Kariman, Volume 02, No. 02, Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

SEMINAR KESUSASTERAAN MELAYU ANTAR BANGSA ( INDONESIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND DAN MALAYSIA ) 21 MEI 2001 DI LABORATORIUM PARIWISATA USU O L E H

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

BAB I PENDAHULUAN. tata kalimat, dan tata makna. Ciri-ciri merupakan hakikat bahasa, antara lain:

ANALISIS VARIASI PENGGUNAAN BAHASA CAPTION DI INSTAGRAM SKRIPSI

PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI

PEMEROLEHAN BAHASA JAWA ANAK USIA 4-6 TAHUN (Studi Kasus: TK Al-Hidayah 06 Candisari Semarang)

PEMILIHAN BAHASA DALAM MASYARAKAT PEDESAAN DI KABUPATEN TEGAL DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI ALTERATIF BAHAN AJAR MATA KULIAH SOSIOLINGUISTIK.

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. lain. Penggunaan suatu kode tergantung pada partisipan, situasi, topik, dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya. Berkomunikasi merupakan cara manusia saling

Abstraksi. Kata kunci: dialektologi, sikap, bahasa, minang, rantau

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

BAB 1 PENDAHULUAN. haruslah digunakan ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)

HUBUNGAN VARIASI BAHASA DENGAN KELOMPOK SOSIAL DAN PEMAKAIAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat digunakan manusia dalam menyampaikan ide, gagasan,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

JURNAL CAMPUR KODE PADA STATUS FACEBOOK SISWA SMA DI KEDIRI TAHUN 2014

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengucapan bunyi bahasa sebagai alat interaksi penting bagi

PENGGUNAAN BAHASA KATA TIDAK BAKU DAN CAMPUR KODE DALAM NASKAH DRAMA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

Oleh : Dwi Prihatin NIM K BAB I PENDAHULUAN

PENGANTAR. 1. Pengertian Sosiolinguistik 2. Masalah Yang Dikaji Sosiolinguistik

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

Proceeding IICLLTLC

Pengertian Universal dalam Bahasa

PEMILIHAN KODE MASYARAKAT PESANTREN DI PESANTREN AL-AZIZ BANJARPATOMAN DAMPIT

BAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai kesopanan, sehingga mudah dipahami oleh lawan bicara.

PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini peranan bahasa sebagai alat komunikasi masih sangat penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

PROSEDUR. Sosiolinguistik IN329. Dr. Andoyo Sastromiharjo, MPd. Afi Fadlilah, S.S., M.Hum.

PENGERTIAN SOSIOLINGUISTIK

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. lisan. Secara tertulis merupakan hubungan tidak langsung, sedangkan secara. sebuah percakapan antar individual atau kelompok.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR DAN PARADIGMA. disebut perubahan. Perubahan tidak terjadi begitu saja, namun ada pembabakanpembabakan.

PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014

PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA ORANG BENGKULU DI KOS PUJI PABELAN KARTASURA (SEBUAH TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM MASYARAKAT INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

VARIASI BAHASA. oleh. F P B S Universitas Pendidikan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang. mark having understood meanings.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional,Negara,Dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan kepada orang lain. Sering disebut juga bahwa bahasa itu merupakan alat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. tradisi dan budaya yang sangat tinggi. Bahasa merupakan Sistem lambang bunyi

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat. Alat komunikasi itu disebut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan masyarakat dapat mempengaruhi perubahan bahasa. Era

BAB I PENDAHULUAN. semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

Modul ke: BAHASA INDONESIA RAGAM BAHASA. Fakultas EKONOMI DAN BSNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada

BAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan

I. PENDAHULUAN. Bahasa sebagai perantara dan alat komunikasi masyarakat membuat pemakainya merasa terikat

BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI KEDWIBAHASAAN SISWA: IMPLEMENTASI STUDI KEBAHASAAN DI SEKOLAH DASAR. Gio Mohamad Johan 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

CAMPUR KODE TUTURAN GURU PLAYGROUP BUAH HATI DESA TIRIPAN KECAMATAN BERBEK KABUPATEN NGANJUK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi

Transkripsi:

