-hari masyarakat setempat yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani Sistem adat desa yang masih berlaku dan berpengaruh Partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan kawasan desa wisata Sarana dan prasarana dasar yang tersedia di kawasan desa wisata Ketersediaan fasilitas pendukung desa wisata yang berciri khas setempat 1. Jenis kegiatan perekonomian yang unik dan khas yang berkaitan dengan desa wisata 1. Sistem adat yang masih berlaku di kehidupan masyarakat setempat 1. Partisipasi masyarakat setempat yang mendukung pengembangan kawasan desa wisata 2. Partisipasi kelompok pariwisata di kawasan penelitian 1. Ketersediaan sarana kesehatan 2. Ketersediaan sarana peribadatan 3. Kondisi jalan 4. Jenis sarana transportasi 5. Ketersediaan prasana listrik 6. Ketersediaan prasarana telekomunikasi 7. Ketersediaan prasarana air bersih 1. Ketersediaan fasilitas penginapan dari masyarakat setempat dan berciri khas desa setempat 2. Ketersediaan toko souvenir dari masyarakat setempat dan berciri khas desa setempat 3. Ketersediaan fasilitas rumah makan dari masrakat setempat dan berciri khas desa setempat Jenis kegiatan masyarakat ini diperlukan karena kegiatan sehari-hari masyarakat setempat adalah salah satu daya tarik utama dalam pengembangan desa wisata ini. Sistem adat yang masih berlaku dibutuhkan untuk diketahui terkat dengan penerimaan masyarakat dengan desa wisata yang akan dikembangkan Keterlibatan masyarakat dalam pengembangan desa wisata merupakan salah satu hal penting. Selain itu kelompok masyarakat yang terkait pengembangan pariwisata seperti kelompok budaya perlu untuk dimanfaatkan. Ketersediaan sarana dan prasarana dasar penting untuk diketahui yang nantinya jumlah kebutuhannya akan meningkat terkait peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung. Fasilitas pendukung yang berciri khas setempat dapat menjadi salah satu daya tarik desa wisata 7 Kelembagaan yang mengelola pengembangan kawasan desa wisata 1. Ketersediaan pengelola desa wisata Pengelola kawasan desa wisata diperlukan agar pengembangan desa wisata dapat berkelanjutan.
Pendekatan Penelitian Pendekatan Rasionalistik : suatu pendekatan dengan sumber kebenaran teori dan berdasarkan fakta empiri Populasi dan Sample Responden : - berpengaruh dalam pencapaian sasaran - Analisa Stakeholder Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran yang benar mengenai suatu obyek
No Sasaran Variabel Teknik Pengambilan Data Teknik Analisa Output 1. Mengidentifikasi karakteristik kawasan desa Wisata di Desa Bandungan - Kegiatan perekonomian yang unik dan khas - Sistema adat yang masih berlaku di kehidupan masyarakat setempat - Ketersediaan sarana kesehatan - Ketersediaan sarana peribadatan - Jaringan jalan - Moda transportasi - Ketersediaan prasarana listrik - Ketersediaan prasarana telekomunikasi - Ketersediaan prasarana iar bersih - Observasi di kawsan penelitian - Survey instansi Statistik Deskriptif Karakteristik kawasan desa wisata di Desa bandungan 2. Potensi kawasan desa wisata di Desa Bandungan - Ragam daya tarik desa wisata - Keunikan kebudayaan dan kesenian tradisional - Kegiatan perekonomian yang unik dan khas - Sistem adat yang masih berlaku di kehidupan masyarakat - Observasi di kawsan penelitian - Survey instansi Skoring Potensi kawasan desa wisata di Desa Bandungan
No Sasaran Variabel Teknik Pengambilan Data Teknik Analisa Output 3. Menganalisa faktor-faktor pendukung pengembangan desa wisata - Partisipasi masyarakat setempat yang mendukung pengembangan kawasan desa wisata - Partisipasi kelompok pariwisata di kawasan penelitian - Ketersediaan fasilitas penginapan dari masyarakat setempat dan berciri khas desa setempat - Ketersediaan tooko souvenir dari masyarakat setempat dan berciri khas desa setempat - Ketersediaan fasilitas rumah makan dari masyarakat setempat dan berciri khas desa setempat - Observasi di kawasan penelitian - Wawancara - Survey instansi Delphi Faktor-faktor pengembangan kawasan desa wisata
