BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Angki Adi Tama (2010), Analisis Faktor Faktor Yang Memotivasi

dokumen-dokumen yang mirip
KEWIRAUSAHAAN II MENENTUKAN HAL-HAL YANG PERLU DI PERSIAPAN KETIKA MULAI BERBISNIS. Saepudin. Modul ke: Fakultas FEB

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU

FUNGSI DAN MODEL PERAN KEWIRAUSAHAAN SERTA IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN Kelompok 2: Kelas D

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Landasan Teori

IDE DAN PELUANG KEWIRAUSAHAAN PERTEMUAN KETUJUH UNIVERSITAS IGM PALEMBANG

ENTERPRENEURSHIP BOBOT : 3 SKS PENILAIAN : 1. KEHADIRAN = 5 % ( 80%) 2. TUGAS = 45 % 3. PROPOSAL BISNIS = 50 %

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367).

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

KESEMPATAN BERWIRAUSAHA

01FEB. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

PENTINGNYA ASPEK SOFT SKILLS

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap harus dijalani oleh setiap lapisan masyarakat. Lapangan pekerjaan

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu subtansi yang diperhatikan, karena mahasiswa merupakan penerjemah

PENDAHULUAN : KEWIRAUSAHAAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN 1.IDE KEWIRAUSAHAAN

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

IDE & PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

10 Konteks Kewirausahaan Pandangan Pelaku Bisnis Pandangan Psikolog. 14 Pandangan Pemodal

Aspek Penting Sebelum Memulai Usaha

BAB I KONSEP DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN

Soal Jawab tentang Kewirausahaan

9 ASPEK PENTING UNTUK MEMULAI BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi kedalam kehidupan. Visi ini

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN:

BAB 2 LANDASAN TEORI

FUNGSI DAN MODEL PERAN KEWIRAUSAHAAN SERTA IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN WIRAUSAHA BERBASIS KEAHLIAN DAN TEKNOLOGI (STUDI PADA MAHASISWA FISIP UNIVERSITAS LAMPUNG) Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimana teknologi informasi dan komunikasi telah mengalami perubahan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Minat Wirausaha. untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB I KONSEP DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

UJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Materi Kewirausahaan dan Prakarya Kelas X SMA Semester 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang ini, kebutuhan hidup setiap orang semakin

FIKOM KEWIRAUSAHAAN I. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan i. HARTRI PUTRANTO,SE.MM HP :

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013

Modul ke: Kewirausahaan I

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

PENGEMBANGAN KEPERCAYAAN DIRI. b. Kebebasan (lebih menyukai pekerjaan yang berdiri sendiri /

Kewirausahaan. Karakteristik dan Nilai-Nilai Kewirausahaan. Taufan Pamungkas Kurnianto S.S.T., M.A., M.Sc. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI ADVERTISING AND MARKETING COMMUNICATIONS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

KARAKTERISTIK DAN KETERAMPILAN HIDUP MENJADI WIRAUSAHA PADA MAHASISWA UPN VETERAN JAWA TIMUR ABSTRAK

PROFIL DAN FUNGSI WIRAUSAHA

PENULISAN ILMIAH. Kewirausahaan dan Etika Bisnis MOHAMAD DARIEN HERMAWAN

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN 1 PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN. Fakultas TEKNIK. Ir. Agung Wahyudi B, MT., MM. Program Studi Teknik Mesin.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia membutuhkan banyak wirausahawan untuk menjadikan negara

PROFIL DAN FUNGSI WIRAUSAHA

BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

KOMPETENSI KEPEMIMPINAN WIRAUSAHAWAN. (Studi kasus pada lulusan Akademi Pimpinan Perusahaan, Jakarta tahun 2013)

MENUJU SUKSES BERWIRAUSAHA. Oleh : Hari Winarto. Abstract

RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH CIRI UNIVERSITAS

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

Oleh kelompok 2 : Fatmasari Endayani Sagita Sukma Nur Avni Rozalia Ami Angelia P.