FUNGSI KEMASYARAKATAN BAHASA DALAM PERSPEKTIF KAJIAN SOSIOLOGI-LINGUISTIK Wildan Abstract Bahasa adalah alat yang sistematis untuk menyampaikan gagasan, ide atau perasaan dengan memakai tanda, simbol, bunyi atau gesture yang berkaitan dengan mimik yang disepakati dan mengandung makna yang dapat dipahami. Sehingga dengan hal itu bahasa dapat dikatakan bersifat arbitrer. Dalam kajian sosiologi Linguistik, bahasa tidak didekati sebagaimana dalam kajian linguistik teoretis, melainkan di dekati sebagai sarana interaksi dan alat komunikasi di dalam lingkungan masyaraka, baik Interaksi sosial dalam masyarakat satu bahasa, dwibahasa maupun multibahasa. dengan tersedianya beberapa bahasa atau ragam bahasa menuntut tiap-tiap penutur mampu memilih secara tepat bahasa atau ragam bahasa yang sesuai dengan situasi lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, Tulisan ini mencoba untuk membahas tentang Fungsi Kemasyarakatan Bahasa dalam perspektif Kajian Sosiologi-Linguistik. pokok pembahasan dari tulisan ini adalah menjawab lima permasalahan yang berkaitan dengan fungsi kemasyarakatan bahasa yaitu Masyarakat Bahasa, Bahasa Kemasyarakatan, Hubungan bahasa dan masyarakat, Faktor-faktor yang mempengaruhi pemakaian bahasa pada masyarakat, Bahasa dan tingkatan sosial masyarakat serta Fungsi Kemasyarakatan bahasa. Dengan tulisan ini di harapkan dapat menjadi sumber inspirasi dalam mengkaji Bahasa dan ilmu Linguistik. Khususnya dalam kajian Sosiologi-Linguistik atau Sosiolingustik. Kata Kunci: Fungsi Kemasyarakatan, Bahasa, Sosiologi-Linguistik Kariman, Volume 02, No. 02, Tahun 2014 85

Latar Belakang Berbahasa yang baik dan benar itu tidak harus menggunakan bahasa baku dan bahasa resmi setiap waktu dan dalam segala hal. Akan tetapi berbahasa yang baik itu adalah menggunakan bahasa tertentu yang sesuai dengan fungsi, situasi, kondisi serta keperluan tertentu. Artinya dalam situasi resmi harus menggunakan bahasa resmi akan tetapi dalam situasi dan kondisi tidak resmi tidak perlu menggunakan bahasa baku dan bahasa resmi tersebut. Maka dalam konteks ini, dalam studi linguistik, bidang kajian yang mempelajari ragam bahasa yang berhubungan dengan fungsi penutur masing-masing serta yang mengkaji antara ilmu sosiologi dan Linguistik bisanya disebut dengan kajian sosiologi bahasa atau sosiolinguistik. Bahasa yang merupakan sebagai alat komunikasi serta alat interaksi manusia tentunya bahasa perlu dikaji secara internal dan eksternal. Kajian secara internal disini adalah pengkajian yang hanya dilakukan khusus terhadap stuktur intern bahasa itu sendiri. Seperti fonologi, morfologi dan sintaksis. Dan kajian ini menghasilkan bahasa itu saja tanpa ada kaitannya dengan masalah lain diluar bahasa itu sendiri. Sedangkan kajian eksternal adalah kajian yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang berada di luar bahasa yang ada kaitannya dengan pemakaian bahasa oleh para penutur dalam kelompok sosial kemasyarakatan. Dan kajian ini akan menghasilkan rumusan atau kaidah yang berhubungan dengan kegunaan dan pengunaan bahasa dalam segala kegiatan manusia di dalam lingkungan masyarakat. kajian linguistik yang bersifat antar disiplin ini selain untuk merumuskan kaidah teoritis antar disiplin juga bersifat terapan. Artinya, digunakan untuk memecahkan dan mengatasi masalah yang ada di dalam kehidupan praktis masyarakat. Sehingga bahasa dan masyarakat merupakan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, tidak mungkin ada masyarakat tanpa bahasa dan tidak mungkin pula ada bahasa tanpa masyarakat. Karena 86 Kariman, Volume 02, No. 02, Tahun 2014

