BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. beratnya latihan dan kontak badan antar pemain bertumpu pada fisik. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). Menurut data Word Health Organization (WHO, 2010), menyebutkan setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan perawatan orang sakit, cacat dan meninggal dunia. Advokasi,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

Distribusi Frekuensi Tanda dan Gejala post operasi pada. Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto 2016 (N = 3)

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh siklus hidup manusia. kesehatan agar keperawatan mampu menjadi ilmu aplikasi yang memiliki dasar

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEJADIAN NYERI BAHU PADA OLAHRAGAWAN BULUTANGKIS PUTRA DI PERSATUAN BULUTANGKIS TAMA TARAMAN YOGYAKARTA

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cidera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN. target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium (MDG s)

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang. masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti tarian. Pada saat ini, aerobik mempunyai gerakan yang tersusun, tapi

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BERMAIN BULUTANGKIS DENGAN KECENDERUNGAN TERKENA TENNIS ELBOW DI GOR BULUTANGKIS DIRGANTARA KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. kecil) atau appendiktomi. Appendiktomi adalah pembedahan untuk mengangkat

RUPTUR TENDO ACHILLES

BAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan masyarakat perkotaan dipengaruhi oleh beberapa faktor,

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan. penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan sehari-hari. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menyerang seperti typhoid fever. Typhoid fever ( typhus abdominalis, enteric fever ) adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perubahan ini terjadi sejak awal kehidupan sampai lanjut usia pada

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Bekerja sebagai tenaga kesehatan merupakan suatu profesi yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu penyakit berbahaya yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. xiv

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan produktif dibutuhkan status kesehatan yang tinggi dan. peningkatan sistem pelayanan kesehatan.

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari keluarga yang merupakan tahap akhir dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

BAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja ditandai oleh perubahan besar diantaranya kebutuhan

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nucleus yang terbuat dari material berbentuk gel dalam spinal cord keluar dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN PENDAHULUAN DISLOKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penatalaksanaanpatah tulang, sebab seringkali penanganan patah tulang ini. kekerasan yang timbul secara mendadak (Syaiful, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah pengendara kendaraan bermotor dan pengguna jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tangan terentang. Sebagian besar fraktur tersebut ditangani dalam unit

BAB I PENDAHULUAN. Asia Timur seperti Jepang dan China memiliki kejadian terendah PPOK, dengan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan serta manfaat, waktu dan metode yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan asuhan keperawatan. A. Latar Belakang Cedera adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh karena suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi yang terjadi dengan sebab atau akibat dari perbuatan tersendiri (Syamsuri, 2011). Cedera olahraga merupakan cedera yang terjadi akibat kegiatan olahraga baik langsung atau tidak langsung, mengenai sistem muskuloskeletal dan sistem tubuh lain atau organ yang mempengaruhi muskuloskeletal, sehingga menimbulkan gangguan sistem fungsi item muskuloskeletal (Rahmadian, 2014). Cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) adalah cedera lutut tersering yang dialami oleh atlet. Cedera ini umumnya terjadi pada olahraga yang melibatkan gerakan-gerakan zig-zag, perubahan arah gerak, dan perubahan kecepatan yang mendadak (akselerasi-deselerasi) seperti sepak bola, basket, bola voli, dan futsal. Mayoritas cedera yang terjadi adalah non-kontak dengan mekanisme valgus lutut dan twisting (puntiran). Situasi ini sering terjadi ketika atlet menggiring bola atau salah posisi lutut ketika mendarat. Trauma juga dapat menyebabkan robeknya ACL, terutama trauma langsung pada lutut dengan arah gaya dari samping (Palleta, 2013). Anterior Cruciate Ligament (ACL) adalah ligamen yang terdapat pada sendi lutut. Ligamen ini berfungsi sebagai stabilisator yang mencegah pergeseran ke depan yang berlebih dari tulang tibia terhadap tulang femur yang stabil, atau 1

