BAB I PENDAHULUAN. sebesar 5% per dekade, semenjak tahun 1975, mulai dari usia 9 hingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa stroke adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. hingga orang tua menyukai olahraga ini, cabang olahraga yang berbentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk hidup sama dengan mahluk hidup lainnya, pasti

BAB I PENDAHULUAN. lanjut yang dilalui dalam proses kehidupan pada setiap manusia yang. kebanyakan orang awam yang umum bahwa secara fisik dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, serta kecepatan dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. dengan saraf tepi. Perkembangan dari susunan sistem saraf anak dimulai dari. berkebutuhan khusus termasuk autis.

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang mendambakan untuk dapat memiliki hidup yang sehat, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan

BAB 1 PENDAHULUAN dan sejak itu menjadi olahraga dalam ruangan yang popular diseluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kondisi kebugaran jasmani dan rohani. Dengan. sakit atau cidera pada saat beraktifitas. Maka dari itu untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang anak yang optimal merupakan dambaan setiap orang tua dan orang tua harus lebih memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. orang sakit (curative), tetapi kebijakan yang lebih ditekankan kearah

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan yang terjadi dalam bidang kesehatan, meningkatnya kondisi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak (Needlman, 2000). Perkembangan adalah bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

BAB I. Aktivitas fisik setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BIOMEKANika olahraga. dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO. Biomekanika/ikun/2003 1

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan, dimana terdapat lima fenomena utama yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul Perbedaan Antara Intervensi

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. pencapain pembangunan di Indonesia. Peningkatan UHH ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk melakukan olahraga. Waktu istirahat tidak lagi digunakan untuk aktifitas olahraga

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik pada kondisi diam maupun bergerak (Depkes,1996). Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa tumbuh kembang anak merupakan masa yang penting. Banyak faktor

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat popular di dunia. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut manusia melakukan macam aktivitas. Aktivitas yang sangat

BAB I PENDAHULUAN tahun yang lalu. Pertama kali diduga adanya stroke oleh Hipocrates. pengobatannya (Waluyo, 2013). Di Indonesia stroke

UKDW BAB Latar Belakang

BAB I. sama dengan mahluk hidup lainnya, pasti bergerak, karena tidak ada. kehidupan di dunia ini tanpa adanya gerakan. Gerak tergantung dari

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dikenalkan pada anak. menyikapi fenomena perilaku anak ( Gleen doman, 2005 )

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menetap selama hidup, tetapi perubahan gejala bisa terjadi sebagai akibat. dalam kelompok CP (Hinchcliffe, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. digemari di segala lapisan masyarakat Indonesia, dari anak-anak sampai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semakin banyak kemajuan dan terobosan-terobosan baru di segala

BAB I PENDAHULUAN. dan mobilisasi yang baik, tidak ada keluhan dan keterbatasan gerak terutama

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia terdiri dari bio, psiko, sosio, dan spiritual, dikatakan unik karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN LAMANYA MENGIKUTI SENAM PERNAFASAN SINAR PUTIH DENGAN KESEIMBANGAN STATIK

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat di definisikan sebagai kelebihan berat badan, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada keseimbangan gaya berdiri (center of gravitiy) dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bebas tanpa Stroke merupakan dambaan bagi semua orang. Tak heran

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam

BAB I PENDHULUAN. tubuh ketika ditempatkan dalam berbagai posisi (Delito, 2003). Menurut Depkes

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyiapkan calon penerus adalah melalui kegiatan olahraga. melakukan aktivitas olahraga sejak dini (Suyanto, 2003).

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tubuh memang memerlukan keseimbangan dalam kehidupan. Selain. keseimbangan fisik manusia juga memerlukan keseimbangan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang sejak masa konsepsi didalam rahim ibu sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan menuju Indonesia sehat. fisik, mental dan social, semua aspek tersebut akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi muda yang memiliki potensi untuk. meneruskan cita-cita perjuangan bangsa yang sedang tumbuh dan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada konsep paradigma menuju Indonesia sehat 2010, tujuan. pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

BAB I PENDAHULUAN. yang pertama ingin dicapai baik dari pasien sendiri maupun dari keluarganya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. telapak kaki. Bentuk kaki datar pada masa bayi dan anak-anak dengan usia

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfitri Amelia Rahman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. hari. Pergerakan normal sangat diperlukan dalam menunjang aktivitas seharihari