Bahasa suatu wahana untuk kita berinteraksi dengan orang lain. Dengan demikian setiap anggota masyarakat tentunya memiliki dan menggunakan alat komunikasi social tersebut. Masyarakat Bahasa (Speech Community) Menurut Blamfield Masyarakat bahasa adalah sekumpulan manusia yang menggunakan sistem syarat bahasa yang sama. 1 pengertian ini menurut beberapa ahli sosisolinguistik atau sosiologi bahasa dianggap terlalu sempit karena setiap orang menguasai dan menggunakan lebih dari satu bahasa. Maka dari itu Corder mengatakan bahwa masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang satu sama lain biasa saling mengerti sewaktu mereka berbicara. 2 Senada dengan pendapat itu, Firshman mengatakan bahwa masyarakat bahasa adalah masyarakat yang semua anggotanya memilih bersama paling tidak satu ragam ujaran dan norma-norma untuk pemakainya yang cocok. 3 Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat bahasa itu dapat terjadi dalam sekelompok orang yang menggunakan bahasa yang sama dan sekelompok orang yang menggunakan bahasa yang berbeda dengan syarat di antara mereka terjadi saling pengetian. Untuk dapat disebut masyarakat bahasa adalah adanya perasaan di antara penuturnya bahwa mereka menggunakan bahasa yang sama. Pada pokoknya masyarakat bahasa itu terbentuk karena adanya saling pengertian (mutual intelligibility), terutama karena adanya kebersamaan dalam kode-kode linguistik secara terinci dalam aspek-aspeknya, yaitu system bunyi, sintaksis dan semantick. Dalam saling pengertian itu ternyata ada dimensi sosialpisikologi yang subyektif. Dalam setiap populasi ada terdapat banyak speech community dengan demikian sudah barang tentu, adanya tumpang tindih 1 PWJ Nababan,. Sosiolingistik Suatu Pengantar. (Jakarta, Gramedia, 1984). 2 Aslinda, Syafyahya, Leni. Pengantar Sosiolinguistik. (Bandung, Refika Aditama, 2007). 3 Alwasilah, A. Chaedar. Sosiologi Bahasa. (Bandung, Angkasa, 1985). Kariman, Volume 02, No. 02, Tahun 2014 87

keanggotaan dan sistem kebahasaan. Ada tiga macam masyarakat ujaran (speech community) yaitu: sebahasa dan saling mengerti, sebahasa tapi tidak saling mengerti, berbeda bahasa tapi saling mengerti Dengan catatan bahwa mereka yang saling tidak mengerti tapi sebahasa, adalah sangat mungkin tadinya sebahasa dan kedau bahasa itu bisa kita anggap sebagai varian yang sudah mempunyai kemandirian. Kemudian yang berbeda bahasa tapi saling mengerti, bisa kita anggap sebagi satu speech community karena meraka mempunyai mutual intelligibility yang dalam sosialisasi merupakan jaminan bagi terciptanya speech community dan komunikasi. Kalau mereka saling mengerti walu berbeda bahasa itu adalah interaksi. Dua bahasa yang berbeda ini bisa dianggap sebagai dua dialek atau varian (ragam bahasa) bahasa yang sama. Bahasa Kemasyarakatan Berbicara tentang bahasa dan masyarakat, maka tidak terlepas dari istilah masyarakat bahasa. Masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang memiliki bahasa bersama atau merasa termasuk dalam kelompok itu, atau berpegang pada bahasa standar yang sama. Masyarakat tutur adalah istilah netral. Ia dapat dipergunakan untuk menyebut masyarakat kecil atau sekelompok orang yang menggunakan bentuk bahasa yang relatif sama dan mempunyai penilaian yang sama dalam bahasanya. Jadi masyarakat bahasa atau masyarakat tutur. Berbicara tentang bahasa dan masyarakat tentu tidak terlepas dengan kebudayaan yang ada pada suatu masyarakat, maka titik tolaknya adalah hubungan bahasa dengan kebudayaan dari masyarakat yang memiliki variasi tingkat- tingkat sosial. Ada yang menganggap bahasa itu adalah bagian dari masyarakat, namun ada yang menganggap bahasa dan kebudayaan itu dua hal yang berbeda, tetapi hubungan antara keduanya erat, sehingga tidak dapat dipisahkan, yang menganggap bahasa banyak dipengaruhi oleh kebudayaan, sehinnga apa yang ada dalam kebudayaan akan tercermin dalam bahasa.di sisi lain 88 Kariman, Volume 02, No. 02, Tahun 2014