2 mencegah pergeseran ke belakang yang berlebih tulang femur terhadap tulang tibia yang stabil. Setiap cedera yang terjadi pada ACL berpotensi menimbulkan gangguan kestabilan pada sendi lutut (Zein, 2013). ACL adalah ligament yang paling sering mengalami cedera pada lutut. Penyebab utama terjadinya ACL adalah aktifitas olah raga berat. Olah raga yang sering menyebabkan cedera adalah olah raga dengan badan berubah arah dengan cepat, misalnya pada pemain sepak bola atau basket (Muttaqin, 2011). Anterior cruciate ligament (ACL) adalah ligament yang menjaga kestabilan sendi lutut. Cedera ACL sering terjadi pada olah raga highimpact, seperti sepak bola, futsal, tenis, badminton, bola basket dan olah raga bela diri (Shaharuddin, 2009) Menurut World Health Organozation masalah cedera pada anak dan remaja dewasa merupakan masalah kesehatan utama di masyarakat Sekitar 42,2%. Data demografi di America menunjukan angka kejadian cedera ACL (anterior cruciate ligament) mencapai 60 dari 100.0000 orang per tahun di USA. Cedera ACL memiliki insidensi tahunan lebih dari 200.000 kasus. Mayoritas cedera ACL 70% terjadi saat bermain olahraga kelincahan, dan olahraga yang paling sering dilaporkan adalah basket, sepak bola, ski, dan sepak bola. Diperkirakan 70% dari cedera ACL yang berkelanjutan melalui mekanisme non-kontak, sedangkan hasil 30% sisanya mekanisme kontak secara langsung. Di Indonesia selama tahun 2015, Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON) menjadi tim medis pada penyelenggaraan lima kompetisi olahraga yaitu Tenis, Sepeda Gunung, Sepakbola, Karate dan Taekwondo. Jenjang kompetisi adalah nasional dan internasional. Jumlah keseluruhan peserta 1390, yang cedera 87 orang. Angka kejadian cedera rata-rata 6,3 %, terendah Sepeda Gunung (3%) dan tertinggi Karate (7,1%). Tidak didapatkan cedera yang mengancam nyawa dan anggota tubuh. Cedera ringan terjadi di semua cabang olahraga, sedangkan cedera sedang dan berat hanya terjadi pada Taekwondo dan Karate. Jumlah

3 cedera berat 8 kasus (0,6 %), cedera sedang 45 kasus (3,2 %) sedangkan cedera ringan 34 kasus (2,5%). Jenis cedera berat adalah dislokasi jari tangan dan patah tulang hidung. Cedera terjadi pada semua regio tubuh, terbanyak pada anggota tubuh bagian bawah yaitu 47 dari 87 kasus (54 %), berdasarkan sendi/ tulang yaitu tulang hidung yaitu 14 kasus (16 %). Cedera kepala, tulang belakang dan perut hanya terjadi pada olahraga Taekwondo dan Karate. Taekwondo banyak mencederai lutut dan tulang hidung. Cedera selama kompetisi berlangsung dirujuk ke Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON) kecuali cedera ringan. Di RSPAD Gatot Soebroto lantai 6 bedah tercatat 45 pasien yang mengalami cedera ACL terbanyak selama 3 bulan terakhir Maret Mei. Cedera dapat menimbulkan masalah keperawatan salah satunya yaitu nyeri yang banyak dialami saat terjadi cedera. Nyeri menurut Prasetyo (2010) adalah suatu mekanisme proteksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang rusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri, sedangkan menurut Judha (2012), mendefinisikan nyeri sebagai pengalaman yang tidak menyenangkan baik sensori maupun emosional yang berhubungan dengan risiko atau aktualnya kerusakan jaringan tubuh. Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan nyeri baik secara farmakologis maupun nonfarmakologis. Tindakan nonfarmakologis salah satunya adalah distraksi. Distraksi mengalihkan perhatian pasien ke hal yang lain dan dengan demikian menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Salah satu distraksi yang efektif adalah musik, yang dapat menurunkan nyeri fisiologis, stres, dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri (Potter & Perry, 2010)

4 Terapi musik adalah terapi yang mampu mempengaruhi kondisi seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi fungsi otak seperti ingatan, belajar, mendengar, berbicara serta analisis intelek dan fungsi kesadaran (Eka, 2011). Terapi musik merupakan suatu disiplin ilmu yang rasional yang memberi nilai tambah pada musik sebagai dimensi baru secara bersama dapat mempersatukan seni, ilmu pengetahuan dan emosi (Widodo, 2010). Hasil penelitian puji tahun 2012 di RSUD Dr. H. Soewondo bahwa terapi musik klasik dapat menurunkan nyeri yang dialami oleh penderita kanker 95 % merasa lebih tenang dan nyeri berkurang, setelah melakukan terapi musik. Sedangkan menurut penelitian Mega (2010) terapi musik dapat menurunkan nyeri pasca oprasi DI RSUD Swadana tarutung. Peran perawat sangat penting dalam merawat klien cedera ACL antara lain sebagai pemberi pelayanan kesehatan, pendidik, pemberi asuhan keperawatan, pembaharu, pengorganisasi pelayanan kesehatan yang khususnya adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan cedera ACL bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan yang dapat terjadi pada kondisi penurunan fungsi musculoskeletal klien. Masalah keperawatan yang sering terjadi pada klien dengan cedera ACL antara lain adalah nyeri, resiko infeksi, gangguan mobilisasi. Asuhan keperawatan mengacu pada lima tahapan asuhan keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan (Chintya, 2014). Dari data yang didapat di Ruang Perawatan Bedah Lantai 6 RSPAD Gatot Soebroto bahwa pasien dengan cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL), belum pernah dilakukan terapi music dan penulis tertarik untuk melakukan terapi music untuk mengurangi nyeri pada klien dengan cedera ACL.