No Sasaran Variabel Teknik Pengambilan Data Teknik Analisa output 4 Menyusun konsep pengembangan kawasan desa wisata di Desa Bandungan Kecamatan pakong, Kabupaten Pamekasan Input dari sasaran 1,2 dan 3 (hasil analisa sasaran 1,2 dan 3) - Penelitian sebelumnya - Wacana empirik - Studi literatur Analisa triangulasi Konsep pengembangan kawasan desa wisata
Gambaran umum Kabupaten Pamekasan Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Jawa Timur yang memiliki luas daratan 679.230 Ha dan luas pantai 18.000 Ha. Secara astronomis berada pada 6 52 7 13 Lintang Selatan dan 113 19 113 58 Bujur Timur. Kabupaten Pamekasan memiliki batas-batas administrasi wilayah sebagai berikut : Sebelah utara : Laut Jawa Sebelah selatan : Selat Madura Sebelah timur Sebelah barat : Kabupaten Sumenep : Kabupaten Sampang Kabupaten Pamekasan terdiri dari 13 kecamatan yaitu Tlanakan, Pamekasan, Proppo, Pademawu, Galis, Larangan, Palengaan, Pegantenan, Pakong, Kadur, Waru, Pasean dan Batumarmar. Kabupaten Pamekasan terdiri dari sebanyak 178 desa dan 11 kelurahan. Untuk kecamatan Batumarmar sebagai kecamatan terluas yaitu 67, 705 Ha atau 12,25. Sedangkan untuk wilayah terkecil yaitu Kecamatan Pamekasan dengan luas 62,647 Ha atau 3,34%. Gambaran umum Desa Bandungan Secara administrasi, Desa Bandungan merupakan sebuah desa yang termasuk dalam bagian Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan yang merupakan kawasan penelitan berada pada Kecamatan pakong, Kabupaten Pamekasan. Desa bandungan memiliki luas 361,44Ha. Adapun batas dari kawasan penelitian adalah : Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Desa Pakong : Desa Pakong : Desa Bicorong : Desa Lebbek Desa Bandungan terdiri dari 4 (empat) dusun yaitu Dusun Ba Asam, Duko, Sumber Balang dan Masjid. Desa Bandungan terletak 20km dari arah pusat kota Pamekasan. di bawah ini adalah data kependudukan Desa Bandungan dari tahun 2008 sampai tahun 2012.
No Penggunaan Lahan Luas (Ha) 1 Permukiman 40,72 2 Pendidikan 0,46 3 Kawasan Lindung 41,54 5 Pertanian Tanaman Pangan 121.02 6 Pertanian Tanaman Perkebunan dan 155,51 Hortikultura 7 Pergudangan 0,16 8 Pemakaman 2,02 9 Kantor Pemerintahan 0,01 Total 361,44
10% 25% 8% 5% 52% Petani Buruh tani PNS Lainnya Berternak Kegiatan sehari-hari masyarakat : - Bertani - Membatik - Membuat batu bata - Memelihara sapi khusus karapan sapi - Memelihara sapi khusus sapi sono Sistem adat istiadat setempat yang mayoritas memeluk agama islam yang mempengaruhi terhadap adat, budaya dan kehidupan sehari-hari. Kerukunan antar umat beragama di kawasan penelitian cukup harmonis. Hal ini ditandai dengan sifat kegotong-royongan dalam masyarakat yang tidak membedakan agama, suku ataupun status sosial, dimana hubungan sosial lebih didasari rasa kebangsaan, sedangkan tata cara dalam pergaulan sehari-hari lebih dipengaruhi adat-istiadat seperti dalam bersopan santun, berbicara dan menjadikan orang tua, guru dan pemimpin sebagai teladan sehari-hari yang di sebut bapa babu guru rato
Tari rondhing Tari rondhing adalah suatu bentuk drama tari komedi tradisional yang menggambarkan tentang kegiatan baris-berbaris pada jaman penjajahan. Tarian ini juga disebut tari kenca atau hentak karena gerak tariannya dominan berupa gerakan kaki yang dihetakhentakkan ke lantai. Tarian rondhing dipentaskan oleh enam orang penari. Biasanya, tarian ini ditampilkan pada saat acara penyambutan tamu penting. Musik ul-daul Musik ul-daul merupakan jenis musik tradisional madura yang memanfaatkan benda yang berada di sekitar kehidupan warga dan memiliki 20-30 orang. Musik ul-daul awalnya hanya