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap anggota dan lapisan masyarakat, tenaga kerja, perusahaan bahkan

MODUL PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghasilkan suatu nilai tambah (added value) guna menghasilkan nilai yang

ANALISIS KESENJANGAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN ANTARA MAHASISWA DAN INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan selama kehidupannya. Menurut

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan manusia tentu semakin

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INSTRUMEN PENELITIAN

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Merintis, memulai, dan menggembangkan usaha. Oleh Azmi Hikmah Fajrina

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

Transkripsi:

10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu 1. Angki Adi Tama (2010), Analisis Faktor Faktor Yang Memotivasi Mahasiswa Berkeinginan Menjadi Entrepreneur. Jenis pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif, alat yang di gunakan adalah analisis faktor. metode pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuisioner dan wawancara dan dokumentasi (catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan sebagainya yang ada hubungannya dengan topik pembahasan yang diteliti). Dari pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Keberhasilan diri memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap enterpreneur. Keberhasilan diri yang lebih besar yang diperoleh mahasiswa dapat meningkatkan jiwa entrepreneur dalam diri mahasiswa. 2) Toleransi akan resiko memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap enterpreneur. Toleransi yang lebih besar terhadap risiko akan memberikan jiwa entrepreneur yang lebih besar dalam diri mahasiswa. 3) Kebebasan melakukan pekerjaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap enterpreneur. Kebebasan yang lebih besar dalam pemilihan pekerjaan akan memberikan jiwa entrepreneur yang lebih besar dalam diri mahasiswa. 4) Keberhasilan diri, toleransi akan resiko dan kebebasan dalam pekerjaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keinginan mahasiswa untuk

11 menjadi seorang entrepreneur dengan seluruh variabel memberikan kontribusi sebesar 50,8%. 2. Dr. Pablo Martin Buitron Morales. Characteristics of Successful Entrepreneurs in Mexico. Metode untuk jurnal ini terdiri dari analisis isi beberapa artikel dan studi kasus kewirausahaan di Meksiko seperti yang dilaporkan oleh majalah (1988-1995), Ekspansi memiliki bagian khusus, yang disebut "Pengusaha", di mana studi kasus dan wawancara yang dilaporkan. 67 kasus, terdiri dari wawancara dengan pengusaha, di mana mereka digambarkan dalam kata-kata mereka sendiri sifat bisnis mereka, karakteristik yang mereka miliki untuk menjadi sukses, dan strategi perusahaan mereka digunakan untuk menjadi kompetitif, dianalisis untuk penelitian ini.pembahasan karakteristik entrepreneur jurnal ini adalah sebagai berikut,banyak penelitian sejauh ini, dan sebagian besar buku teks, menekankan bahwa pengusaha sukses memiliki internal locus of control, memiliki kebutuhan yang lebih tinggi untuk kemerdekaan dan untuk prestasi, dan tampaknya menikmati mengambil risiko (Hisrich dan Peters, 1992). Brockhaus, dalam kertas bertanggal, menemukan bahwa ada beberapa faktor psikologis dan lingkungan yang membedakan pengusaha sukses dari yang gagal, dalam studi longitudinal dengan nama yang sama (Brockhaus, tidak bertanggal). Pengusaha sukses yang ditemukan memiliki lebih lokus kontrol internal, kurang puas dengan pekerjaan mereka sebelumnya, lebih takut pemecatan dari pekerjaan mereka sebelumnya, lebih muda, dan lebih daripada menikah adalah para pengusaha berhasil. Dalam studi lain, faktor psikologis