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, dan interaksi dengan lingkungan sehingga mengakibatkan anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Artikel Taufiqqrakhman (2013) yang berjudul saat ini orang tua lebih sehat ketimbang anak menyatakan bahwa anak-anak untuk lari sejauh 1,6 km membutuhkan waktu 90 detik lebih lama dibandingkan dengan yang dilakukan oleh orang tua (saat seusia mereka) pada 30 tahun yang lalu. Lalu kesehatan jantung anak-anak zaman sekarang juga telah menurun ratarata sebesar 5% per dekade, semenjak tahun 1975, mulai dari usia 9 hingga 17 tahun. Hal ini dibuktikan oleh Dr Stephen Daniels dalam artikel tersebut, dari University of Colorado, sebagai salah satu peneliti menurutnya hal ini cukup masuk akal, karena anak-anak zaman sekarang makin kurang aktif bergerak. Masa anak merupakan dasar pembentukan fisik dan kepribadian pada masa berikutnya. Dengan kata lain, masa anak-anak merupakan masa emas mempersiapkan seorang individu menghadapi tuntutan zaman sesuai potensinya. Menurut National Association for the Education of Young Children (NAEYC), anak-anak usia lahir sampai delapan tahun di bagi ke dalam kelompok; Infant (lahir sampai satu tahun), Toddlers (satu tahun ke tiga tahun), Preschoolers (tiga tahun ke lima tahun), Kindergartners (lima tahun ke enam tahun), dan Primary (enam tahun ke delapan tahun) (Charlesworth, 2011).

2 Anak-anak baru lahir atau infant tertarik kepada hal-hal yang membuat ia nyaman seperti kehangatan, makan dengan baik, dan popok kering. Setelah itu ia mempelajari ketertarikan dan memeluk dari lingkungan sekitarnya. Dan ia tahu badannya dan sesuatu di sekitarnya. Pada masa toddler lebih tertarik kepada perpindahan dan penjelajah. Pada masa preschooler, mewarnai, membuat patung, bola, games, boneka, truk dan semua buku yang menyediakan permainan anak-anak. Usia tiga tahun, anakanak ditemani dengan segala aktifitas sehari-hari seperti makan, tidur, mandi, menggunakan toilet dan memakai baju. Anak-anak usia ini dapat berjalan, berlari, memanjat, berteriak, berbicara percakapan, dan berisik. Mereka juga dapat mengungkapkan apa yang mereka rasakan seperti kebahagian, kesedihan, kesenangan, marah dan mudah marah dengan jelas (Charlesworth R, 2011). Selama perkembangan tahun, tulang meningkat pada ukuran, isi mineral dan kepadatan mineral. Kepadatan mineral tulang normalnya meningkat selama tumbuh tahun, puncaknya pada awal masa dewasa, dan kemudian mundur pada masa tua. Isi mineral dan kepadatan tulang secara bertahap meningkat selama tahun prepubertal dan nilai untuk anak laki-laki dan perempuan adalah sama. Aktivitas osteoblastic dan perkembangan tulang pada waktu ini dicetus oleh sekresi pituitary growth hormone, mungkin bertindak seperti insulin-like growth factors (IGF). Tiga faktor memperlihatkan perkembangan normal tulang: stimulasi hormon adequate, cukup masukan kalsium dan stress mekanik dari gravitasi dan aktivitas fisik (Bar & Rowland, 2004).

3 Manusia pada umumnya sangat membutuhkan keseimbangan termaksud dalam halnya gerakan. Namun bagaimana caranya tubuh dapat seimbang dengan gerakan kita sehari-hari seperti berdiri, berjalan, berlari dan lain-lain. Tubuh akan secara otomatis atau refleks jika tubuhnya merasa dirinya akan jatuh itulah yang disebut dengan keadaan tubuh yang seimbang. Keseimbangan adalah kemampuan memelihara tubuh dalam pusat massa tubuh (center of mass) terhadap bidang tumpu (base of support) tanpa jatuh dalam batasan stabilisasi (stability limits) sehingga membuat gerakan simetris antara kanan dan kiri untuk melawan gravitasi (center of gravity) dipengaruhi oleh proses sensorik atau sistem saraf, motorik atau muskuloskeletal, dan efek luar (contextual effects). Proses sensorik interaksi dari visual, vestibular, somatosensorik (propioceptive, cutaneous dan sendi) untuk memproses gerakan atau respon keseimbangan. Proses motorik koordinasi aksi otot trunk dan leg dalam memelihara tubuh. Contextual effect interaksi antara kedua sistem yaitu sistem motorik dan sistem sensorik terhadap luar tubuh (Boccolini dkk,2013). Keseimbangan pada anak sangat penting dilakukan agar anak tidak mudah terjatuh sehingga dapat membahayakan kesehatan anak dalam masa perkembangannya. Jika anak mudah terjatuh maka akan terjadinya fraktur yang dapat menjadi masalah serius ketika anak dilakukan reposisi dengan menggunakan gips atau operasi yang diharuskan untuk immobilisasi selama 3-4 bulan. Sifat anak yang tidak bisa diam mengakibatkan pembentukan kembali tulang anak menjadi tidak sempurna. Apalagi dalam era globalisasi sekarang ini dengan hadirnya gadget yang mengakibatkan anak malas dalam