sebatas gentongan yang di pukul mengelilingi desa oleh sekelompok warga untuk membangunkan masyarakat desa pada waktu sahur, namun semakin banyak yang menyukainya semakin berkembang dengan menggunakan kereta dorong dengan dekorasi yang indah dan artistik dan menambahkan alat musik lainnya. Lagu yang di nyanyikan biasanya lagu tradisional madura, lahu dangdut, sampai lagu islami yang di kemas dalam musik qasidah. Macopat Macopat atau yang sering juga disebut mamaca adalah salah satu seni vocal Madura yang merupakan media dakwah dan pendidikan serta media kontemplasi dan pemahaman filsafat. Macopat biasanya dimainkan oleh dua orang pemain, yaitu pembawa lagu dan panegghes. Panegghes adalah juru makna yang menjelaskan arti dari isi lagu yang dinyanyikan oleh pembawa lagu. Ketika macopat dilantunkan, biasanya diiringi seruling, gambang, dan instrumen gamelan lain yang dibunyikan dengan samar atau lirih. Karawitan Karawitan merupakan kesenian musik tradisional yang dibarengi oleh nyanyian-nyanyian sinden, yang menceritakan berbagai kehidupan sosial yang disajikan dengan vocal khas itu, menjadi hiburan tersendiri bagi warga sekitar Desa bandungan. Hadrah dan samroh Hadrah dan samroh ini biasanya muncul dalam event-event perayaan maulid nabi, perayaan hari nasional maupun acara arisan ibuibu. Orkes ini cendrung dimainkan oleh kaum perempuan. Teks lagu merupakan adaptasi dari nyanyian religius (mengambil dari kitab Al barzanji) atau kreasi yang berkaitan dengan tema moral. Bahasa yang dipakai adalah bahasa arab, indonesia atau madura.
Jenis kegiatan sehari hari masyarakat Sistem adat yang masih berlaku di kehidupan masyarakat setempat Sarana dan prasarana
No Variabel Objek 1 2 Ragam daya tarik wisata Kebudayaan dan kesenian tradisional 3 Sistem adat istiadat Skor R1 R2 R3 R4 R5 Total Pemanfaatan hasil pertanian 3 3 3 3 3 15 Pemandangan alam 3 2 2 3 2 12 Batik 2 2 2 3 2 11 Membuat batu bata 2 2 3 2 3 12 Karapan sapi 3 3 3 3 3 15 Sapi sono 3 3 3 3 3 15 Makanan khas 3 3 2 2 3 13 Tari ronding 3 3 3 3 3 15 Musik ul-daul 2 3 2 2 3 12 Macopat 2 2 1 1 1 7 Karawitan 2 1 2 2 2 9 Hadrah dan samroh 2 1 1 2 1 7 Bapa babu guru rato 3 2 3 3 3 14 Agama islam sebagai pedoman 2 3 2 3 3 13
Wisata Utama - Pemanfaatan hasil pertanian - Cara memelihara sapi - Tari rondhing Wisata Pendukung Langsung - Makanan khas - Pemandangan alam - Membuat batu bata - Musik ul-daul Wisata Pendukung Tidak Langsung - Bapa babu guru rato - Agama sebagai pedoman
No Variabel Kondisi Eksisting Faktor No Variabel Kondisi Eksisting Faktor 1 Ragam daya tarik wisata 1 Ragam daya tarik wisata 2 2 3 3 4 Aksesbilitas tinggi menuju kawasan desa wisata Aksesbilitas tinggi menuju kawasan desa wisata Sarana dan prasarana pendukung kegiatan wisata Sarana dan prasarana pendukung Ketersediaan fasilitas penginapan dari masyarakat kegiatan wisata dan berciri khas desa setempat Kondisi eksisting yang yang dapt dapt dijadikan dijadikan sajian sajian utama utama dari kawasan dari kawasan Desa Bandungan Desa Bandungan adalah : adalah : Kegiatan sehari-hari masyarakat - Kegiatan sehari-hari masyarakat Adat istiadat bapa babu guru rato - Adat Pemanfaatan istiadat hasil bapa pertanian babu guru sebagai rato edukasi tata - Pemanfaatan cara bercocok tanam hasil pertanian sebagai edukasi tata cara bercocok tanam Aksesbilitas menuju Desa Bandungan dapat dikatakan kurang baik, meskipun jalan kolektor primer, tetapi masih kurang penerangan dan angkutan umum yang masih minim Aksesbilitas menuju Desa Bandungan dapat dikatakan kurang baik, meskipun jalan Masih belum ada sarana dan prasaran pendukung kolektor kegiatan wisata primer, di kawasan tetapi masih desa wisata kurang penerangan dan angkutan umum yang masih minim Masih belum ada sarana dan prasaran pendukung kegiatan wisata di kawasan desa wisata