5 B. Rumusan Masalah Hasil survey klien di Ruang Perawatan Bedah Lantai 6 RSPAD Gatot Soebroto penyakit terbanyak selama 3 bulan terakhir yaitu ACL Dalam hal ini penulis mengambil studi kasus klien dengan cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) di Ruang Perawatan Bedah Lantai 6 RSPAD Gatot Soebroto yang menempati urutan Pertama. Berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah laporan studi kasus akhir program profesi ners ini adalah Asuhan Keperawatan klien dengan cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) di ruang perawatan bedah Lantai 6 RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016. C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Teridentifikasinya asuhan keperawatan pada masing-masing klien dengan penyakit Anterior Cruciate Ligament (ACL) di ruang perawatan bedah Lantai 6 RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Teridentifikasinya karakteristik klien ACL di Ruang Perawatan Bedah Lantai 6 RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016. b. Teridentifikasinya etiologi penyakit ACL di Ruang Perawatan Bedah Lantai 6 RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2016. c. Teridentifikasinya manifestasi klinis dari masing-masing klien dengan penyakit ACL di Ruang Perawatan Bedah Lantai 6 RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat 2016. d. Teridentifikasinya penatalaksanaan medis dari masing-masing klien e. Teridentifikasinya pengkajian fokus dari masing-masing klien dengan penyakit ACL di Ruang Perawatan Bedah Lantai 6 RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat 2016.

6 f. Teridentifikasinya diagnosis keperawatan dari masing-masing klien g. Teridentifikasinya intervensi keperawatan dari masing-masing klien h. Teridentifikasinya implementasi keperawatan dari masing-masing klien i. Teridentifikasinya evaluasi keperawatan dari masing-masing klien j. Menganalisis karakteristik klien, etiologi, manisfstasi klinis, penatalaksanaan medis, pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan dari masing-masing klien dengan penyakit ACL di ruang Perawatan Bedah Lantai 6 RSPAD k. Tersusun penemuan baru/inovasi tentang asuhan keperawatan dari masing-masing klien dengan penyakit ACL di ruang Perawatan Umum Lantai 6 RSPAD D. Manfaat Penulisan 1. Bagi Rumah Sakit Studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak pelayanan rumah sakit untuk bahan peningkatan kinerja perawat pelaksana dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan asuhan keperawatan, khususnya dalam melakukanasuhan keperawatan klien dengan ACL. 2. Bagi Peneliti Studi kasus ini dapat dipakai sebagai pengalaman belajar dalam menerapkan ilmu terutama ilmu studi kasus dengan cara melakukan penelusuran secara langsung terhadap klien dengan ACL.

7 3. Bagi Institusi Pendidikan Studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan terapan, khususnya berkaitan dengan melakukan asuhan keperawatan klien dengan ACL. E. Waktu Penelitian Dalam penulisan laporan studi kasus akhir program pendidikan profesi ners ini penulis hanya membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan ACL di Ruang Perawatan Bedah Lantai 6 RSPAD Gatot Soebroto dari tanggal 16 Mei 2016 sd tanggal 1 Juli 2016. F. Ruang Lingkup Dalam penulisan laporan studi akhir program pendidikan profesi ners ini penulis hanya membahas tentang asuhan keperawatan dengan cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) di Ruang Lantai 6 bedah RSPAD Gatot Soebroto dari tanggal 16 Mei 2016 sampai dengan 1 Juli 2016. G. Metode Penulisan Dalam penulisan laporan akhir studi kasus ini penulis menggunakan metode deskriptif dan metode kepustakaan. Metode deskriptif yaitu tipe studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Sumber data yang diperoleh atau digunakan adalah data primer yang didapat langsung dari klien dan data sekunder yang didapat dari keluarga, tenaga kesehatan dan dokumen hasil pemeriksaan penunjang lainnya. Metode kepustakaan yang digunakan oleh penulis adalah dengan mempelajari buku sumber yang berhubungan dengan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan ACL.