4 melakukan aktivitas bermain atau berolahraga yang lebih sering bermain dengan gadgetnya. Menurut artikel dari Gross Motor Development 0 to 6 Years mulai usia 4 tahun anak-anak dapat berjalan di papan lebih dalam selama 3 ½ menit, secara bergantian berjalan dan keseimbangan satu kaki selama 10 detik. (Nn,2013) Berjalan di garis lurus merupakan gerakan kompleks yang dibutuhkan tubuh untuk keseimbangan sehingga jika tubuh dapat melakukan gerakan berjalan di garis lurus maka untuk melakukan gerakan yang sederhana dapat lebih mudah. Dalam posisi berjalan di garis lurus, gerakan bergoyang sangat penting dan tidak bisa dihindari karena gangguan dari faktor internal, misalnya saat aktifitas bernafas atau menggeser berat badan dari satu kaki ke kaki yang lain, faktor eksternal, misalnya karena arus udara atau getaran lantai. Jadi ketika seseorang bergoyang seperti berjalan, dengan bidang tumpuan yang sesuai dengan gaya berjalannya tubuh akan menerima tekanan yang lebih rendah karena ada faktor ayunan dari tubuh, tetapi jika ini terjadi ketika tubuh mempunyai bidang tumpuan yang kecil seperti pada berjalan dengan garis lurus dengan jarak antar kaki yang merapat maka tubuh akan mendapatkan tekanan yang lebih dengan dia berjalan biasa. Bukan selamanya penurunan keseimbangan berjalan dengan garis lurus itu menjadi tolak ukur berkurangnya kemampuan keseimbangan badan, namun menjadi tolak ukur menurunnya kontrol neuromuskular.

5 Anak mempunyai sifat rasa bosan sehingga penulis menimbang agar dapat melakukan latihan yang mempermudah anak. Hingga mendapatkan permainan yang biasa dilakukan anak-anak dengan mempunyai kelebihan yang dapat membangun keseimbangan anak. Permainan hopscotch yaitu permainan menggunakan kotak-kotak yang dibuat di atas lantai atau tanah yang di atur sedemikian rupa sehingga anak jika ingin lanjut ke kotak selanjutnya dengan cara meloncat dan anak tidak boleh jatuh. Permainan goose walk yaitu permainan dengan menggunakan alur sendiri dengan jalan seperti angsa dengan knee semi fleksi dalam setiap alurnya. Kelebihan dari kedua permainan ini yaitu menggunakan jalan khusus. Inilah yang menjadi alasan penulis untuk mengambil analisis dari perkembangan kemampuan keseimbangan berjalan di garis lurus pada anak usia 5-6 tahun. Dalam peraturan menteri kesehatan dimaksud dengan fisioterapi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan fisioterapi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, komunikasi.

6 Cakupan fisioterapi tentang promotif adalah mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan bagi individu dan masyarakat umum; preventif adalah pencegahan terhadap gangguan, keterbatasan fungsi, ketidakmampuan individu yang berpotensi untuk mengalami gangguan gerak dan fungsi tubuh dan rehabilitatif memberikan intervensi untuk pemulihan integritas system tubuh yang diperlukan untuk pemulihan gerak, memaksimalkan fungsi, meminimalkan ketidakmampuan dan meningkatkan kualitas hidup individu dan kelompok yang mengalami gangguan gerak akibat keterbatasan fungsi dan kecacatan. Penelitian bagi fisioterapi penting bagi pengembangan ilmu dan bagi perubahan kehidupan masyarakat. Semua ilmu pengetahuan berkembang berkat hasil-hasil penelitian para ahli sebelumnya. Hingga kini tidak ada satupun orang yang mampu membantah bahwa ilmu memiliki dampak besar terhadap pengembangan ilmu pengetahuan manusia, kemajuan teknologi, dan peradaban manusia. B. Identifikasi Masalah Anak dapat berjalan di mulai pada usia 1 tahun dengan jalan pola yang belum sempurna. Usia 3 tahun mulailah terbentuk jalan dengan pola yang sempurna. Semua ini di pengaruhi oleh faktor tumbuh dan kembang anak. Tumbuh dan kembang diikuti oleh perubahan anatomi dan fisiologi. Dengan meningkatnya ukuran jaringan tubuh dan organ, ada perubahan fungsi fisiologi. Ada 3 dasar pola gerakan yang berhubungan dengan perubahan fungsi dan ukuran tubuh yaitu beberapa perubahan porposi untuk perubahan