Permukiman di Desa Bandungan memiliki ciri khas tersendiri yang disebut tanean lanjeng - Kegiatan sehari-hari masyarakat sebagai daya sebagai tarik daya desa wisata tarik desa di Desa wisata Bandungan di - Mempertahankan adat istiadat sebagai Desa Bandungan daya tarik wisata - Memfokuskan Mempertahankan edukasi adat dalam istiadat bercocok tanam sebagai dan daya mempelajari tarik wisata tentang pertanian sebagai atraksi wisata - Memfokuskan edukasi dalam bercocok tanam dan mempelajari tentang pertanian sebagai atraksi wisata Peningkatan aksesbilitan menuju Desa Bandungan Peningkatan aksesbilitan menuju Desa Bandungan Menyediakan sarana dan prasarana pendukung seperti WC umum dan mushola Menyediakan sarana dan prasarana Menyediakan fasilitas penginapan berkonsep tanean pendukung lanjeng seperti WC umum dan mushola 4 Ketersediaan fasilitas penginapan dari masyarakat dan berciri khas desa setempat Permukiman di Desa Bandungan memiliki ciri khas tersendiri yang disebut tanean lanjeng Menyediakan fasilitas penginapan berkonsep tanean lanjeng
No Variabel Kondisi Eksisting Faktor 5 Ketersediaan toko souvenir dari masyarakat setempat dan berciri khas desa setempat Desa Bandungan yang kaya dengan hasil keseniannya antara lain adalah batik dapat dijadikan souvenir dengan ciri khas Desa Bandungan Menyediakan toko souvenir yang menjual hasil kerajinan khas Desa Bandungan 6 Ketersediaan fasilitas rumah makan dari masyarakat setempat dan berciri khas desa setempat 7 Kualitas SDM 8 Kesempatan investasi Di Desa Bandungan terdapat sebuah rumah makan yang menyediakan menu khas yaitu kald kokot Kualitas SDM yang menyangkut tentang kepariwisataan dan kebudayaan masih sangat terbatas Kondisi eksisting Desa Bandungan yang masih sangat minim tanpa ada tempat hiburan untuk pertunjukan budaya dan kesenian asli dan juga tempat rekreasi sebagai pendukung pengembangan kawasan desa wisata Menyediakan dan meningkatkan rumah makan yang menyajikan menu berciri khas Desa Bandungan Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan memberi pelatihan dalam bidang kepariwisataan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Kesempatan investasi dalam menambah sarana dan prasarana yang mendukung perkembangan kawasan desa wisata
No Faktor R1 R2 R3 R4 R5 R6 1 Media promosi sebagai pengenal kawasan desa wisata di Desa Bandungan ke masyarakat luar S S S S S S 2 Pengelolaan dari masyarakat setempat agar ikut berperan aktif dalam pengembangan kawasan desa wisata S S S S S S 3 Kebijakan pemerintah dalam mengontrol pengembangan kawasan desa wisata di Desa Bandungan 4 Menjadikan edukasi dalam bercocok tanam, mempelajari tentang pertanian, mempelajari cara memelihara sapi untuk karapan sapi dan sapi sono, membuat batu bata dan membatik sebagai atraksi wisata 5 Menyediakan tempat hiburan dan rekreasi tanpa merubah nilai, budaya dan norma yang ada di Desa Bandungan S S S S S S S S S S S S S S S S S S
Secara spasial, konsep pengembangan kawasan desa wisata di Desa Bandungan antara lain sebagai berikut : 1. Untuk memperkenalkan identitas atau ciri khas kawasan desa wisata di Desa Bandungan dengan cara menyediakan rute perjalanan yang mengelilingi kawasan desa wisata yang memperlihatkan kegiatan sehari-hari masyarakat Desa Bandungan. 2. Untuk kemudahan pencapaian wisatawan ke lokasi wisata dalam hal ini meliputi ketersediaan sarana transportasi khusus menuju ke obyek wisata yang belum bisa terjangkau oleh wisatawan dan kondisi jalan yang baik demi kenyaman perjalnan wisatawan menuju obyek wisata. 3. Sarana wisata yang sangat menentukan bagi pengembangan kawasan desa wisata diperlukan penyediaan fasilitas pendukung dan penunjang wisata di setiap obyek wisata yang belum terdapat fasilitas yang mendukung dalam pengembangan obyek wisata yang belum berkembang.