12 yang paling penting dinilai oleh pengusaha terkait dengan keberhasilan adalah partisipasi energik dalam keinginan, usaha kepercayaan diri, untuk menjadi bos sendiri, perlu prestasi, menyukai pekerjaan, akal sehat dan keuletan (Hornaday dan Bunker, 1970). Sekali lagi Hornaday, kali ini dengan Aboud, mempelajari karakteristik pengusaha sukses (Hornaday dan Aboud, 1971). Mereka menemukan bahwa pengusaha sukses dinilai atas rata-rata kebutuhan mereka untuk berprestasi, daya saing kemandirian, inisiatif, percaya diri, fleksibilitas, ketekunan, ketahanan, inovasi dan kesehatan fisik. Mungkin penelitian sebelumnya yang paling menarik, untuk tujuan penelitian ini, adalah salah satu yang dilakukan oleh Grabinsky pada tahun 1987. Profil Nya dari pengusaha sukses ini agak berbeda dari penelitian terakhir sebelumnya. Profil Grabinsky dari pengusaha menggambarkan dia sebagai orang, gelisah non-konformis, sedikit gila untuk sisa rakyat, obsesif, pengeksploitasi dirinya sendiri dan pekerja, dengan "fleksibel" etika, khususnya berkaitan dengan hubungannya dengan pemerintah, dengan intuisi yang hebat. Dia juga disiplin, seorang pemimpin, dengan kapasitas untuk mengatur dan dengan kondisi fisik yang sangat baik (Grabinsky, 1987). 2.2 Kajian Teori 2.2.1 Wirausaha/entrepreneur Menurut Widodo (2005) dalam Tama (2010), wirausaha adalah usaha atau bisnis yang selalu berusaha memindahkan segala sumber daya ekonomi dari wilayah yang kurang produktif ke wilayah yang lebih produktif untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar, dan semakin besar. Pendapat lain

13 dari Rambat Lupiyoadi Jero Wacik (1998) dalam Tama (2010) mendifinisikan bahwa wirausaha adalah kegiatan yang melaksanakan proses penciptaan kekayaan dan nilai tambah melalui peneloran dan penetasan gagasan, memadukan sumber daya dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan. Wirausaha adalah suatu proses peningkatan kesejahteraan yang dinamis. Kesejahteraan diciptakan oleh yang menghadapi resiko terbesar dari sisi equity (modal), waktu, dan komitmen untuk memberi nilai untuk suatu produk atau jasa. Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha yaitu : 1. Tahap memulai, tahap dimana seseorang yang berniat untuk melakuan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang memungkin untuk membuka usaha baru. 2. Tahap melaksanakan usaha, tahap ini seorang enptrepreneur mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencangkup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi. 3. Mempertahankan usaha, tahap dimana entrepreneur berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

14 4. Mengembangkan usaha, tahap dimana jika hasil yang diperoleh positif, mengalami perkembangan, dan dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil. Menurut Jhosep (1994) dalam Tama (2010), wirausaha merupakan kegiatan individu atau kelompok yang membuka usaha baru dengan maksud untuk memperoleh keuntungan, memelihara usaha dan membesarkanya, dalam bidang produksi atau distribusi barang dan jasa. Sedangkan orang yang mendobrak system ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku abru disebut entrepreneur. Menurut Prama (1998) dalam Tama (2010) ada beberapa sifat dasar dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang entrepreneur dalam berwirausaha, diantaranya adalah : 1. Entrepreneur adalah pencipta perubahan ( the change creator), disini dituntut tidak hanya mengelola perubahan, tetapi mampu menciptakan perubahan. 2. Entrepreneur selalu melihat perbedaan baik antara orang maupun antar fenomena kehidupan sebagai peluang dibanding sebagai kesulitan. 3. Entrepreneur cenderung mudah jenuh terhadap segala kemampuan hidup untuk kemudian bereksperimen dengan pembaharuan-pembaharuan. 4. Entrepreneur melihat pengetahuan dan pengalaman hanyalah alat untuk memacu kreativitas. 5. Entrepreneur adalah seorang pakar tentang dirinya sendiri.

15 Noore (1996) dalam Tama (2010) menyatakan proses wirausaha diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari diri pribadi maupun luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk control diri, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembang menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu, seperti toleransi, pendidikan, pengalaman, dan sopan santun. Sedangkan faktor yang dari lingkungan mempengaruhi model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi sebuah wirausaha melalui proses yang dipengaruhi oleh lingkungan, organisasi, dan keluarga (Suryana, 2001). Dalam berwirausaha, entrepreneur perlu memiliki kompetensi seperti halnya profesi lain dalam kehidupan, kompetensi ini mendukung kearah kesuksesan. Triton (2007) dalam Tama (2010) mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki entrepreneur dalam menjalankan usahanya, yaitu : 1. Knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang entrepreneur harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubunganya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan. 2. Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasardasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan mengendalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan

16 kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien. 3. Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sungguh-sungguh dan tidak setengah hati. 4. Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental. 5. Managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan untuk mengelola keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakanya secara tepat, dan mengendalikanya secara akurat. 6. Managing time efficiently, yaitu mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai kebutuhanya. 7. Managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan atau memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan usahanya. 8. Statisfying customer by providing hight quality product, yaitu member kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.