7 ukuran (seperti kekuatan otot meningkatkan fungsi dari cross-sectional area dan kapasitas difusi paru yang berhubungan dengan permukaan area dari dinding alveoli), Perubahan kualitatif yang berhubungan dengan ukuran (seperti muscle power anaerobic, yang mana bergantung pada aktivitas ratelimiting enzymes yang sama baiknya dengan volume otot; atau ekonomi dari locomotion, yang mana berhubungan dengan derajat co-contraction dari otot antagonis pada panjangan kaki) dan karakteristik fisiologi dan kimia tergantung dengan ukuran (seperti level electrolyte serum atau kandungan O2 pada aliran darah arteri) (Bar & Rowland, 2004). Dalam meningkatkan keseimbangan dibutuhkan masukan sensorik, penerjemahan sensorik oleh otak, dan pengeluaran motorik. Masukan sensorik terdiri dari vestibular, visual dan propioceptif. Oleh otak, bagian cerebellum mengkoordinasi dan pengaturan postur, gerakan, dan keseimbangan; cerebral cortex proses berfikir dan memori; dan brainstem menggabungkan informasi sensori. Pengeluaran motorik terdiri dari impuls motorik untuk mengontrol gerakan mata dan impuls motorik membuat penyesuaian postur. Gangguan keseimbangan dimana kondisi yang membuat perasaan goyah atau pusing, seolah-olah sedang bergerak, berputar, atau mengambang meskipun kondisi tubuh dalam posisi berdiri ataupun berbaring. Kondisi ini dapat umum ditemukan pada seseorang yang mempunyai kondisi ataxia (spinocerebellar degeneration) dan parkinson. Anak yang mempunyai kemampuan keseimbangan yang kurang akan mudah untuk terjatuh. Terjatuh bisa terjadi dengan siapa saja. Olahraga

8 seperti sepak bola, bulu tangkis, berlari membutuhkan keseimbangan yang lebih. Untuk itu penulis akan meneliti bagaimana meningkatkan kemampuan keseimbangan anak agar tidak mudah terjatuh terutama ketika anak berjalan di garis lurus. Permainan goose walk adalah permainan sederhana yang dapat meningkatkan kemampuan keseimbangan dengan gerakan lutut semi fleksi sesuai dengan jalur yang di tentukan. Begitu pula dengan Hopscotch adalah permainan sederhana yang dapat meningkatkan kemampuan keseimbangan dengan gerakan meloncat sesuai dengan jalur yang sudah di tentukan. Yang diiharapkan dari penelitian yang sifat sederhana ini dapat membangun karakteristik dari permainan anak-anak zaman sekarang yang lebih banyak menghabiskan sehari-harinya dengan bermain gadget ketimbang permainan yang sifatnya bergerak. Dalam permainan ini juga diharapkan agar anak-anak juga bisa membangun sosialisasi, kerjasama dengan temanteman. C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah permainan hopscotch dapat meningkatkan keseimbangan berjalan garis lurus anak usia 5-6 tahun? 2. Apakah permainan goose walk dapat meningkatkan keseimbangan berjalan garis lurus anak usia 5-6 tahun?

9 3. Apakah permainan hopscotch lebih baik dari permainan goose walk dalam meningkatkan keseimbangan berjalan garis lurus anak usia 5-6 tahun? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui perbandingan permainan hopscotch dengan permainan goose walk dalam meningkatkan keseimbangan berjalan garis lurus anak usia 5-6 tahun. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui permainan hopscotch dalam meningkatkan keseimbangan berjalan garis lurus pada anak usia 5-6 tahun. b. Untuk mengetahui permainan goose walk dalam meningkatkan keseimbangan berjalan garis lurus pada anak usia 5-6 tahun. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pelayanan Fisioterapi Sebagai bahan informasi tambahan dalam meningkatkan ilmu pengetahuan tentang keseimbangan untuk program pendidikan fisioterapi dan sebagai bahan pembanding maupun bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada fisioterapis lain tentang penanganan fisioterapi yang berhubungan dengan keseimbangan khususnya keseimbangan berjalan di garis lurus. Sehingga dapat memberikan

10 pemahaman dan ilmu pengetahuan bagi fisioterapis dalam melakukan praktek dan diagnosa fisioterapi. 2. Bagi Institusi Pendidikan Fisioterapi Dapat digunakan sebagai bahan acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan membahas hal yang sama dan lebih mendalam. 3. Bagi Peneliti Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat dengan bertambahnya pemahaman dan ilmu pengetahuan yang lebih mendalam dalam melakukan pemeriksaan terhadap keseimbangan berjalan di garis lurus dengan melihat melalui perbedaan bentuk permainan yang diaplikasikan kepada obyek yang sedang diteliti.