Berdasarkan hasil analisa yang sudah dilakukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan sehari-hari masyarakat yaitu bertani yang menjadi ciri khas Desa Bandungan sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan desa wisata yang berbasis agrowisata yang memiliki atraksi wisata lain yaitu mempelajari cara memelihara sapi khusus karapan sapi dan sapi sono dan juga mempelajari cara membatik menggunakan alat tradisional yang kemudian konsep pengembangannya terbagi menjadi tiga, yaitu menyediakan rute perjalanan wisata yang mengelilingi kawasan desa wisata yang memperlihatkan kegiatan sehari-hari masyarakat Desa Bandungan, menyediakan sarana transportasi khusus untuk menuju kawasan desa wisata untuk mempermudah wisatawan berkunjung kawasan desa wisata dan menyediakan fasilitas pendukung dan penunjang kegiatan wisata. Dengan penyusunan prinsip penanganan, maka yang harus dilakukan untuk mengembangkan kawasan desa wisata di Desa Bandungan agar dapat berkembang antara lain : Menyediakan rute perjalanan yang mengelilingi kawasan desa wisata yang memperlihatkan kegiatan sehari-hari masyarakat Desa Bandungan. Menjadikan adat istiadat sebagai peraturan kepada wisatawan yang berkunjung dan melakukan aktivitas wisata di kawasan desa wisata di Desa Bandungan. Mengembangkan kawasan desa wisata yang berbasis agrowisata yang juga memiliki atraksi lain yaitu mempelajari cara memelihara sapi khusus karapan sapi dan mempelajari cara membatik menggunakan alat tradisional. Ketersediaan sarana transportasi khusus menuju ke obyek wisata yang belum bisa terjangkau oleh wisatawan dan kondisi jalan yang baik demi kenyaman perjalnan wisatawan menuju obyek wisata.
Menyediaan fasilitas pendukung dan penunjang wisata di setiap obyek wisata yang belum terdapat fasilitas yang mendukung dalam pengembangan obyek wisata yang belum berkembang. Menyediaan fasilitas penginapan berkonsep tanean lanjheng yang juga menjadikan ciri khas Desa Bandungan Menyediakan toko souvenir yang menjual hasil pertanian, hasil membatik ataupun cinderamata yang berciri khas kawasan desa wisata sehingga dapat dikenal oleh masyarakat luar. Menyediaan fasilitas rumah makan yang memberikan suasana pedesaan, terjaga kebersihannya dan menyajikan menu berciri khas Desa Bandungan yaitu rujak, kaldu kokot dan minuman khas Desa Bandungan. Memberikan pelatihan, menambah wawasan tentang pariwisata, cara memperlakukan wisatawan dan juga lancar berbahasa inggris agar masyarakat dapat merasakan secara langsung dampak dari pengembangan kawasan desa wisata Menyediakan tempat rekreasi yang masih memanfaatkan kondisi eksisting yang ada di Desa Bandungan.
Dari penelitian yang dilakukan, saran yang dapat diberikan adalah : 1. Desa Bandungan memiliki potensi yang cukup besar di bidang pariwisata, sebagai bagian dari sajian wisata maka pemanfaatan hasil pertanian dan kehidupan sehari-hari masyarakat yang merupakan sebagian dari sajian desa wisata yang berpotensi tinggi masih belum dimanfaatkan di Desa Bandungan dan perlu ditingkatkan untuk dapat meningkatkan perekonomian lokal. 2. Pengembangan kawasan Desa Bandungan sebagai kawasan desa wisata harus memperhatikan pendekatan sosial, budaya, dan juga lingkungan, karena tanpa pendekatan tersebut agar tidak terjadi pengrusakan potensi sumber daya alam yang dimiliki dan pengembangan kawasan dengan prinsip berkelanjutan tidak dapat dilakukan. 3. Dalam pengembangan kawasan desa wisata tersebut, pemerintah harus melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan juga pengewasan kegiatan wisata. 4. Pemerintah segera melaksanakan pengembangan kawasan desa wisata agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang selama ini masih sebagai petani dan masyarakat sudah lama mengharapkan daerahnya dapat segera dikembangkan.