17 9. Knowing method to compete, yaitu mengetahui strategi atau cara bersaing. Wirausaha harus dapat mengungkapkan kekuatan (Strength), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. 10. Copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan yang jelas tersurat, bukan tersirat Wirausaha merupakan pilihan yang tepat bagi individu yang tertantang untuk menciptakan kerja, bukan mencari kerja. Memperhatikan kondisi sekarang, pembekalan dan penanaman jiwa entrepreneur pada mahasiswa dapat memotivasi mahasiswa untuk melakukan kegiatan wirausaha. Pengalaman yang diperoleh di bangku kuliah khususnya melalui mata kuliah kewirausahaan diharapkan dapat dilanjutkan setelah lulus, sehingga munculah entrepreneur baru yang berhasil menciptakan kerja, sekaligus menyerap tenaga kerja. 2.2.2 Mahasiswa Menurut kamus bahasa Indonesia online mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Referensi lain mengartikan mahasiswa adalah pelajar, atau seseorang yang menghadiri sebuah institusi pendidikan. Di beberapa negara, istilah bahasa Inggris (atau kognitif dalam bahasa lain) adalah diperuntukkan bagi mereka yang menghadiri universitas, sementara anak sekolah di bawah usia delapan belas disebut murid dalam bahasa Inggris (atau yang setara dalam bahasa lain). Dalam penggunaannya luas, mahasiswa digunakan untuk siapa saja yang belajar. dalam penelitian ini peneliti memilih definisi mahasiswa menurut kamus

18 bahasa Indonesia, yaitu mahasiswa yang dimaksud adalah seseorang yang menjalani studi/kuliah di perguruan tinggi. 2.2.3 Karakteristik Entrepreneur Stereotip umum wirausaha memperluas karakteristik, seperti kebutuhan yang dipenuhi, keinginan untuk mengambil resiko yang moderat, percaya diri, yang kuat, dan kemauan berbisnis. menurut Longenecker (2001) ada empat karakteristik wirausaha yaitu: 1. Kebutuhan Akan Keberhasilan Psikologi mengakui bahwa tiap orang berbeda dalam tingkat kebutuhan akan keberhasilannya. Orang yang memiliki tingkat kebutuhan keberhasilan yang rendah, terlihat puas dengan status yang dimilikinya. Pada sisi yang lain, orang dengan tingkat kebutuhan keberhasilan yang tinggi senang bersaing dengan standar keunggulan dan memilih untuk bertanggung jawab secara pribadi atas yang diberikan padanya. Seorang pemimpin penelitian motivasi suatu keberhasilan adalah David C. McClelland, psikolog dari Harvard. Dia menemukan korelasi positif antara kebutuhan akan keberhasilan dan aktivitas wirausaha. Menurut McClelland orang telah menjadi wirausaha, rata-rata mempunyai tingkat keberhasilan yang lebih tinggi bila dibandingkan orang lain pada umumnya. Ketika penelitian tersebut berlanjut menemukan bahwa wirausaha adalah peraih keberhasilan tingkat tinggi, karakteristik yang sama juga ditemukan pada eksekutif perusahaan yang terbilang sukses.