ada juga yang mengatakan bahwa bahasa sangat mempengaruhi kebudayaan dan cara berpikir manusia, atau masyarakat penuturnya. Hubungan bahasa dan masyarakat Bahasa dan masyarakat, bahasa dan kemasyarakatan, dua hal yang bertemu di satu titik, artinya antara bahasa dan masyarakat tidak akan pernah terpisahkan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, digunakan oleh anggota masayarakat sebagai alat komunikasi, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Bahasa begitu melekat erat, menyatu jiwa di setiap penutur di dalam masyarakat. Ia laksana sebuah senjata ampuh untuk mempengaruhi keadaan masyarakat dan kemasyarakatan. Fungsi bahasa sebagai alat untuk berinteraksi atau berkomunikasi dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau juga perasaan di dalam masyarakat inilah di namakan fungsi bahasa secara tradisional. Maka dapat di katakan hubungan antara bahasa dan penggunanya di dalam masyarakat ini merupakan kajian sosiolinguistik. Bagaimanakah bentuk hubungan antara bahasa dengan masyarakat? Bentuk hubungan bahasa dengan masyarakat adalah adanya hubungan antara bentuk-bentuk bahasa tertentu, yang disebut variasi ragam atau dialek dengan penggunaannya untuk fungsi-fungsi tertentu didalam masyarakat. Sebagai contoh di dalam kegiatan pendidikan kita menggunakan ragam baku, untuk kegiatan yang sifatnya santai ( non formal ) kita menggunakan bahasa yang tidak baku, di dalam kegiatan berkarya seni kita menggunakan ragam sastra dan sebagainya. Inilah yang disebut dengan menggunakan bahasa yang benar, yaitu penggunaan bahasa pada situasi yang tepat atau sesuai konteks di mana kita menggunakan bahasa itu untuk aktivitas komunikasi. Hubungan masyarakat dan bahasa sangat erat seperti api dan asap, tidak mungkin ada bahasa kalau tidak ada masyarakat dan begitu pula sebaliknya. Oleh sebab itu penggunaan bahasa tertentu tergantung dari Kariman, Volume 02, No. 02, Tahun 2014 89

kebudayaan masyarakat tersebut, semakin masyarakat itu berbudaya maka semakin komplek bahasa yang digunakan. Bahasa dan Tingkatan Sosial Masyarakat Seperti kita ketahui bahwa pokok dari kajian sosiolinguistik adalah membahas hubungan antara bahasa dengan pengunaannya di dalam masyarakat. Hubungan yang dimaksud adalah adanya hubungan antara bentuk-bentuk bahasa tertentu yang disebut variasi, ragam atau dialek dengan penggunaannya untuk fungsi-fungsi tertentu di dalam masyarakat. 4 Sedangkan hubungan antara bahsa dengan tingkat sosial masyarakat adalah hubungan yang di dasarkan atas adanya tingkatan sosial di dalam masyarakat itu sendiri. Misalnya dari segi kebangsawanan, dari segi kedudukan sosial yang di tandai dengan tingkatan pendidikan dan keadaan perekonomian yang dimiliki. Untuk melihat adanya hubungan antara kebangsawanan dan bahasa, kita bisa ambil contoh masyarakat tutur bahasa jawa. Mengenai tingkat kebangsawanan ini masyarakat jawa dibagi atas empat tingkat yaitu Wong cilik, wong sudagar, priyayi, wong ndara. Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa masyarakat jawa dibagi menjadi tiga tingkat yaitu. Priyayi, bukan priyayi tetapi berpendidikan dan bertempat tinggal di kota, petani. Dari kedua penggolongan itu jelas adanya perbedaan tingkat dalam masyarakat tutur jawa. Berdasarkan tingkatan itu, maka masyarakat jawa terdapat berbagai variasi bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat sosialnya. Perbedaan variasi bahasa dapat juga terjadi apabila yang terlibat dalam pertuturan itu mempunyai tingkat sosial yang berbeda. Misalnya Dalam bahasa jawa terbagi menjadi dua yaitu krama untuk tingkat tinggi dan ngoko untuk tingkat rendah. Untuk lebih jelasnya melihat bedanya variasi bahasa krama dan ngoko mari simak seperti contoh berikut. Kalau si penanya mempunyai status sosial yang lebih rendah dari si penjawab, maka biasanya menggunakan bentuk 4 Abdul Chaer. Agustina Leoni, Sosiolinguistik Perkenalan Awal. (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2004). 90 Kariman, Volume 02, No. 02, Tahun 2014

