BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran tidak lepas dari apa yang disebut dengan model pembelajaran. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar adalah proses pokok yang harus dilalui oleh seorang pendidik atau guru. Berhasil atau tidaknya suatu tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan disajikan oleh pendidik. Dalam ilmu pendidikan, yang dimaksud dengan pendidik adalah semua yang mempengaruhi perkembangan peserta didik. Menurut Hamalik (2008:25) dalam kegiatan pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator belajar yang bertitik tolak dari tujuan-tujuan yang hendak dicapai sehingga kegagalan atau keberhasilan situasi belajar sangat bergantung pada seni dan ketrampilan guru. Salah satu ketrampilan guru dalam mengajar adalah mampu menguasai metode pembelajaran yang cocok dengan materi pengajaran. Permasalahan yang sering dijumpai dalam pengajaran adalah bagaimana guru menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik khususnya pelajaran Agama Islam secara tepat sehingga hasilnya efektif dan efisien. Disamping itu, kurangnya perhatian guru agama terhadap variasi penggunaan strategi mengajar dalam upaya peningkatan mutu pengajaran secara baik dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. 1
2 Minat peserta didik dalam belajar agama juga dapat dipengaruhi oleh kesukaran yang dihadapi saat pembelajaran berlangsung, adanya pengulangan sub/bab pokok pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran yang monoton, tidak konstektual dan kurang relevan dengan kebutuhan siswa, sehingga mereka merasa tidak penting dalam menerima pelajaran yang disampaikan. Strategi pembelajaran mempunyai peranan yang tidak kalah penting dengan komponen yang lainnya. Strategi pembelajaran yang bagus dapat membantu guru dalam memperbaiki sistem pengajarannya. Semakin banyak strategi yang dilakukan dalam proses pembelajaran akan semakin menarik suatu mata pelajaran bagi siswa, namun perlu dipahami bahwa setiap teknik penyajian atau metode hanya sesuai atau tepat untuk mencapai suatu tujuan yang tertentu pula (Roestiyah,1991:2). Peer lessons (belajar dari teman) merupakan strategi pembelajaran aktif yang mengutamakan pembelajaran antar teman. Sedangkan yang dimaksud penerapan strategi peer lessons disini adalah salah satu metode pembelajaran aktif yaitu siswa melakukan kerjasama (kooperatif) dalam satu kelompok kemudian mengajarkan kepada yang lain. Metode peer lessons menekankan pada kegiatan kelompok. Pembelajaran aktif (active learning) sendiri merupakan suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk
3 menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Ada beberapa ahli pendidikan dan ahli psikologi yang mengorganisasikan dan meneliti program-program sistematis pendidikan antar teman. Dalam salah satu program tersebut seorang siswa diminta untuk mengajar teman-teman sekelasnya selama periode waktu yang sudah ditentukan, hasilnya kedua pihak terkesan mampu mempelajari materi tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan ketika mereka belum mendapatkan program tersebut, terlepas dari usia atau kemampuan mereka sebelumnya (Seifert,2007:227). Strategi ini baik digunakan untuk menggairahkan kemauan peserta didik untuk mengajarkan materi pelajaran kepada temannya. Jika selama ini ada pameo yang menyatakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain, maka strategi ini akan sangat membantu peserta didik di dalam mengajarkan materi kepada teman-teman sekelas (Zaini,2008:62). Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul Penerapan Strategi Peer Lessons Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Kelas VIII Di MTs Muhammadiyah Purwokerto Tahun Pelajaran 2016/2017, yang selama ini
4 pembelajaran fikih di MTs Muhammadiyah Purwokerto lebih banyak didominasi oleh strategi yang berpusat pada guru. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah penerapan strategi peer lessons dapat meningkatkan minat belajar mata pelajaran fikih kelas VIII di MTs Muhammadiyah Purwokerto? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan strategi peer lessons dalam pembelajaran fikih di MTs Muhammadiyah dapat meningkatkan minat belajar siswa dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat penerapan strategi peer lessons dalam pembelajaran fikih di MTs Muhammadiyah Purwokerto. D. Manfaat Penelitian 1.Manfaat Teoritis Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu membangun sebuah pemahaman tentang bagaimana proses pelaksanaan startegi pembelajaran peer lessons pada mata pelajaran fikih.
5 2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang penggunaan strategi peer lessons, sehingga penulis dapat mengaplikasikan dalam praktek kegiatan belajar mengajar setelah selesai study. b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam meningkatkan proses pembelajaran. c. Untuk menambah referensi dan bahan pustaka yang berkaitan dengan penerapan strategi peer lesson.