19 Dorongan untuk keberhasilan tersebut tampak dalam pribadi yang ambisius yang memulai perusahaan barunya dan kemudian mengembangkan perusahaan tersebut pada orang-orang tertentu. Dorongan menjadi wirausaha terlihat pada usia yang masih sangat muda. Contohnya, seorang anak mungkin mengambil rute pengiriman majalah, dan menyerahkan kontraknya (ikatan kerjanya) pada saudara perempuan atau saudara lelakinya. Dia lalu mencoba bekerja kegiatan perusahaan lain. Hal ini sama dengan seorang mahasiswa mengambil alih atau memulai kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan mahasiswa, sehingga dia dapat beroperasi beroperasi sambil menjalankan program akademisnya 2. Keinginan Untuk Mengambil Risiko Risiko yang diambil oleh wirausaha di dalam memulai dan/atau menjalankan bisnisnya berbeda-beda. Dengan menginvestasikan uang miliknya, mereka mendapat resiko keuangan. Jika mereka meninggalkan pekerjaannya, mereka mempertaruhkan kariernya. Tekanan dan waktu yang dibutuhkan untuk memulai dan menjalankan bisnisnya juga mendatangkan resiko bagi keluarganya. Dan wirausaha yang mengidentifikasi secara teliti kegiatan bisnis yang istimewa, menerima risiko fisik sebagaiman mereka menghadapi kemungkinan terjadinya kegagalan. McClelland menemukan bahwa orang dengan kebutuhan yang tinggi akan keberhasilan juga memiliki kecenderungan untuk mengambil risiko yang moderat. Ini berarti mereka memilih situasi risiko yang hasilnya nanti dapat

20 dikendalikan oleh mereka. Hal ini berlawanan dengan situasi pertaruhan yang hasilnya hanya tergantung pada kesempatan yang ada. Walau bagaimanapun, besarnya perbedaan kecenderungan pengambilan risiko oleh wirausaha masih diperdebatkan. Beberapa penelitian telah menemukan persamaan pengambilan risiko pada wirausaha dan manajer professional, sedangkan penelitian lain menemukan adanya keinginan pengambilan risiko yang lebih besar pada wirausaha. Perdebatan ini seharusnya tidak diperbolehkan karena mengingkari kenyataan bahwa wirausaha harus mau menerima risiko. Mereka secara tipikal menempatkan segala sesuatu yang dimilikinya ketika mereka memilih untuk memasuki bisnis demi diri mereka sendiri. 3. Percaya Diri Orang yang memiliki keyakinan pada dirinya sendiri merasa dapat menjawab tantangan yang ada di depan mereka. Mereka mempunyai pemahaman atas segala jenis masalah yang mungkin muncul. Penelitian menunjukan bahwa banyak wirausaha yang sukses adalah orang yang percaya pada dirinya sendiri, yang mengakui adanya masalah di dalam peluncuran perusahaan baru, tapi mempercayai kemampuan dirinya untuk mengatasi masalah di dalam peluncuran perusahaan baru, tapi mempercayai kemampuan dirinya untuk mengatasi masalah tersebut. Beberapa penelitian yang dilakukan pada wirusaha telah mengukur besarnya keyakinan terhadap kemampuan yang mereka miliki. Menurut J.B. Rotter, seorang psikolog, wirausaha yang mempercayai bahwa kesuksesannya

21 tergantung pada usaha mereka sendiri mempunyai pengendalian yang disebut internal locus of control (kepercayaan bahwa kesuksesan seseorang tergantung pada usahanya sendiri) sebaliknya wirausaha yang merasa bahwa hidupnya dikendalikan oleh besarnya keberuntungan atau nasib mempunyai pengendalian yang disebut external locus of control (kepercayaan bahwa kehidupan seseorang lebih dikendalikan oleh keberuntungan atau nasib daripada usahanya sendiri). Penelitian mengindikasikan bahwa wirausaha memiliki pengendalian ke dalam yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya, meskipun mereka tak berbeda secara signifikan dari manajer lain pada karakteristik ini. 4. Keinginan Kuat Untuk Berbisnis Banyak wirausaha memperhatikan tingkat keingintahuannya yang dapat disebut sebagai keinginan kuat untuk berbisnis dengan tujuan apa pun, menciptakan ketahanan, dan kemauan untuk bekerja keras. Jon. P Goodman, direktur University of Southern California Entrepreneurs Program mengatakan, Tanda penting pertama yang saya cari adalah keinginan yang kuat. Ketika mengevaluasi perusahaan baru, saya menanyakan, apakah keinginan yang kuat itu?