krama sedangkan si penjawab menggunakan ngoko. Kalau si penanya mempunyai status sosial yang lebih tinggi dari si penjawab, maka dia menggunakan bahasa ngoko dan si penjawab menggunakan bahasa krama. Kalau misalnya si penanya dan si penjawab memilik status sosial yang sederajat maka antara si penanya dan si penjawab sama-sama menggunakan bahasa krama. Begitu juga sebaliknya kalau misalnya si penanya dan si penjawab memiliki status sosial yang rendah maka bahasa yang digunakan keduanya adalah bahasa ngoko. Dalam masyarakat kota besar yang multietnis, tingkat status sosial berdasarkan derajat kebangsawanan mungkin sudah tidak ada. Walaupun masih ada tapi tidak sedominan di perdesaan. Sebagai gantinya adalah lapisan tingkatan dilihat dari status sosial ekonomi. Begitulah. Dalam masyarakat kota besar katakanlah jakarta misalnya dalam masyarkat ibu kota ada dikenal istilah golongan atas, golongan menengah dan golongan bawah. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Bahasa pada Masyarakat Bahasa dalam kajian sosiolinguitik tidak dipandang sebagai bahasa itu sendiri tetapi lebih kepada bahasa sebagai alat komunikasi sosial, dengan kata lain bahasa secara sosiolinguistik dipandang sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi serta bagian dari masyarakat dan kebudayaan tertentu. Secara garis besar pungsi bahasa dalam masyarakat adalah sebagai gejala sosial, sistem sosial, identitas sosial dan sebagai lembaga kemasyarakatan. Keempat faktor tersebut yaitu: Pertama Bahasa sebagai gejala sosial yaitu di mana dalam masyarakat, seseorang tidak dianggap individu melainkan bagian dari masyarakat tertentu dengan kata lain bahasa tida dianggap sebagai gejala individu tetapi merupakan gejala sosial. Sehingga chomsky mengatakan dalam berbahasa ada yang disebut dengan kompetensi dan performasi. Kopetensi itu kemampuan yang dimiliki pemakan bahasa mengenai bahasanya, sedangkan performasi Kariman, Volume 02, No. 02, Tahun 2014 91

adalah perbuatan atau pemakaian bahasa dalam keadaan sebenarnya dalam masyarakat. 5 Kedua, Bahasa sebagai lembaga kemasyarakatan, maksudnya adalah dalam kajian Sosiolinguistik akan membicarakan hubungan penggunaan bahasa dengan masyarakat, hubungan yang dibicarakan itu adalah hubungan antara bentuk bahasa tertentu yang disebut vareasi, ragam atau dialek. Selain bahasa mempunyai hubungat erat dengan penggunanya bahasa juga mempunyai hubungan dengan tingkatan sosial dalam masyarakat. 6 Ketiga, Bahasa sebagai identitas sosial, seperti kita ketahui bahwa Identitas sosial dapat dilihat dari bahasa yang digunakannya, apakah yang berbicara membunyai hubungan kerabat denga lawan bicaranya atau sebagai atasan atau sebagai teman. Karena semua itu akan mempengarui vareasi bahasa yang digunakan oleh seorang penutur bahasa. Penggunaan bahasa untuk orang tua akan berbeda dengan penggunaan bahasa untuk orang lain, dalam kontek orang lain pung akan sangat berdeda apakah lawan bicara itu lebih muda atau lebiah tua, penggunaan variasi ini akan terlihat jelas dalam penggunaanbahasa jawa dan bahasa sunda. 7 Keempat, Bahasa sebagai sistem sosial. Dalam konteks ini ingin menunjukkan kalau Bahasa itu bukan hanya sebagai tanda, tetapi bahasa pertama-tama dipandang sebagai sistem sosial dan sistem komukasi dan juga merupakan kebudayaan dari masyarakat tertentu. Bahasa sebagai sitem sosial berarti bahasa dapat dijadikan sebagai pranata sosial untuk mengorganisasi interaksi masyarakatnya. 8 Fungsi Kemasyarakatan Bahasa Fungsi kemasyarakatan bahasa adalah merupakan bukti yang menunjukkan peranan khusus bahasa dalam masyarakat. Melihat begitu 5 Abdul Chaer, Sosiolinguistik. (Jakarta, Penerbit Rineka Cipta, 1995). 6 Ibid 7 Ibid 8 Abdul Chaer, Sosiolinguistik. (Jakarta, Penerbit Rineka Cipta, 1995). 92 Kariman, Volume 02, No. 02, Tahun 2014

besarnya kenyataan dengan terdapatnya berbagai bahasa di muka bumi. Terlebih klasifikasi genetik yang lazim dibuat begitu tentatif. Karena metode komparatifyang begitu luas. Dalam hal ini, Kasifikasi bahasa berdasarkan kemasyarakatan dibagi menjadi dua macam yaitu Berdasarkan Ruang Lingkup seperti Bahasa ibu (lingkup keluarga, bahasa ini dipakai oleh para ibu dalam mengajarkan bahasa pertama kepada anak-anaknya), Bahasa daerah (lingkup suku bangsa/etnis), Bahasa nasional (lingkup negara), Bahasa komunikasi lebih luas (lingkup antarbangsa dan antarnegara, seperti bahasa Spanyol dipakai di Spanyol dan Amerika Latin, bahasa Melayu dipakai di Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunai Darusalam, bahasa Arab dipakai di Arab Saudi, Kuwait, Uni Eimat Arab, Iran, Irak), Bahasa internasional (lingkup internasional), Bahasa kerja PBB (lingkup anggota PBB, yaitu bahasa Inggris, Perancis, Rusia, Mandarin, kemudian bertambah Spanyol dan Arab). Akan tetapi, hal ini di ringkas oleh Nababan dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar, ia mendeskripsikan bahwa berdasarkan ruang lingkup, hanyalah mengandung bahasa nasional dan bahasa kelompok. Bahasa Nasional sebagaimana menurutnya, yang telah dirumuskan oleh Halim befungsi sebagai lambang kebanggaan bangsa, lambang identitas Bangsa, alat penyatuan suku bangsa dengan berbagai latar belakang sosial budaya dan bahasa dan sebagai alat perhubungan antardaerah dan antar budaya. Kemudian ia juga memberikan penjelasan bahwa bahasa kelompok adalah bahasa yang digunakan oleh suatu kelompok yang lebih kecil dari suatu bangsa, yang mungkin berupa suku atau yang lainnya. 9 Bahasa kelompok yaitu bahasa yang digunakan oleh kelompok kecil dari suatu bangsa, seperti suku bangsa yang dinilai sebagai identitas bangsa. 9 http://adhani.wimamadiun.com/materi/sosiolinguistik/bab2.pdf) Kariman, Volume 02, No. 02, Tahun 2014 93

Yang tergolong bidang pemakaian bahasa adalah bahasa resmi (bidang pemakaian pada acara-acara resmi atau bahasa kenegaraan), 10 bahasa pendidikan, bahasa agama, bahasa perdagangan, bahasa politik, dan lain-lain. Dalam hal ini terlihat begitu banyak peranan masyarakat dalam bahasa. Sehingga Rounal Wardhaugh mengatakan dalam bukunya: banyaknya bahasa menunjukkan bahwa masyarakat dapat menentukan fitur-fitur bahasa itu sendiri. 11 Kesimpulan Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Bahasa memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah fungsi kemasyarakatan bahasa. Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berinteraksi yang digunakan oleh sekeolompok orang atau anggota masyarat tertentu untuk berkomikasi dan berinteraksi antar sesama. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka bahasa pun mengalami perubahan yang sangat signifikan. Hal ini disebabkan karena bahasa memang tidak lepas dari masyarakat. Dua hal ini saling berkaitan, beribu-ribu istilah dan kata-kata baru bermunculan, dari segi struktur kita tingkatkan swadayanya sehingga kita dapat rumuskan segala pemikitan yang tinggi dan rumit dalam bahasa, sehingga bahasa menjadi alat canggih yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melakukan interaksi. 10 PWJ, Nababan, Sosiolingistik Suatu Pengantar. (Jakarta, Gramedia, 1984). Hal. 40. 11 Ronal Wardhaugh. An Introduction To Sosiolinguistik Fourth Edition. (United Kingdom, Lackwell Publishing, 2003). Hal. 25. 94 Kariman, Volume 02, No. 02, Tahun 2014

DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, A. Chaedar. 1985. Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa. Aslinda, Syafyahya, Leni. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama Awimamadiun, Dhani. Materi Sosiolinguistik. (Online). http://adhani.wimamadiun.com/materi/sosiolinguistik/bab2.pdf Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta Chaer, Abdul. 2004. Agustina Leoni, Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta. Nababan, P.W.J. 1984. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia. Wardhaugh, Ronal. 2003. An Introduction To Sosiolinguistik Fourth Edition. Lackwell Publishing: United Kingdom. Kariman, Volume 02, No. 02, Tahun 2014 95

96 Kariman, Volume 02, No. 02, Tahun 2014